“Kenapa kamu diam?” Cynthia bertanya. Dia sama sekali tidak mengerti maksud dari semua angka yang sedang dia dan Ardi lihat saat ini.Tanpa menjawab pertanyaan Cynthia. Ardi dengan buru-buru dan wajah yang begitu serius mengambil handphone miliknya yang ada di atas meja. Dia kemudian berusaha menelepon Pak Dwi meski sekarang ini di sana sudah larut malam.“Halo Pak. Periksa semua kepemilikan saham dan aktivitas transaksi saham yang melibatkan ENS Electronics sekarang!” Ardi menaruh handphonenya dengan agak sedikit kasar. “Dasar para keparat ini. Berani-beraninya!” Dia mengepalkan tangannya begitu kuat hingga menampakkan dengan jelas urat-urat di tangannya.“Memangnya ini apa?” Cynthia kembali bertanya setelah melihat Ardi tidak melakukan apa-apa selain terus menatap layar komputer.“Rencana licik The Collector’s selama ini.” Ardi menjawab. Dia tidak mengalihkan pandangannya dari layar komputernya saat ini. “Karena tidak bisa mengakuisisi lewat Ayahku. Mereka berusaha untuk membeli sa
ARK II FINALE CHAPTER“Yu, lu—”“Tapi.” Ayu langsung menyela Ardi yang hendak berbicara. “Gua mau lu buat anak perusahaan yang tidak berhubungan sama sekali dengan ENS.”“Wait.” Ardi berusaha mencerna perkataan Ayu sejenak. “Apa rencana lu? Dan siapa yang lu temui terakhir sebelum lu kecelakaan?”“Informan gue.”“What?!” Ardi cukup terkejut bukan main. “Apa yang sudah lu lakukan sebenarnya selama ini di belakang gue?”“First, gua minta maaf sama lu karena melakukan semua ini secara diam-diam. Kedua, tidak ada cara lain. The Collector’s selama ini terlalu berpusat di lu seorang, dan kalau gua kasitahu lu, takutnya rencana gua akan berakhir dengan kegagalan.Dan yang terakhir, rencana gua kali ini mungkin saja bisa memberikan kita informasi soal siapa semua anggota rahasia di balik The Collector’s. That’s why gua mau lu bikin perusahaan yang tidak ada kaitannya dengan ENS Group di New York. As backup plan.”“No!” Ardi langsung menolak ide Ayu dengan tegas tanpa banyak berpikir. “Lu suda
ARK III : DEKLARASI“Pokoknya saya tidak mau tahu ya. Semua ini harus sudah selesai selambat-lambatnya minggu depan!” Ardi membentak semua karyawan dari berbagai divisi yang menghadiri rapat kali ini. “Kalian itu sudah lama bekerja di sini. Masa pekerjaan seperti ini saja tertunda sampai begini lama? Pokoknya, kalau sampai minggu depan masih juga tidak memuaskan, lebih baik kalian mengundurkan diri!”Setelah membentak-membentak semua orang yang ada di dalam ruangan rapat, dia keluar dari ruangan tersebut bersama dengan Diana. Ketidakhadiran Ayu baru mulai di rasakannya beberapa hari belakangan ini; dimana dia sekarang ini sedikit menyesal menyetujui ide gila Ayu waktu itu.“Apa masih ada rapat yang perlu saya hadiri?” Ardi bertanya ketika dia dan Diana memasuki tunangan kerjanya.“Hari ini masih ada rapat dengan Tim Divisi Marketing untuk preview iklan CoF di jam 2. Dan
“Akhirnya. Satu perjuangan kamu berakhir manis,” ujar Cynthia tanpa memedulikan orang yang sedang berjalan ke arah mereka saat ini. “Maksud kamu?” Ardi bertanya sembari menahan keseimbangan agar dia dan Cynthia tidak terjatuh. Cynthia kemudian menunjukkan cuplikan berita yang dikirimkan Kamila soal Mrs. Jenny yang akhirnya di jatuhi hukuman penjara seumur hidup atas kasus korupsi yang sempat menyeret Ardi belum lama ini. Ardi tampak tersenyum tipis. “Jadi cuma karena ini kamu kegirangan sampai seperti itu dan hampir merusak kejutanku?” Dia menyerahkan handphone milik Cynthia kembali. “Kejutan apa?” Cynthia menoleh ke kantongan yang sedang di pengang oleh Ardi di tangan kirinya. “Bukannya aku bilang ngak usah bawa oleh-oleh?” Ardi menggenggam tangan Cynthia dan mengajaknya berjalan masuk lewat pintu depan. “Ngak enak juga lah sayang. Berita bagus harus di temani dengan sesuatu yang bagus pula kan?” ucapnya sembari mendorong pi
Malam berganti pagi, Ardi menjadi orang yang kedua bangun di kediaman keluarga Cynthia. Karena kemarin sudah larut malam, dia memutuskan untuk tidak pulang dan menginap di rumah Cynthia. Dengan hati-hati, dia berusaha untuk tidak membangunkan Cynthia yang masih tertidur pulas di sampingnya. Sesuai dengan rutinitas pagi harinya, dia turun ke dapur untuk mengawali pagi harinya dengan segelas kopi dan sebuah roti lapis. Saat hendak menikmati waktu pagi harinya di halaman belakang. Dia tidak mengira kalau dirinya akan bertemu dengan Ayahnya Cynthia. “Ahh. Kenapa harus sekarang coba?” ucapnya dalam hati. Walau begitu, dia juga merasa ini kesempatan bagus untuk mencoba menyelesaikan masalahnya dengan Ayah Cynthia. Sebab sampai sekarang, dia sama sekali tidak mengerti alasan Ayah Cynthia membencinya. “Pa,” dia menyapa lebih dulu sembari menaruh gelas kopinya di atas meja di depan mereka berdua dan duduk berhadapan dengan calon mertu
“Maksud lu?” Kurniawan bertanya.“C’mon, cut the bullshit.” Ardi terkekeh sejenak. “Gua tahu tujuan lu datang ke Indonesia bukan sebatas untuk kerja sama. Karena kalau demi pekerjaan, lu ngak akan datang ke pesta tadi malam seperti orang yang ingin meninggalkan kesan baik,” tambahnya.“Kan gua sudah jelaskan—”“Nala? Dia sedang kuliah di Cambrigde dan tidak ada di Indonesia saat ini.” Ardi kembali menyela.Ekspresi Kurniawan mendadak berubah setelah Ardi membantah alibinya barusan. Dia menyeringai dan bersikap lebih santai dari sebelumnya. “Memang ya. Seperti biasa, lu masih saja sangat detail dan selalu memeriksa semuanya.” Dia menghela nafas. “Tapi—gua memang kembali ke Indonesia karena CoF.Walau gua benci melakukannya, tapi perintah atasan tetaplah sebuah perintah. Karena orang biasa seperti gua tidak akan bisa
“Bantah semua berita ini. Minta bagian keuangan untuk membeli semua saham di pasaran saat ini sebanyak yang kita bisa!” Di tengah momen seperti ini, yang ada di pikirannya hanyalah satu; mencegah pihak The Collector’s mendapatkan saham lebih banyak. “Tapi pak, kita tidak akan sanggup untuk membeli semuanya andai skenario terburuk terjadi,” ujar Diana. Tidak mengherankan, sebab Diana memang punya latar belakang pendidikan di bidang accounting. “Lakukan saja apa yang saya perintahkan,” Ardi kembali menegaskan. Setelah Diana keluar, Ardi menghubungi Pak Dwi soal kabar dari Ayu dua minggu yang lalu. Ancaman yang sempat mereka terima beberapa hari lalu tampaknya bukanlah sebuah gertakan. The Collectors’s akhirnya mulai bergerak! Sembari menunggu balasan dari Pak Dwi, Ardi mondar-mandir di dalam ruangan kerjanya; ,memikirkan bagaimana cara untuk bisa keluar dari krisis ini dengan kerugian paling kecil. Pilihan terbaikny
Seperti yang di janjikan oleh Pak Baswara, gosip soal pengembangan senjata yang di lakukan oleh ENS langsung mereda setelah wawancara dengan salah satu staf Kemenhan yang ditayangkan beberapa hari lalu mengatakan kalau semua gosip itu tidak benar. Dan The Collector’s juga tidak terlihat lagi pergerakannya saat ini. Ardi sengaja tidak memberitahu Pak Baswara soal data yang di curi tersebut. Di samping karena memang yang dicuri tidak terlalu banyak, semua yang di dapatkan The Collector’s adalah data awal yang sifatnya banyak cacat dalam penelitiannya. “Wah, gila juga lu ya. Gosip sebesar itu bisa di redam hanya dalam seminggu,” Ayu memuji Ardi ketika mereka bertiga—bersama dengan Joe—sedang melakukan video call rahasia; yang mana saat itu Ardi memang sedang sendirian di ruangan kerjanya. “Tapi sebenarnya lu rugi besar si,” celetuk Joe. “Bayangkan saja. Industri senjata itu bisa menjadi ladang pemasukan yang sangat besar loh untuk ENS.” “Da
Setelah mendengar perkataan salah satu staf agensinya tadi, Cynthia langsung berlari menuju tempat parkir; yang mana sudah banyak orang yang berkumpul di sana.“MINGGIR!!” Cynthia berteriak, menghardik semua orang di situ untuk membukakan jalan baginya. Air matanya langsung mengucur keluar dari matanya saat melihat kondisi Kamila yang kepalanya bersimbah darah.Ardi yang baru saja sampai, memegang kedua lengan Cynthia yang saat ini seperti sedang linglung dan mulai hilang keseimbangan. “Bagaimana keadaannya pak?” sambil menjaga Cynthia agar tidak jatuh, dia bertanya kepada petugas medis yang tampak sedang memberikan pertolongan pertama.“Beliau baik-baik saja. Untung saja kami sampai cukup cepat. Walau pendarahannya cukup banyak, nyawanya masih bisa tertolong,” jelas petugas medis tersebut.Ardi dan Cynthia terus berdiri di situ sampai Kamila di naikkan ke atas ambulans. Awalnya Cynthia ingin ikut naik ke dalam ambulans. Akan tetapi, Ardi mencegatnya—karena khawatir dengan kondisi Cyn
“Bagaimana?” Joe yang dari tadi diam semenjak Ardi keluar dari ruangan Niel, langsung bertanya begitu mereka kembali masuk ke dalam mobil.“Entahlah, orang itu hanya terdiam meski gua mengajukan sesuatu yang cukup sulit di tolak perusahaan seperti mereka,” jawab Ardi.Dia sendiri juga bingung dengan reaksi yang di tunjukkan oleh Niel tadi. Walau untuk sesaat dia bisa melihat keraguan dari mata orang itu, namun ekspresi wajahnya menunjukkan sebaliknya.“Tapi kenapa lu ngak langsung menghancurkan Kurniawan dan mereka saja sekalian? Kan lebih mudah, dan pastinya akan lebih efektif dari pada melalui jalan negosiasi seperti ini?” Joe kembali bertanya.“Untuk sementara ini, ada baiknya kalau kita mengurangi hal-hal yang bersinggungan dengan The Collector’s... Setidaknya sampai semuanya jelas tentang siapa yang kita hadapi, dan seberapa besar pengaruhnya di dalam negeri ini.Dan kali ini, kita harus bermain bijak dan bertahan dari pada terus bersifat agresif... Lagipula, kita punya apa yang
ARK IVCH 99Merasa kalau Joe cukup bisa di percaya untuk masalah seperti ini—karena pekerjaan Joe yang selalu berurusan dengan hidup dan mati—dia mengajak Joe ke ruangannya dan menceritakan semua mimpi buruk yang menghantuinya semenjak kematian ibunya.“Lu sudah ke psikiater yang kartu namanya gua kasih waktu itu?” Joe bertanya.“Nope. Sudah banyak psikiater yang gua hadapi. Tapi semuanya percuma saja,” jawab Ardi.“Lu coba saja dulu ke tempat yang gua kasih. Terlebih lagi dia memang kerap berurusan dengan kasus kaya lu, apalagi kliennya kebanyakan adalah orang-orang kaya gue,” jelas Joe.“Akan gua pertimbangkan... Lu ada urusan apa ke sini?” Ardi bertanya.Sebab kedatangan Joe ke kantornya mungkin bisa dihitung dengan jari semenjak orang ini kembali ke Indonesia. Kalau bukan berurusan dengan keamanan atau Ayu, penyelidikan The Collector’s lah yang menjadi penyebabnya.“Ah...” ucap Joe. Dia lalu mengeluarkan benda hitam kecil yang tampaknya sebuah flashdisk dari dalam saku jas yang d
ARK IVLicik... Tapi BijakPart II“Sudah dari awal kan gua bilang, jangan terlalu bombastis dalam mempromosikan proyek ini. Apalagi soal teknologi yang belum betul-betul bisa digunakan dalam waktu dekat…”Begitu Ayu mulai mengomel. Ardi menghela nafas panjang. Dia pergi ke kursi di belakang meja kerjanya dan duduk di sana sembari mendengarkan omelan yang terlontar dari mulut kawan sekaligus asistennya tersebut.“Wah, lu lama-lama persis seperti dosen kita yang super duper cerewet waktu itu deh,” ucap Ardi setelah Ayu berhenti berbicara; dan tampak lebih santai.“Ngak usah mengalihkan perhatian. Bagaimana cara lu untuk memperbaiki keadaan sekarang?”“Santai sedikit lah,” ujar Ardi dibarengi dengan senyuman tipis. “Jadwalkan rapat dengan bagian Marketing, Humas, dan Keuangan… Ah, jangan lupa hubungi bank yang kita jajaki kerja sama untuk menstabilkan harga saham kita. Sebagai langkah darurat, beli sebanyak mungkin saham yang ada di pasaran saat ini,”“Goreng saham? Itu plan darurat lu?
ARK IVLicik, Tapi Bijak...PART I Begitu kembali ke Indonesia, Ardi langsung di hadapkan kembali dengan pekerjaan yang menumpuk. “Lain kali, kalau lu liburan sama besti gua, lu harus ajak-ajak gua lah,” ujar Ayu sembari menaruh beberapa map di atas meja kerja Ardi dengan cukup keras; cukup untuk membuat Ardi yang sedang memejamkan mata untuk beristirahat sejenak terkejut.“Maklumlah, namanya gua siap-siap untuk menikah. Dan kebetulan, di sana ada designer yang cukup bagus dan terkenal. Dan kalau lu ikut, betis gua bisa meledak karena nungguin kalian berlama-lama,” ucap Ardi. Kenangan buruk di mana dia sampai harus duduk hingga bosan karena menunggu duo tukang belanja—Cynthia dan Ayu—di spanyol masih tidak bisa lepas dari benaknya hingga sekarang. Walau begitu, di satu sisi dia cukup lega karena Ayu tampaknya tidak tahu soal apa yang sebenarnya terjadi di Singapura. Dia sebenarnya cukup was-was kalau Joe akan menceritakan semuanya kepada Ayu. Apalagi di tengah-tengah hubungan kedua
ARK IV : PERTARUNGAN TERAKHIRFORGIVENESSFINAL“Kau tidak akan pernah bisa menangkap bayangan, hanya bisa di lenyapkan,” Ardi mengutip perkataan Xin Luan di pesta tadi yang cukup menganggunya sedari tadi. “Dan bagaiaman cara untuk membuat bayangan itu menghilang?”“Dengan mematikan cahayanya,” jawab Alona tanpa berpikir terlalu lama. “Tapi kenapa? Kenapa dia meninggalkan petunjuk seperti itu?” Alona bertanya.Ardi masih tetap bungkam meski semua orang sedang menatapnya saat itu. Belajar dari kesalahan yang sudah-sudah, dia tidak ingin jika nantinya apa yang dia ucapkan ternyata adalah sebuah kekeliruan.“Wait,” Joe memecah keheningan. “Itu tidak seperti apa yang gua pikirkan?” Dia melempar tatapan penuh curiga ke arah Ardi.“Apa?” Alona bertanya.Ardi tampak menghela nafas. Dia sebenarnya sedikit kesal dengan Joe yang terlalu peka dan to the point dalam saat seperti ini.“Ada kemungkinan kalau Xin Luan adalah…”Sebelum dia selesai mengatakan kesimpulan awal yang ada di dalam kepalany
ARK IV : PERTARUNGAN TERAKHIRFORGIVENESSPART IIIDi saat yang sama, Ardi dan Cynthia langsung berjalan mendekati orang yang teridentifikasi sebagai Xin Luan. Dadanya mengembang dan mengempis ketika dia menarik nafas panjang untuk sejenak saat dia berusaha menenangkan dirinya; menahan emosi untuk tidak melakukan tindakan sembrono di kesempatan yang sangat langka ini.“Hi,” dia menyapa dengan singkat sebagak pendekatan pertama. Tapi sedikit berikutnya, dia bisa mendengar kalau Xin Luan mendengus.“Tidak usah banyak basa basi, Pak Ardi. Anda pasti mendekati saya karena tahu identitas saya kan?” perkataan Xin Luan tersebut membuat Ardi mengatupkan rahangnya cukup kuat hingga otot-otot rahangnya sempat menonjol; tangannya bahkan saat ini di kepal kuat-kuat hingga urat-urat nadinya terlihat.“Biar saya kasitahu anda satu hal,” Xin Luan kembali berbicara. Tapi kali ini, dia sedikit mendekat ke Ardi dan menyerahkan sebuah flashdisk secara diam-diam tanpa terlihat oleh orang lain. “Kau tidak
ARK IV : PERTARUNGAN TERAKHIR FORGIVENESS PART II “Bagaimana dengan perilisan film barumu? Semua berjalan dengan lancar?” Ardi bertanya saat dia dan Cynthia sedang dalam perjalanan menuju tempat acara. “Ya begitu lah. Tahap post productionnya sudah selesai, tanggal perilisan filmnya sudah di set, kemarin juga sudah mulai pembicaraan soal strategi untuk marketingnya. Mereka kayanya ingin mendompleng perusahaan kamu lagi, tapi agak malu-malu untuk mengungkapkannya secara langsung.” “Jadi... mau aku bantu secara diam-diam... atau tidak usah?” sambil mengucapkannya, Ardi sudah standby dengan memegang handphonenya. “Terserah kamu. Kan kamu yang paling tahu soal perhitungan bisnisnya. Kalau menguntungkan ya silahkan, kalau tidak ya terserah kamu,” Ardi mendengus mendengar perkataan Cynthia—yang baginya terdengar seperti menyuruhnya secara halus untuk berinvestasi lagi. Tanpa banyak berpikir, dia mengirimkan pesan singkat ke Diana untuk langsung menghubungi pihak production house film
ARK IV : PERTARUNGAN TERAKHIRFORGIVENESSPART I“Bukannya seharusnya kamu mengajak Diana atau Ayu juga ya?” Cynthia bertanya. “Memangnya kamu hafal semua tamu penting yang akan hadir di sana?”Ardi menghela nafas. Dia kemudian mengambil dompetnya dan mengeluarkan selembar uang 100 dollar dari dalamnya. “Aku sangat kecewa sama kamu sayang,” ucapnya sambil menatap Cynthia.“Liat kan?” Alona tersenyum lebar. “Sudah aku bilang kalau Kak Cynthia sendiri akan meragukan kemampuan IQ kakak,” ledek Alona.“Ada sesuatu yang aku lewatkan ya?”“Tidak ada kok kak. Hanya permainan sederhana soal bagaimana yakinnya kakak dengan kecerdasan orang yang ada di samping kakak itu,”“Awas kau ya begitu kita kembali ke Indonesia lagi,” ucap Ardi lagi. Dia lalu menjetikkan jarinya; membuat lampu di ruangan mereka sekarang duduk menjadi redup. Dan tidak lama setelahnya, sebuah layar hologram yang ibarat tablet tanpa bentuk fisik, melayang di depan mereka bertiga. “Bisa kita kembali membahas rencana kita?”“O