Bunyi langkah kaki Zhou Fu dan Si Pengawal terdengar begitu nyaring begitu mereka memasuki bagian dalam sel tahanan. Ruang tahanan tersebut tak ubahnya sebuah lorong goa yang terus dan terus memantulkan suara-suara. Menandakan jika sel tahanan yang kini sedang dimasuki Zhou Fu merupakan sel tahanan yang didominasi oleh udara, bukan manusia.
Benar saja, setelah berjalan hampir setengah mil jauhnya, Zhou Fu masih belum menemukan manusia. Hanya ada sel-sel kosong yang diterangi dengan lampu minyak yang cukup redup dan temaram. Sesekali juga terlihat sarang laba-laba yang cukup besar yang menggantung di beberapa sisi sel tahanan. Dilihat dari besarnya sarang laba-laba tersebut, Zhou Fu yakin sel tahanan itu sudah lebih dari satu tahun tak dihuni.
“Sel tahanan di bagian luar ini memang sudah tak digunakan lagi, Tuan Pendekar.” gumam Si Pengawal seolah ia mengerti apa yang membuat Zhou Fu tertegun beberapa saat.
“Ehm, mengapa demikian? Apakah banyak
“Sialan! Kekuatan macam apa ini?!” Zhou Fu mengumpat. Kali itu ia mengumpat menggunakan mulutnya setelah beberapa saat sebelumnya ia berbicara panjang lebar tanpa menggunakan mulut. “Kita perlu banyak bicara!” celetuk gadis itu yang juga kini berbicara menggunakan mulut. Ia memejamkan mata seperti sedang membayangkan sesuatu. Tetapi, ketika ia ingin mengucapkan sebuah kalimat, terdengar suara langkah-langkah kaki mendekat. “Ada yang datang,” Zhou Fu bergumam. “Tak perlu kau perjelas! Telingaku tidak tuli!” sahut Zhao Yunlei dengan wajah sangat ketus, sepertinya apapun yang keluar dari bibir Zhou Fu tetap akan membuatnya merasa marah. “Aku tidak menuduhmu tuli!” sergah Zhou Fu tak mau kalah, “mengapa perempuan suka sekali marah-marah? Bukankah marah hanya membuang-buang tenaga? Di mana otak kalian?” “Mengapa laki-laki suka membuat perempuan marah? Memangnya kalian tak ada pekerjaan lain?!” Tok Tok Tok… Adu mulut antara
Apa yang disebutkan oleh Zhao Yunlei kepada Zhou Fu adalah benar sepenuhnya. Gadis itu memang dididik dan dilatih keras sejak belia untuk sebuah misi berbahaya di negeri Caihong. Meski menjadi anggota termuda di dalam Pasukan Lima dari Pasukan Elite Bingdao, posisi Zhao Yunlei menjadi sangat strategis karena gadis itu memiliki kekuatan unik dan sekaligus dia adalah satu-satunya anggota yang berjenis kelamin perempuan. Dalam beberapa kasus, tim yang paling cocok untuk bertugas menjadi mata-mata di tempat musuh adalah seseorang yang berjenis kelamin perempuan. Mengerti tentang kelebihan strategisnya posisi Zhao Yunlei, pemimpin Pasukan Lima menaruh perhatian khusus pada gadis itu. Gadis itu memiliki masa kecil yang hampir serupa dengan Zhou Fu, diterpa dengan latihan berat dan keras hingga kini gadis tersebut memiliki kekuatan besar yang bahkan tak mungkin bisa diukur oleh lawan. “Nona Zhao, bagaimana bisa kau mengetahui informasi sebanyak ini dalam waktu yang cukup si
“Tenang, ketika kita dikeluarkan dari Teluk Yin Mimi demi misi mengejar pendekar Li Xian, di situ aku sudah menyiapkan rencana agar kita bisa kabur dari pasukan Militer Caihong,” jawab Zhou Fu menanggapi kekhawatiran yang baru saja diungkapkan Zhao Yunlei. “Apakah kau yakin bisa melakukannya? Ingat, untuk misi mengawalmu dari istana ke Yin Mimi saja Mao Mingzao mengerahkan lima pendekar aura merah dan dilengkapi dengan sepuluh pendekar aura biru. Apa jadinya jika sekarang misinya adalah menangkap gurumu? Bisa jadi kita akan dikawal dengan seratus pendekar hebat yang kemampuannya berada di atas kita berdua?” sahut Zhao Yunlei dan terdengar sangat masuk akal di telinga. “Meski ada seribu pendekar aura merah sekalipun, aku masih yakin kita bisa lolos dari mereka. Kita hanya perlu menunda waktu sampai mereka benar-benar tahu bahwa kita berbohong,” sahut Zhou Fu meyakinkan Zhao Yunlei. “Sial, apa kau bilang? Kau berniat membohongi pemerintah? Kau cari mati rupanya
Di akhir pertemuan antara Mao Mingzao dan para jajaran pejabat penting dalam divisi militer Caihong, Mao Mingzao akhirnya membuat sebuah keputusan secara sepihak. Sebagai seseorang yang sangat paham akan bahaya di balik keberadaan anak yang dibawa kabur Li Xian, Mao Mingzao memutuskan untuk memecah pasukan militer Caihong. Namun, sebelum benar-benar memecah kekuatan, ia memutuskan untuk terlebih dahulu mengunjungi sel tahanan Zhou Fu di Teluk Yin Mimi.Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk menggali beberapa informasi dari Zhou Fu sehingga pada akhirnya akan menguntungkan posisi Mao Mingzao. Maka, malam itu juga, Mao Mingzao berangkat ke sel tahanan Zhou Fu di teluk Yin Mimi bersama dengan lima orang pilihannya. Lima orang tersebut sengaja dibawa oleh Mao Mingzao sebab pria raksasa itu telah mengatur sebuah rencana.Keesokan harinya, ketika Mao Mingzao telah sampai di sel tahanan Yin Mimi, tanpa membuat jeda, pria itu langsung memasuki bagian dalam sel tahanan untuk sege
----- Yuhuu... Jangan lupa sumbangkan Gem kalian untuk novel ini ya... Follow juga instagram author di @Banin.sn makasih-----CH. 98 – Pulau Huizhuan“Saudara Zhou, apa kau yakin benar-benar akan membocorkan lokasi persembunyian pendekar Li Xian sekarang? Itu berbahaya!” Zhao Yunlei meraih tangan Zhou Fu seolah ia ingin Zhou Fu menolak permintaan Xiao Lang dan Mao Mingzao untuk menuliskan nama-nama pulau di dalam peta. Bukan apa-apa, sepertinya Zhao Yunlei juga cukup khawatir jika kemudian identitas Zhou Fu sebagai pembaca Shufashen akan terungkap.Zhou Fu diam sejenak, seperti sedang mempertimbangkan usulan Zhao Yunlei. Bagaimanapun, usulan Zhao Yunlei ada benarnya. Urusan akan menjadi sangat runyam jika Mao Mingzao mengetahui bahwa Zhou Fu merupakan pembaca Shufashen.“Kuingatkan sekali lagi, waktuku tidak banyak, Anak Muda! Cepat tulis nama-nama pulau di peta itu dan kupastikan perempuan-perempu
-----Author izin mengingatkan lagi ya, Kak. Harap dukung novel ini dengan memberikan Gem yang kalian miliki. Kalian juga bisa Follow Inst*gram author di @Banin.sn. Terima kasih-----CH. 98 - LouchuanPagi itu, Teluk Yin Mimi yang beberapa hari sebelumnya terlihat tenang dan lengang, kini menjadi padat dan berisik. Kesibukan yang terjadi di Teluk Yin Mimi dipicu oleh keputusan Mao Mingzao untuk mengeluarkan Louchuan dari kandangnya. Louchuan adalah kapal angkatan laut Caihong yang berfungsi sebagai benteng terapung dan biasanya menjadi kapal utama dalam sebuah armada perang.Dalam keadaan normal, kapal jenis Louchuan hanya akan digunakan ketika sebuah negara akan melakukan perang antar negara. Maka, terbilang sedikit berlebihan jika Mao Mingzao memutuskan untuk memberangkatkan kapal Louchuan hanya untuk sebuah misi menangkap dua pendekar, yaitu Li Xian beserta anak yang dulu dibawa lari oleh Li Xian.Dari atas benteng pe
“Tuan Muda Zhou, Nona Zhao, mari ikut kami. Rombongan Nona Shen Yang telah tiba di aula Markas Militer Caihong. Mereka sedang menunggu untuk bertemu dengan Tuan dan Nona.” ucap seorang penjaga sel tahanan seraya memasuki bilik penjara Zhao Yunlei dan Zhou Fu.“Sebentar, aku masih memasangkan satu lagi belenggu untuk Tuan Muda Zhou,” jawab pengawal yang sedang mengaitkan belenggu milik Zhao Yunlei untuk dipakaikan di tangan dan kaki Zhou Fu.“Apa? Mengapa Tuan Muda Zhou harus mengenakan empat belenggu sekaligus? Itu akan membuat tulang pergelangannya retak!” tukas penjaga sel tahanan pada rekan kerjanya yang sedang memasang belenggu di kaki dan tangan Zhou Fu.“Saya mengambil jatah belenggu Nona Zhao, Paman. Rekan saya ini memiliki tubuh yang sangat lemah, coba saja mencubit tangannya, maka luka lebam kebiruan akan langsung tampak di sana.” jelas Zhou Fu pada si penjaga sel tahanan. Semakin ia menjelaskan bahw
----- Mohon tinggalkan review baik berupa kritik atau saran atau masukan ke novel ini ya kak... Terima kasih... ------ 101 – Pertikaian di Kapal “Anak Muda, kami sudah memenuhi permintaanmu untuk bertemu dengan gadis-gadis itu. Sekarang, giliran kau yang harus memenuhi janjimu, silakan tunjukkan mana peta yang benar di antara dua peta ini!” pinta Jenderal Fu Lian ketika kapal Louchuan sudah mulai bergerak membelah Teluk Yin Mimi. Pada saat itu, Zhou Fu dan Jenderal Fu Lian sedang menikmati pemandangan langit sore di atas dek kapal. Mereka saling duduk di tempat duduk mereka masing-masing sementara Zhao Yunlei dibiarkan berdiri di sisi belakang Zhou Fu sebab sisi dek kapal itu hanya ditempati dua kursi dan satu meja kecil. “Peta yang pertama saya buat, adalah peta yang salah. Jenderal Fu bisa membuangnya sekarang.” jawab Zhou Fu seraya menuding salah satu peta yang diperlihatkan oleh Jenderal Fu Lian. Jender
Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena
Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan
Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d
Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc
“Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis
Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun
Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera
Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c
Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.