"Apa yang mereka bicarakan? Kenapa mereka semua tertawa?" tanya Xue Mei bingung, karena dia tidak dapat mendengar pembicaraan mereka.
"Emm.. Mereka hanya tertarik untuk melihat kedua orang tua tersebut menanggalkan pakaian mereka.." balas Xue Feng yang memeluk lengannya, setelah terlepas dari pelukan keduanya.Mendengar itu, Xue Mei dan Xue Fei memerah, dan menggertakkan gigi mereka membayangkan jika mereka benar-benar tertangkap oleh kelompok tersebut."Mereka sangat tercela! Kami juga tidak menyangka kelompok yang awalnya baik-baik saja berubah begitu cepat setelah mengetahui pakaian yang kami kenakan mampu bertahan melawan serangan monster kuat.." ucap Xue Mei dengan ekspresi marah.Xue Feng menoleh menatap keduanya dengan heran, yang sepertinya akrab dengan kelompok tersebut sebelumnya."Saat kami sampai di sini. Kami melihat sebuah kota kecil yang damai, yang membuat kami mengingat kota kita. Awalnya baik-baik saja. Namun, setelah kaKetika itu, Xue Fei dan Xue Mei menatap seorang gadis kecil yang tiba-tiba muncul, berjalan perlahan mendekati mereka."I-tu! Xue-ge! Itu Fei-Fei kecil!?" seru Xue Mei saat melihat Xue Fei kecil yang tiba-tiba muncul. Terlihat juga Xue Fei menatap gadis kecil itu dengan penuh nostalgia dan kebingungan.Gadis kecil itu berjalan melompat-lompat seolah-olah gadis kecil yang riang. Saat itu, keduanya dengan heran melihat lendir itu mulai memasuki tubuh gadis kecil itu, seolah itu sebagian dari tubuhnya.Xue Mei menunjukkan jarinya yang bergetar pada Xue Fei kecil dengan kebingungan, menatap Xue Feng dengan penuh pernyataan.Namun, Xue Feng hanya menggelengkan kepalanya tersenyum melihat ekspresi keduanya yang sudah diharapkannya."Sepertinya kamu sudah tidak sabar untuk bergabung kembali dengan seluruh bagian tubuhmu yang lainnya.." ucapnya pada Ling Qi yang terus tersenyum senang melihat ekspresi kedua gadis tersebut."Benar, aku juga ingin menambahkan jumlah bagian tubuhku, supaya kekua
Saat itu, Xue Feng melihat seluruh medan pertempuran dengan mayat ratusan orang yang kaku terbaring. Dua cincin penyimpanan muncul di telapak tangannya."Sepertinya cincin penyimpanan langka di sini, salah satunya pasti milik pemimpin kota," bisik Xue Feng. Awalnya, ia berniat membakar mayat-mayat tersebut, tetapi terkejut saat merasakan dua cincin penyimpanan terlempar di area pemimpin kota yang tadi meledak.Dari banyak mayat, hanya dua cincin penyimpanan yang ditemui, suatu hal yang mengejutkannya. Setelah itu, dia melanjutkan membakar mayat-mayat tersebut yang diselimuti energi ruangnya.Setidaknya, itu yang dapat dia lakukan untuk mereka, meskipun mereka adalah musuhnya, agar tidak dimakan oleh monster di hutan.Kedua gadis itu juga terkejut melihat mayat tiba-tiba terbakar, dan mereka menatap Xue Feng yang dengan tenang menyaksikan, seolah itu adalah tindakan yang sewajarnya."Sepertinya tidak ada energi emas saat membunuh manusia, ya?" Hmm... Jika tidak, semua yang memasuki tem
Xue Feng juga menyadari bahwa Laila tiba-tiba duduk dengan kaku, ditatap oleh Ling Qi tua."Aku ingin pergi berlatih di menara nanti. Kamu dapat mengikuti pak tua ini untuk berjalan-jalan di sekitar tempat ini," ucap Xue Feng, menoleh pada gadis kecil itu.Setelah mendengar itu, Laila memegang erat ibu jari Xue Feng seolah tidak akan melepaskannya, walau apapun yang terjadi."Bukankah kamu ingin bermain-main? Dia dapat menemani kamu bermain di sekitar," ucap Xue Feng lagi, yang membuat Laila menggelengkan kepalanya dengan laju meskipun tubuhnya masih kaku karena takut pada Ling Qi."Aku akan pergi mempelajari cara membuat senjata dahulu. Berikan senjata yang kamu miliki, agar aku dapat melihat bagaimana mereka melakukannya," ucap Ling Qi pada Xue Feng, yang tidak lagi menatap Laila."Emm.. Ada pedang, pisau, tombak.. Semuanya disini milik orang tua itu sebelumnya," balas Xue Feng, mengeluarkan semuanya dan meletakkannya di atas meja. Ling Qi mengambilnya untuk mempelajarinya.Setelah m
Saat itu, Laila juga mendapatkan energi spiritual yang menyelimutinya seperti sebelumnya.Ia merasakan aliran energi spiritual yang lembut menyelimutinya, menyebabkan senyum cerah di wajahnya. "Wah, rasanya seperti mendapat lebih banyak makanan lezat daripada sebelumnya," gumamnya dengan penuh kegembiraan. Matanya berbinar-binar saat tubuhnya meresapi kekuatan spiritual.Xue Feng, yang melihat energi spiritual yang didapatkan oleh Laila, juga menyadari bahwa energi spiritual yang diberikan tiga kali lipat lebih banyak dari sebelumnya saat dia melawan monster.Meskipun setiap lantai yang berhasil naik energi spiritual akan bertambah, setidaknya akan naik dua kali lipat dari sebelumnya, manakala sekarang lebih dua kali lipat."Mungkin itu karena dia melawan tiruannya? Ling Qi tidak mengatakan apapun tentang mendapatkan energi yang lebih banyak saat melawan tiruan kami..." bisik Xue Feng, dengan ekspresi termenung.Saat Xue Feng ingin terus melanjutkan menemani gadis kecil itu menaiki lan
Saat itu, terdengar ledakan keras yang lebih kuat dari suara monster-monster yang mengamuk di luar, membuat yang lain menatap ke jendela dengan curiga."Sepertinya monster yang lebih kuat juga tidak dapat menahan cahaya merah bulan itu, ya?" ucap Xue Feng, mendekati jendela. Yang lain mengikutinya dengan penasaran, meninggalkan Ling Yue, yang masih berbaring perlahan sembuh setelah meminum potion.Meskipun dia senang melihat Xue Feng dan yang lainnya tiba-tiba muncul di kamarnya, namun karena masih dalam proses penyembuhan, moodnya tidak begitu baik.Xue Feng dan yang lainnya melihat sekelompok monster raksasa dengan tubuh setinggi lebih dari sepuluh meter berjalan perlahan mendekati desa, menghancurkan pohon-pohon sekitarnya dengan agresif.Karena Xue Feng sudah terbiasa melihat monster raksasa, dia tidak merasa terlalu terganggu, tetapi gadis-gadis itu yang jarang melihat monster raksasa menunjukkan ekspresi terkejut.Sue Ran terlihat k
"Aku penasaran apakah monster tahap kelima mampu menahan tinjunya?" gumam Xue Feng dengan ekspresi tertarik, menoleh pada kedua gadis itu yang menatapnya dengan curiga."Kalian juga dapat melihat dengan baik. Untungnya Laila lebih suka menggunakan tinjunya sekarang. Jika tidak, mungkin bukit, sekali dengan desa itu menghilang.." ucap Xue Feng, memeluk lengannya, menatap ke arah gadis kecil itu yang melompat turun ke tengah gerombolan monster yang mengamuk.Ketika monster-monster sedang menabrak tembok kayu dengan gigih, Laila mendarat ke tanah dengan kakinya seperti peluru meriam, dengan bunyi ledakan yang membuat monster di sekitarnya ikut meledak karena energi ledakan yang kuat.Tanpa memberi waktu untuk monster menyadari kedatangannya, gadis kecil itu dengan tertawa semangat meninju monster yang berdekatan dengannya hingga beberapa monster yang berdekatan juga ikut terkena dampak tinjunya yang kuat.Kedua gadis yang curiga dan khawatir dengan L
"Kalian berdua belum mandi sejak kita bertemu," ucap Xue Feng, membuat keduanya terkejut, menyadari bahwa mereka benar-benar sangat tidak terurus sekarang."Kamu tidak mengingatkan kami setelah kami berdua bangun dari tidur tadi. Huh, lagi pula semua orang sudah melihat kami yang jelek sejak tadi. Aku ingin makan dahulu bagaimanapun!" ucap Xue Mei. Awalnya, ia merasa malu, namun perasaan tersebut tiba-tiba menghilang setelah melihat makanan di atas meja.Xue Fei hanya tertegun sejenak, namun terus melanjutkan makan, tidak peduli dengan mukanya yang ada bekas kotoran pasir, dan semua orang melihatnya."Setelah selesai makan, makanlah buah ini," ucap Xue Feng, memberikan buah spiritual berbuih pada keduanya, dan juga Sue Ran. Meskipun mereka melihat dengan curiga buah spiritual yang terlihat mengeluarkan buih itu, mereka ragu untuk mengambilnya."Itu buah spiritual yang dapat menyucikan seluruh tubuhmu. Kulit kalian akan menjadi sangat cantik dan be
"Aku tidak tahu apakah mereka pernah melawan manusia yang agresif sebelumnya," bisiknya lagi, sementara dia juga penasaran apakah mereka membuat banyak kemajuan setelah tiga bulan ini.Kerana melawan manusia lebih sulit daripada monster yang tidak terlalu banyak tipu daya. Jika mereka melawan kelompok bandit itu seperti melawan monster-monster seperti biasanya, mereka pasti akan menderita.Keempat gadis itu dengan cepat mencari pintu gua saat kapal terbang itu mendarat di depan bukit. Setelah berputar beberapa menit, mereka akhirnya melihat semak-semak di tepi bukit yang terlihat dihancurkan oleh seseorang, dan menemui gua untuk memasuki perut bukit tersebut.Setelah memasuki gua yang redup dengan cahaya batu putih di dinding, yang hanya memberikan sedikit cahaya, dan memiliki jalan sempit dengan waspada. Mereka saling bertatapan saat mendengar suara sekelompok orang yang berbicara, terutama suara kemarahan yang seperti seorang pemimpin memberi perintah pa