Kondisi Elsa setelah malam mengerikan itu tampak masih belum stabil. Meski luka fisik sudah mulai sembuh, trauma emosional tampaknya masih menghantui pikirannya. Namun, Dustin memilih untuk tidak mengungkapkan semua yang terjadi pada malam itu, terutama saat mata Elsa tertutup rapat, terlindung dari kenyataan yang brutal saat Dustin membunuh lawan.Sambil menggendong Jacob, Elsa mencoba memberikan ASI, tapi sesuatu terasa salah. "Katrina, asiku tidak lancar seperti biasanya," keluhnya sambil memandangi Jacob yang tampak gelisah, tidak puas dengan nutrisi yang ia terima.Katrina, yang sejak tadi mengamati, dengan lembut mengambil Jacob dari pelukan Elsa. "Trauma yang kamu alami setelah kejadian kemarin mungkin mempengaruhi produksi ASI-mu, Elsa. Cobalah untuk berpikir positif dan lupakan kejadian itu," sarannya penuh empati.Elsa mengangguk pelan, meski di dalam hatinya, kejadian malam itu masih membayang. Meninggalkan Jacob bersama Katrina, ia memutuskan untuk menemui Dustin di ruang
Dustin tidak langsung percaya apa yang Kellan katakan kalau Elsa ingin bercerai dengannya, ketika tiba di rumah, Elsa masih menyambutnya dengan baik sambil merawat putra mereka yang masih berusia dua bulan.Dengan langkah yakin, Dustin mendekat dan mencium sisi wajah Elsa dengan mesra. "Aku membawa makanan untukmu, ayo kita makan bersama." kata Dustin."Tunggu sebentar, Jacob hampir tidur.""Kalau begitu aku tunggu di bawah sambil menyiapkan makanan." Dustin keluar dari kamar, setelah beberapa saat Elsa turun menghampiri Dustin yang tengah menyiapkan makanan di meja.Bekas luka dari kejadian beberapa hari lalu masih belum menghilang dari wajah Dustin, goresan luka dan bekas jahitan di bagian kakinya sudah mulai sembuh. Elsa mendekat, lantas dengan hangat Dustin menyunggingkan senyumnya.Sekarang ini bisa saja Dustin membahas apa yang Kellan katakan tadi benar atau tidak, tapi Dustin tak ingin membuat Elsa banyak pikiran. Setelah hidangan yang sudah dihangatkan telah disiapkan di meja,
"Aku sudah mengumpulkan datanya, Direktur Ironclad tidak akan bisa membantah lagi. Lahan yang diakuinya ilegal, area tambang sudah di tutup oleh pihak kepolisian. Penjagaan sudah digantikan dari anak buah perusahaan Ironclad menjadi pihak berwajib," jelas Katrina saat dia bertemu dengan Dustin."Kalau begitu kita hanya perlu melakukan sidang keputusan kalau mereka sama sekali tidak punya hak satu jengkal pun pada lahan itu." tambah Dustin.Katrina yang tengah sibuk membuka tiap lembar dokumen mengangguk, "Pihak mereka lemah akhir-akhir ini, serangan Cyber yang kamu lakukan berhasil membuat mereka lengah. Kita harus cepat bertindak, pimpinan yang sedang kita lawan bisa saja mengambil jasa para gangster untuk menyerang balik." kata Katrina, sesekali menunjukkan informasi pada Dustin mengenai isi dokumen yang di bawanya.Satu hari penuh ini Dustin dan Katrina saling bekerja sama untuk melawan pihak perusahaan Ironclad, berita yang terus tersebar semakin panas setiap harinya karena tidak
Setelah melalui proses yang tidak sebentar, ruang pengadilan penuh ketegangan saat hakim mengetukkan palunya, menandakan bahwa keputusan telah diambil. Katrina dinyatakan sebagai pemilik sah lahan tambang, dan kemenangan yang diidam-idamkan akhirnya terwujud. Di sisi lain, pihak Ironclad menundukkan kepala mereka, kekecewaan tergambar jelas di wajah mereka yang suram. Kekalahan mereka terasa berat, sementara Katrina berdiri dengan kepala tegak, memamerkan kemenangannya di depan lawan-lawannya yang terpaksa menerima nasib.Dengan senyum kemenangan yang tak bisa disembunyikan, Katrina melangkah menghampiri Dustin. "Tanpa bantuanmu, aku pasti sudah kehilangan semuanya," katanya dengan nada penuh syukur. "Terima kasih sudah membantuku, Dustin."Dustin menoleh, "Aku hanya sedikit membantu," ucapnya merendah. "Kalau kau ingin berterima kasih, berikan pada Zico." jawab Dustin, sementara remaja yang Dustin maksud berjalan di belakangnya.Katrina menoleh ke arah remaja yang dimaksud, yang bera
Tanpa memberitahu Elsa, Dustin menghapus pesan dari Kellan dan menghampiri wanita cantik yang tengah menyiapkan sarapan pagi untuknya. Entah sudah berapa lama Elsa mendapat pesan kecaman dari Kellan, Dustin tak sempat membaca semua pesan karena satu kalimat terakhir yang Kellan kirim untuk Elsa sudah cukup membuat Dustin naik darah."Ayo kita jalan-jalan, sejauh ini aku terlalu sibuk dengan pekerjaan sampai aku lupa kalau hiburan singkat juga kamu butuhkan." ucap Dustin.Elsa menoleh, mengangguk setuju. Ketika ia duduk dan siap menyantap sarapannya, Elsa menatap Dustin dengan ragu-ragu, bagaimana caranya mengatakan pada Dustin untuk menceraikannya?Dilihat dari apa yang sudah Dustin lakukan, pria itu tidak mungkin menyetujui perceraian. Elsa juga tidak ingin bercerai dengan Dustin, ia telah jatuh hati pada pria di depannya. Namun, Elsa tidak ingin berpisah dengan Jacob.Kepalanya menunduk saat menyuapkan makanan, tapi setelah itu menatap Dustin kembali. "Ada yang ingin aku bicarakan p
Satu minggu berlalu, dunia yang penuh kedamaian ini akhirnya bisa Dustin rasakan. Kunjungan dari Sierra ke rumah Dustin pagi ini membuat Elsa lebih banyak tersenyum, terlebih ketika Sierra mengajari Elsa seni merangkai buah.Kedua wanita itu terlihat akrab, seperti orang yang sudah sering bertemu. Dustin memperhatikan dari kejauhan, tentunya sambil menjaga Jacob. Dua wanita berharga yang tersisa dalam hidupnya, senang rasanya melihat kondisi Sierra semakin membaik.Dering panggilan mengalihkan perhatian Dustin, ia menerima panggilan tersebut hingga suara di seberang panggilan terdengar."Tuan, kami sudah melakukan tugas yang Anda minta.""Apa semuanya lancar?" tanya Dustin, dia pun sibuk berbicara dengan orang di seberang panggilan sementara Sierra melihat dari arah dapur dengan Elsa."Bagaimana kamu bisa mengenal Dustin dan menikah dengannya?" tanyanya penasaran.Elsa ragu menjawab dengan jujur, yang dikhawatirkan nanti Sierra akan terkena serangan jantung dadakan kalau ia menjawabny
Upaya Dustin mencari putranya segera dilakukan, bermodalkan anak buah yang setia pada Blenda, Dustin meminta bantuan mereka untuk menemukan Jacob. Kini Dustin hanya melihat wajah sembab Elsa yang mengharapkan putranya kembali,Namun sudah enam jam berlalu dan mereka juga belum ada yang mengetahui dimana Kellan menyembunyikan bayi itu. Dustin mulai frustasi, ia harus menemukan Jacob karena ia tidak mau menikah dengan Cassie.Tapi bagaimana kalau Kellan melakukan sesuatu yang membahayakan Jacob? Bayi itu masih berusia tiga bulan, sangat rentan terhadap sesuatu."Kapan Jacob akan ditemukan?" tanya Elsa, wajahnya sembab dan suaranya serak karena menangis sejak tadi mengharapkan putranya kembali.Namun saat mereka tiba di rumah dengan harapan Jacob telah kembali, kenyataan hampa membuat Elsa kembali menangis. Dustin mendekapnya, mencoba menenangkan Elsa."Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan Jacob, Dustin? Dia pasti kelaparan diluar sana, siapa yang akan memberinya susu? Siapa yang bisa
Rasa takut menghantui Elsa, bagaimana kalau Kellan benar-benar akan melakukan sesuatu yang berbahaya terhadap Jacob? Sebagai seorang ibu, rasa takut kehilangan itu kini Elsa rasakan. Sialnya, ia tak bisa melaporkan tindakan Kellan pada kepolisian, takutnya Kellan malah semakin tidak segan lagi mencelakai Jacob."Elsa, jangan gegabah memilih pilihan. Apapun yang kamu pilih suatu hari nanti mungkin bisa merugikan dirimu, apalagi anak yang kamu lahirkan itu adalah keturunan orang yang cukup berpengaruh." ucap Katrina yang mengetahui kegundahan Elsa sekarang.Langkah Elsa yang tak tenang berhenti, menoleh ke arah Katrina dengan wajah cemasnya. "Aku takut, Katrina. Jacob masih tiga bulan, sesuatu mudah saja mecelakai putraku. Bagaimana bisa aku tenang, aku tidak bisa memastikan kondisi putraku apakah dia menangis kelaparan atau tidak. Apakah tidurnya nyaman, lalu siapa yang merawatnya?"Katrina terdiam, sudah sejak tadi ia berusaha meminta Elsa untuk diam dan menunggu hasil saat Dustin pula