Beranda / Fantasi / Penguasa Benua Timur / 28 – Laut Luzon

Share

28 – Laut Luzon

Penulis: Banin SN
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-26 09:07:25

Suasana di ruang jamuan masih terlihat menegangkan. Zhou Fu sudah melontarkan beberapa pertanyaan penting tetapi Feng Yaoshan berusaha menghindari untuk menjawabnya. Setelah mendengar ucapan dari Shen Shen, Feng Yaoshan kembali sibuk mengetuk permukaan meja dengan jari-jemarinya. Ia sedang memikirkan jawaban dan keputusan mana yang akan segera ia ambil.

Keputusan membawa Shen Shen ke asosiasi Naga Perak masih menjadi keputusan yang paling menguntungkan posisinya. Sayangnya, Shen Shen jelas tak menginginkan pilihan tersebut, dan masalah selanjutnya adalah Zhou Fu pasti melarang Shen Shen untuk ikut dengannya.

“Ayolah, aku akan menjamin keselamatanmu jika kau ikut denganku, Nona Shen,” Feng Yaoshan mencoba membujuk Shen Shen. Berharap perempuan itu akan mempercayai keputusannya sebagai pilihan yang tepat pada saat itu.

“Kemampuan bela dirimu sangat biasa saja, tentu saja Shen Shen tak mungkin berani mempertaruhkan keselamatannya pada pria sepertimu, kecuali…” Z

Banin SN

========= Thor, kenapa sih Zhou Fu dibikin buta huruf??? Wajib ini! Soalnya nanti ada hubungannya sama jati diri Zhou Fu. Jadi bukan karena dia bodoh ya. Buta huruf di cerita ini bukan berarti bodoh, ingat itu. Nanti kalau sudah sampai pada chapter yang menjelaskan mengapa Zhou Fu bisa begitu, saya harap kalian akan lebih mengerti dan memahami hehe…

| 7
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
drupadivenus
zao fu itu naif, polos tp ilmu tinggi, jd inget jaman" dulu baca wiro sableng semasa sekolah hahha
goodnovel comment avatar
Silalahi Sabam
mantap bah
goodnovel comment avatar
Andi Amirson
teruskan ceritanya bikin penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Penguasa Benua Timur   29 – Sesuatu di Laut Luzon

    Shen Shen menggulung peta yang telah dibuat Feng Yaoshan dan kemudian menaruhnya ke sebuah tabung penyimpanan berwarna keemasan. Sebuah tabung khusus yang biasa dipakai untuk melindungi berkas-berkas penting dari kerusakan oleh air atau api. Hanya sedikit orang yang memiliki jenis tabung penyimpanan seperti itu. Shen Shen sengaja memintanya dari Feng Yaoshan untuk berjaga-jaga.“Selanjutnya, ini, silakan buka dan kalian boleh mengambil semuanya,” Feng Yaoshan meraih sebuah peti yang beberapa saat lalu juga dibawakan oleh pelayannya. Peti itu berukuran sekitar 40 x 30 cm dengan ukir-ukiran naga di permukaan luarnya.Isi dari peti tersebut, tentu saja adalah uang koin. Itu adalah permintaan Zhou Fu yang kedua setelah gambar peta wilayah. Zhou Fu meraih peti bercorak naga itu dan mendorongnya ke arah Shen Shen, ia memberi isyarat pada Shen Shen untuk membuka petinya dan memastikan apakah jumlah tersebut sudah cukup atau masih kurang.Shen Shen ber

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • Penguasa Benua Timur   30 – Terumbu Karang Purba

    “Apa? Tidak ada satu orang pun yang berhasil mengambil pusaka kuno dari sana?” Zhou Fu yang awalnya sudah memejamkan mata, kini mencoba membuka mata sembari duduk bersila dengan punggung tangannya menopang dagu. Mata Shen Shen berbinar, senyumnya merekah ketika melihat Zhou Fu mulai tertarik dengan topik tentang laut Luzon. Shen Shen melompat dari tempatnya berada untuk duduk di dekat Zhou Fu yang sedang serius berpikir. “Ya, sejarah mengatakan jika hanya ada segelintir pendekar yang bisa kembali setelah memasuki Peradaban yang Tenggelam di laut Luzon. Dari segelintir orang itu, tak satu pun dari mereka yang berhasil mendapatkan pusaka kuno. Mereka hanya kembali membawa ketakutan,” cerocos Shen Shen panjang lebar. Zhou Fu tampak membayangkan sesuatu tatkala Shen Shen berbicara panjang lebar tentang laut Luzon. Cerita tentang Peradaban yang Tenggelam di laut Luzon memang bukan bualan, titik lokasinya bahkan digambar di dalam peta-peta. Hanya saja, ada ke

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • Penguasa Benua Timur   31 – Kapal Guichuan

    Kapal Zhou Fu dan Shen Shen bergerak ke tenggara, menuju sebuah laut dangkal yang mereka yakini menjadi habitat montipora biru keunguan. Jauh dari arah tenggara, terlihat ada sebuah titik yang bergerak mendekat. Seorang awak kapal berlari untuk memberi tahu Zhou Fu tentang titik yang bergerak mendekat itu.Kapal milik Feng Yaoshan yang kini dikuasai Zhou Fu dan Shen Shen memang dinaiki oleh sepuluh awak kapal yang semuanya adalah anak buah dari Feng Yaoshan. Sepuluh awak kapal itu secara khusus diminta oleh Zhou Fu untuk menemani pelayarannya sebab ia dan Shen Shen belum memiliki banyak pengalaman tentang perkapalan.“Tuan muda Zhou, ada kapal yang mendekat ke arah kita. Apakah kami bisa membelokkan arah kapal sekarang dan bergerak menjauh secepatnya? Saya khawatir jika kapal yang mendekat itu adalah gerombolan perompak,” seorang awak kapal membungkuk memberi laporan kepada Zhou Fu yang sedang serius mengamati peta buatan Feng Yaoshan.“A

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • Penguasa Benua Timur   32 – Manusia Berbalut Kain Putih

    “Maafkan kami, Tuan muda! Kami harus turun untuk memeriksa!” seru salah seorang pendekar Shamo.Bersamaan dengan hal tersebut, mata Zhou Fu menangkap tiga siluet pendekar yang sedang berkelebat melesat menuju ke tempatnya berdiri. Tentu saja itu artinya sebuah pertempuran akan segera terjadi. Zhou Fu mendengus kesal karena ia belum memiliki strategi apapun untuk melawan pendekar-pendekar Shamo itu.Buggg Buugg Buug!!!Pendaratan tiga pendekar Shamo itu sempat membuat kapal Zhou Fu sedikit oleng. Kondisi kapal yang sempat oleng membuat beberapa percikan air laut masuk ke badan kapal dan membasahi lantai kayu. Tiga pendekar saja sudah membuat kapalnya oleng, ia tak bisa membayangkan jika kapalnya diserbu dua belas pendekar dalam waktu yang bersamaan.“Sudah kuduga! Dia bukan tuan muda Feng!” seorang pendekar dengan kulit yang paling hitam berseru kepada teman-temannya.Zhou Fu melempar senyum kecil dan memberi hormat,

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • Penguasa Benua Timur   33 – Memasuki Peradaban yang Tenggelam

    Identitas manusia berbalut kain putih itu masih menjadi misteri. Mengapa ia menenggelamkan kapal orang Shamo, mengapa ia tak berminat menyerang Zhou Fu dan Shen Shen, semuanya masih menjadi tanda tanya besar. Terlepas dari siapa orang itu sebenarnya, Zhou Fu yakin jika orang tersebut memiliki kemampuan yang jauh lebih unggul dari dia.“Untunglah dia tidak mengejar kita,” ujar Shen Shen yang juga turut melihat kepergian si manusia berbaju putih meninggalkan kapal Shamo yang karam.“Sepertinya, orang Shamo memang berselisih dengan banyak pihak! Orang itu salah satunya!” tukas Zhou Fu merespon kalimat Shen Shen, tetapi tatapan mata Shen Shen belum bisa berpaling dari arah kapal Shamo yang sedang tenggelam perlahan-lahan.“Apa kapal yang karam itu mengganggu pikiranmu?” Tanya Zhou Fu penasaran.“Tidak. Aku tidak berpikir tentang kapal itu. Tapi, tentang kasus yang pernah menimpa beberapa keluarga bangsawan di Caihong,

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • Penguasa Benua Timur   34 – Paviliun Bunga Teratai

    Itulah pintu masuk menuju Peradaban yang Tenggelam. Sebuah ruang kosong yang terhimpit tiga pusaran air dengan diameter masing-masing lingkaran adalah empat meter. Ruang kosong itu nampak seperti sebuah lorong tanpa air yang berada di tengah-tengah lautan. Lorong tersebut juga seolah membuat jarak dengan pusaran-pusaran air yang menghimpitnya.Sejenak Zhou Fu merasa aneh sebab Shen Shen mengatakan jika Peradaban yang Tenggelam adalah tempat kuno yang terendam air. Sementara itu, tepat di depan matanya ada sebuah pintu masuk yang jelas-jelas tak berisi air sedikit pun.“Untuk apa mencari montipora purba jika begini keadaannya?” batin Zhou Fu keheranan. Meski demikian, Zhou Fu melompat ke atas bersama Shen Shen lalu menerjunkan diri ke dalam ruang tanpa air itu untuk memastikan keadaan. Shen Shen berpegangan erat pada tubuh Zhou Fu selagi mereka berdua memasuki lorong tersebut.Mereka berdua seperti sedang disedot dari dalam oleh sesuatu yang tak nampa

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • Penguasa Benua Timur   35 – Cahaya di Balik Reruntuhan Kuno

    Zhou Fu membuka matanya perlahan-lahan untuk mengintip isi dari pipa emas di genggaman tangannya. Shen Shen melihat dua alis Zhou Fu menyatu seketika sesaat setelah pemuda itu menengok isi dari tabung keemasan. Zhou Fu menggeleng-gelengkan kepala beberapa kali sembari menunjukkan isinya pada Shen Shen.K O S O N G ! ! !Itulah sebuah kata yang seolah diserukan oleh Zhou Fu ketika mendapati tabung keemasan yang digenggamnya ternyata tidak berisi apa-apa. Tangan Shen Shen meraih benda tersebut dan mengintip berulang kali ke dalamnya sebelum akhirnya ia juga menggeleng-gelengkan kepala kecewa.Sudah kuduga, pasti ada orang lain yang sudah pernah mengambilnya. Begitulah kalimat Shen Shen yang diungkapkan lewat bahasa tubuh kepada Zhou Fu. Shen Shen pun kemudian menarik tangan Zhou Fu, mengajak pemuda itu untuk menjelajahi hamparan peninggalan kuno yang tenggelam oleh laut Luzon itu.Mereka berdua mulai meninggalkan Paviliun Bunga Teratai dan menyisir peningga

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • Penguasa Benua Timur   36 – Haku

    Ada yang tidak biasa! Zhou Fu membatin curiga. Cahaya-cahaya yang berpasangan dari dalam reruntuhan itu, nyatanya sedang berbaris dengan amat rapi dan teratur. Cahaya itu berjajar dan saling berkedip bergantian. Itu adalah sepasang mata! Jelas itu adalah sepasang mata, tapi, tidak masuk akal juga jika mereka disebut sebagai sepasang mata! Kening Zhou Fu berkerut selagi dia terus mengamati sorot-sorot mata tajam di balik reruntuhan kuno. Sebisa mungkin, ia tidak membuat gerakan yang tiba-tiba, sebab sifat naluriah binatang adalah merespon gerakan yang tiba-tiba. Itu pun jika benar bahwa yang sedang bersembunyi adalah makhluk atau binatang. Logika Zhou Fu mengatakan, kalaupun berpasang-pasang cahaya itu adalah sepasang mata, maka kepala dari tiap-tiap makhluk tersebut tentunya juga besar karena mengikuti ukuran matanya yang berdiameter lima belas centimeter. Lalu, bagaimana bisa sorot-sorot mata itu justru berjajar berdempetan, seolah mereka adalah makh

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26

Bab terbaru

  • Penguasa Benua Timur   Hadiah Menarik di Hari Terbaik

    Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena

  • Penguasa Benua Timur   Dewi dari Kayangan

    Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan

  • Penguasa Benua Timur   Tujuan Mendarat di Benua Timur

    Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d

  • Penguasa Benua Timur   Teknik Tersembunyi

    Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc

  • Penguasa Benua Timur   Arogansi Putra Walikota

    “Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis

  • Penguasa Benua Timur   Sisi Menarik Berkuasa

    Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun

  • Penguasa Benua Timur   Incaran Yuan Kai

    Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera

  • Penguasa Benua Timur   Memasuki Kota Aneh

    Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c

  • Penguasa Benua Timur   Seorang Penyihir Ulung

    Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.

DMCA.com Protection Status