Share

Harus ada Imbalan

Mendengar suara bocah itu, segera Athalia mengusap air matanya dan melempar senyum pada Dirly.

“Hei! Kenapa kau bangun, Dirly? Apa Mama mengganggu tidurmu? Maaf ya, sekarang tidurlah lagi. Ini sudah malam.” Athalia memegangi kedua pundak Dirly, membujuk bocah itu untuk kembali berbaring.

Namun Dirly terdiam mengerutkan keningnya pada Athalia. Matanya seakan mengamati kedua bola mata Athalia yang basah.

“Mama belum menjawab pertanyaanku. Mengapa mata Mama basah? Mama menangis?”

Athalia meneguk ludahnya susah payah. Terdiam dan tidak tahu harus menjawab apa. Tidak mungkin ia mengatakan yang sejujurnya pada Dirly tentang segala permasalahan yang mengganggu pikirannya.

Athalia pun mengangguk, tersenyum kecil sembari mengusap pelan rambut Dirly.

“Ya, tadi Mama menangis,” jawab Athalia.

“Why? Apa ada orang lain yang menyakiti Mama?” Dirly melebarkan mata, wajahnya mulai cemas.

Athalia menggeleng. “Tidak ada, sayang. Mama menangis bukan karena orang lain. Tapi karena Dirly.”

“Karena aku?”
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status