Identitas manusia berbalut kain putih itu masih menjadi misteri. Mengapa ia menenggelamkan kapal orang Shamo, mengapa ia tak berminat menyerang Zhou Fu dan Shen Shen, semuanya masih menjadi tanda tanya besar. Terlepas dari siapa orang itu sebenarnya, Zhou Fu yakin jika orang tersebut memiliki kemampuan yang jauh lebih unggul dari dia.
“Untunglah dia tidak mengejar kita,” ujar Shen Shen yang juga turut melihat kepergian si manusia berbaju putih meninggalkan kapal Shamo yang karam.
“Sepertinya, orang Shamo memang berselisih dengan banyak pihak! Orang itu salah satunya!” tukas Zhou Fu merespon kalimat Shen Shen, tetapi tatapan mata Shen Shen belum bisa berpaling dari arah kapal Shamo yang sedang tenggelam perlahan-lahan.
“Apa kapal yang karam itu mengganggu pikiranmu?” Tanya Zhou Fu penasaran.
“Tidak. Aku tidak berpikir tentang kapal itu. Tapi, tentang kasus yang pernah menimpa beberapa keluarga bangsawan di Caihong,
Itulah pintu masuk menuju Peradaban yang Tenggelam. Sebuah ruang kosong yang terhimpit tiga pusaran air dengan diameter masing-masing lingkaran adalah empat meter. Ruang kosong itu nampak seperti sebuah lorong tanpa air yang berada di tengah-tengah lautan. Lorong tersebut juga seolah membuat jarak dengan pusaran-pusaran air yang menghimpitnya.Sejenak Zhou Fu merasa aneh sebab Shen Shen mengatakan jika Peradaban yang Tenggelam adalah tempat kuno yang terendam air. Sementara itu, tepat di depan matanya ada sebuah pintu masuk yang jelas-jelas tak berisi air sedikit pun.“Untuk apa mencari montipora purba jika begini keadaannya?” batin Zhou Fu keheranan. Meski demikian, Zhou Fu melompat ke atas bersama Shen Shen lalu menerjunkan diri ke dalam ruang tanpa air itu untuk memastikan keadaan. Shen Shen berpegangan erat pada tubuh Zhou Fu selagi mereka berdua memasuki lorong tersebut.Mereka berdua seperti sedang disedot dari dalam oleh sesuatu yang tak nampa
Zhou Fu membuka matanya perlahan-lahan untuk mengintip isi dari pipa emas di genggaman tangannya. Shen Shen melihat dua alis Zhou Fu menyatu seketika sesaat setelah pemuda itu menengok isi dari tabung keemasan. Zhou Fu menggeleng-gelengkan kepala beberapa kali sembari menunjukkan isinya pada Shen Shen.K O S O N G ! ! !Itulah sebuah kata yang seolah diserukan oleh Zhou Fu ketika mendapati tabung keemasan yang digenggamnya ternyata tidak berisi apa-apa. Tangan Shen Shen meraih benda tersebut dan mengintip berulang kali ke dalamnya sebelum akhirnya ia juga menggeleng-gelengkan kepala kecewa.Sudah kuduga, pasti ada orang lain yang sudah pernah mengambilnya. Begitulah kalimat Shen Shen yang diungkapkan lewat bahasa tubuh kepada Zhou Fu. Shen Shen pun kemudian menarik tangan Zhou Fu, mengajak pemuda itu untuk menjelajahi hamparan peninggalan kuno yang tenggelam oleh laut Luzon itu.Mereka berdua mulai meninggalkan Paviliun Bunga Teratai dan menyisir peningga
Ada yang tidak biasa! Zhou Fu membatin curiga. Cahaya-cahaya yang berpasangan dari dalam reruntuhan itu, nyatanya sedang berbaris dengan amat rapi dan teratur. Cahaya itu berjajar dan saling berkedip bergantian. Itu adalah sepasang mata! Jelas itu adalah sepasang mata, tapi, tidak masuk akal juga jika mereka disebut sebagai sepasang mata! Kening Zhou Fu berkerut selagi dia terus mengamati sorot-sorot mata tajam di balik reruntuhan kuno. Sebisa mungkin, ia tidak membuat gerakan yang tiba-tiba, sebab sifat naluriah binatang adalah merespon gerakan yang tiba-tiba. Itu pun jika benar bahwa yang sedang bersembunyi adalah makhluk atau binatang. Logika Zhou Fu mengatakan, kalaupun berpasang-pasang cahaya itu adalah sepasang mata, maka kepala dari tiap-tiap makhluk tersebut tentunya juga besar karena mengikuti ukuran matanya yang berdiameter lima belas centimeter. Lalu, bagaimana bisa sorot-sorot mata itu justru berjajar berdempetan, seolah mereka adalah makh
Tubuh Haku menggeliat di dalam air seperti sedang mempersiapkan diri sebelum bertarung. Kepalanya bergoyang ke kanan dan kiri begitu juga tubuh dan sirip ekornya. Sementara itu, dua pasang kaki Haku nampak sedang mencengkeram air beberapa kali, seolah sedang bersiap untuk mencabik siapa saja yang mengganggu tidur siangnya.Gerakan-gerakan kecil yang dilakukan Haku nyatanya berdampak cukup besar, bebatuan seukuran tubuh orang dewasa berhamburan ke berbagai arah akibat terkena gelombang air yang ditimbulkan dari pergerakan Haku. Untuk beberapa saat Zhou Fu terlihat menyesuaikan diri dengan keadaan air yang sebelumnya tenang kini menjadi bergelombang.Beberapa detik setelah Haku menggeliat, tubuhnya melesat ke arah Zhou Fu, membuat Zhou Fu mempercepat laju pergerakannya di dalam air menuju ke permukaan. Menurutnya, bertempur di kedalaman lautan sama dengan menyerahkan nyawa secara cuma-cuma. Dalam tiap-tiap kedalaman lautan memiliki tekanan berbeda-beda pada tubuh manusia
Haku masih menggeliat manja di tempatnya berada. Tubuhnya bergoyang pelan, kepalanya mengangguk-angguk dan seluruh mata di tubuhnya berkedip seirama. Ia seperti sedang memohon kepada Zhou Fu untuk mendatanginya dan memberinya sebuah usapan lembut di kepala.Sementara itu, Zhou Fu dan Shen Shen sedang memandangi makhluk tersebut dari jarak 20 meter jauhnya. Melihat tatapan Haku yang penuh harap, Shen Shen menyenggol-nyenggol lengan Zhou Fu untuk mengajaknya pergi menjauh saja. Bisa jadi, bisa jadi makhluk besar itu hanya berpura-pura saja, pikir Shen Shen.Zhou Fu menangkis tangan Shen Shen pelan, memintanya untuk bersembunyi jika ketakutan namun Shen Shen menggelengkan kepala. Nyatanya, bersembunyi dan jauh dari Zhou Fu rasanya lebih menakutkan bagi Shen Shen. Haku bukanlah satu-satunya makhluk yang mungkin mendiami laut Luzon. Setidaknya itu yang menghantui pikiran Shen Shen hingga perempuan itu enggan untuk jauh-jauh lagi dari Zhou Fu.‘Baiklah, tetap di
Bebarengan dengan terbukanya mulut patung kepala singa, Shen Shen mengguncang-guncang pundak Zhou Fu dengan keras. Zhou Fu yang sedang bersemangat mengawasi mulut patung singa, terpaksa menoleh ke arah Shen Shen seketika. Alis Zhou Fu berkerut bersamaan sewaktu melihat wajah Shen Shen yang menunjukkan ekspresi menahan sesuatu yang berat dan tertahan.“Sialan, begitu saja sudah tidak kuat!” Zhou Fu menggerutu dalam hati ketika mendapati wajah Shen Shen sudah menunjukkan tanda-tanda kekurangan oksigen.Shen Shen tak tahu bagaimana ekspresi Zhou Fu sebab dua matanya sudah terpejam amat rapat, guna memperkuat pertahanan dirinya melawan desakan paru-paru yang membutuhkan asupan udara. Dadanya semakin terasa berat karena ditempa tekanan bawah laut yang mulai terasa.Sebenarnya, montipora purba juga memiliki efek menangkal rasa tertekan di dada ketika berada di kedalaman. Jika Shen Shen sudah menunjukkan gejala-gejala kehabisan udara, tentu saja efek montip
Siluet hitam seekor binatang raksasa mendekat ke arah kapal Guichuan yang bersandar di perairan dangkal. Shen Shen terlihat beberapa kali mendongakkan kepala ke atas untuk membuat air di pelupuk matanya tidak terjatuh. Rasanya tak sepadan sekali jika dia harus khawatir berlebihan kepada orang yang saat ini berteriak-teriak dengan lantang dan riang.Kapal Guichuan bergoyang-goyang seiring dengan mendekatnya Haku ke arah kapal. Membuat Shen Shen mencengkeram dengan erat balok kayu di tepian kapal. Ketika guncangan yang ditimbulkan dari raksasa Haku semakin kuat, Shen Shen berteriak sekencang mungkin pada Zhou Fu untuk memperingatkan.“Jangan terlalu bersemangat! Guncangan dari hewan peliharaan barumu itu bisa membalikkan kapal kau tahu!!!” Teriak Shen Shen keras.“Begitukah? Baiklah, Haku.... Pelankan gerakanmu…” Teriak Zhou Fu merespon peringatan dari Shen Shen, Haku yang menerima perintah dan isyarat dari Zhou Fu langsung berhenti
“Kitab Tujuh Kesatria Langit telah diambil dari tempatnya berada. Itu adalah kitab yang dimusnahkan dari sejarah demi kepentingan tertentu. Pada akhirnya daratan Luzon pun ditenggelamkan atas nama kebaikan bagi umat manusia. Orang-orang di masa kini hanya mengenal Luzon sebagai lautan diam yang memisah daratan Caihong dan Shamo. Lebih dari itu, daratan Luzon seperti sengaja dibuang dari sejarah. Kini kitab tersebut hilang dari persembunyiannya, kekacauan mungkin akan terjadi. Atas nama kebaikan, temukan Kitab Tujuh Kesatria Langit dan kubur sedalam-dalamnya dari kehidupan.”Itu adalah bait-bait tulisan yang ada di gulungan yang sedang dibaca Shen Shen. Di akhir pesan tersebut, tertulis tahun dibuatnya yaitu sekitar dua tahun sebelumnya, dan disebutkan juga jika pesan tersebut ditulis oleh perwakilan pasukan tujuh. Pasukan yang katanya memiliki tugas menjaga kitab kuno itu dari pendekar yang memiliki niat jahat. Markas pasukan tujuh berada di daratan Bingdao, dan s
Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena
Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan
Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d
Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc
“Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis
Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun
Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera
Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c
Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.