Beranda / Fantasi / Penguasa Benua Timur / 212 - Bahaya Besar

Share

212 - Bahaya Besar

Penulis: Banin SN
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-07 20:07:02
Zhou Fu berlari menuruni bukit setelah mengucapkan beribu terima kasih kepada Panglima Yeongjo. Pemuda itu seolah tak sabar untuk segera membagikan kebahagiannya bersama seseorang yang terus memandanginya di bawah bukit.

Dari kejauhan, Putri Misil melihat pria yang disukainya itu telah mendekat menuju ke arahnya berada. Putri Misil tak bisa membendung kebahagiaannya ketika Zhou Fu menatapnya dengan mata berbinar. Dalam beberapa detik, Zhou Fu bahkan telah berada cukup dekat dengan dirinya berdiri.

‘Bagaimana ini? Apakah kakak Zhou akan memelukku? Aku belum siap, tapi juga tak mau melewatkannya!’ batin Putri Misil dengan pipi merona. Mendadak, ia menjadi gugup dan salah tingkah, membuat paras manisnya semakin terlihat menggemaskan dan memesona.

Zhou Fu berada semakin dekat dan sangat dekat. Putri Misil melebarkan dua tangannya sebab ia telah sangat siap untuk menerima pelukan dari Zhou Fu. ‘Ini akan menjadi hari yang sangat membahagiakan!’ pekik Putri Misil dalam hati, ia memejamkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penguasa Benua Timur   213 - Sebuah Hukuman

    Malam harinya, sebuah rapat tertutup sedang diagendakan di aula istana. Rapat tertutup tersebut hanya melibatkan tiga penasihat kerajaan, Raja Jo Sun, Patriark Yuan Kai dan juga Zhou Fu. Ketika baru pertama kali mendengar tentang undangan rapat tertutup itu, Patriark Yuan Kai kembali marah-marah pada Zhou Fu yang ceroboh. “Andai Kau bisa bersikap sedikit lebih manis padanya, ah, itu akan lebih baik bagi kita berdua!” geram Patriark Yuan Kai tepat ketika ia dan Zhou Fu hendak berangkat ke aula istana. “Paman Yuan, tenanglah! Tak ada hukuman yang bisa menjerat seseorang yang bahkan tidak melakukan apa-apa!” hibur Zhou Fu segera. “Logikanya memang begitu! Tapi ingat, hidup tak selalu bergerak sesuai logika. Dalam beberapa hal, manusia bahkan tak boleh terlalu percaya pada akal sehatnya! Kita lihat nanti, aku yakin Kau akan mendapat hukuman berat!” Obrolan antara dua orang tersebut akhirnya terhenti sebab mereka telah tiba di aula istana. Seorang pengawal bersegera mengantar Zhou Fu da

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07
  • Penguasa Benua Timur   214 - Menuju Gerbang Penyesalan

    Demi menghindari pernikahan antara Zhou Fu dan Putri Misil, Patriark Yuan Kai dan Zhou Fu merelakan diri mereka untuk dilempar ke dalam Gerbang Penyesalan. Memasuki Gerbang Penyesalan adalah mimpi buruk bagi semua warga Yeongsan di mana gerbang tersebut dihuni oleh sosok monster yang tak diketahui bentuk dan jenisnya. “Yang jelas, makhluk tersebut memiliki auman yang bisa membuat orang-orang kehilangan kesadaran ketika mendengarnya. Desas-desus yang beredar, seseorang juga akan terluka parah jika bersentuhan dengan kulit entah sisik dari makhluk itu!” ucap Panglima Yeongjo ketika ia mengunjungi ruangan Patriark Yuan Kai untuk menanyakan isi dari rapat tertutup di aula istana. “Fu’er, bukankah itu sangat menarik?!” Patriark Yuan Kai melirik ke arah Zhou Fu dengan tatapan menantang. “Tentu, Paman Yuan. Sudah agak lama kita tak berkeringat!” Zhou Fu menanggapi pertanyaan Patriark Yuan Kai dengan tak kalah bersemangat. BRUAK!!! “Bajingan Tengik! Jangan main-main dengan hidup kalian, i

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07
  • Penguasa Benua Timur   215 - Mencari Kecurangan

    Tiga hari berikutnya… “Hhhh… Hhh… Hhhh… Tunggu dulu…” Patriark Yuan Kai terengah-engah menerima serbuan pedang kayu dari Zhou Fu. Ia sedikit heran sebab seingatnya, beberapa saat sebelum latih tanding, ia telah menyiapkan pedang kayu yang cukup rapuh untuk Zhou Fu. “Kita akhiri dulu latihan hari ini!” pinta Patriark Yuan Kai dengan harapan Zhou Fu akan menurutinya sebab firasatnya mengatakan ia akan kalah di sesi latihan hari itu. “Sayang sekali, aku tak mau berhenti setidaknya setelah membuat seratus luka lebam di tubuh Paman! Ha ha ha!” kelakar Zhou Fu seolah ia tengah menirukan ulang apa yang diucapkan Patriark Yuan Kai tiga hari sebelumnya. Zhou Fu memang jarang ingkar janji. Tiga hari sebelumnya, ketika dia menegaskan bahwa kali itu akan menjadi kekalahannya yang terakhir pada Patriark Yuan Kai, pemuda itu seolah mampu menyulap janjinya menjadi kenyataan. Pada hari berikutnya, duel latih tandingnya berakhir seri. Begitu juga di hari setelahnya, Zhou Fu berhasil meraih posisi im

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-09
  • Penguasa Benua Timur   216 - Ayah Zhou Fu???

    “Aku pasti akan menemukan kecurangan yang kau lakukan! Bajingan tengik!” Patriark Yuan Kai masih tak terima, ia membolak-balik pedang Zhou Fu, berharap menemukan adanya pusaka khusus yang menempel di sana yang sekiranya bisa membuat tebasan pedang Zhou Fu menjadi sangat bertenaga. “Ah, cobalah untuk menerima kekalahanmu, Paman! Aku memang menambah jadwal latihanku beberapa hari ini!” Zhou Fu bersikeras membantah jika ia tak melakukan kecurangan apapun. Sebenarnya, Zhou Fu sendiri juga sedikit heran sebab dari hari ke hari, ia merasa kekuatan Patriark Yuan Kai menurun, atau mungkin juga kemampuannya yang meningkat. “Aku tidak kalah! Aku yakin kau cur… “Tunggu!” Zhou Fu tiba-tiba meminta lawan debatnya untuk berhenti mengoceh, pemuda itu lantas menoleh ke arah dua orang yang telah duduk bersantai menikmati kudapan. “Nah, sepertinya kecurigaanku benar!” Zhou Fu menelan ludah setelah melihat kegelisahan di wajah Putri Misil. “Apa maksudmu… Dia menggunakan…” Panglima Yeongjo seolah meng

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-09
  • Penguasa Benua Timur   217 - Pegunungan Namhansan

    Hari penting itu akhirnya tiba. Zhou Fu dan Patriark Yuan Kai digiring menuju ke sebuah tempat di pegunungan Namhansan. Di pegunungan yang menyerupai deretan batu raksasa tersebut, terdapat sebuah lubang hitam besar pada salah satu gunung dengan diameter lubang selebar dua puluh kaki. Seterik apa pun matahari bersinar, cahaya surya tak pernah bisa menembus kegelapan dari lubang Namhansan tersebut. “Karena tak pernah ada yang bisa kembali setelah memasuki lubang di pegunungan Namhansan ini, leluhur kami menyebutnya sebagai Gerbang Penyesalan!” celetuk Raja Jo Sun tepat ketika ia dan rombongannya telah berada cukup dekat dengan pintu masuk Gerbang Penyesalan. “Sungguh aneh, bukankah ini musim semi? Bagaimana bisa pegunungan Namhansan kering meranggas seperti ini?” Patriark Yuan Kai menghela napas panjang, ia mulai berpikiran buruk tentang sesuatu yang berada di dalam Gerbang Penyesalan di pegunungan Namhansan tersebut. “Qi Lin yang menyebabkan pegunungan Namhansan menjadi gersang dan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-09
  • Penguasa Benua Timur   218 - Makhluk Penjaga Nyawa

    Qi Lin tertawa terkekeh dengan suara yang hampir-hampir tak terdengar di telinga. Yang artinya, makhluk tersebut telah berkeliaran dengan jarak yang cukup dekat Zhou Fu dan Patriark Yuan Kai. Anehnya, baik Zhou Fu maupun Patriark Yuan Kai, mereka sama-sama tak mendengar pergerakan tubuh makhluk tersebut. “Tak usah bergidik ketakutan begitu… Bukankah sepekan lalu kalian justru tak sabar ingin bertemu denganku? Bagaimana? Apakah aku cantik? Hi hi hi hi!” Qi Lin bersuara seperti berbisik, meski suaranya bisa didengar telinga, sayangnya pergerakan tubuhnya sama sekali tak bisa dideteksi oleh indra pendengaran. “Bagaimana Kau tahu tentang hal tersebut?” dari nada suara Zhou Fu, bisa ditebak jika pemuda itu tengah dijalari rasa khawatir dan gelisah. “Namamu adalah Zhou Fu, sementara pria tampan itu adalah Yuan Kai dengan julukan Pendekar Harimau Utara. Kalian berada di negeri Yeongsan dengan tujuan melakukan latihan fisik guna meningkatkan kualitas tulang Zhou Fu yang payah. Namun, sesuat

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-11
  • Penguasa Benua Timur   219 - Dendam Pada Zhou Fu

    “Hi hi hi, harus kukatakan jika dugaanmu keliru, Pendekar Tampan! Kuharap kau tak perlu bersedih karenanya! Sepertinya aku juga belum pernah bertemu dengan seseorang yang kau sebut sebagai Sang Kaisar tersebut!” Qi Lin bersuara menanggapi isi pikiran Patriark Yuan Kai. “Sial! Kau juga bisa membaca isi kepalaku?! Makhluk seperti apa dirimu ini?!” Patriark Yuan Kai lantas memundurkan langkahnya lagi, tetapi… “Kau telah mencapai batas mundur, Tampan! Sekarang kau bahkan telah menubruk tubuhku! Hi hi hi” Patriark Yuan Kai berjingkat dan melompat ke depan setelah ia merasakan adanya seolah ada puluhan ular menggeliat-geliat di lehernya. “Bajingan! Seperti apa wujudmu itu?!” Patriark Yuan Kai merasa bergidik mengingat lehernya yang terasa basah dan sedikit geli oleh belaian sesuatu yang seolah menggeliat liar di kulitnya beberapa saat lalu. “Paman, aku izin menyembuhkan lukaku sebentar! Dia sepertinya berwujud kijang, Paman Yuan sering-seringlah melayang sebab seingatku Kijang tak bisa t

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-11
  • Penguasa Benua Timur   220 - Serangan Pendekar Harimau Utara

    Bruak!!! “Sudah kubilang, menjauh dulu selagi aku membereskan bocah congkak itu!” Qi Lin menyabet tubuh Patriark Yuan Kai menggunakan ekornya yang berbulu di ujung, tetapi juga bersisik di bagian yang memanjang. “Uhuk! Fu’er, dia mengincarmu! Berpindah-pindah tempatlah di udara. Kosongkan pikiranmu, sepertinya dia tersinggung dengan apa yang telah kau pikirkan!” Patriark Yuan Kai menekan dadanya yang nyeri, sabetan ekor Qi Lin ternyata tepat mengenai ulu hatinya, membuat pria itu harus menggunakan beberapa detik waktunya untuk melakukan pemulihan. “Paman, jurus apa yang harus kukeluarkan di saat-saat yang seperti ini?!” Zhou Fu memilih untuk bertanya sebab dengan begitu ia bisa membiarkan kepalanya tetap kosong, sepertinya Qi Lin memang memilih untuk selalu menyerangnya sebab kepala Zhou Fu selalu diisi dengan strategi-strategi mengalahkan Qi Lin. “Hi hi hi, kau pintar juga rupanya!” Qi Lin menyeringai ketika mendapati bahwa isi kepala Zhou Fu telah benar-benar kosong. “Fu’er, jur

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-11

Bab terbaru

  • Penguasa Benua Timur   Hadiah Menarik di Hari Terbaik

    Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena

  • Penguasa Benua Timur   Dewi dari Kayangan

    Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan

  • Penguasa Benua Timur   Tujuan Mendarat di Benua Timur

    Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d

  • Penguasa Benua Timur   Teknik Tersembunyi

    Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc

  • Penguasa Benua Timur   Arogansi Putra Walikota

    “Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis

  • Penguasa Benua Timur   Sisi Menarik Berkuasa

    Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun

  • Penguasa Benua Timur   Incaran Yuan Kai

    Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera

  • Penguasa Benua Timur   Memasuki Kota Aneh

    Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c

  • Penguasa Benua Timur   Seorang Penyihir Ulung

    Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.

DMCA.com Protection Status