“Tidak!!! Kemenangan sudah ada di depan mata! Jangan pedulikan pendekar pikun tersebut! Ayo kita akhiri pertempuran ini!” teriak salah seorang petinggi dari sekte aliran sesat Sungai Juda. Kekisruhan meledak. Kisruh bukan lagi menyoal siapa melawan siapa melainkan perselisihan antar anggota aliansi yang saling berbeda keputusan. “Pendekar Xu Xiaofei masih menjadi pendekar terkuat di antara kita semua! Jika ia memerintahkan untuk mundur, sebaiknya kita mundur saja!” salah satu perwakilan pendekar dari Shamo mencoba angkat bicara. WHUUUUSSSSSS!!!!!! Angin hebat berhembus dari arah jam sebelas. Semua pasukan dari dua kubu menoleh secara bersamaan ke arah angina itu datang. Selang beberapa saat, semua orang baik itu dari golongan pendekar kelas bawah, menengah atau pun tinggi sekali pun, mengalami hal yang sama. “Sial! Mengapa bulu kudukku meremang? Siapa yang datang?!” gerutu Xiang Ling dari Sekte Bulan Kematian. Pembunuh berdarah dingin itu nyatanya juga mengalami hal yang sama deng
Ini bukan chapter. Kalau dibuka gak makan koin alias gratissss.... Bagaimana nasib peperangan di teluk Yin Mimi setelah ini? Tentu saja author sudah menyiapkan skenario untuk hal tersebut. Hanya saja, besok author ada agenda Pitch Deck karena author lolos sebagai Finalis Lomba Ide Bisnis dari Astra. Apa hubungannya sama perang di Yin Mimi??? Saya izin jika tidak memungkinkan, besok Pendekar Benua Timur libur sehari. Tapi, tentu saja akan sangat saya usahakan untuk update rutin. Ngomong ngomong, sekali lagi terima kasih masih mengikuti sampai di episode ini. Salam, semoga kalian sehat selalu. Lancar rezeki dan bahagia... Salam dari saya, Banin SN. Terima kasih...
Tak ada yang pernah menyangka jika ada seorang anggota keluarga istana yang tengah menyamar dan membaur di kehidupan luar istana. Keanggotaan Wang Yuji di dalam sindikat Xiaoxi bahkan sudah lebih dari dua puluh tahun. Yang artinya, pria itu telah menjadi benalu di dalam organisasi dengan durasi waktu yang cukup lama. Yang artinya juga, Wang Yuji bisa jadi telah membocorkan banyak informasi penting kepada pihak Istana. “ASAL KALIAN TAHU SAJA, WANG YUJI MEMILIKI ISTANA YANG CUKUP MEGAH DI CAIHONG INI! MENANDAKAN JIKA DIA ADALAH ORANG PENTING DI JAJARAN KELUARGA ISTANA. DAN LIHAT, KALIAN HANYALAH MANUSIA LEMAH YANG BAHKAN TAK BISA MEMBEDAKAN KAWAN DAN LAWAN HA HA HA. SUNGGUH MENGHARUKAN!” Ucapan Sang Kaisar tersebut setidaknya telah membuat semua anggota Aliansi Sanzu geram dan kecewa. Tentu saja tak ada yang menyangka jika Wang Yuji adalah kepala divisi mata-mata. Seseorang dengan keahlian penyamaran yang tak tanggung-tanggung hebatnya. “Gila! Sumbangsih Wang Yuji terhadap Sindikat Xi
‘Apa yang bisa dilakukan oleh seorang Pembaca Shufashen hingga Sang Kaisar bahkan merasa ketakutan? Indentitas anak ini harus benar-benar dirahasiakan saat ini!’ batin Xu Xiaofei dengan ekspresi yang ia buat sedatar mungkin agar tak ada yang curiga jika ialah seseorang yang tengah memegang kunci siapa si Pembaca Shufashen itu. “CIH!!! MAKHLUK RENDAHAN SEPERTI KALIAN TAK PATUT UNTUK MENGHINA RAS MULIA SEPERTI KAMI! SAYANG SEKALI AKU HARUS KEMBALI MEMBUAT ANAK SAAT INI, HAHA, SILAKAN BERSENANG-SENANG DENGAN ANAK-ANAKKU YANG MENGGEMASKAN INI!” Whusss!!! Tiga orang keluarga istana yang mengawang di udara itu telah pergi tanpa sempat diketahui ke mana arah kepergian mereka. Xu Xiaofei yang biasanya mampu mengenali getaran pergerakan lawan, saat itu juga tak mampu menentukan ke arah mana para anggota keluarga istana itu pergi. ‘Mereka semua pergi!’ ‘Mereka semua hilang!’ ‘Mereka takut dengan Pembaca Shufashen?’ ‘Mengapa mereka takut dengan Pembaca Shufashen?’ Semua orang saling memba
Kejadiannya amat sangat cepat. Patriark Yuan Kai berteriak memberi peringatan kepada Zhou Fu dan sekaligus bersamaan dengan hal tersebut, Shen Shen berlari dengan menggunakan kekuatan penuh untuk menangkis serangan dari arah belakang Zhou Fu. “Shen Shen! Minggir Kau cepat!!!” Zhou Fu meneriaki Shen Shen dan menghardiknya dengan kasar agar gadis itu bersedia menyingkir. “Aku tak bisa melindungimu kali ini! Cepat minggir!” Zhou Fu benar-benar tengah menahan serangan dari arah depan, bukannya ia tak mau membantu Shen Shen, tetapi memang sedang tak bisa. “Kau hanya akan menyerahkan nyawamu begitu saja, perempuan bodoh!” teriak Zhou Fu dengan cukup geram sementara Shen Shen justru berdiri diam saja di balik punggung Zhou Fu. Tubuh gadis itu gemetar hebat. Musuh yang berada di balik punggung Zhou Fu segera melayangkan serangan telak ke arah Shen Shen. “Aaaaarggghhhh!!!” Shen Shen menjerit ketakutan tetapi keadaan Zhou Fu juga tengah terpojok. BHUUUUUUMMMM!!! “AAAARRRGHHHH!!!!” Salah s
“Apa kau takut aku mati?” Shen Shen melihat ke arah Zhou Fu sebentar lalu berteriak dengan cukup berani, “Kalau begitu, lihat ini!” teriak Shen Shen seraya menghambur ke arah anak Sang Kaisar yang tengah mencekik Xu Xiaofei dengan erat. Shen Shen menarik salah satu pedang yang tertancap di atas tanah, gadis itu berniat untuk menghunuskan pedangnya pada makhluk yang menyerang Xu Xiaofei itu. “Dasar bodoh! Dia bukan tandinganmu! Lari jika Kau masih ingin hidup!” Zhou Fu meneriaki Shen Shen yang sudah berlari kian jauh darinya. “Kalau Kau ingin aku tetap hidup, tunjukkan dengan bukti!” Shen Shen membalas peringatan Zhou Fu dengan teriakan pula. Seketika, Zhou Fu mengerahkan kekuatan ke dalam pedang Luzon di genggamannya, ia harus segera menghabisi musuh di depannya untuk bisa menjauhkan Shen Shen dari anak Sang Kaisar yang lain. “Waktuku tidak banyak! Matilah Kau sekarang!!!!” Zhou Fu mengingat beberapa gerakan dari jurus pedang yang diajarkan oleh Patriark Yuan Kai. Remaja itu mengg
Tengah Malam… Semua orang terperangah kaget akan kemunculan pendekar dengan topeng keperakan. Awalnya, anggota aliansi Sanzu berpikir jika pendekar tersebut merupakan seorang musuh mengingat aliansi Sanzu tak bersekutu dengan pendekar tersebut. Tetapi ketika mereka melihat pria itu menghajar anak Sang Kaisar yang hendak melukai Zhou Fu, para anggota aliansi serentak bernapas lega sebab itu artinya pria itu berada di pihak yang sama dengan mereka. Andai pria itu merupakan musuh mereka, semua aliansi Sanzu bisa dipastikan akan menjadi mayat dalam hitungan menit. BUG!! BUM!! Dengan sekali pukulan, Li Xian telah melemparkan satu anak Sang Kaisar sejauh dua puluh meter dan membuat makhluk tersebut mengalami luka yang cukup parah di bagian ulu hati. “Kakek?!” aliran darah Zhou Fu memanas ketika nyawanya diselamatkan oleh seorang pria bertopeng keperakan itu. Meski masih mengenakan topeng, Zhou Fu merasa cukup mengenali aura pria bertopeng tersebut. “Dasar menyusahkan orang tua saja ka
“Ha ha ha! Tak kusangka masih ada yang berhasil hidup di antara kalian! Tapi tenang saja, sebentar lagi aku akan mengirim kalian ke neraka!” teriak Wang Yuji yang tiba-tiba telah muncul di tengah-tengah medan perang. “Pendekar Pengkhianat! Kebetulan sekali kau datang ke mari! Dengan senang hati kami akan memotong-motong tubuhmu yang hina itu! Cih!” geram Xu Xiaofei dengan penuh amarah. Sebelum perang dimulai, Wang Yuji adalah orang yang menyebutkan jika Upacara Besar Sang Kaisar masih akan berlangsung beberapa hari kemudian, pria itu menyemangati Xu Xiaofei untuk maju berperang dan menggagalkan Upacara Besar, tetapi berkat kelicikan Wang Yuji, anggota aliansi Sanzu telah kehilangan separuh lebih pasukan akibat dari serangan tak terduga dari makhluk-makhluk buas yang diciptakan Sang Kaisar. “Jaga bicaramu, Kakek Tua! Jika aku berani ke sini seorang diri, itu artinya aku telah mengukur kekuatan kalian semua! Jangan remehkan kekuatan dari mata-mata handal Sang Kaisar, ha ha ha!” Wang
Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena
Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan
Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d
Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc
“Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis
Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun
Tak mau terlalu peduli dengan suasana di ruangan itu, Zhou Fu mengajak Zhou Shan untuk duduk tak begitu jauh dari dua meja yang terlebih dahulu terisi. Sembari menunggu pelayan menghampiri, baik Zhou Fu dan Zhou Shan mulai berkonsentrasi untuk mendengar percakapan yang tengah terjadi di meja-meja yang terisi.“Kami membawa hasil bumi terbaik dari pulau Teratai Hitam, kami yakin walikota akan sangat senang menjalin kerja sama dengan warga di Teratai Hitam,” ucap seorang pria berjubah gelap kepada dua pengunjung restoran yang berasal dari pulau Safir Biru. Matanya menyipit tajam, menunjukkan bahwa ia merasa unggul.“Jangan buru-buru percaya diri, Tuan Hong. Hasil bumi dari pulau Safir Biru jelas lebih unggul ketimbang milik kalian. Walikota pasti akan mengutamakan membangun cabang sekte Darah Suci di pulau kami,” timpal si pria lain menanggapi ucapan Hong Tian.Rekan Hong Tian menepuk pundak Hong Tian, memberi isyarat kepadanya agar tak memperpanjang perdebatan dengan Duan Lei yang bera
Beberapa jam kemudian, Zhou Fu dan Zhou Shan telah tiba di gerbang depan kota Lembah Angin Abadi. Dari luar, kota itu tampak seperti sebuah oasis yang hidup di tengah padang tandus. Pohon-pohon rimbun dan bunga berwarna-warni yang bertebaran di seluruh penjuru kota menciptakan pemandangan yang kontras dengan tanah gersang di sekelilingnya. Tak akan ada orang yang tak keheranan menyaksikan anomali tersebut.“Aku semakin yakin, pemimpin di kota ini merupakan seorang kultivator dari dunia atas,” gumam Zhou Shan saat merasakan keberadaan energi Qi yang cukup memadai meski tak terlalu tinggi kepadatannya. “Hanya saja, bagaimana bisa dia turun ke tempat ini?”“Apa dia juga memiliki artefak suci?” tanya Zhou Fu.Zhou Shan melotot kesal dan menyebutkan jika artefak suci sejenis alat transportasi beda alam milik Holy Light bukanlah spirit tool yang bisa dimiliki sembarang kultivator. Sekte bintang 10 dengan kekayaan berlimpah pun belum tentu memiliki spirit tool semacam itu.“Lalu, bagaimana c
Tak ada hal yang bisa dikulik dari Jiang Hao mengingat pria itu sebenarnya juga tak benar-benar tahu apa kesalahannya sehingga ditempatkan di wilayah pengasingan tersebut. Maka, demi memuaskan rasa penasaran, Zhou Fu mengajak Zhou Shan pergi ke utara, ke kota Lembah Angin Abadi.“Tuan-Tuan sekalian,” ucap Jiang Hao menyela percakapan Zhou Fu dan Zhou Shan. “Maaf jika ucapanku lancang, tetapi, bukankah lebih elok jika kalian menyelamatkan kami dulu sebelum kalian pergi ke utara? Maksudku, biasanya orang baik akan berbuat demikian,” ucap Jiang Hao lagi dengan wajah penuh harap.Zhou Shan mengerutkan kening, ia baru teringat satu hal yang juga mengganggu pikirannya. “Itu yang sebelumnya ingin kutanyakan. Tempat ini memiliki suhu ekstrim yang berbahaya. Jika kalian ingin selamat, bukankah kalian hanya perlu pergi dan mencari pemukiman baru?”“Bodoh!” Zhou Fu menjitak kepala Zhou Shan, terkesan sangat kurang ajar di mata Jiang Hao yang melihat wajah Zhou Fu jauh lebih muda dari Zhou Shan.