Anak panah terus menerus dilepaskan sebelum kesempatan untuk menyerang hilang, kini banyak serangan itu menembus tubuh kelabang.
Perlahan tubuh kelabang mulai tumbang, dan akhirnya roboh, tidak ada tanda-tanda kalau makhluk itu masih hidup. Cairan seperti semburan tampak menodai tanah di bawahnya.“Apa dia sudah mati?” tanya Sania yang cukup takut untuk memastikan secara langsung.Dia tidak yakin kalau kelabang itu benar-benar mati, di sini dirinya lebih baik bergegas pergi untuk mendapatkan harta yang dicarinya.Melalui ingatan ini dapat Azazel lihat bagaimana kemampuan Sania dalam bertarung, itu cukup memberikan kesan yang cukup baik meski tetap dalam kategori makhluk leSesuai dengan apa yang Azazel katakan tadi, kelompok orang ini melaporkan kejadian tersebut dengan pihak Guild. Dan, menerima bayaran yang cukup besar, sayangnya kedua teman mereka harus dirawat akibat luka yang cukup parah.“Sebenarnya aku masih tidak mengerti, kenapa kita harus menuruti keinginan pria itu? Bukankah sudah jelas kalau ini bukan sebuah hal yang wajar?” tanya Nilam.“Entah, tapi kita mau bagaimana lagi? Tidak ada informasi lebih lanjut mengenai hal ini, aku seperti mengenal pria itu, namun aku kesulitan untuk mengingat siapa dirinya...”“Aku juga seperti itu...”Mereka hanya terdiam sembari memikirkan apa yang sebenarnya terjadi di sini, apa yang mereka dengar dari Azazel seolah hanyalah omong kosong, namun sebuah fakta menyatakan berbeda.Mereka juga telah menerima bayaran cukup besar walau tidak menemukan harta.Setelah peristiwa ini sedikit ada pergerakan di beberapa lokasi, terutama mereka yang mengetahui Enyo.“Itu memang benar-benar kekuatan sang dewa, pasti dia s
Cara Azazel mengatakan ini penuh dengan niat untuk mengintimidasi sampai wanita itu hanya dapat melongo, dia tahu kalau Azazel tidak main-main dengan hal tersebut.Berdasarkan apa yang sudah terjadi merupakan fakta dari kekuatan besar, itu sangat tidak masuk akal kalau kekuatan seperti ini hanya untuk bercanda saja.Memikirkan pertarungan antara kaisar dan Azazel sudah cukup mengerikan.“Dan, kalau dia ingin memberitahuku mengenai masalah ini, pastinya tuanmu itu menginginkan sesuatu!”Azazel tidak tahu apakah wanita di depannya ini sengaja sedang melamun atau memang berniat untuk mengabaikan yang dikatakannya.“Jawab aku...” bentak Azazel dengan tegas.Kepala wanita ini baru terangkat untuk menyatakan, “Dia memang tertarik untuk melihat aksimu, beliau menganggapmu sebagai pion yang akan membawa era baru terhadap dunia ini! Roda yang sudah tua akan diganti dengan roda baru, begitulah ucapannya!”“Cih...” Yang didengar Azazel ini seakan untuk menunjukkan kedatangannya memang harus men
Ketika langkah kaki Azazel memasuki kawasan kota, penyuguhan atas lingkungan yang terasa normal. Banyak penduduk yang beraktivitas selayaknya kota pada umumnya, tapi di sini ada satu penampakan yang cukup mengganggu untuk dilihat.Di satu sisi jalanan terdapat sebuah lorong, dan dari kejauhan orang-orang yang memasukinya seperti sedang merencanakan sesuatu.Sudah menjadi hal yang wajar, di dalam kondisi seperti ini akan muncul sebuah kriminal yang begitu rapi. Dan, setiap saat keadilan di suatu daerah tidak akan mampu untuk memberantasnya.“Kota ini punya tatapan penduduk yang padat, apa mereka juga berasal dari wilayah luar?”Satu hal lain yang Azazel dapat mengerti, di tempatnya berada banyak terdapat simbol-simbol yang tidak asing.Simbol yang pernah Azazel temui di kota sebelumnya.“Bagi kalian yang ingin bergabung silakan datang ke tempat kami...”
Dengan berpose siap siaga bukan berarti akan menghilangkan rasa gemetar di sekujur tubuh, mereka tidak dapat banyak berpikir jernih dengan apa yang sudah terjadi di saat seperti sekarang.“Apa kau masih berdiri?” tegur pria jangkung kepada pria berotot.Mengangguk pria berotot dan mencoba untuk berdiri kembali sembari menggenggam batas tangannya yang sudah terpotong, darah itu masih menetes bersama penyebaran rasa sakit tanpa henti“Tidak akan aku maafkan, dia sudah berani untuk memotong tanganku, akan aku buat kau menyesal...”“Bodoh...”Ungkapannya berhenti dengan hanya satu teguran tegas milik Azazel, nada suara yang begitu bas penuh wibawa.“Hah...”“Kau kehilangan tangan itu karena perbuatanmu sendiri, jangan menyalahkan orang lain atas semua ini!” ucap tegas Azazel.Meski keduanya w
Walau hanya sekilas, Azazel bisa tahu kalau di sini ada banyak orang yang memiliki kekuatan seperti itu. Kekuatan yang cukup kuat untuk melakukan sebuah pergerakan khusus.Tapi, dia tidak yakin kalau orang tadi merupakan sosok yang memerintah di balik pergerakan sekte.Orang-orang dari sekte ini menelungkupkan tangan mereka di hadapan para mayat.“Mari kita doakan mereka, semoga mereka diterima Dewa Ogaro!”Dengan selaras ucapan tersebut, mereka yang mengerti langsung mengikutinya.Beberapa saat kemudian energi dari dalam tubuh mulai terlihat, itu butiran kecil putih yang beterbangan kemudian melesat ke berbagai arah.Azazel yang baru hendak melangkah, mendadak tertarik oleh pergerakan energi yang tidak biasa ini.“Energi kehidupan? Tunggu, bagaimana mungkin energi kehidupan semacam ini bisa dikendalikan! Tidak, ini hanya sisa dari energi kehidupan yang ada!”
Hanya sebatas itu mereka memberikan pencerahan pada jemaatnya, setelah itu mereka dipersilakan untuk mengambil air suci yang cukup mencurigakan.Tapi, dalam pandangan mata Azazel, air itu tidak lebih hanya sebuah potion.Dan, mereka yang menerima diberikan berdasarkan uang yang diberikan, yang membayar masuk menggunakan uang emas, maka akan diberikan sebuah potion berwarna kuning selayaknya emas.Untuk yang perak dan perunggu, tampilan botolnya sama, tidak ada yang istimewa.“Hmm?”Ketika dia sudah mengambil botol itu, mata Azazel melihat ada beberapa orang yang sedang mengajak mengobrol dengan para wanita.Entah apa yang sedang dibicarakan, namun dari ekspresi para wanita, pastinya hal itu sangat menggembirakan.Azazel tidak akan mungkin melakukan tindakan seperti seorang pahlawan kesiangan yang ingin tahu segala hal.Ini hanya berdasarka
Dia mulai berjalan seperti seorang anggota sekte, perbedaan beberapa orang terlihat saat mereka melihatnya. Ada yang memberi hormat seolah memahami kalau dia adalah orang penting.“Seharusnya aku memakai jubah ini ketika jarak sudah dekat...”10 menit hanya berjalan di kota sudah menampilkan perbedaan cara pandang, begitu percayanya para penduduk dengan sekte tersebut hingga Azazel tidak akan tahu bagaimana reaksi mereka saat tahu kalau sekte ini punya hal yang begitu gelap.Untuk membuktikan kecurigaannya, Azazel harus memasuki bangunan keagamaan, di sini dia tidak dihentikan oleh siapa pun, orang-orang menganggapnya sebagai sesama anggota sekte.Beberapa orang terlihat sedang menuju sebuah ruangan, itu bukan ruangan yang biasanya untuk menerima tamu atau memberikan khotbah.Terlalu mencurigakan hingga Azazel dengan inisiatif yang kuat mengikuti orang-orang itu, dia tetap memasang wajah d
Terkekeh Zeynor menyaksikan kepintaran Azazel, semakin meruncing alis matanya untuk segera mencabik-cabik tubuh pria tersebut.Teriakan di dalam bangunan semakin terdengar jelas, beberapa anggota sekte yang mencoba lari tentu terkapar dalam keadaan tewas di depan pintu sampai tumpukan mayat mereka sudah membuat jalan keluar menjadi hampir tertutup.“Apa kau tidak kasihan dengan orang-orang di sekte ini? Mereka mati dengan sangat sia-sia, seharusnya kalian yang mempertahankan nafsu liar harus saling membantu...”“Jangan bercanda, aku sama sekali tidak peduli dengan mereka semua! Aku sebenarnya ingin lebih menjadi seorang pemimpin daripada harus mengikuti keinginan mereka, aku juga benci untuk terus diatur...”Ucapannya seolah memang semua hal yang diinginkan adalah hal yang benar.Sampai sekarang Azazel masih tidak mampu memahami kenapa orang-orang bo
Violet menghampiri Nadena, perlahan dia menyentuh kulit tubuh wanita ini dengan halus, kemudian membawa jari-jari tangannya melewati bagian sensitif yang menyebabkan sedikit desahan.“Ada apa dengan tubuhku ini? Aku terasa panas, dia pasti sudah melakukan sesuatu dengan diriku ini...”Napas Nadena sangat sulit untuk diatur, matanya semakin membesar setelah melihat wajah Violet mendekat.Bibir wanita itu terus mendekat seakan ingin menyentuh tubuhnya, tapi sebenarnya itu tidak benar, dia hanya berdiri di samping telinga Nadena.“Kau mau tahu apa yang akan terjadi dengan dirinya?”Pupil mata Nadena sekali lagi membesar, dia ingin berbicara untuk membuat Violet melepaskan tubuhnya, tapi percuma, dia tidak akan mungkin punya kesempatan seperti itu.Dengan tubuh yang sudah setengah terbuka seperti ini, dia tidak akan berharap kalau Violet akan memp
Kubah raksasa ini perlahan mulai mengecil hingga seukuran bola baseball.Zemius dan Mary mendekati kubah tersebut, masih mereka rasakan kekuatan magis dari dalam tubuh Azazel yang menyebabkan rasa enggan untuk mengambil kubah tersebut.“Apa yang akan kita lakukan dengan benda ini?” tanya Mary.“Tidak ada lagi, benda ini harus kita serahkan kepada Ratu Violet! Hanya dia yang akan mampu melakukan ini semua...”Mendadak Zemius menoleh ke arah belakang, matanya terpicing ke satu lokasi yang aneh.“Apa yang kau lakukan?”“Tidak, aku merasa kalau di sana ada musuh yang sedang mengintai...”Mary mencoba memastikan ucapan ini dengan menyebarkan energi sensor, meski dilakukan, tidak ada hal yang didapatkan olehnya, hanya sebuah keheningan di malam yang begitu dingin.Itu tidak sepenuhnya salah, memang di
“Kalau sudah sejauh ini, maka tidak akan ada waktu untukku berhenti di sini!”Whoosh...Dengan kecepatan tinggi, pedang Azazel menemaninya untuk bergerak. Menusuk targetnya saat ini dengan luka yang penuh kengerian.“Argh...”Darah menyembur keluar tanpa henti, percuma untuk John hentikan, semua itu berdasarkan energi kehampaan yang akan merusak jiwa seseorang.Crash...Ditariknya kembali pedang itu, perlahan bekas luka yang tercipta mulai mengucurkan darah tanpa henti.“S-Sial, kenapa kau mampu melakukan ini? Bukankah seharusnya kau mudah untuk kami kalahkan?”“Bagaimana mungkin makhluk rendahan seperti kalian mau mengalahkanku, seharusnya kalian lebih sadar diri dalam bertindak...”Dia menebar rasa takut terhadap tubuh John, matanya melihat wujud Azazel yang diselimuti jubah hitam
Kaboom...Hanya ledakan yang besar mengguncang lokasi itu, entah apa yang akan terjadi jika mereka tidak berada di dalam ruang dimensi yang dibuat Mary.“Jadi kekuatan yang digunakan oleh orang itu sangat berbahaya, bahkan di dalam ruang dimensi ini saja sudah memberikan dampak yang begitu besar...” John melihat ke arah Mary.Setiap kerusakan yang diterima oleh ruang dimensi akan ditransfer ke pengguna, tapi itu hanya sebesar 6 persen, itu terbilang sangat rendah, tapi jika serangan yang digunakan melampaui daya tahan ruang dimensi, maka aturan sudah tidak lagi berarti.Regar yang berhasil diselamatkan masih tidak percaya tetap bisa bernapas, dia melihat kedua rekannya yang berada di sana dengan sorot mata yang sama, mereka semua terkejut untuk mengetahui fakta mengerikan ini.Azazel sudah menatap ketiganya dari kejauhan, wajahnya tampak sangat marah atas semua ini.
Satu hal yang tidak dimengerti Jeluis, lawannya saat ini bukanlah seorang amatir, sosok yang sudah melakukan berbagai macam pertarungan berbahaya, bahkan berkali-kali menghancurkan wilayah dengan kekuatan penuh.Kalau dibandingkan dengan dirinya yang hanya menggunakan kekuatan saat ada dalam bahaya, Azazel justru jauh daripada hanya sekedar seorang kesatria dalam petarungan.Namun, dia adalah sang malaikat kematian itu sendiri.Dengan percaya diri Jeluis mengerahkan kekuatan untuk menyatukan tubuhnya kembali yang telah terpisah.Crash...Tapi, di saat itulah ada sebuah serangan yang begitu cepat, tidak sekali, melainkan...“Tidak, jangan bilang kalau dia akan melakukan serangan secara beruntun tanpa henti, bagaimana bisa aku memulihkan tubuh kalau dia tidak memberikan aku jeda...”Pola yang sama pernah Azazel gunakan, salah satu cara untuk membuat
Jeluis masih memandang dengan sorot tenang, dia seolah tidak menyimpan rasa takut terhadap sosok Azazel yang sudah menebar rasa kengerian.“Itu dia, ayo tangkap...”Sampai akhirnya keberadaan mereka sudah memancing para pengintai.Mata Azazel melirik ke arah orang-orang yang berdatangan untuk menangkapnya, tapi sebelum itu bisa dilakukan, mereka harus mengepung Azazel terlebih dahulu.“Kalian di sini tidak akan mampu mengalahkan dirinya!” Ucapan Jeluis tidak didengar oleh orang-orang tersebut, mereka masih terlalu percaya diri bahwa Azazel adalah orang yang akan mudah untuk ditangkap.Tanpa banyak pikir, mereka satu persatu mencoba menyerang Azazel.Crash...Dan, seperti itulah hal yang terjadi selanjutnya, dalam gerakan seperti cahaya, Azazel menabrak setiap orang yang ingin mendekatinya.Dari satu tubuh yang
“Bagaimana mungkin dia bisa melakukan ini...”Apa yang dilakukan oleh Jeluis sangat jauh dari dugaan Nadena, saat serangan yang hampir dilepaskannya, ternyata Jeluis memiliki kesempatan untuk mempersempit jarak dan kemudian mencekik lehernya.Tubuh Nadena diangkat oleh Jeluis, tenggorokannya benar-benar tercekik oleh cengkeraman kuat pria tersebut.“Lepaskan aku...”“Kalau kau mau lepas, kama aku akan melakukannya...”Dengan hempasan yang kasar, tubuh Nadena dilempar ke arah dinding, punggungnya terasa sakit, tapi itu sudah mengurangi mobilitasnya untuk melakukan tindakan.“Sial, kalau seperti ini, aku tidak akan mungkin mampu mempertahankan diri...”“Seharusnya kau tetap tenang, dan membiarkan aku menangkap dirimu...”Nadena tidak sudi dengan hal tersebut, walau sudah terlalu lelah dan kesulitan, dia masih tetap mencoba untuk berdiri, dengan berani bertumpu pada tongkat untuk memberikan pengertian kalau dia bukanlah gadis lemah.“Masih kau ingin menghadapiku?”Jawabannya sudah dipast
“Apa dia akan baik-baik saja, ya? Aku yakin kalau?”Mata Nadena segera menyipit tajam, dia merasakan seseorang yang sedang mendekat ke dalam kamar. Tidak, itu bukan energi dari dalam tubuh Azazel.Memang energi Azazel akan terasa jauh lebih mengerikan, tapi justru hal itulah yang membuatnya lebih mudah untuk dikenali.Dia mencoba memejamkan mata untuk mengidentifikasi lebih lanjut, wilayah ini sudah dipasang sensor khusus sehingga akan mempermudahnya untuk tahu siapa yang sengaja datang atau hanya sekedar lewat.Tentu semua akurasi ini tidak bisa seratus persen, harus ada pemikiran yang matang sebelum menganggap kalau itu memang tindakan musuh.Tap...Tapi, di sini justru orang-orang itu mendekat, lalu berhenti di depan pintu. Dirasakan ada tiga energi yang berdiri di depan pintu.“Apa yang akan mereka lakukan? Apakah sengaja untu
Pada akhirnya, Nadena tidak menemukan penjelasan apa-apa. Azazel memilih untuk tetap bungkam, selama di dalam perjalanan tidak ada perbincangan yang bisa mereka buka.Nadena juga khawatir kalau Azazel juga berpikir kalau dirinya masih bagian dari Heiran, entah itu akan menambah rumit permasalahan ini.Punggung pria yang tegap ini masih tidak menunjukkan tanda-tanda untuk roboh, matanya yang serius tetap mengarah pada hutan yang begitu luas.“Apa aku bisa bertanya sesuatu padamu...” Kata-kata ini sangat tidak bisa ditahan Nadena lagi, dan dia dengan sengaja menghentikan langkah kaki Azazel.Azazel tidak menoleh, hanya sedikit melirik ke arah belakang, namun itu tidak memberikan waktu untuk langkah kakinya berhenti.“Apa?”“Kau mempercayai orang bertopeng tadi?”“Tidak, aku tidak pernah mempercayai siapa pun, termasuk dirimu...” jawabnya dengan lugas.Merinding sekujur tubuh Nadena mendengarnya, hingga sejauh ini dia tidak percaya kalau Azazel masih menganggap dirinya sebagai orang asin