Hingga esok hari tiba, mereka bertiga tidak menemukan sosok Sania. Kalau bertanya-tanya saja tidak akan memberikan jawaban terhadap mereka, dan lebih baik mereka langsung menanyakan hal ini kepada pelayan Guild.
“Permisi...” sapa Rollo.
“Oh, kalian bertiga! Apa yang kalian ingin tanyakan?” Pelayan Guild memberikan ucapan hangat yang membuat mereka tidak terasa nyaman.
“Aku ingin tanya, apa Sania salah satu anggota kelompok kami sudah kembali?” tanya Rollo dengan penuh keraguan.
Pelayan Guild ini merasa bingung dengan apa yang dilihatnya, ketiga petualang ini benar-benar menampakkan sebuah keraguan di dalam sorotan mata mereka.
“Aku tidak melihat rekan kalian, bukankah dia sebelumnya pergi bersama kalian?”Dan, muncul pertanyaan yang mengandung hal yang sulit untuk dijawab.Rollo tetap haru
Mereka sudah kehilangan semangat, bagaimana mereka dapat menanggapi permasalahan ini dengan serius, fakta memang mungkin terjadi dan tidak ada jaminan kalau rekan mereka masih dalam keadaan hidup.“Seharusnya kita sebelumnya menghentikannya, tapi...” kata Rollo yang mengepal kuat tangan kanannya.Azazel benar-benar mulai mengerti bagaimana kondisi ini bisa terjadi, berdasarkan ingatannya, kelompok ini punya pendapat masing-masing.Hal ini membuat Azazel teringat bagaimana rapuhnya kehidupan makhluk lemah, terus melakukan hal yang mereka anggap sebagai sesuatu kebenaran demi menghilangkan ketakutan, tapi nyatanya semua itu hanya sugesti untuk membuat semua ini menjadi tetap semangat.Rasanya kalau membantu mereka ini tidak akan memberikan keuntungan apa-apa, justru sebaliknya hanya akan memberikan permasalahan yang jauh lebih rumit lagi.“Apa kalian bertiga memang tidak ingin segera m
Tubuh Azazel sudah menyebarkan energi sensor untuk tahu kehidupan yang ada di dalam dungeon, selain mereka bertiga, Azazel tidak menemukan apa-apa, hanya beberapa makhluk yang sengaja berada di tempat tersebut.“Tunggu, itu...” ucap Nilam dengan wajah yang disusul tubuh bergetar.Kedua rekannya juga merasakan hal yang sama, apa yang ada di depan mata adalah penampakan monster mengerikan, yang tidak lain adalah Lich.“Bahaya, apa yang akan terjadi kalau kita menghadapi makhluk ini di sini...” gumam Rollo yang segera menarik pedangnya keluar.Ingatan bagaimana mereka sebelumnya bertarung melawan monster ini masih teringat dengan jelas, kekuatan Lich yang sudah sangat sulit untuk dikalahkan, tanpa Sania kemungkinan mengalahkannya sudah sangat sulit.Tapi, di tengah ketegangan yang membuat mereka sibuk berpikir, Azazel justru melangkah maju seperti seorang yang tidak memiliki rasa takut.&nbs
“Untuk makhluk rendahan seperti dirimu cukup mengesankan mampu menghancurkan barrier milikku...”Bolt dan Nolam tidak tahu mengapa Azazel dengan santainya mengatakan ini, sudah jelas-jelas barrier hancur artinya kematian yang menanti.Pedang makhluk putih ini kemudian mulai berayun, dan dengan kecepatan maut akan menghapus semua kehidupan yang ada di depannya.Tings...Tapi, itu tidak akan mungkin dibiarkan terjadi, serangan pedang kehampaan milik Azazel menjadi penghalang. Tubuh makhluk itu terhempas akibat kekuatan Azazel yang jauh lebih besar.Kedua serangan mereka menciptakan gelombang yang terpencar ke setiap sudut sampai menjatuhkan bebatuan di dalam ruangan.“Kalian berdua segera bawa rekan kalian itu ke tempat yang aman, atau apa kau punya sebuah kemampuan untuk perlindungan dari berbagai macam serangan?” tanya Azazel yang menoleh ke arah Bolt dan Nil
Perintah mereka adalah membawa orang-orang yang dijadikan tumbal untuk pemanggilan dari Enyo, memikirkan apakah mereka masih selamat atau tidak bisa dilakukan nanti, yang terpenting saat ini mereka harus membawa orang-orang itu keluar.Menggunakan sihir hipnotis dan teleportasi, Azazel berhasil menyingkirkan orang-orang yang dianggapnya hanya akan menghalangi pertarungannya menghadapi Enyo.Dalam waktu singkat Rollo dan yang lainnya berada di luar dungeon, Bolt dan Nilam yang masih mencoba memahami situasi saat ini.“K-Kenapa kita ada di sini?” tanya Bolt.“Aku tidak tahu, tapi kepalaku pusing sekali...” Dia mencoba mengingat apa yang terjadi, tapi itu terlalu sulit, hanya beberapa kepingan dari kejadian sebelumnya yang secara tidak sengaja muncul.Grrm...Gemuruh di tempat mereka berada saat ini terasa cukup jelas, mereka menjadi panik dan bingung apa ya
Mata Enyo melirik ke arah Azazel yang mendekat, secara jelas pupilnya merekam kalau yang ada di sana adalah perwujudan dari makhluk mengerikan.Aura hitam itu terus menyelubungi tubuh Azazel, dan semakin ketukan langkah kakinya terdengar, semakin pula jelas bahwa kengerian akan disebarkan.Tangan Enyo kemudian dikibaskan ke arah samping sampai akhirnya menciptakan sebuah butiran debu dan tanah terhempas ke arah Azazel, berharap itu akan menyapu entitas mengerikan ini, tapi itu sepenuhnya tidak bisa untuk dilakukan.Kekuatan yang mengerikan ini sudah terlalu menyatu dengan sosok Azazel.Whoosh...Itu gerakan super singkat yang hanya menyisakan sebuah kilatan cahaya kemudian memisahkan kepala Enyo, kepalanya terjatuh seperti batu besar yang tidak lagi dapat bertahan secara normal.Azazel menatap ke arah kepala makhluk itu yang perlahan berubah menjadi butiran debu, secara perlahan itu semua hilan
“Grash...”Meraung kesakitan kelabang itu, tapi tidak cukup hanya untuk satu serangan, Sania harus banyak menggunakan serangan serupa supaya mampu untuk membuat kelabang tersebut tumbang.Anak panah terus menerus dilepaskan sebelum kesempatan untuk menyerang hilang, kini banyak serangan itu menembus tubuh kelabang.Perlahan tubuh kelabang mulai tumbang, dan akhirnya roboh, tidak ada tanda-tanda kalau makhluk itu masih hidup. Cairan seperti semburan tampak menodai tanah di bawahnya.“Apa dia sudah mati?” tanya Sania yang cukup takut untuk memastikan secara langsung.Dia tidak yakin kalau kelabang itu benar-benar mati, di sini dirinya lebih baik bergegas pergi untuk mendapatkan harta yang dicarinya.Melalui ingatan ini dapat Azazel lihat bagaimana kemampuan Sania dalam bertarung, itu cukup memberikan kesan yang cukup baik meski tetap dalam kategori makhluk le
Sesuai dengan apa yang Azazel katakan tadi, kelompok orang ini melaporkan kejadian tersebut dengan pihak Guild. Dan, menerima bayaran yang cukup besar, sayangnya kedua teman mereka harus dirawat akibat luka yang cukup parah.“Sebenarnya aku masih tidak mengerti, kenapa kita harus menuruti keinginan pria itu? Bukankah sudah jelas kalau ini bukan sebuah hal yang wajar?” tanya Nilam.“Entah, tapi kita mau bagaimana lagi? Tidak ada informasi lebih lanjut mengenai hal ini, aku seperti mengenal pria itu, namun aku kesulitan untuk mengingat siapa dirinya...”“Aku juga seperti itu...”Mereka hanya terdiam sembari memikirkan apa yang sebenarnya terjadi di sini, apa yang mereka dengar dari Azazel seolah hanyalah omong kosong, namun sebuah fakta menyatakan berbeda.Mereka juga telah menerima bayaran cukup besar walau tidak menemukan harta.Setelah peristiwa ini sedikit ada pergerakan di beberapa lokasi, terutama mereka yang mengetahui Enyo.“Itu memang benar-benar kekuatan sang dewa, pasti dia s
Cara Azazel mengatakan ini penuh dengan niat untuk mengintimidasi sampai wanita itu hanya dapat melongo, dia tahu kalau Azazel tidak main-main dengan hal tersebut.Berdasarkan apa yang sudah terjadi merupakan fakta dari kekuatan besar, itu sangat tidak masuk akal kalau kekuatan seperti ini hanya untuk bercanda saja.Memikirkan pertarungan antara kaisar dan Azazel sudah cukup mengerikan.“Dan, kalau dia ingin memberitahuku mengenai masalah ini, pastinya tuanmu itu menginginkan sesuatu!”Azazel tidak tahu apakah wanita di depannya ini sengaja sedang melamun atau memang berniat untuk mengabaikan yang dikatakannya.“Jawab aku...” bentak Azazel dengan tegas.Kepala wanita ini baru terangkat untuk menyatakan, “Dia memang tertarik untuk melihat aksimu, beliau menganggapmu sebagai pion yang akan membawa era baru terhadap dunia ini! Roda yang sudah tua akan diganti dengan roda baru, begitulah ucapannya!”“Cih...” Yang didengar Azazel ini seakan untuk menunjukkan kedatangannya memang harus men
Violet menghampiri Nadena, perlahan dia menyentuh kulit tubuh wanita ini dengan halus, kemudian membawa jari-jari tangannya melewati bagian sensitif yang menyebabkan sedikit desahan.“Ada apa dengan tubuhku ini? Aku terasa panas, dia pasti sudah melakukan sesuatu dengan diriku ini...”Napas Nadena sangat sulit untuk diatur, matanya semakin membesar setelah melihat wajah Violet mendekat.Bibir wanita itu terus mendekat seakan ingin menyentuh tubuhnya, tapi sebenarnya itu tidak benar, dia hanya berdiri di samping telinga Nadena.“Kau mau tahu apa yang akan terjadi dengan dirinya?”Pupil mata Nadena sekali lagi membesar, dia ingin berbicara untuk membuat Violet melepaskan tubuhnya, tapi percuma, dia tidak akan mungkin punya kesempatan seperti itu.Dengan tubuh yang sudah setengah terbuka seperti ini, dia tidak akan berharap kalau Violet akan memp
Kubah raksasa ini perlahan mulai mengecil hingga seukuran bola baseball.Zemius dan Mary mendekati kubah tersebut, masih mereka rasakan kekuatan magis dari dalam tubuh Azazel yang menyebabkan rasa enggan untuk mengambil kubah tersebut.“Apa yang akan kita lakukan dengan benda ini?” tanya Mary.“Tidak ada lagi, benda ini harus kita serahkan kepada Ratu Violet! Hanya dia yang akan mampu melakukan ini semua...”Mendadak Zemius menoleh ke arah belakang, matanya terpicing ke satu lokasi yang aneh.“Apa yang kau lakukan?”“Tidak, aku merasa kalau di sana ada musuh yang sedang mengintai...”Mary mencoba memastikan ucapan ini dengan menyebarkan energi sensor, meski dilakukan, tidak ada hal yang didapatkan olehnya, hanya sebuah keheningan di malam yang begitu dingin.Itu tidak sepenuhnya salah, memang di
“Kalau sudah sejauh ini, maka tidak akan ada waktu untukku berhenti di sini!”Whoosh...Dengan kecepatan tinggi, pedang Azazel menemaninya untuk bergerak. Menusuk targetnya saat ini dengan luka yang penuh kengerian.“Argh...”Darah menyembur keluar tanpa henti, percuma untuk John hentikan, semua itu berdasarkan energi kehampaan yang akan merusak jiwa seseorang.Crash...Ditariknya kembali pedang itu, perlahan bekas luka yang tercipta mulai mengucurkan darah tanpa henti.“S-Sial, kenapa kau mampu melakukan ini? Bukankah seharusnya kau mudah untuk kami kalahkan?”“Bagaimana mungkin makhluk rendahan seperti kalian mau mengalahkanku, seharusnya kalian lebih sadar diri dalam bertindak...”Dia menebar rasa takut terhadap tubuh John, matanya melihat wujud Azazel yang diselimuti jubah hitam
Kaboom...Hanya ledakan yang besar mengguncang lokasi itu, entah apa yang akan terjadi jika mereka tidak berada di dalam ruang dimensi yang dibuat Mary.“Jadi kekuatan yang digunakan oleh orang itu sangat berbahaya, bahkan di dalam ruang dimensi ini saja sudah memberikan dampak yang begitu besar...” John melihat ke arah Mary.Setiap kerusakan yang diterima oleh ruang dimensi akan ditransfer ke pengguna, tapi itu hanya sebesar 6 persen, itu terbilang sangat rendah, tapi jika serangan yang digunakan melampaui daya tahan ruang dimensi, maka aturan sudah tidak lagi berarti.Regar yang berhasil diselamatkan masih tidak percaya tetap bisa bernapas, dia melihat kedua rekannya yang berada di sana dengan sorot mata yang sama, mereka semua terkejut untuk mengetahui fakta mengerikan ini.Azazel sudah menatap ketiganya dari kejauhan, wajahnya tampak sangat marah atas semua ini.
Satu hal yang tidak dimengerti Jeluis, lawannya saat ini bukanlah seorang amatir, sosok yang sudah melakukan berbagai macam pertarungan berbahaya, bahkan berkali-kali menghancurkan wilayah dengan kekuatan penuh.Kalau dibandingkan dengan dirinya yang hanya menggunakan kekuatan saat ada dalam bahaya, Azazel justru jauh daripada hanya sekedar seorang kesatria dalam petarungan.Namun, dia adalah sang malaikat kematian itu sendiri.Dengan percaya diri Jeluis mengerahkan kekuatan untuk menyatukan tubuhnya kembali yang telah terpisah.Crash...Tapi, di saat itulah ada sebuah serangan yang begitu cepat, tidak sekali, melainkan...“Tidak, jangan bilang kalau dia akan melakukan serangan secara beruntun tanpa henti, bagaimana bisa aku memulihkan tubuh kalau dia tidak memberikan aku jeda...”Pola yang sama pernah Azazel gunakan, salah satu cara untuk membuat
Jeluis masih memandang dengan sorot tenang, dia seolah tidak menyimpan rasa takut terhadap sosok Azazel yang sudah menebar rasa kengerian.“Itu dia, ayo tangkap...”Sampai akhirnya keberadaan mereka sudah memancing para pengintai.Mata Azazel melirik ke arah orang-orang yang berdatangan untuk menangkapnya, tapi sebelum itu bisa dilakukan, mereka harus mengepung Azazel terlebih dahulu.“Kalian di sini tidak akan mampu mengalahkan dirinya!” Ucapan Jeluis tidak didengar oleh orang-orang tersebut, mereka masih terlalu percaya diri bahwa Azazel adalah orang yang akan mudah untuk ditangkap.Tanpa banyak pikir, mereka satu persatu mencoba menyerang Azazel.Crash...Dan, seperti itulah hal yang terjadi selanjutnya, dalam gerakan seperti cahaya, Azazel menabrak setiap orang yang ingin mendekatinya.Dari satu tubuh yang
“Bagaimana mungkin dia bisa melakukan ini...”Apa yang dilakukan oleh Jeluis sangat jauh dari dugaan Nadena, saat serangan yang hampir dilepaskannya, ternyata Jeluis memiliki kesempatan untuk mempersempit jarak dan kemudian mencekik lehernya.Tubuh Nadena diangkat oleh Jeluis, tenggorokannya benar-benar tercekik oleh cengkeraman kuat pria tersebut.“Lepaskan aku...”“Kalau kau mau lepas, kama aku akan melakukannya...”Dengan hempasan yang kasar, tubuh Nadena dilempar ke arah dinding, punggungnya terasa sakit, tapi itu sudah mengurangi mobilitasnya untuk melakukan tindakan.“Sial, kalau seperti ini, aku tidak akan mungkin mampu mempertahankan diri...”“Seharusnya kau tetap tenang, dan membiarkan aku menangkap dirimu...”Nadena tidak sudi dengan hal tersebut, walau sudah terlalu lelah dan kesulitan, dia masih tetap mencoba untuk berdiri, dengan berani bertumpu pada tongkat untuk memberikan pengertian kalau dia bukanlah gadis lemah.“Masih kau ingin menghadapiku?”Jawabannya sudah dipast
“Apa dia akan baik-baik saja, ya? Aku yakin kalau?”Mata Nadena segera menyipit tajam, dia merasakan seseorang yang sedang mendekat ke dalam kamar. Tidak, itu bukan energi dari dalam tubuh Azazel.Memang energi Azazel akan terasa jauh lebih mengerikan, tapi justru hal itulah yang membuatnya lebih mudah untuk dikenali.Dia mencoba memejamkan mata untuk mengidentifikasi lebih lanjut, wilayah ini sudah dipasang sensor khusus sehingga akan mempermudahnya untuk tahu siapa yang sengaja datang atau hanya sekedar lewat.Tentu semua akurasi ini tidak bisa seratus persen, harus ada pemikiran yang matang sebelum menganggap kalau itu memang tindakan musuh.Tap...Tapi, di sini justru orang-orang itu mendekat, lalu berhenti di depan pintu. Dirasakan ada tiga energi yang berdiri di depan pintu.“Apa yang akan mereka lakukan? Apakah sengaja untu
Pada akhirnya, Nadena tidak menemukan penjelasan apa-apa. Azazel memilih untuk tetap bungkam, selama di dalam perjalanan tidak ada perbincangan yang bisa mereka buka.Nadena juga khawatir kalau Azazel juga berpikir kalau dirinya masih bagian dari Heiran, entah itu akan menambah rumit permasalahan ini.Punggung pria yang tegap ini masih tidak menunjukkan tanda-tanda untuk roboh, matanya yang serius tetap mengarah pada hutan yang begitu luas.“Apa aku bisa bertanya sesuatu padamu...” Kata-kata ini sangat tidak bisa ditahan Nadena lagi, dan dia dengan sengaja menghentikan langkah kaki Azazel.Azazel tidak menoleh, hanya sedikit melirik ke arah belakang, namun itu tidak memberikan waktu untuk langkah kakinya berhenti.“Apa?”“Kau mempercayai orang bertopeng tadi?”“Tidak, aku tidak pernah mempercayai siapa pun, termasuk dirimu...” jawabnya dengan lugas.Merinding sekujur tubuh Nadena mendengarnya, hingga sejauh ini dia tidak percaya kalau Azazel masih menganggap dirinya sebagai orang asin