Sean tidak berkata apa-apa lagi. Dia menutup telepon dan menelepon nomor Jane. Tidak ada yang menjawab telepon. Dia mengerutkan kening saat menelepon keluarga Dunn. Dia tidak bisa menghubungi telepon rumah keluarga Dunn. Akhirnya, dia hanya bisa menghubungi nomor telepon Joseph.Setelah beberapa saat, panggilan diangkat. "Tuan Stewart?"“Joseph, apakah Jane bersama Anda?” Sean tidak ingin membuang waktu untuk berbasa-basi dengan Joseph. Hal terpenting baginya saat ini adalah keselamatan Jane.Jane? Joseph bertanya dengan heran. "Jane ada di sini, tapi dia baru saja pergi."Sean tampak termenung. “Sudah berapa lama? Dengan siapa?"“Beberapa saat yang lalu. Coba aku ingat-ingat… Hmm, sekitar sepuluh menit yang lalu. Nona Smith-lah yang mengemudi. Mereka pergi bersama. Tuan Stewart, ada apa? A-apa terjadi sesuatu pada Jane?” Joseph berdiri dengan cemas dan bertanya pada Sean yang berada di ujung telepon.Setelah Sean mendengarnya, matanya menjadi gelap. Dia berkata dengan sopan. "Ma
Kepala Pelayan dari Tuan Besar punya posisi yang lebih tinggi dibanding dengan Tuan Summers. Dia tetap tinggal dengan si Tuan Besar. Jadi, dia pasti akan mengikuti setiap perintah Tuan Besar dan menjadi orang kepercayaan Tuan Besar. Akan tetapi, dia tidak tahu kalau Tuan Besar punya rencana untuk berpura-pura sakit dan mengusir Jane. Sekarang ini, dia marah. Dia bisa menebak kalau ada sesuatu yang tidak beres. Meski begitu, saat ini, dia tidak bisa memberitahu Sean apa yang sedang dia pikirkan. “Tuan, saya ini sudah mengabdi pada Tuan Besar seumur hidupku. Kalau sampai Tuan Besar berpura-pura sakit untuk menculik nyonya maka...aku pasti tahu,” kata kepala pelayan tua ini sungguh-sungguh. “Tuan, saya bersumpah kalau Tuan besar tidak melakukan apa pun pada Nona Dunn dengan berpura-pura sakit.”Sean melihat tajam ke arah si kepala pelayan tua di depannya. Orang ini sudah mengabdi pada kakeknya seumur hidupnya dan melihat bagaimana Sean tumbuh sejak kecil. Sean merasa kalau dia tida
”Kau wanita licik! Beraninya kau tertawa? Kau ini pembunuh! Kau ini wanita iblis!” Teriakan ini terdengar begitu keras. “Kalau bukan karenamu, Rosaline tidak akan meninggal di umur yang begitu muda! Kalau bukan karenamu, Rosaline tidak akan disiksa oleh binatang-binatang itu! Ini semua salahmu! Ini semua salahmu! Kau ,wanita jalang, iblis!” Badan Jane terikat pada kursi yang kakinya sudah rusak. Dia melihat lelaki tua yang berteriak ke arahnya tanpa mengatakan sepatah kata pun. “Rosaline itu sahabatmu. Rosaline berpikir kalau aku ini teman baiknya. Lalu bagaimana denganmu? Apa yang kau lakukan? Hah?”Lelaki tua ini mengguncang badan Ye Yuan, meluapkan kemarahannya dengan berteriak dan mempermalukannya. Mata tuanya penuh dengan kebencian. Jane membiarkan lelaki tua ini berteriak ke arahnya. Akan tetapi begitu dia bilang kalau Rosaline adalah sahabatnya, dia tidak bisa diam lagi. “Beberapa tahun yang lalu, aku pikir Rosaline juga teman baikku.”Lelaki tua ini melotot ke a
Wajah Tuan Summers nampak begitu masam. Dia melihat ke arah Jane. Sulit bagi seseorang untuk mengembalikan air yang sudah tumpah, apalagi kata yang sudah terlontar. Ketika dia melihat wajah syok Jane, ekspresi wajahnya malahan tenang. Jane menatap wajah tua ini, masih dengan ekspresi wajah syoknya. Dia tidak bisa mencerna bagaimana seorang ayah kandung tega membunuh putrinya sendiri. Bahkan Joseph tidak akan melakukan perbuatan tak bermoral ini. “Bagaimana kau bisa melakukannya?”Jane berteriak. Meski ada rasa benci dalam hatinya pada Rosaline, dia tidak bisa membenarkan ada ayah yang membunuh anak kandungnya sendiri. Kabar ini sungguh mengguncangnya. “Kenapa?” Jane menatap Tuan Summers. “Kenapa? Kenapa kau melakukan hal ini? Tidakkah kau takut akan tersambar petir?”Jane tidak sedang mencari keadilan untuk Rosaline. Selama 20 tahun, dia telah menikmati kehidupan orang-orang kelas atas yang mewah. Meski setelahnya, dia jatuh ke dalam neraka dunia dan menjadi lebih rendah di
Jane tumbuh bersama dengan kakeknya sementara Jason lebih suka tinggal dengan kedua orang tua mereka. Suatu hari, kakeknya bercanda dan berkata, ”Aku akan memberikan kalian berdua sebuah misi. Siapa yang bisa mencuri pen berharga Paman Tanner maka dia akan menjadi pemenang. Kakek akan memberikan giok Pixius di kamar padanya.”Akhirnya, Jane lah yang menang. Dia amat senang begitu mendapatkan giok Pixius. Jane sudah pernah melihat banyak sekali giok Pixius sejak dia tumbuh dalam keluarga kaya. Akan tetapi, bagi Jane, giok Pixius milik kakeknya ini berbeda dari kebanyakan. Warnanya sangat terang dan ketika dia menghadapkannya pada sinar matahari akan terlihat tembus pandang. Semua gadis menyukai benda-benda berkilau, termasuk juga dirinya. Ketika Jason melihat giok Pixius ini ada di tangan Jane, dia ingin merebutnya. Jane menolak dan kemudian mendorongnya. Padahal, Jane tak menggunakan banyak energi namun ternyata dorongan ini cukup untuk membuat Jason jatuh. Pengasih Jason waktu
Darah panas bisa melelehkan hati yang dingin. Jane melihat ke arah tangan Sean yang meneteskan darah. Kemudian dia mengalihkannya pada wajahnya. Dia melihat lelaki ini tampak ragu. Rasa hangat yang tadi ada di hatinya kini lenyap sudah. Dia masih ragu. Sampai pada titik ini pun, dia masih tidak mempercayainya. Jane menekuk bibirnya menelan kepahitan hatinya. Sekarang ini, Alora sedang melepaskan tali yang mengikat tangan Jane. Wajahnya pucat. Begitu Jane melihat bibir pucat wanita ini, dia membantunya berdiri dan kemudian berbicara pada Sean, ”Alora ditendang karena aku. Dia sakit. Ayo, kita bawa dia ke rumah sakit. Tanganmu juga terluka.”Sementara pada Tuan Summers, Jane tidak mempedulikannya. Sean tidak menyangka kalau keraguannya tadi ternyata menolak wanita perasa yang dunianya sudah hancur. Dia berganti melihat wajah kelam Alora. Orang ini memegang perutnya. Dia juga mendengar Jane bilang kalau dia baru saja mendapatkan tendangan dari Tuan Summers. Sean mendorong Tuan S
Jane yang masih memegang kartu identitas diri sambil tersenyum sontak terdiam."Sudahlah. Anggap saja aku tak pernah mengatakan apa-apa,” kata Alora sementara Jane menggelengkan kepalanya tiba-tiba. Dia menatap Alora. “Aku tidak tahu.” Alora terkejut. Apa maksudnya 'tidak tahu'?Jane seolah mengerti keterkejutan Alora. Jane menggelengkan kepalanya lagi. “Aku benar-benar tidak tahu.” Apakah pertanyaan ini masih berarti setelah begitu banyak hal terjadi? Jane menyeringai. “Tapi, aku tahu aku selalu merasa sakit saat berada di sampingnya. Saat aku tidur di sisinya, aku tak bisa tidur."Alora melihat mata Jane yang bengkak.“Setelah keluar dari penjara, aku ingin sekali keluar dari kota ini. Ketika aku melihatnya lagi di East Emperor, aku tidak berani mencintai orang itu lagi. Aku hanya berfikir untuk melunasi hutangku." Dia terkekeh. Jane tidak ingin memberi tahu Alora tentang Luke.Luke adalah kehangatan dan kerinduan terakhir yang tersisa di hatinya. Alora tidak mengerti apa ya
Michael menyeringai. Dia tampak sedang memprovokasi Sean secara terbuka. Ini bukanlah pertama kalinya dia melakukannya."Saudara? Ibuku hanya melahirkan aku. Sejak kapan aku punya saudara?” Sean terkekeh dingin. "Michael, kaulah dalangnya, kan?"Jika tidak, bagaimana orang-orangnya bisa berdiri di depan pintu untuk menghentikan mereka pergi ketika mereka hendak pergi? “Aku tahu anjing tua itu menculik Nona Dunn yang sudah kehilangan reputasinya. Namun, bukan berarti aku dalangnya.”“Jadi, kamu tahu siapa dalangnya?”"Kamu ingin tahu?" Michael tertawa. “Tentu, setelah kamu mengalahkanku.”Kedua pria itu mulai berkelahi. Tinju mereka saling memukul. Keduanya tak saling bersikap ramah. Bagi Sean, kehadiran Michael bagai duri di jarinya. Duri itu tidak akan membunuhnya, tapi sakit saat dia menyentuhnya.Bagi Michael, Sean adalah orang yang paling ingin dia kalahkan dan injak-injak dalam hidup ini.Mereka adalah saudara. Mereka memiliki ayah yang sama tetapi beda ibu. Namun, mereka
Namaku Luka Stewart. Itu nama yang aneh, bukan? Seperti, 'look! A stew.'Kakek yang menamai aku. Selama bertahun-tahun aku sebagai seorang anak kecil, kakekku bukanlah orang yang baik.Selain itu, lihat saja nama yang dia berikan padaku. Dia memiliki nama yang sangat bagus, tapi dia memberiku nama yang aneh.Namun, setiap kali aku memprotesnya, dia selalu bilang jika itu adalah kesalahan Ayahku. Jika Ayah adalah seorang gadis, itu akan menjadi namanya. Lihat kan, Kakeklah yang memberiku nama begitu buruk, tapi dia terus menyalahkan Ayahku.Oh, aku lupa memperkenalkannya dengan benar. Nama kakekku adalah Sean Stewart. Rupanya, dia cukup memukau di masa mudanya. Nenekku adalah Jane Dunn. Kadang-kadang aku penasaran kenapa mereka berdua bisa bersama. Mereka benar-benar orang yang berbeda. Kakek dan nenekku bercerai sebelum ayahku lahir. Setelah bercerai, keduanya tidak pernah menikah lagi. Mereka mungkin seharusnya berpisah dengan damai, tetapi Kakek sama sekali tidak
Di rumah sakit, pintu bangsal terbuka tanpa suara. Kali ini, Dos tidak melaporkan kedatangannya di depan. Ketika Elior tiba dengan tergesa-gesa, dia langsung melihat wanita itu.Sebelum dia mengatakan apapun, Alora menariknya kembali ke koridor. Pintu terbuka dan tertutup lagi.Pria di tempat tidur berbaring miring, tertidur lelap.Tidak ada yang tahu apa yang dia mimpikan, namun kerutan di wajahnya menunjukkan bahwa dia tidak memiliki mimpi yang menyenangkan.Tangannya bertumpu pada selimut, cincin kawinnya masih melingkari jarinya.Wanita itu mendekatinya perlahan, akhirnya berhenti di depan ranjang rumah sakitnya.Matanya cerah dan jernih, tatapannya tertuju pada cincin di tangannya.Tidak ada yang tahu apa yang dia pikirkan juga.Jane hanya menatap cincin itu untuk waktu yang sangat lama, sampai dia dalam keadaan linglung.Setelah beberapa waktu, mata pria itu terbuka. Hal pertama yang dia lihat adalah orang dalam mimpinya.Sean tersenyum pucat. "Oh, aku bermimpi lagi."
"Jane, Erhai bukanlah surga. Yang kau sebut sebagai kedamaian hanyalah pelarian," kata Alora dengan sungguh-sungguh.Alora seharusnya tidak mengatakan semua ini, tetapi dia melihat beberapa hal yang tidak dapat dilihat oleh orang-orang yang terlibat dalam sebuah masalah.Mungkin gambarnya selalu terlihat lebih jelas dari luar. Mungkin tidak.Meski begitu, Alora bisa melihat dengan jelas bahwa Jane ragu-ragu.Tiga tahun lalu, dia telah membantu Jane melarikan diri karena dia dengan tulus ingin Jane menjalani kehidupan yang damai sejak saat itu.Banyak hal berubah dalam tiga tahun.Alora juga sudah dewasa.Karena kedewasaan barunya inilah dia tidak pernah berhenti memikirkan pelarian Jane ini. Apakah dia benar membantu Jane melarikan diri tiga tahun lalu? Atau apakah itu sebuah kesalahan?Samar-samar, Alora mulai berpikir bahwa dia salah.Alora benar-benar ketakutan. Dia tidak mungkin berhenti melihat sekelilingnya. Dia menyaksikan orang-orang dan fakta-fakta yang ada.Selama t
“Jadi, hari ini kau datang ke sini untuk mendiskusikan lelaki tua itu denganku?" Pria di tempat tidur itu terkekeh, jelas terlihat ketidakpercayaan di sorot matanya. "Michael Luther, orang tua itu tidak takut meski aku sekarat. Dia memiliki cucu lain untuk mewarisi tahtanya."Ironisnya Michael tertawa.“Apa kau pikir aku harus kembali ke rumah Stewarts? Tempat kotor itu.”"Kau tidak menginginkan Stewart Industries?" Kata Sean dingin. "Kalau begitu, aku khawatir kau akan kecewa." "Stewart Industries, huh." Michael menyapu pandangannya ke arah Sean dan melihat ke luar jendela. "Stewart Industries adalah panci yang cukup manis, jadi kurasa aku menginginkannya. Maukah kamu memberikannya padaku?”"Jika tidak, apa kau akan mengambilnya dengan paksa?"“Jika kau yang memegangnya, pasti aku akan melakukannya.” Michael tidak berusaha menyembunyikan ambisinya. “Tapi jika kau mati, aku tidak akan mengambilnya darinya.”Sean menyipitkan matanya. “Yah, kau benar-benar setia pada perasaa
Michael Luther menerobos masuk ke Rumah Tuan Besar Stewart."Kau dalang dibalik ini semua kan?" Tanpa peringatan atau konteks apa pun, dia berteriak pada Tuan Besar Stewart, yang dengan diam menyesap tehnya."Kau datang entah dari mana dan kau hanya di sini untuk menunjukkan rasa tidak hormat pada kakekmu ini?" Tuan Besar Stewart meletakkan cangkir tehnya, wajah tuanya berubah menjadi kaku. "Kau yang menempatkan kepala pelayan Summers ke sana, bukan?""Kalau tidak, dia tidak akan pernah berani." "Apa maksudmu? Apa yang aku lakukan pada Summers?""Kau ada di balik kecelakaan Jane. Itulah yang ingin kuketahui. Benar atau tidak?" Michael berada di samping dirinya sendiri.Saat Tuan Besar Stewart mendengar nama Jane, ekspresinya langsung berubah menjadi masam. "Apa ini? Apa kau berani menentang kakekmu demi dia?" "Itu artinya ... kau mengakuinya."Michael mengepalkan tangannya, seluruh tubuhnya gemetar karena marah. "Apa yang Jane lakukan hingga menyinggung perasaanmu?""S
Selama tiga hari berikutnya, orang itu tidak mengambil satu langkah pun ke dalam rumah.Tres dan Cuatro berdiri di depan pintu seperti sepasang dewa pelindung tanpa ekspresi.Tempat tinggal sebelumnya sedikit banyak hancur, jadi Jane kembali ke Stewart Manor. Jauh di dalam Manor, dia tidak bisa mendengar burung atau mencium bau bunga. Kepala pelayan itu juga sangat profesional, dan segalanya telah diatur untuk Jane. Selain Tres dan Cuatro, tidak ada siapa-siapa yang Jane bisa dia ajak bicara. Tidak, bahkan Tres dan Cuatro tidak berbicara dengannya.Adapun kepala pelayan keluarga, dia selalu bersikap sangat sopan dengan Jane setiap kali mereka bertemu.Telinganya sekarang praktis tidak berguna, mulutnya hanyalah hiasan.Beberapa pelayan di sekitar rumah tampak familier, sementara yang lain tampak baru. Tidak masalah. Tidak peduli siapa yang melihatnya, mereka hanya akan mengangguk dengan hormat dan kemudian berjalan mengelilinginya.Satu-satunya orang yang tidak keberatan dia
Hari pengoperasian transplantasi sumsum tulang Jason sudah dekat.Jason sudah ganti baju dengan baju bedah. Nyonya Dunn menemaninya."Jangan gugup, Jason. Semuanya akan baik-baik saja." Nyonya Dunn menghibur. Meski begitu, putranya tetap diam.Saat dia menatap pipi kurus putranya, dia mengutuk Jane di dalam hatinya lagi."Jika bukan karena orang baik hati yang cocok denganmu, si bocah Jane hampir membuatmu terbunuh."Jason tampak tersinggung."Bu! Hentikan!""Hah? Ada apa denganmu?"Ibu merasa kasihan padamu. Kenapa kamu membentakku?""Bu, jangan bicara tentang Jane seperti itu.""Kenapa tidak boleh? Dia bahkan tidak peduli dengan anggota keluarganya sendiri."Nyonya Dunn membenci putrinya ini dari lubuk hatinya.Meskipun telah diklarifikasi jika dia memang salah mengira kalau Jane bukan anaknya, Nyonya Dunn tetap bersikap bias terhadap putrinya. Bagaimanapun, dia telah membesarkan putranya dan berada di sisinya sejak dia masih kecil, jadi dia lebih dekat dengan putranya.
Hari-hari berlalu. Pria itu hendak memasak semua makanannya. Ketika Sean pergi bekerja, dia akan membawa wanita itu, menjaga dia dalam garis pandangannya sepanjang waktu. Mereka tampak seperti pasangan yang manis dan penuh kasih.Tatapan orang lain terlihat iri saat mereka melihat Jane.Seiring waktu, semua orang di sekitar tahu.Seseorang menghela nafas. 'Jane Dunn dari keluarga Dunn akhirnya berhasil. Dulu ketika dia mengejar Sean, dia adalah orang yang sangat gigih.'Yang lainnya menyerocos. Jane akhirnya mendapatkan apa yang diinginkannya.Suatu akhir pekan."Aku ingin melihatnya.""Siapa?""... Kakakku."Sean mengedipkan matanya. Meski begitu, dia tetap menjaga raut mukanya."Kamu tak perlu mengkhawatirkan Jason."Sikapnya santai sekali.Jane mengepalkan tangannya. Setelah beberapa saat .… "Kondisinya tidak terlalu bagus. Aku ingin bertemu dengannya.""Apakah aku tidak memperlakukanmu dengan cukup baik?" Pria itu sangat yakin jika Jane mencoba melarikan diri darinya
Jane akhirnya terbangun. Saat dia sadar, ruangan itu redup. Dia bangkit dan berjalan ke ruang tamu. Jane tidak terkejut melihat pria yang sedang duduk di sofa di bawah cahaya hangat menonton TV.Di ruang tamu, volume TV disetel paling rendah seolah Sean khawatir akan membangunkan Jane jika terlalu berisik.Langkah kaki ringan terdengar dari koridor. Pria itu berbalik untuk melihat.Mereka bertemu pandang.Emosi keduanya tidak meningkat secara drastis. Mereka seakan sudah lama menjadi suami istri. Sepertinya mereka juga saling mengerti tanpa perlu berkata-kata. Tak satupun dari mereka merusak kedamaian yang aneh ini.Seolah-olah ... mereka hidup tenang bersama.Pria itu berdiri, berjalan ke konter bar, menghangatkan kembali piringnya, dan meletakkannya di konter bar.Wanita itu berjalan dalam diam, lalu duduk untuk makan.Seakan tidak pernah ada ikatan benci dan cinta di antara mereka, seperti tidak ada kenangan yang menyakitkan di antara mereka.Siapapun pasti mengira suasanan