Sederhana saja. Jika air matamu menetes setelah mengingatnya, berarti dia masih segalanya di hatimu.(Rafka – Cahaya Cinta Azzura)Rafka beranjak menuju kamar, setelah mendengarkan penjelasan sang mama dan sang adik. Rafka tak sanggup bila berlama-lama berbicara dengan mereka. Apalagi jika mereka membahas perihal perceraiannya.Sejenak Rafka termangu, mungkin mandi bisa menyegarkan tubuh dan pikirannya. Gegas Rafka menuju kamar mandi guna membersihkan tubuhnya. Berharap air hangat yang membasuh tubuhnya dapat menghilangkan penat di hatinya. Sesaat kemudian, pemuda tampan itu sudah berada di balkon kamarnya. Menatap langit dan menikmati sinar bulan yang ditemani bintang. “Ya Allah, aku enggak menyangka akan berpisah dengan Azzura dengan cara seperti ini. Azzura ... kenapa kamu begitu tega mengkhianatiku?” ucapnya lirih. Tak terasa air matanya pun mengalir membasahi pipi.“Jujur, aku masih mencintaimu, Zura. Akan tetapi, aku tidak bisa memaafkan pengkhianatanmu,” ucapnya lagi.“Kamu
Menuruti ego, emosi sesaat, dan hawa nafsu hanya akan merugikan. Ujungnya, penyesalan adalah hadiah yang pasti akan diterima.(Rafka – Cahaya Cinta Azzura)Andre membawa Rafka keluar dari restoran. Dia tidak mau sang sahabat menjadi bahan tontonan pengunjung restoran. Khawatir akan berimbas pada perusahaannya.“Mas Rafka, sekali lagi aku minta maaf. Aku melakukan semua ini karena terpaksa,” ucap Nuril sebelum Rafka dan Andre meninggalkan restoran.“Entah, aku bisa memaafkanmu atau tidak. Kalian adalah penyebab kehancuran hidupku, juga kehancuran rumah tanggaku yang hanya berlangsung beberapa jam. Ya, kalian. Kamu Indira, dan Mama,” ucapnya penuh dengan penekanan di setiap kata. Matanya memerah menahan amarah dan kecewa.“Sebaiknya kita segera pulang,” bisik Andre. Pemuda tampan itu langsung menggandeng tangan sang sahabat, bukan menggandeng lembut. Akan tetapi sedikit menyeret.“Enggak usah ditanggapi lagi. Apa kamu enggak lihat berpasang mata melihat ke arahmu?” ucap Andre. Saat in
Cinta itu menuntut kesabaran karena dengan bersabar akan memperoleh cinta yang istimewa.(Zayyan Haziq Priambudi – Cahaya Cinta Azzura)Sesuai arahan resepsionis, mereka langsung naik ke lantai tiga di mana ruangan Zidan berada.Awalnya mereka sempat bingung karena ada beberapa ruangan pengacara yang berada di bawah naungan firma hukum milik Zayyan. Namun, setelah membaca nama Zidan Hairuddin, S.H. LL.M. Di salah satu pintu ruangan. “Ish, ternyata Pak Zidan juga lulusan S2 luar negeri, semoga saja dia masih muda dan tampan seperti Pak Zayyan,” seru Ayana menggoda Azzura.“Berhenti menggodaku, Ayana! Kita sudah berada di dalam,” ujar Azzura sewot. Sejak tadi dia sudah gelisah, kebiasaan Azzura bila bertemu orang baru dan lingkungan baru. Azzura seperti itu sejak bercerai dengan Rafka. “Kalian mau ke mana?” tanya seorang wanita yang ruangannya berada di depan ruangan Zidan. Ruangan wanita itu lebih terbuka daripada ruangan lainnya. Di atas mejanya ada papan kecil bertuliskan sekretar
Percayalah, takdir Allah yang mempertemukan kita, pasti ada hikmah yang terkandung di dalamnya. Akan ada sesuatu yang terbaik untukmu dan untukku.(Zayyan ❤️ Azzura – Cahaya Cinta Azzura)Zidan berniat mengerjai Zayyan dengan mengirim Ayana, bukan Azzura. Dia ingin tahu bagaimana reaksi sang sahabat di hadapkan gadis cantik, tetapi tomboi itu nantinya.“Bisa minta tolong Mbak Ayana untuk datang ke ruangan Pak Zayyan. Serahkan CV kalian untuk dia baca. Mbak Azzura, mohon tunggu sebentar, nanti kalau dipanggil saja, silakan ke sana!” ucap Zidan sambil tersenyum manis.“Boleh-boleh. Dengan senang hati, saya akan menyerahkan CV kami pada Pak Zayyan,” ucap Ayana antusias.“Ruangan Pak Zayyan di sebelah ruangan Pak Zidan, ‘kan?” tanyanya sambil berdiri.“Iya,” jawab Zidan.Dengan semangat Ayana mengetuk pintu ruangan Zayyan. Zayyan yang tidak melihat dulu siapa yang datang, segera mempersilakan masuk.Azzura yang berada di ruangan Zidan, hanya diam sambil menundukkan kepala dan sibuk memili
Masa lalu mengajarkan kita arti untuk memahami, mengikhlaskan, dan melaju menuju masa depan yang lebih bahagia.(Azzura – Zayyan)Azzura bergeming di tempatnya duduk, dirinya tidak menyangka bakal diterima bekerja di firma hukum yang sudah terkenal ini. Apalagi menjadi asisten pribadi Zayyan, sang pemilik firma hukum.“Pak Zayyan serius?” tanyanya bahagia sambil berdiri tepat di belakang Zayyan yang masih membelakanginya.“Menurutmu?” Zayyan langsung membalikkan badan.Brug!Zayyan tidak tahu kalau Azzura berada tepat di belakangnya. Azzura berniat menghindari benturan antara dirinya dan Zayyan. Namun, kakinya terkilir dan hampir jatuh. Beruntung Zayyan dengan sigap menangkap tubuh itu sehingga tidak sampai terjatuh ke lantai.Mata keduanya saling beradu pandang, menimbulkan desir di antara keduanya. Namun, tidak berlangsung lama. Azzura segera bangkit menormalkan posisinya. Dia langsung menunduk malu dan canggung, Zayyan pun sama.“Ma-maaf dan terima kasih,” ucapnya sambil menunduk.
Kemarin adalah kenangan dan pelajaran. Sedangkan hari ini adalah tantangan yang harus terselesaikan, lalu esok adalah tantangan baru untuk memulai kehidupan yang lebih baik. Percayalah, hari ini dan esok, aku ingin merangkai hari-hariku bersamamu selamanya.(Zayyan Haziq Priambudi – Cahaya Cinta Azzura)Azzura masih menangis tergugu dengan tubuh gemetar. Azzura kembali mengingat peristiwa lima bulan yang lalu, malam terburuk dalam hidupnya. Malam di mana dirinya dihakimi satu keluarga yang memandangnya begitu hina. Zayyan bingung harus berbuat apa. Dirinya tidak mengerti kenapa Azzura bisa menangis seperti itu. Zayyan memilih menepikan mobilnya dan berusaha menenangkan gadis itu. “Apa aku melakukan kesalahan?” tanyanya ragu. Azzura menggeleng, membuat Zayyan sedikit lega. Gadis itu menangis bukan karena dirinya.“Apapun masalahmu, kalau kamu berkenan cerita padaku, aku akan bersedia mendengarnya. Untung-untungan kalau aku punya solusi untukmu,” ucap Zayyan lembut. Entah, ada apa d
Ketika kamu benar-benar mencintai seseorang, kamu akan memberikan semua yang dirimu bisa tanpa mengharapkan balasan.(Zayyan – Azzura)Azzura dan Ayana berusaha bersikap biasa. Mereka mengikuti meeting dengan baik sampai selesai. Berulang kali Ayana melihat Rafka mencuri pandang ke arah sang sahabat, tetapi Azzura sama sekali tidak menghiraukannya. Gadis cantik itu memilih fokus mencatat aduan Bahar dan apa yang di ucapkan Zayyan.Hampir dua jam meeting berlangsung. Zayyan pun mengakhirinya. Bahar sangat berharap kasus hukum yang menjerat perusahaannya bisa segera diatasi, meskipun Bahar tahu dia akan membayar banyak ganti rugi.“Terima kasih Mas Zayyan, Mas Zidan. Saya berharap bantuan dari kalian bisa sangat membantu perusahaan saya,” ucap Bahar penuh harap.“Terima kasih, Mas Zayyan, Mas Zidan,” ucap Rafka tersenyum lembut.“Sama-sama. Kami akan sangat senang bisa membantu menyelesaikan masalah kalian,” ucap Zayyan tulus yang diangguki Zidan.“Terima kasih Nak Azzura, Nak Ayana,”
Jangan biarkan rasa takut menghalangi untuk mengikuti kata hati, untuk menggapai masa depan yang lebih baik.(Azzura Balbina Ayyubi – Cahaya Cinta Azzura)Azzura masih menangis menceritakan semua tentang Rafka pada Zayyan. Zayyan berusaha menguatkan dan menenangkan Azzura.“Kamu jangan pernah bersedih lagi, aku janji akan berusaha membuatmu lupa akan semua kepahitan yang terjadi dalam hidupmu. Kalau kamu mau, aku akan berhenti menjadi pengacara keluarga mereka,” ucap Zayyan tegas.“Jangan, Mas. Jangan lakukan itu pada mereka. Kalau Mas Zayyan sampai melakukan itu, apa bedanya Mas dengan mereka? Aku sudah berusaha ikhlas menerima semuanya. Namun, meski hati ikhlas tetap tidak bisa begitu saja melupakan apa yang aku alami, butuh waktu untuk melupakan semuanya,” ucap Azzura penuh harap.“Dan aku akan selalu siap membantumu melupakannya,” ucap Zayyan mantap.“Terima kasih, tapi maaf aku belum bisa membalas kebaikanmu dengan mencintaimu,” ucap Azzura ragu.“Tidak masalah, cinta itu tidak