Dalam suasana hiruk pikuk pelarian menuju ke Hidden Treasure Cave, benar-benar tak ada yang memerhatikan kehadiran satu sosok yang pada akhirnya terlihat mencurigakan. Mula-mula, atas perintah Zhou Fu, Shu Yang menggiring seluruh tamu undangan untuk mengungsi ke Hidden Treasure Cave demi mendapat perlindungan lebih baik. Ketika malam datang dan sebagian pengungsi tengah sibuk mendirikan perkemahan darurat, empat pria tengah terlibat dalam percakapan serius. Empat pria itu merasa telah menemukan gelagat aneh dari seorang pemuda yang belum diketahui identitas atau asal usulnya. Bersama-sama, mereka sepakat untuk memberondong pemuda itu dengan berbagai pertanyaan. Beberapa waktu berselang, saat salah seorang pengintrogasi terdengar menggertak dengan nada meninggi, seorang rekannya melotot dengan satu telunjuk tangan menempel di mulut. “Sssttt… Jangan terlalu berisik… Yang Mulia Zhou sedang berdiskusi serius tentang rencana penyerangan besok.” Rekan si pria memberi peringatan kepada tig
Di dalam Hidden Treasure Cave, lorong paling ujung… *** “Aku tahu apa isi kepalamu, bajingan mesum!” Zhou Fu mencengkeram leher Sha Feng selagi matanya melotot lebar. “Otak mesum! Kau tak pantas untuk Nona Shu Yang!” Sha Feng terbatuk, lalu menghilang dalam sedetik dan muncul kembali di belakang Zhou Fu. Ia menggunakan perubahan wujud pasir untuk menghilang dan berganti tempat dengan begitu cepat. “Kau tahu isi kepalaku karena isi kepala kita berdua sama! Katakan kalau tebakanku benar!” Sha Feng balik membentak dengan nada tinggi. Tak hanya membentak, ia juga menjalarkan lilitan tanah ke tubuh Zhou Fu. “Kenapa kau harus marah padaku jika kita sama sama mesum dalam hal ini, heh?!” Tak jauh dari mereka yang berkelahi, Xiao Feng memijit keningnya dan meminta dengan hormat kepada Yang Gui untuk berkenan pergi meninggalkan ruang tersebut. Ia yakin bisa menangani dua temannya jika para senior tak lagi ada di sana. Begitu Yang Gui dan rekannya pergi, Xiao Feng mendekati teman-temannya ya
Di tempatnya berada, Wei Yi menggeleng-gelengkan kepala ketika mendengar seluruh percakapan antara Zhou Fu dan Sha Feng. “Malam ini, kita tidur bersama di sini! Ingat, aku akan mengawasimu meski aku sedang tertidur. Mengerti?!” “Baiklah! Aku juga akan mengawasimu dengan ketat. Cih, aku tak percaya jika otakmu bersih. Bisa jadi tengah malam nanti kau berubah pikiran. Dan saat itu terjadi, aku tak akan sungkan untuk bermain kasar!” “Aku yang mengawasimu!” “Aku juga mengawasimu!” Lagi-lagi, Wei Yi tampak menggelengkan kepala menanggapi kekolotan dua temannya. Beberapa waktu berselang, Wei Yi tak lagi mendengar apa-apa. Bahkan hingga beberapa jam kemudian, Wei Yi yang berusaha mencuri dengar, sudah tak mendapatkan informasi percakapan terbaru dari Zhou Fu dan Sha Feng. ‘Ah, mungkin keduanya sedang tidur. Bagaimana pun, mereka berdua yang paling banyak mengeluarkan energy dalam pertarungan hari ini.’ Wei membatin lantas kembali melakukan aktivitasnya. Tak jauh dari Wei Yi berada, She
Di area perkemahan depan Hidden Treasure Cave… Setelah berkeliling beberapa waktu, Shu Yang tampak mondar mandir di depan gua sembari menampakkan wajah gelisah. Menyaksikan spirit beast cantik itu memancarkan wajah masam, Xiao Feng menyeringai lebar lalu mendekati Shu Yang. “Jika Nona Shu Yang sedang gelisah mencari Sha Feng, dia berada di ujung gua, dan kemungkinan sedang menunggu Nona malam ini.” Pipi Shu Yang segera merona merah. Ia ingin lekas-lekas menemui Sha Feng tetapi tubuhnya masih sungkan untuk bergerak. Matanya kikuk, tubuhnya kaku, sementara wajahnya terlihat seperti menyuarakan kalimat yang berbunyi, ‘Aku hanya spirit beast, apakah pantas aku datang menemuinya?’ ‘Dasar! Wanita bilang, mereka benci dipaksa. Tapi lihat, betapa setiap hari mereka ingin dipaksa oleh lelaki.’ Xiao Feng membatin sembari tersenyum tipis. Ia lantas berbisik pada Shu Yang. “Nona Shu Yang, aku tadi melihat Sha Feng tampak gelisah. Kau harus dan sangat sangat wajib menemuinya segera sekarang jug
Yang Zi itu tak tahu berapa menit atau jam, dia tertidur. Yang ia tahu, ia terbangun karena Zhou Fu memekik terkejut. “Bagaimana bisa kau ada di sini dan Sha Feng menghilang?!” Zhou Fu mencengkeram rambut di kepalanya, ekspresi Zhou Fu sontak membuat Yang Zi terkejut bangun, mangkuk di tangannya terlepas dan tumpah. Ketika kepalanya mengingat kalimat apa yang baru saja keluar dari bibir Zhou Fu, mata gadis itu segera berkaca-kaca. Dengan bibir bergetar, Yang Zi meminta maaf. “Sudah kukatakan pada kakakku, bukan aku yang kakak tunggu… Maaf… Maafkan aku…” Yang Zi bangkit berdiri, berniat pergi sejauh mungkin dan membuang perasaannya malam itu juga. “Yang Zi! Bukan itu maksudku…” Zhou Fu berdiri dan menarik pergelangan tangan Yang Zi tetapi gadis itu tetap memunggungi Zhou Fu. “Begini, dengarkan aku. Aku hanya sedang… terkejut! Ya, terkejut.” Tetapi Yang Zi tetap tak bergerak. Alih-alih menolehkan wajahnya pada Zhou Fu, Yang Zi justru terdengar menangis. “Sudah kuduga jika kakak h
Setiap kali hendak fokus dan niat bgt buat lanjut update, ada kiriman kendala dari Langit 😌kapan hari thor sudah fix mau lanjut nules hari itu, nendadak dpt kabar thor diminta ke jakarta buat pameran tgl 26-29 Oktober ini di gedung Astra. Dari hari itu sampe skarang, ruepot ngurusin persiapan pameran produk. Saya tahu ini mungkin memuakkan, tapi hanya maaf yg bisa saya ucapkan. Jika sudah bosan menunggu, saya berharap kita bisa berjumpa di lain kesempatan yg lebih baik. Sorry... *** Saya juga sudah diomelin Zhou Fu dari kemaren kemaren. Dia sudah pengen akad nikahan tapi ketunda terus gara gara lelet up :(
Pengobatan luka Yang Zi telah berakhir, membuat Zhou Fu dengan canggung meminta gadis itu untuk duduk bersebelahan dengan dirinya. Ia ingin menghabiskan sisa malam itu dengan menanyakan pengalaman Yang Zi selama menjadi tahanan di markas pusat organisasi pemerintah. Lebih khusus, menggali beberapa informasi tentang Long Kui yang mungkin diketahui Yang Zi. Dari pengakuan Yang Zi, gadis itu mengatakan bahwa kemungkinan Zhou Fu bisa mengimbangi Long Kui sangatlah kecil. Akan lebih baik jika mereka semua pergi sejauh mungkin dari Long Kui. “Dia belum menunjukkan kemampuan dirinya yang sebenarnya.” Yang Zi menunduk, menyiratkan pesan bahwa ia khawatir andai kata nantinya Zhou Fu akan berhadapan lagi dengan Long Kui, hal yang buruk bisa terjadi. Zhou Fu berdeham. “Bagaimana jika aku mengatakan bahwa aku juga belum benar-benar menunjukkan kemampuan diriku yang sebenarnya? Bukankah sama saja?” tanya Zhou Fu dengan satu tarikan senyum tipis. Yang Zi menelan ludah lantas memalingkan wajahnya
Beberapa waktu sebelum saat ini… Tak ada yang menduga jika terdapat empat pria yang menghilang tanpa jejak dari wilayah kamp pengungsian. Mereka adalah kultivator-kultivator yang beberapa waktu sebelumnya menginterogasi sosok pemuda yang dianggap misterius. Begitu ke empatnya lenyap, tak ada satu kultivator pun yang menyadari hilangnya empat pria tersebut. Mungkin karena mereka bukanlah sosok yang menonjol, kehadiran dan kepergian mereka sama sekali tak membawa perubahan berarti. ‘Cih! Benar apa kata nenekku. Untuk mengetahui dirimu berharga atau tidak, lihat apakah ada perbedaan ketika kau datang dan ketika kau pergi.’ Pemuda yang sebelumnya dicurigai sebagai penyusup itu membatin selagi melenyapkan barang bukti berupa tubuh empat pria tak bernyawa. Zhu Rong, itulah nama pemuda misterius tersebut. Setelah dirasa semuanya beres, Zhu Rong berjalan kembali menuju ke tenda-tenda kamp pengungsian. ‘Ah… Wajahku…’ Zhu Rong berhenti mendadak ketika teringat seringai licik di wajahnya belum
Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena
Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan
Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d
Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc
“Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis
Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun
Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera
Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c
Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.