Beranda / Fantasi / Penguasa Benua Timur / 326 - Kediaman Sang Ketua

Share

326 - Kediaman Sang Ketua

Penulis: Banin SN
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-26 21:40:10
“Tuan Muda Zhou, Putra Mahkota Huang mengatakan jika Anda akan menjadi pimpinan tertinggi dalam agenda penyerbuan Markas Yianju. Saya ingin mengenalkan pasukan Pulau Kelinci kepada Anda agar Anda memiliki gambaran penempatan pasukan kami dalam peta peperangan,” ucap Panglima Mishil setelah beberapa saat terjadi keheningan.

“Baik, tetapi bisakah kita melakukannya setelah aku mengantar kepulangan teman-temanku?”

Para pemuda Shamo memang diminta Zhou Fu untuk segera kembali menuju ke Perkemahan Lembah Merah. Hal itu berkaitan dengan pentingnya informasi kematian enam pemuda Shamo dalam misi di distrik Shidai. Zhou Fu meminta Chen Long untuk memberi peringatan pada Putra Mahkota Huang agar lebih berhati-hati sebab pasukan musuh memiliki teknik mampu meniru dan menyerupai orang-orang yang telah mati.

“Ya, silakan anda mengantar para pemuda. Kami berempat juga akan turut mengantar mereka. Setelahnya, kita bisa masuk ke pemukiman Pulau Kelinci,” tutur Panglima Mishil yang merupakan pemimpi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penguasa Benua Timur   327 - Sosok Jung Jae Sung

    “Bertemu lagi?” sahut empat Panglima Perang yang juga sama sama keheranan seperti Zhou Fu. Untuk mengobati rasa penasarannya, Zhou Fu mempercepat langkah agar bisa segera bertemu dengan si pemilik suara. Dan, tibalah Zhou Fu di ruang tamu kediaman Ketua Jung Jae Song, pria sepuh berambut putih dengan alis dan bulu mata yang juga berwarna putih. Zhou Fu mengernyitkan keningnya beberapa saat ketika memandangi Ketua Jung yang tengah duduk di lantai. Zhou Fu dan ke empat panglima pun duduk dan membungkuk memberi penghormatan sambil menahan rasa penasaran di benak mereka. “Anda adalah… Orang yang membelah kapal warga Shamo kala itu?!” Zhou Fu tak tahan untuk mengutarakan tebakannya. “Ah, ingatanmu masih cukup baik, Anak Muda!” Ketua Jung Jae Song mengangguk tersenyum. Ia merasa lega sebab kala itu ia tak menyerang kapal Zhou Fu. Apa jadinya jika ia menyerang Zhou Fu dan kali itu mereka dipertemukan dalam sebuah barisan aliansi. “Akhirnya misteri itu terjawab!” Zhou Fu menelan ludah ses

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-26
  • Penguasa Benua Timur   328 - Safir Ke Lima

    Hari telah berada di ujung fajar ketika Zhou Fu berdiri di bibir portal yang akan membawa tubuhnya menuju ke Perkemahan Lembah Merah. Urusannya di pemukiman Suku Dongwu telah usai, ia sudah mempelajari kekuatan dan kelemahan suku Dongwu. Sekaligus, ia juga telah mengantongi Lempeng Qiji dalam jumlah yang cukup. Maka, di penghujung malam itu, Zhou Fu berpamitan untuk kembali ke Perkemahan Lembah Merah. “Kami akan menunggu perintah lanjutan dari Tuan Muda Zhou! Selamat jalan…” Panglima Mishil memimpin pasukannya untuk memberi penghormatan kepada Zhou Fu yang hendak pergi. Zhou Fu mengangguk sebentar. “Jangan lupa, segera lapisi anak panah kalian dengan darah yang kuberikan tadi. Selamat malam, sampai jumpa kembali di medan perang!” ucap Zhou Fu sambil melemparkan satu senyuman sebelum membalikkan badan dan menghilang bagai ditelan angin. Begitu para panglima mengangguk mengiyakan, Zhou Fu melangkahkan kaki menuju ke portal dunia lain. Zhou Fu lenyap dari pandangan orang-orang di Pulau

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-28
  • Penguasa Benua Timur   329 - Rombongan Calon Kelinci Percobaan

    Perkemahan Lembah Merah terlihat lengang dikarenakan para pasukan Putra Mahkota Huang masih terlelap tidur di dalam tenda-tenda mereka. Menurut pengakuan Putra Mahkota Huang, selepas Chen Long kembali dari Pulau Kelinci dan mengabarkan apa yang terjadi pada Xu Jun, Putra Mahkota Huang segera menarik mundur semua pasukannya yang ada dalam misi. Begitu mereka kembali, terdapat lima pemuda yang pura-pura mengalami hilang ingatan. Setelah dilakukan beberapa penelusuran, diketahui bahwa pemuda-pemuda itu sebenarnya adalah prajurit Yianju yang menyamar. Maka, tanpa ampun para pasukan Putra Mahkota segera mengadili para penyusup tersebut. Sementara itu di dekat Pohon Angsana Empat Penjuru, Zhou Fu dan Putra Mahkota Huang masih berbincang dalam kegelapan. “Ini adalah potongan batu safir terakhir yang kumiliki. Tempatkan batu ini di posisi yang paling menguntungkan bagi pasukan kita!” Putra Mahkota Huang memberikan pecahan berlian biru kepada Zhou Fu lantas mengajari Zhou Fu cara penggunaan b

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-28
  • Penguasa Benua Timur   330 - Menolong Gadis Kecil

    Meski cukup kasihan dan tak tega mendengar jeritan si gadis kecil, orang-orang yang berada dalam rombongan Kelinci Percobaan tak ada yang berani menolongnya. Jangankan menolong, menoleh ke arah gadis yang dicambuk itu saja tak ada yang punya nyali. Aturan mainnya adalah, jika seseorang ingin menolong yang lain, maka ia harus bersedia menanggung hukuman dua kali lebih brutal. “Orang miskin, orang lemah, semuanya adalah sampah yang mengotori dunia!” Dari kejauhan, Zhou Fu terlihat mengepalkan kedua tangannya dengan napas tertahan. Otaknya berpikir cepat mencari cara terbaik untuk menyelamatkan si gadis kecil tanpa harus membuat keributan. Segera setelah menemukan cara, Zhou Fu menganggukkan kepala lantas melangkah cepat menyusul rombongan Kelinci Percobaan. “Adik!!!” Zhou Fu berlari ke arah si gadis kecil yang menjerit kesakitan. Mendengar suara teriakan dari Zhou Fu, prajurit yang tengah mencambuk si gadis kecil lantas berhenti sejenak untuk menoleh ke belakang. Dari arah belakang, Z

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-29
  • Penguasa Benua Timur   331 - Persiapan di Atas Meja

    Kata-kata yang telah diucapkan tak bisa lagi ditarik ulang. Karena telah berjanji atas nama Dewa, prajurit Yianju itu tak berani menjilat ludahnya sendiri. Ia pun menerima tumpukan uang dari Zhou Fu lantas memberikannya pada di gadis kecil. “Cih! Aku tak ingin menodai janjiku pada Dewa! Ini, kau dinyatakan bebas bersyarat!” Si prajurit menyerahkan separuh hartanya kepada si gadis. Gadis itu menerima uang tersebut dengan tangan gemetar. “Nah, adik sepupu, kau sepertinya kelaparan. Ada kedai besar tak jauh dari sini, pergilah ke sana untuk makan. Kita berpisah sekarang, jaga dirimu baik-baik,” ucap Zhou Fu selagi menepuk-nepukkan telapak tangannya ke kepala si gadis kecil. “Terima kasih, kakak sepupu!” ucapnya kala itu. Ia lantas berbalik arah dan berlari sekencang yang ia bisa, menikmati kebebasan yang baru saja ia dapatkan. Luka-luka di tubuhnya telah disembuhkan oleh Zhou Fu, itu membuatnya mampu berlari dengan kecepatan penuh. “Tunggu apa lagi! Ayo kita lanjutkan perjalanan! Cih,

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-29
  • Penguasa Benua Timur   332 - Jati Diri Zhou Fu

    Efek samping ramuan yang diberikan Xiao Lang sepertinya masih belum hilang di tubuh Zhou Fu. Siang itu di dalam bilik sel tahanan Yianju, Zhou Fu yang bermeditasi tiba-tiba terbang ke alam mimpi. Dalam mimpinya tersebut, ia tengah bertarung dengan sosok pendekar sakti yang ia panggil sebagai Penguasa Kedua. Pertarungan itu berlangsung di tengah-tengah sebuah samudra luas dan terjadi selama lebih dari satu bulan penuh. Tak ada yang menang dan tak ada yang kalah hingga di hari ke empat puluh, Penguasa Kedua berhasil ditaklukkan Zhou Fu dengan cara disegel ke dalam sebuah pedang keramat. Ketika nyawa Penguasa Kedua dimasukkan ke dalam sebuah pedang pusaka, lelaki berteriak dengan geram kepada Zhou Fu. “Aku mungkin gagal membunuhmu saat ini, tapi ingat, masih ada Penguasa Penguasa Ketiga dan Penguasa Keempat yang akan menghabisimu! Kematian akan segera menjadi takdirmu, Naga Sialan!” Zhou Fu tergeragap bangun dari mimpinya. Tubuhnya masih berada dalam posisi bersila di sudut ruang sel t

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-01
  • Penguasa Benua Timur   333 - Putri Diao Chang

    Mimpi Zhou Fu masih berlanjut. Dari alam mimpi itu juga, Zhou Fu melihat tiga sosok yang dia sebut sebagai kakak seperguruan. Mereka adalah Fang Bai, penguasa Benua Barat dengan ciri khas tato Harimau Putih di punggungnya. Lalu, Zhu Qiu si penguasa Benua Selatan yang memiliki gambar berbentuk burung Fenik di punggungnya. Kemudian, kakak seperguruan pertamanya adalah Xuan Wu, penguasa Benua Utara dengan tato Kura kura hitam di bagian punggungnya. Sementara Zhou Fu sendiri melihat dirinya sebagai adik termuda yang dijuluki dengan Penguasa Benua Timur, pemilik tato naga sekaligus suami dari Putri Diao Chang. “Bangun! Dasar Pemalas!” Mimpi Zhou Fu buyar seketika tatkala lengannya diseret oleh seorang prajurit Yianju. Kala itu, sel tahanan yang ia tempati telah terlihat gelap dan hanya diterangi dengan obor-obor kecil di sepanjang lorong penjara. Zhou Fu membiarkan lengannya diseret dan mengikuti ke mana prajurit itu membawanya pergi. Ketimbang membuat ribut dengan si prajurit, Zhou Fu m

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-01
  • Penguasa Benua Timur   334 - Penguasa Benua Selatan

    Sebuah kapal perang besar telah berada cukup dekat dengan daratan Shamo. Kapal tersebut dipimpin oleh sosok pria tampan dengan tato burung Fenik di punggungnya. Dialah Sang Kaisar, yang memiliki nama asli Zhu Qiu, Penguasa Benua Selatan. Selama ratusan tahun, Zhu Qiu telah hidup dalam ketakutan. Ia takut Xing Long akan muncul dan membalaskan dendam setelah dia, Fang Bai, dan Xuan Wu memporak-porandakan Benua Bintang dan membunuh Putri Diao Chang beserta ayahnya. Hidup dalam ketakutan tidaklah mudah, Zhu Qiu setiap hari memperkuat dirinya dengan ilmu hitam, membunuh sebanyak mungkin manusia untuk mendapatkan ilmu terkutuk yaitu ilmu menggandakan nyawa. Setelah Zhu Qiu memiliki kekuatan melebihi ambang batas kekuatan manusia, ia mengumpulkan banyak ppengikut untuk diajak berkelana menjelajahi Benua Timur dan menduduki Caihong. Di sanalah ia bersembunyi dan memantau kemunculan Xing Long, Penguasa Benua Timur dengan tato naga di punggungnya. Malam itu di perairan Shamo, kapal Zhu Qiu tel

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-02

Bab terbaru

  • Penguasa Benua Timur   Hadiah Menarik di Hari Terbaik

    Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena

  • Penguasa Benua Timur   Dewi dari Kayangan

    Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan

  • Penguasa Benua Timur   Tujuan Mendarat di Benua Timur

    Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d

  • Penguasa Benua Timur   Teknik Tersembunyi

    Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc

  • Penguasa Benua Timur   Arogansi Putra Walikota

    “Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis

  • Penguasa Benua Timur   Sisi Menarik Berkuasa

    Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun

  • Penguasa Benua Timur   Incaran Yuan Kai

    Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera

  • Penguasa Benua Timur   Memasuki Kota Aneh

    Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c

  • Penguasa Benua Timur   Seorang Penyihir Ulung

    Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.

DMCA.com Protection Status