Share

Terkunci di Toilet

Penulis: Syifa Safaah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Nah, sekarang kemejamu sudah rapi. Ayo, kita berangkat sekarang!" Kiran tersenyum pada Mahesa, lantas kembali mengapit lengan kekarnya dan berjalan meninggalkan Athalia yang tercenung di kursinya. 

Bola mata Athalia bergerak memperhatikan punggung Mahesa yang berjalan di samping Kiran. Kiran merasa dadanya sesak, seolah ada benda berat yang menghujam dadanya. 

"Mahesa akan pergi makan siang dengan Kiran? Apakah mereka berdua sudah menjalin hubungan sekarang?" gumam Athalia. 

Mendesah pelan, matanya melirik ke arah kalender meja yang setiap tanggalnya, selalu ia beri tanda silang. Tangan Athalia meraih kalender itu, kemudian ia memberi tanda silang di tanggal hari ini. 

Melihat banyaknya tanda silang yang mulai memenuhi bulan april, membuat Athalia menelan salivanya berat. 

"Dulu saat pertama kali aku menjadi teman tidurnya Mahesa, aku berdoa semoga waktu satu bulan itu cepat berlalu agar aku bisa lepas dari jeratan Mahesa.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penghangat Ranjang Tuan CEO   Menuduh Athalia

    Tapi tidak ada satu orang pun yang datang dan menghampirinya. Karena kesal, Kiran memukul pintu toilet itu dengan tangannya.“Mengapa aku sial sekali hari ini? Sudah gaun mahalku terkena tumpahan lemon tea, lalu sekarang aku terkunci dalam toilet,” rutuknya sambil menghentakkan sebelah kakinya ke lantai.Saat itu, melalui celah pintu toilet, Kiran melihat sepasang kaki wanita yang mengenakan heels berwarna hitam. Kaki itu melangkah dan berhenti tepat di depan pintunya yang terkunci.Matanya langsung melebar senang mengetahui ada orang lain selain dirinya di dalam toilet perempuan.“Hei! Siapa di sana? Tolong keluarkan aku! Pintunya terkunci dan aku tidak bisa keluar!” Kiran mencoba meminta pertolongan.Pikirnya, wanita itu akan menolongnya. Tetapi apa yang dilakukan oleh wanita itu selanjutnya, justru tidak pernah Kiran bayangkan.Dari atas pintu toilet, tiba-tiba seember air tumpah dan mengenai tubuhnya.Ya! W

  • Penghangat Ranjang Tuan CEO   Mahesa ingin Sembuh

    Mengatur napasnya yang memburu karena amarahnya yang memuncak, Kiran mendudukan dirinya di kursi. Matanya menatap sebal pada makanan yang masih utuh di atas meja itu. Seharusnya siang ini ia menikmati makan siang bersama dengan Mahesa. Tapi semuanya gagal total. Hari ini menjadi hari tersial dalam hidupnya.Tiba-tiba saja sebuah nama terlintas dalam benak Kiran. Keningnya berkerut dengan mata yang menyipit, Kiran menduga-duga siapa sosok wanita yang sudah mengerjainya hari ini.Tadi sebelum berangkat ke restoran, Kiran sempat menghentikan langkahnya di depan meja Athalia dan dengan sengaja memamerkan kemesraannya di depan wanita itu.“Athalia. Ya! Tidak salah lagi, pasti orang yang sudah mengunciku di kamar mandi adalah Athalia. Kudengar dari OB yang bekerja di perusahaan Mahesa, Athalia memiliki affair dengan bossnya. Bisa saja karena cemburu, dia lalu menyusul ke sini dan menggagalkan acara makan siang kami,” gumam Kiran menuduh Athalia

  • Penghangat Ranjang Tuan CEO   Kekesalan Mahesa

    “A-apa maksud Anda, Tuan Leuwis? Mengapa Anda ingin aku meninggalkan Tuan Mahesa? Aku sekretarisnya, tentu aku harus selalu mendampinginya.”“Benar. Kau memang sekretarisnya. Tapi aku tidak suka melihatmu bersama dengan Mahesa. Aku yakin kau masih tinggal di apartmen putraku, ‘kan? Berapa harga yang Mahesa bayar sampai kau merasa sulit untuk meninggalkannya?” tanya Leuwis penasaran.Matanya menatap tajam ke arah Athalia.“Aku sedang memberikan penawaran yang bagus, Athalia. Aku akan memberikan berapa pun uang yang kau minta, tapi kau harus pergi meninggalkan Mahesa dan pergi jauh dari kehidupannya,” kata Leuwis yang memberikan sebuah penawaran kepada Athalia.Athalia terkejut mendengarnya. Leuwis ingin agar dirinya jauh dari Mahesa. Sementara Athalia sendiri tidak tahu apa yang membuat Leuwis ingin menjauhkan Athalia dari kehidupan lelaki itu.Mungkin Leuwis pikir, Athalia akan mau menerima uang itu dan men

  • Penghangat Ranjang Tuan CEO   Jauhi Mahesa!

    Athalia terdiam, matanya menatap teduh. Kadang Athalia bertanya dalam hatinya, mengapa Mahesa memiliki ayah seperti Leuwis?Sebelum melanjutkan kata-katanya, Mahesa meremas rambutnya kasar, mengacak-acaknya, lalu kembali menatap Athalia dengan mata yang sendu.“Athalia. Apa menurutmu aku bisa sembuh dari traumaku?” tanyanya. Yang langsung dijawab dengan senyum dan anggukan oleh Athalia.“Tentu. Kau pasti bisa sembuh. Asal kau memiliki niat yang besar dalam hati dan pikiranmu. Kalau kau benar-benar ingin terlepas dari semua masa lalumu yang tidak ingin kau ingat lagi,” balas Athalia, menyentuh punggung tangan Mahesa yang berada di atas paha lelaki itu, lalu mengusapnya dengan lembut.Mahesa menurunkan pandangan, menatap pada gerakan tangan Athalia. Sentuhan itu langsung mengalirkan ketenangan dalam dirinya.***Pagi ini Athalia sudah sibuk di dalam kamar mandi. Setelah beberapa hari tubuhnya sudah terasa me

  • Penghangat Ranjang Tuan CEO   Athalia mulai Berani Mengancam Mahesa

    Bagaimana tidak? Athalia membuatkannya jus buah naga. Padahal ia sangat tidak menyukainya."Tapi jus ini lebih sehat untukmu daripada kopi yang sering kau minum. Cobalah dulu! Aku mohon," pinta Athalia sambil menaruh gelas jus itu di atas meja. Tampaknya ia bersikukuh memaksa Mahesa meminumnya."Aku tidak suka!""Tapi rasanya enak," sela Athalia."Itu dilidahmu. Tapi dilidahku, jus buah itu lebih mirip seperti kotoran bayi," kata Mahesa sambil meringis.Athalia ingin menyemburkan tawa mendengarnya. Tetapi segera ia tahan."Jika kau tidak mau meminum jus ini, maka aku juga tidak mah berangkat ke kantor." Athalia menghempaskan pantatnya di sofa yang berada bersebrangan dengan sofa yang Mahesa duduki.Mahesa mendengus. "Sekarang kau mulai berani mengancamku?""Aku mengancammu demi kebaikanmu," Kata Athalia meluruskan ucapan Mahesa.Biasanya, ketika Athalia membuatkan jus di pagi har

  • Penghangat Ranjang Tuan CEO   Ayaz Kurang Ajar

    "Aku pikir dia sudah mati. Ternyata dia sedang tenggelam dalam kebahagiaannya bersama dengan keluarganya," sinis Mahesa sembari menyentak bolpoint yang dipegangnya ke atas meja.Saat ini Mahesa sudah berada di kantor. Ia pikir, dengan bekerja bisa menghilangkan perasaan resah dan amarah di hatinya. Tetapi sekalipun Mahesa berusaha menyibukkan dirinya dengan pekerjaan lain pun, hatinya tetap bergemuruh mengingat tentang sosok wanita yang sudah membuat hidupnya hancur.Siapa lagi kalau bukan Sandra Lee?Ya! Sekarang nama wanita itu bukan lagi Sandra Anderson. Melainkan sudah berganti menjadi Sandra Lee karena ia sudah menikah dengan seorang pengusaha kaya asal jepang yang bernama Lee Jae Ho."Dulu aku pernah berpikir kalau Sandra pasti akan merasakan sedih karena tidak pernah bertemu lagi denganku selama belasan tahun. Tapi ternyata aku salah, Sandra sedang terkenal di televisi dan aku tidak melihat sedikit pun raut sedih di wajahnya. Dia

  • Penghangat Ranjang Tuan CEO   Pakailah Gaun Malam yang Kubeli!

    "Athalia! Malam ini kita akan lembur. Masih banyak pekerjaan yang harus kita selesaikan." begitulah ucapan Mahesa saat Athalia masuk ke dalam ruangannya untuk mengantarkan laporan.Athalia tidak merasa keberatan, ia tahu jika pekerjaan memang menumpuk akhir-akhir ini. Maka dari itu ia pun mengangguk."Baik, Tuan Mahesa.""Kalau begitu sekarang kau boleh pergi," kata Mahesa pada Athalia.Athalia mengangguk, membalikan tubuhnya hendak keluar dari ruang kerja Mahesa.Akan tetapi langkahnya terhenti saat lelaki itu kembali memanggilnya."Athalia! Tunggu!"Athalia pun menoleh memutar kepalanya kepada Mahesa. Keningnya bertaut, entah apa maksud lelaki itu menghentikan langkahnya."Iya?"Mahesa diam sejenak, menarik napasnya beberapa saat seakan ia merasa ragu untuk mengatakannya.Sementara itu mata Athalia memicing, menunggu apa yang akan Mahesa katakan kepadanya.&nb

  • Penghangat Ranjang Tuan CEO   Godaan sang Gadis

    Di dalam apartmen, Athalia sedang gelisah menunggu kedatangan Mahesa yang sampai saat ini belum juga pulang ke apartmennya, padahal sekarang sudah pukul dua belas malam. Seharusnya Mahesa sudah pulang.Athalia duduk gelisah di atas sofa yang dekat dengan pintu masuk, sedari tadi matanya tak bisa lepas menatap daun pintu yang menutup di hadapannya.Kedua jemarinya saling bertaut resah di atas pangkuan, Athalia menanti Mahesa yang saat di kantor berpesan bahwa ia ingin melihat Athalia dalam balutan lingeri berwarna merah yang dulu pernah dibelikannya."Apa yang sedang Mahesa lakukan bersama dengan Kiran? Apa mereka akan menghabiskan malam berdua?" mengingat Mahesa yang belum juga pulang, membuat pikiran Athalia menjadi kacau. Benaknya berpikir yang tidak-tidak tentang Mahesa dan Kiran.Sebab yang terakhir Athalia ingat, Mahesa pergi berdua dengan Kiran untuk dinner entah di restoran mana.Tapi kemudian Athalia menggeleng

Bab terbaru

  • Penghangat Ranjang Tuan CEO   TAMAT! Akhir Bahagia

    Mahesa menatap pada dokter dengan sorot penuh harap. Dan dokter itu menarik napas sebelum akhirnya berkata.“Keadaan Nyonya Athalia tetap sama. Tapi kita masih bersyukur operasi ini tak memperparah kondisinya. Setelah pulih dari melahirkan, Nyonya Athalia sudah bisa melakukan terapi kankernya di Indonesia. Dia wanita yang kuat, tak banyak yang berhasil bertahan sampai di titik ini,” ungkap dokter itu yang akhirnya membuat Mahesa mendesah lega.Mahesa sangat kagum pada Athalia. Kini ia menatap wajah bayi mungilnya yang tampak memerah. Bayi itu menangis, lalu perawat mengambil alihnya dari tangan Mahesa.“Maaf, Tuan. Kami harus segera memindahkan bayi perempuan Anda ke ruang inkubator.”Mahesa mengangguk mendengar ucapan perawat itu. “Boleh aku ikut mengantar bayiku?” tanya Mahesa, seakan tak rela jika harus berpisah barang hanya sejenak dengan malaikat kecilnya.Perawat dan dokter itu saling pandang,

  • Penghangat Ranjang Tuan CEO   Doa dan Harap

    Meski usia kandungan Athalia baru menginjak delapan bulan, namun dokter menyarankan agar bayi Athalia segera dikeluarkan dari kandungannya. Karena akan makin membahayakan kondisi Athalia.Awalnya Athalia sempat menolak dan berdebat kecil dengan Mahesa. Athalia takut terjadi hal buruk pada bayi mungilnya andai dilahirkan premature. Namun Mahesa bersikukuh meyakinkan bahwa dokter tahu yang terbaik. Mahesa juga takut terjadi hal buruk pada bayinya. Tapi ia lebih takut kehilangan Athalia.Akhirnya Athalia luluh setelah Mahesa meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja.Dean dan Narsih sudah ada di rumah sakit. Mereka berdua datang ke Jerman. Sedangkan Yasna, Dirly dan keluarga Dean masih di Indonesia. Sengaja sekali Dean tak mau memberitahukan kabar Athalia yang akan dioperasi ini pada mereka agar tak merasa khawatir.“Mahesa, jangan pergi!” Athalia menggenggam erat tangan Mahesa saat perawat mendorong ranjangnya menuju ke ruang operasi.

  • Penghangat Ranjang Tuan CEO   Perasaan tak Berubah

    “Dia baik-baik saja.” dokter berkata pada suster setelah ia memeriksa keadaan Athalia.“Tapi dia mengigau terus, dok.”“Tidak apa. Selama kondisinya stabil. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” pungkas dokter yang menangani Athalia. Dokter itu bernama Dokter Greg.Suster itu mengangguk. “Baik, dokter. “ sebenarnya suster itu khawatir terjadi apa-apa pada Athalia, juga karena ia dibayar oleh Dean untuk terus memantau kondisi Athalia dan menginformasikan setiap perkembangannya.Tepat di saat dokter baru saja akan berbalik keluar dari ruangan itu, tiba-tiba mereka mengerutkan kening saat melihat sosok lelaki yang tak dikenal, melangkah memasuki ruang ICU dan menghampiri ranjang Athalia.“Siapa dia?” dokter berbisik pada suster.“Saya tidak tahu, dok,” balas suster itu menggelengkan kepala.Lelaki asing itu adalah Mahesa. Yang ketika melihat pintu ruang ICU tak di

  • Penghangat Ranjang Tuan CEO   Akhirnya Menemukanmu

    Tak ingin membuang waktu, Mahesa langsung mengurus keberangkatannya ke Jerman. Dan sebagai seorang ayah yang telah mendukung Mahesa, Leuwis turut membantu segala persiapan putranya.Kini mereka pun telah tiba di bandara. Sebelum masuk ke gate penerbangan, Leuwis menggenggam tangan kanan Mahesa dengan erat.“Apa kau yakin Papa tidak perlu menyusulmu ke sana?” tanya Leuwis, yang sebenarnya ingin ikut.“Tidak perlu, Pa. Papa tunggu saja di sini dan berikan doa yang terbaik untukku.” “Itu pasti. Kau tak perlu memintanya. Papa akan selalu mendoakanmu.”Mahesa tersenyum, sesaat memeluk ayahnya, sebelum kemudian mengurai pelukan dan pamit untuk pergi.Leuwis menghela napas pelan sambil melambaikan tangan, melepaskan kepergian Mahesa yang kini telah menghilang dari pandangan mata.“Semoga keberuntungan dan kebahagiaan selalu menyertaimu, Mahesa,” gumam Leuwis.***Tiba

  • Penghangat Ranjang Tuan CEO   Temukan Athalia!

    Meski sudah larut malam, Dean tak bisa tidur. Ia masih duduk di ruang tengah sambil menonton TV.Namun, tiba-tiba terdengar suara bell rumahnya yang berdenting.“Ck! Siapa yang bertamu di malam-malam buta begini.” Dean bergumam lalu bangkit berdiri dan berjalan menuju ke pintu utama.Saat pintu itu dibuka, Dean langsung menghembuskan npaas kasar ketika melihat sosok Mahesa yang berdiri di hadapannya dengan penampilan yang cukup berantakan.Sepertinya Mahesa habis berkelahi. Terlihat dari rahang dan sudut bibirnya yang lebam dan berdarah.“Apa kau sudah gila? Bisakah kau bertamu di waktu yang tepat?” Dean menyindir, baru saja ia akan kembali menutup pintu rumahnya namun tangan Mahesa lebih dulu menahannya dengan kuat, hingga Dean menyerah dan pintu itu pun kembali terbuka lebar.“Sebenarnya apa maumu?” sentak Dean, kesal.“Aku mau kau beritahu aku di mana Athalia berada?” tegas

  • Penghangat Ranjang Tuan CEO   Dean Berbohong

    Leuwis tak sanggup saat melihat Mahesa yang sedang kacau seperti ini.“Mahesa,” desah Leuwis bersimpuh duduk di samping Mahesa dan membuat Mahesa membuka kedua matanya hingga bertemu pandang dengan bola mata ayahnya.“Pa … “ Mahesa berbisik pelan. Namun kedua matanya menyiratkan kesedihan. Terihat dari matanya yang memerah dan berkaca-kaca.“Kemarilah, Nak! Kemarilah!” Leuwis membuka tangannya lebar-lebar.Mahesa tahu isyarat itu. Ia pun beringsut duduk dan segera masuk ke dalam pelukan Leuwis. Menghambur memeluk tubuh Leuwis dan menumpahkan tangisnya di dada ayahnya.Mahesa menangis tanpa suara. Hanya saja Leuwis merasa bagian depan bajunya yang basah.“Pa, aku telah kehilangan dia! Aku telah kehilangan Athalia dan anakku! Athalia sedang hamil, Pa. Dia hamil darah dagingku. Berkali-kali aku membujuknya tapi dia tak mau kembali. Aku terlalu banyak menyakitinya. Aku ini lelaki bejat yang sangat menji

  • Penghangat Ranjang Tuan CEO   Luka Hati

    Hanya sebentar Leuwis dirawat di rumah sakit. Ia pun sudah boleh pulang ke rumahnya.Selama ada di rumah sakit, tak ada satu pun anggota keluarganya yang menjenguknya selain Mahesa.Entah karena memang mereka tidak tahu Leuwis dirawat, atau mungkin karena mereka tidak peduli sama sekali terhadapnya.Yang jelas, Leuwis merasa kecewa. Ayaz melihat dirinya yang hampir mati, namun sama sekali tak berniat menolongnya.Justru Mahesa lah yang melarikannya ke rumah sakit dan menemaninya meski mereka hanya saling diam dan tak ada satu pun yang berani bicara.“Kau gila, Ayaz! Kau berani melakukan itu pada Papamu? Bagaimana kalau dia masih hidup lalu mengusir kita semua dari rumah ini?”Baru saja Leuwis akan membuka pintu kamar Ayaz untuk menegur anak tirinya itu, namun gerakan Leuwis terhenti saat ia mendengar suara Jessica yang sepertinya sedang berbicara dengan Ayaz.“Masa bodo tentang Leuwis. Dia bukan Papaku. Aku bosan hidup di ba

  • Penghangat Ranjang Tuan CEO   Diselamatkan oleh Putra yang Dibenci

    “Selama ini aku bekerja untuk memenuhi hidupmu dan keluarga kita. Tapi mengapa kau tak menghargaiku? Setidaknya bantu aku untuk mencari jalan keluar dari permasalahan ini. Bukannya malah menambah masalah di kepalaku!” sentak Leuwis dengan keras.Leuwis marah, tentu saja.Bisa dibilang, Ayaz adalah anak tertua setelah Mahesa. Meskipun Ayaz hanya anak tirinya. Namun Leuwis pikir, sudah sepantasnya Ayaz ikut mengemban tanggung jawab untuk mengurus perusahaan dan membantunya.Bukannya malah hanya berfoya-foya.“Apa masalahnya, Pa? Aku memanggil dua wanita penghibur itu untuk sedikit menyenangkanku. Bagaimana aku bisa bekerja jika hatiku tidak senang?” Ayaz berkata dengan wajah santainya.Membuat bola mata Leuwis melebar.“Tapi kau bisa bersenang-senang di waktu dan tempat yang tepat! Tidak dalam situasi seperti ini!” Leuwis masih tak habis pikir. Ayaz sempat memikirkan kesenangannya di saat mereka terancam hid

  • Penghangat Ranjang Tuan CEO   Arti Tulus

    Langit terlihat begitu mendung. Tak secerah tadi pagi, dimana saat mereka asyik bermain sepak bola di halaman belakang rumah Dean.Kini Dean melamun, menatap nanar pada wajah Athalia yang terbaring di atas ranjang rumah sakit. Dean menungguinya. Ia mengusir halus semua orang yang hendak ikut menemani Athalia di rumah sakit, termasuk Narsih dan Yasna.“Athalia, kau harus berjanji padaku! Kau akan tetap hidup sampai nanti, sampai Dirly dan anakmu dewasa. Sampai kau berhasil mendapatkan kebahagiaan sesungguhnya. Jangan pernah pergi sebelum semua itu terjadi. Berjanjilah padaku, Athalia!” Dean meraih tangan kanan Athalia, lalu menciumi jemarinya.Lelaki bertubuh kekar itu tak bisa menahan saat air mata meluruh jatuh melewati pipinya.Hari ini, saat Athalia dibawa ke rumah sakit, dokter memberitahu sebuah kabar yang membuat semua orang terkejut. Tak menyangka. Bahkan terluka.Bagaimana tidak, dokter mengatakan Athalia menderita kanker darah. Dan tak s

DMCA.com Protection Status