Beranda / Rumah Tangga / Pengkhianatanmu Awal Kebahagiaanku / Part 16. Terdengar Jelas Percakapannya

Share

Part 16. Terdengar Jelas Percakapannya

last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-01 01:01:57

Dan percakapan mereka sangat jelas di telinga ku....

"Ta, kamu yakin Rinjani tidak curiga? Aku takut lho kalau ketahuan." Deska sedikit berbisik tetapi aku mempunyai telinga yang cukup nyaring, jadi terdengar jelas.

"Apaan sih Des? Kamu kok aneh deh. Sekalipun itu si kerempeng tahu aku jalan sama kamu ya nggak masalah. Kan kamu pacar aku yang sesungguhnya." Rinata berdecah ketus.

"Bukan, bukan itu maksud ku. Maksud ku soal Reno, dia nggak curiga kan kalau kamu yang bikin Reno berpaling dari Rinjani? Dia nggak tahu kan kalau kamu selingkuhannya Reno?"

"Ya enggak lah, aku udah atur semuanya. Dan itu sesuai dengan apa yang kita rencanain. Jadi kamu tenang saja. Udahlah, biarin aja aku malas bahas mereka." Deska tak berkutik setelah itu, karena wajah Rinata semakin tak bersahabat.

Hebat, hebat. Permainan dan skenario yang sangat hebat. Di luar nalar tapi itu fakta adanya.

Aku berdiri lalu menghampiri mereka dan tak lupa aku membuka masker.

"Wah saya salut dengan kalian berdua. Kamu Rinat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Makandolu Effy
rinjani katanya mau main cantik kok malah oon sihhh
goodnovel comment avatar
dianrahmat
smg Rinjani ckp cerdas dg merekam pembicaraark tadi. klw enggak.... ya bodohlah namanya ...
goodnovel comment avatar
Lisda Lisdania
terburu2 rinjani harus nya di rekam dl cari bukti yg banyak br di bongkar
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pengkhianatanmu Awal Kebahagiaanku   Part 17. Pingsan

    "Rin, kamu mau kan menikah dengan ku?" Reno bersimpuh dengan menyuguhkan sebuah cincin dan sekuntum bunga mawar berwarna putih.Dia melamarku ketika kami sedang makan malam. Aku sebenarnya agak curiga, karena makan malam kali ini berasa ada yang aneh. Di meja makan ada lilin dan taburan bunga mawar merah. Belum lagi temanya yang outdor menambah romantis suasana malam itu."Ren, hmm aku... Tapi aku belum siap untuk menikah. Apa ini tidak terlalu cepat, lagian kita juga baru pacaran enam bulan. Dan aku juga takut, takut kalau kamu suatu hari nanti kamu seperti lelaki kebanyakan yang nggak bisa setia?"Reno yang tadinya bersimpuh beranjak lalu berdiri tepat di hadapan ku, dan menggenggam erat kedua tangan ini, "Rin, tolong percaya sama diriku. Lagian kamu sudah kenal aku dari kita kuliah.""Karena aku tahu kamu, makanya takut Ren. Aku merasa belum mengenal kamu seutuhnya. Apa nggak sebaiknya dipikirkan lagi matang-matang?""Jangan hukum aku akan masa lalu dulu, Rin. Itu hanya cinta monye

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01
  • Pengkhianatanmu Awal Kebahagiaanku   Part 18. Apa yang Sudah Terjadi?

    "Baik, Bu."Kulihat jam yang menempel di dinding sudah menunjukkan pukul 23.00 malam. Aku nggak tahu udah berapa lama pingsan. Baru kali ini aku merasakan pingsan seumur hidup.Berusaha mengingat apa yang sudah terjadi, badan terasa lemes, dan persendian masih terasa nyeri apalagi kepalaku masih terasa pusing.Baru ingat, kalau tadi aku sempat melabrak Deska dan Rinata. Kemana mereka? Tidak mungkin manusia tak bermoral itu tidak tahu kalau aku pingsan. Sungguh manusia tidak punya perasaan kalian.Tak lama kemudian, perempuan tadi yang ku mintai tolong untuk memesan ojek online pun datang. Dia menatah ku masuk ke mobil. Ku ucapkan terima kasih banyak dan memberikan sedikit tip untuknya.Setengah jam perjalanan akhirnya aku sampai di hotel tempat menginap. Berjalan tertatih menuju kamar. Sesampainya di kamar aku tidak menemukan apa-apa, keadaan begitu sunyi sepi.Aku juga tidak tahu dimana keberadaannya. Ah sudahlah, tak perlu ku hiraukan. Biarkan saja, terserah dia mau berbuat apa, ngg

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01
  • Pengkhianatanmu Awal Kebahagiaanku   Part 19. Sebuah Pesan

    Kemudian Pak Harjoko duduk berseberangan dengan ku yang dibatasi oleh sebuah meja tamu berbentuk persegi panjang, sedangkan lelaki itu terlihat seperti mengekor, dan dia pun duduk di sebelah bosku. Kenapa dia duduk disitu? Apakah mereka saling kenal? Ah rasanya tak mungkin."Rin, maaf nunggu lama. Tadi saya sakit perut, lupa ngabarin kamu kalau agak telat" ujar Pak Harjoko sembari memegang gawainya."Iya, Pak. Nggak apa-apa, lagian saya juga belum lama nunggunya. Yaudah Pak, yuk berangkat! Kita ketemu kliennya dimana Pak? Di restoran atau dimana?" ajakku yang perlahan bangkit dari tempat duduk."Duduk dulu Rin, nggak usah terburu-buru, kliennya udah di sini kok?" jawabnya santai."Di sini gimana maksudnya Pak?" Mulai heran dengan tingkahnya ku lihat dari ujung mata tampak lelaki itu senyum-senyum sendiri, dasar aneh."Iya, ini kenalin Pak Benny klien kita yang baru." aku ternganga dibuatnya, duh Pak Bos masa iya dia klien ku sekarang, pantas saja sikap lelaki itu mencurigakan dari tad

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01
  • Pengkhianatanmu Awal Kebahagiaanku   Part 20. Siapa Pemilik Nomor Ini?

    Masih dari nomor yang tidak dikenal. Apa Rinata yang menerorku? Ketika dia masih menginap di sini tak pernah ku terima pesan teror seperti ini. Malah ketika dia nggak di sini aku di teror lagi. Bukan lagi, bukan salah lagi. Ini pasti kamu Rinata.Muka ku memanas menahan amarah yang belum bisa aku hempaskan. Ku coba tarik nafas dalam dan melepaskannya pelan-pelan, lalu beristigfar, Astagfirullah. Ya Allah berikan kesabaran lebih padaku.Ku lanjutkan mengemasi barang-barang. Setelah semuanya beres, lalu merebahkan badan di peraduan. Semoga tertidur dengan lelap.***Dari bandara aku langsung ke rumah, karena sudah check out di hotel tempat aku menginap kemarin sebelum berangkat ke Bali. Di jam istirahat aku sempat ke hotel mengambil semua barang-barang dan balik lagi ke kantor waktu itu.Ketika memasuki perkarangan rumah, tampak terparkir mobil Mas Reno di garasi. Syukurlah kalau kamu nginap di rumah Mas.Ada rasa rindu bergejolak di hatiku. Apalagi setelah mengetahui semua kebusukan Rin

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01
  • Pengkhianatanmu Awal Kebahagiaanku   Part 21. Remuk Rasanya

    Berjalan tertatih hingga terduduk di bangku yang ada di dekat taman halaman rumah. Dengan tangan bergetar ku ambil gawai di dalam tas kecil yang sedari tadi tidak lepas dari sandangan. Biar sementara nginap di hotel lagi, sebelum aku mendapatkan rumah yang baru.Adzan magrib pun berkumandang, senja telah pergi tetapi tidak dengan lukaku. Tak lama kemudian taxi online yang ku pesan pun datang. Selang menempuh perjalanan satu jam akhirnya aku sampai di hotel. Sengaja ku pilih yang di dekat kantor, supaya lebih dekat pergi kerja. Apalagi mobil ku masih terparkir di kantor karena pergi ke Bali kemarin.***Memasuki kamar lalu meletakkan koper, ku berwudhu dan setelah sholat bermunajat kepada Sang Ilahi, meminta untuk diberikan kekuatan lahir dan bathin dari apa yang tengah ku hadapi.Sembari berbaring di tempat tidur, merenungi tentang apa yang terjadi. Apa kurangnya diriku dimata Mas Reno sehingga dia tega mengkhianati ku dengan cara murahan seperti ini."Sayang, aku lembur hari ini. Ag

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01
  • Pengkhianatanmu Awal Kebahagiaanku   Part. 22. Sebuah Surat

    "Iya, Pak, makasih yah." aku berlalu meninggalkan Pak Anton dan tanpa melihat amplop tersebut.Ketika sampai di lantai 12 ku toleh ruangan gundik suamiku itu, ternyata benar dia tidak masuk. Kan apa aku bilang itu hanya akal-akalannya saja supaya tidak masuk kerja. Sedangkan kemarin wanita tak berperikemanusiaan itu sedang bercumbu dengan mantan suamiku yang masih sah secara negara.Ku lihat surat yang sedang dalam pegangan. Ku baca kop nya, ternyata dari Pengadilan Agama tak membuka surat pun aku sudah tahu apa isinya.Menghela nafas berat, tetap ku buka amplop tersebut untuk melihat tanggal persidangan. Ya Rabb empat hari lagi?Telepon voip ku berbunyi ...Kriiing"Hallo""Rin, udah siap? Kita berangkat sekarang!" ucap Pak Harjoko."Iya Pak" sahutku dengan nada melemas.Kami di antar oleh supir pribadi Pak Bos, hanya bertiga saja. Dalam perjalanan terlintas di benakku untuk bertemu dengan Reisya, karena dia menetapnya di Bandung. Semoga nanti ada waktu untuk berbincang dengannya.Re

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01
  • Pengkhianatanmu Awal Kebahagiaanku   Part 23. Cari Pengacara

    "Tapi aku takut Rei."Walaupun Reisya menguatkan ku entah kenapa ada rasa takut terlintas dibenak ini. Dan aku tidak tahu apa arti dari rasa takut tersebut.Reisya memegang kedua bahu lalu menatap tajam dan menyeka air mata ku yang jatuh dengan pelan, "Rinjani, kamu nggak perlu takut akan apa-apa. Lagian kalau kita pakai pengacara bakalan gampang. Jadi kamu tenang yah, harus kuat ini demi harga diri. Bentar, aku coba hubungi temenku dulu." ujar Reisya melepaskan pegangannya lalu mengambil gawai di dalam tas, lalu ..."Hallo Al, lu dimana? Lagi sibuk nggak?""Hei Rei, apa kabar? Gue lagi di Bali nih ada urusan. Emang kenapa? Dari nada ngomong lu kayaknya penting banget nih kayaknya? Lu lagi ada masalah ya?"Bukan gue, tapi temen deket gue digugat cerai sama lakinya. Rencana mau pakai jasa lu buat kasus dia nanti. Lu kapan balik ke Jakarta?"Nanti malam gue juga balik Rei. Lu datang aja ke kantor bareng temen lu itu!""Oke, besok gue kabari lu yah."Reisya mematikan sambungan teleponya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01
  • Pengkhianatanmu Awal Kebahagiaanku   Part 24. Mencari Cara Lain Masuk ke Dalam Rumah

    "Alhamdulillah udah Rei, alhamdulillah dikasih izin, sekarang dia udah dijalan balik ke Jakarta. Ternyata udah daritadi dia nelfon hp ku silence malah nggak di aktifin juga getarnya jadi nggak tahu Rei.""Terus sekarang gimana? Atau kita ke rumah aku dulu buat ngambil perlengkapan abis itu kita balik ke Jakarta.""Ide yang bagus, yaudah kamu lanjutin dulu makannya."Aku dan Reisya bergegas, setelah mengambil perlengkapannya di rumah kami langsung menuju Jakarta dengan menggunakan mobil Reisya. Aku bersyukur dalam kondisi ini dikasih kekuatan dan support oleh sahabat.Sesampainya di hotel aku dan Reisya langsung istirahat karena sangat melelahkan perjalanan Bandung-Jakarta belum lagi macetnya.***Pagi ini, aku dan Reisya mau ke kantor Aldy untuk membicarakan kasus cerai. Sesampainya di kantor Aldy, kedatangan kami pun di sambut hangat. Ternyata Aldy umurnya setara dengan aku dan Reisya. Dia merupakan teman Reisya semasa SMA dulu, begitu yang disampaikan Reisya ketika kami sedang dalam

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01

Bab terbaru

  • Pengkhianatanmu Awal Kebahagiaanku   Mau Miskin ataupun Bahagia, Aku Pilih Jalan Sendiri!

    Bab 12"Kamu beneran sudah gila ya, Lita! Mama pikir kamu bisa berpikir jernih sedikit, mengalah sedikit, apa kamu beneran nggak takut jadi janda dan hidup melarat?" serang Ririn dengan penuh amarah.Dia memang takut miskin karena mengingat hidupnya yang begitu susah dulunya.Lita mengendikkan bahu dengan angkuhnya."Aku memang sudah gila!""Kan berulang kali aku bilang sama mama, kalau aku nggak peduli. Mau hidup miskin ataupun kaya, terserah kedepannya. Aku capek diatur terus-terusan, aku yang lebih tahu kebahagiaan ku sendiri.""Sebelum Mas Ammar yang ceraikan aku, aku yang lebih dulu ceraikan dia, karena aku akan menikah dengan lelaki pilihanku!" erang Lita hilang kendali."Jangan bertindak bodoh kamu! Pikirkan lagi ucapan kamu itu Lita! Laki-laki itu pasti baru kamu kenal, nggak akan ada laki-laki yang nerima perempuan apalagi janda dengan segampang itu. Kamu nggak mikir efeknya nanti gimana?""Sudahlah, Ma. Aku capek berdebat terus dengan mama. Lagian hutang-hutang mama juga ham

  • Pengkhianatanmu Awal Kebahagiaanku   Diberi Nama Argantara

    Bab 11[Mas ... dimana? Aku lagi bete nih! Bisa keluar nggak]Lita mengirim pesan pada seseorang beberapa saat setelah menenggak habis minumannya. Tak perlu sepertinya Lita menunggu, selang satu menit, pesannya pun terbalaskan.Seperti tak kenal waktu, padahal sudah menunjukkan pukul satu dini hari.[Kan tadi abis jalan. Kok masih bete sih?] Balas seseorang yang diberi nama Argantara.[Tau gini mending aku nggak pulang tadi.] Balas Lita cepat.[Terus gimana? Mau keluar lagi?][Iya.][Oke. Aku otewe]Sembari menunggu jemputan dari lelaki yang baru dikenalnya selama seminggu ini, Lita menunggu lantai dua untuk mengambil tasnya. Dia berjalan mengendap-endap supaya langkah kakinya tak terdengar oleh Ririn sang mama.Dengan pelan dia menekan handle pintu dan membukanya sedikit saja. Tampak Ririn sudah tidur dengan posisi terlentang. Tak ingin ketahuan, Lita buru-buru menyambar tas yang ada di nakas.[Dimana? Aku udah siapa]Pesan yang dikirim Lita cukup lama dibalas, hingga ... terdengar b

  • Pengkhianatanmu Awal Kebahagiaanku   Arumi Dibawa Pergi

    Bab 10"Nggak cuma tanya apa ada yang mau nitip makanan, gue jawab aja langsung enggak.""Ooh ...." Lita sama sekali tak curiga dengan gerak-gerik teman kerjanya itu. Dia kembali berkutat pada ponselnya.[Ta, mama telponin daritadi nggak diangkat-angkat][Mama mau ngasih tau, mertua sama Arumi dan baby sitter kamu keluar dari rumah][Mama sempat nanya, tapi mertua kamu diam aja. Coba deh kamu telpon mertua kamu?]"Mama lebay banget deh ah. Perkara mereka keluar rumah aja pake lapor. Nggak ada apa hal yang lebih penting," ngomel Lita seraya membuka aplikasi lainnya."Masalah lagi?" tanya Dea."Ya biasalah, nyokap gue orang paling lebay. Masa iya, mertua, anak, dan baby sitter keluar rumah pake ngelapor segala ke gue. Kan nggak penting banget ya," jelas Lita dengan suara sedikit tinggi."Yaelah. Gitu aja lu sensi amat. Wajar aja lah emak lu lapor, kan mertua lu bawa anak lu keluar rumah, emangnya lu nggak mikir gimana gitu, khawatir paling tidak," sahut Dea seraya menyunggingkan sedikit

  • Pengkhianatanmu Awal Kebahagiaanku   Sepucuk Amplop Putih

    Bab 9"Lita ... Lita ..., bangun kamu! Heh!" Ririn mengguncang tubuh anaknya yang baru saja terlelap."Dasar kebo ya kamu, ditinggal sebentar ke bawah, langsung molor," sengit Ririn."Apa sih, Ma. Orang ngantuk juga." Lita menyentak tubuhnya. Tangan Ririn terlepas."Ammar mau menceraikan kamu!" ucap Ririn tanpa basa-basi."Hah?" Lita terduduk, dengan wajah masih berpoles make up dan rambut acak-acakan. "Jangan bercanda, Ma!" ucapnya tak percaya."Serius, tadi Ammar bilang, kalau kamu tidak berubah, bisa jadi kalian akan bercerai."Seolah seperti orang baru sadar, Lita mengibas angin tepat di depan wajah Ririn."Halah, paling juga ancaman belaka, Ma. Mana mungkin dia akan menceraikan aku. Lagian nih, pasti auto malu lah, dia kan tahu gimana rasanya punya orang tua nggak lengkap. Aku yakin, dia tidak akan melakukan hal itu, kalau dia sayang Arumi, aku yakin dia tidak akan memberikan Arumi orang tua yang tidak lengkap." Begitu percaya dirinya Lita berucap."Jika benar itu terjadi bagaima

  • Pengkhianatanmu Awal Kebahagiaanku   Apa Hanya Sekedar Ancaman?

    Bab 8"Buka mata kamu, Mmar. Apa iya pantas istrimu bicara seperti itu sama bunda?"Viola tak tinggal diam, terasa dipojokkan oleh Lita."Neng Viola harusnya juga buka mata, jangan karena nila setitik rusak susu sebelanga, jangan karena Lita ingin istirahat sebentar, Neng Viola jadikan itu Boomerang," balas Ririn tegas."Kenapa kamu diam, Mmar?""Lihat istrimu Lita, bersimpuh meminta pengertianmu, dia rela meminta maaf atas apa yang sebenarnya tidak dia lakukan secara sengaja. Andai bundamu bisa mengontrol diri, tak akan runyam seperti ini," tambah Ririn.Ammar menundukkan kepalanya, melihat sekejap istrinya yang masih bersimpuh dan tak hentinya menangis. Isakkan tangis Lita pun terdengar semakin keras."Bund, kita turun saja dulu!" ajak Ammar memecahkan keheningan yang tercipta beberapa detik."Yuk, mending kita istirahat," sahut Viola dia menyunggingkan ujung bibirnya pada Ririn."Mas ... Mas ... Please, jangan begitu. Aku sedikitpun tidak ada niat mengutarakan ucapan seperti tadi s

  • Pengkhianatanmu Awal Kebahagiaanku   Debat-debat Apaan Itu di Lantai 2

    Bab 7"Eh, Bunda. Duduk sini, Bund. Mau ngomong apaan? Serius nih keliatannya," ucap Ammar seraya menurunkan kedua kakinya yang tadinya berada di kursi kosong."Kamu nggak tidur?" tanya Viola memulai pembicaraan, seraya menduduki kursi yang ada di sebelah kanan."Nanti lah, Bund. Bunda kenapa nggak tidur? Udah malam lho, Bund. Apalagi tadi sibuk ngurusin acara Arumi.""Iyaa, bentar lagi bunda tidurnya." Viola menyisir pandangannya, termasuk ke pintu utama yang terbuka dengan lebar."Bunda lagi liatin apa? Katanya tadi mau bicara, bicara apa, Bund?" tanya Ammar mulai penasaran apalagi melihat gelagat bahasa tubuh ibunya yang agak lain."Tadi bunda liat Lita naik ke lantai dua bawa beberapa baju. Emangnya dia mau tidur di atas lagi, Mmar?""Oh itu, iya, Bund. Malam ini dia mau istirahat di kamar lantai atas.""Istirahat gimana? Kalian kan punya kamar? Kenapa pisah kamar lagi kayak kemarin?""Hmm ... cuma malam ini aja kok, Bund. Lita kecapekan kalau tidur di kamar aku, bakalan keganggu

  • Pengkhianatanmu Awal Kebahagiaanku   Suami Sabar tapi Punya Istri Bar-Bar Galau

    Bab 6Malam ini, untuk pertama kali mereka tidur bertiga. Ammar sangat senang, hal kecil yang diimpikannya terwujud, satu kamar dengan istri dan anak."Mas, makasih ya. Atas sikapku kemarin." Lita kembali mengulangi permintaan maafnya pada Ammar saat mereka sama-sama tengah berbaring di atas ranjang sembari memainkan jambang Ammar yang tampak mulai lebat."Tidak apa, Sayang. Mas paham. Tapi, jangan lagi berkata seperti itu. Kasian Arumi," balas Ammar lembut dan mendaratkan sebuah kecupan di kening Lita."Mas, juga minta maaf sama kamu. Mas yang salah atas semuanya yang terjadi," tambah Ammar kemudian.Cahaya remang, dinginnya suhu AC, dan lelapnya Arumi di ranjangnya sendiri, serta tak bisa dibendung rasa rindu Ammar pada istrinya. Tangan Ammar mulai nakal menjamahi tubuh Lita."Mas, kita tidur yuk! Aku capek," bisik Lita seraya menggeser tangan suaminya dari bagian tubuh yang tersentuh."Yaudah, yuk!"Posisi tidur langsung berubah, Lita membelakangi suaminya. Namun, Ammar sepertinya

  • Pengkhianatanmu Awal Kebahagiaanku   Minta Maaf karena Shock

    Bab 5Ammar seketika berdiri, telinganya terasa semakin panas oleh ucapan Lita yang sama sekali tidak ada rasa peduli padanya."Kamu bisa ngertiin posisi aku nggak?""Kamu juga nggak ngertiin aku, Mas. Kamu nggak ngerti gimana perasaan aku!" Lita tak mau kalah, mau adu nasib dengan suaminya yang siang malam berkejar-kejaran dengan waktu. "Aku kurang ngertiin apalagi coba? Aku akan tetap test DNA, tapi sabar dulu.""Terserah lah, Mas. Kamu egois!" Lita meninggalkan Ammar tanpa belas kasihan sedikitpun, seolah cinta dan kasih sayang yang dia berikan dari awal pernikahan sirna begitu saja."Lita ... Lita ... kamu nggak capek apa kita begini terus!" seru Ammar. Namun, Lita sama sekali tidak memperdulikan ucapan suaminya. Dia terus saja menaiki anak tangga Hari-hari yang dijalani Ammar sekarang selalu banyak masalah. Rumah terasa panas, dia pun sulit berkonsentrasi. Bahkan kerjaan yang sedang dia selesaikan sekarang itu, karena klien protes, dan itu karena Ammar tidak fokus.Viola yang m

  • Pengkhianatanmu Awal Kebahagiaanku   Ada Tujuan Lain

    Bab 4"Masa Neng Viola tidak tahu alasan saya berkata demikian? Bukannya Neng Viola sudah melihat bayi yang ada di kamar Ammar dan Lita.""Ya, saya sudah melihatnya. Lantas apa hubungannya dengan ucapan Neng Ririn tadi. Itu kan bayi mereka.""Saya tidak yakin, pasti Ammar sudah menjebak Lita. Bisa jadi itu anak orang lain. Saya rasa ad maksud lain dibalik hadirnya bayi itu.""Astaghfirullah, Neng. Jauh sekali pikiranmu. Sampai menuduh Ammar seperti itu. Saya tahu Ammar seperti apa, dia tidak akan berbuat sekonyol itu.""Udahlah, Neng Viola. Nanti saja kita buktikan. Saya akan tinggal di sini, biar tidak terjadi hal-hal buruk.""Sama lah kalau begitu, saya juga tinggal di sini. Kita buktikan saja siapa yang memfitnah."Lita tersentak, dia menatap ibunya, seolah mengode sesuatu."Lho, nggak bisa gitu dong, Neng. Anakmu laki-laki tidak perlu ditemani, beda dengan anakku, perlu penjagaan ketat.""Dia tidak terancam kok di sini, Neng Ririn. Malah, Lita bisa me time sepanjang waktu. Kan yan

DMCA.com Protection Status