“Siapa sangka kalau kau sudah berani mengikutiku sampai sejauh ini!” gumam Azazel yang berhenti di antara bangunan, dirinya telah berjalan sejak dari Guild untuk menuju lokasi tersebut.Dia terus merasa tenang, ada hawa yang sedang mengikuti dirinya secara diam-diam. Awalnya dirinya berpikir itu mungkin orang bodoh, namun aura yang cukup kuat dapat dirasakan olehnya. Sedikit saja ada sebuah rasa senang di dalam tubuh Azazel akan hal ini.Tubuhnya ingin mencoba mencari tahu siapa orang ini, dan apa yang diinginkannya.Orang itu tanpa ragu untuk berdiri di belakang Azazel, tampak kalau dia sudah siap untuk bertarung.Dan, benar saja, beberapa saat kemudian dirinya mengeluarkan pedang dari pinggang. Kemudian, kakinya berpacu dengan dentingan yang cepat, suaranya menggema untuk bergegas menikam Azazel.“Huh...”Tings...Dia sontak kaget setelah tahu kalau Azazel berhasil memberikan perlawanan, menyentak tubuhnya sampai kembali ke posisi awal.Begitu kuatnya serangan yang digunakan Azazel,
Mau bagaimana pun, dia masih tidak akan percaya dengan ucapan orang tersebut.“Hey, jangan menatap diriku seperti itu! Apa aku ini masih kurang meyakinkan?”Tidak perlu dijawab Azazel, aura penuh pembunuh memang sudah menipis, namun itu masih cukup kuat untuk dirasakan.“Jadi apa maksudmu tentang semua ini?” Dia tahu kalau terus seperti ini hanya akan membuat semuanya menjadi lebih buruk, secepat mungkin ingin diketahuinya tujuan dari sosok ini.Orang bertopeng melangkah perlahan yang kedua tangannya berada di belakang pinggang, dia seolah sengaja untuk memasang waktu santai dalam mempermainkan amarah Azazel.“Aku tahu kalau kau sedang mencari seseorang! Lebih tepatnya lagi adalah buronan yang sedang banyak dicari oleh orang-orang di berbagai kota! Tapi, hal itu tampaknya sangat menyulitkanmu! Sayang sekali orang hebat seperti dirimu mendapatkan kesulitan dalam hal seperti ini!”“Lantas? Kalau kau datang untuk menemuiku dalam kondisi ini, pastinya ada hal mendesak yang ingin kau bicar
Itu jawaban yang meragukan, Azazel segera bertindak, telapak tangan kananya terbuka lebar dengan aliran energi yang berkumpul menjadi satu.Percikan api mulai memenuhi satu titik, siap dilepaskan.Kaboom...Berikutnya ledakan besar yang mengguncang tanah, dari kejauhan beberapa burung mendadak pergi dari lokasi sekitar.“Jadi sudah dimulai...” Orang bertopeng sebelumnya telah menantikan ini semua, mencari tempat yang paling aman untuk mengamati semuanya.Yang keluar dari gua adalah Azazel, tubuh pria ini terlihat cukup buruk setelah terkena efek ledakan.“Sial! Ternyata dia sudah menggunakan semacam kemampuan untuk mendahului seranganku!” Begitu jelas, di dalam ingatan Azazel kalau serangan yang tadinya akan dilepaskannya telah terhenti oleh ledakan ini.“Oi! Oi! Oi! Kenapa kau melakukan ini? Apakah aku sudah melakukan hal buruk sehingga kau melakukannya?”Sosok itu sudah menunjukkan dirinya, dengan tampang arogan. Matanya ternyata memang merah pekat.Cukup membuat Azazel kaget, itu
Sosok bertopeng yang telah menggiringnya ke tempat itu berani memunculkan diri.Rasanya api emosi dari dalam tubuh Azazel ingin dilepaskan ke arah orang tersebut, tapi dia ragu kalau orang itu hanya sosok yang menuntun saja.Keduanya tiba di panorama keheningan mencengkam, saling mengawasi satu sama lain dengan aura yang sudah terpancar.“Aku tidak menjebak dirimu!”Satu benda mendadak dilemparkan, benda hitam yang perlahan disingkap sinar matahari hingga semua dapat terlihat dengan jelas.Kepala, ya, itu benar sekali. Satu kepala pria sudah berguling-guling hingga berhenti tepat di belakang kaki Azazel.Diperhatikan lebih jelas, wajah itu tidak terasa asing. Dan, memang benar kalau itu adalah wajah dari orang yang dicarinya.“Apa maksud dari semua ini?” tanya dingin Azazel.“Aku sudah membunuh orang ini, dan kau bisa untuk mendapatkan bayaran dari tindakan ini!” jawab santai orang bertopeng.“Bukan itu yang aku tanyakan!” Azazel meninggikan suaranya hingga itu terdengar seperti raung
Pria dengan wajah serius sudah berada di sana, ekspresinya seolah ingin menantang Azazel berkelahi.Tapi, Azazel tetap memasang wajah tenang, dia tidak akan bertindak bodoh untuk menghadapi orang yang baru saja dikenalnya.Untuk langkah pertama, dia maju dengan ketukan yang mengiringi keseriusan di wajahnya.Mereka masih saling bertukar pandang, sorot mata keduanya membuat udara menjadi lebih panas.Ini sesuatu yang dirasa Azazel bukan berasal dari kekuatan, melainkan sesuatu yang sering disebut sebagai karisma dan wibawa.Sontak saja Azazel menurunkan kelopak matanya sembari berkata, “Aku datang kemari untuk mengambil hadiah yang sudah dijanjikan dari quest!”Beberapa saat dia kaget dengan hal ini, baru pertama kali ada orang yang berani berbicara dengan nada seperti ini.Tapi, tidak diherankan, berbagai macam petualang dengan sifat liar mereka. Kapan saja hal seperti ini perlu dihadapi.“Ya, aku memang akan memberikan dirimu hadiah! Tapi, sebelum itu, aku ingin kau mendengarkan ceri
Henrien mengangkat tubuhnya, dia menggeleng dengan wajah penuh rasa penyesalan.“Aku juga tidak tahu bagaimana kondisi ini dapat terjadi, kristal itu muncul begitu saja seolah sudah direncanakan untuk digunakan terhadap orang lain! Namun, yang aku tahu kalau hal ini sudah menjadi pengetahuan yang cukup umum! Pengetahuan seperti didapat melalui beberapa buku yang mengandung sihir terlarang! Sekali lagi kalau hal itu tidak dapat aku tahu...”Kalau sudah sampai sejauh ini, Azazel memang tampaknya memang harus menyerah. Dia tidak akan menemukan apa pun dengan terus menghujani Henrien menggunakan bermacam pertanyaan.“Begitu ya, jadi ini masih menjadi misteri yang sampai sekarang juga sulit untuk dipecahkan!”“Ya...”Setelah itu tidak ada ucapan yang menghiasi ruangan, suasananya cepat berubah menjadi canggung.Terlebih untuk dua pria yang berada di dalam ruangan yang sama, mereka tentu bukan orang yang suka saling memandangi sesuatu di sekitar.Azazel terlihat masih jatuh dalam berbagai m
Langit biru ini semakin pekat ketika matahari sudah tiada, pertanda yang semakin meningkatkan bulu kuduk untuk bergoyang.Para penjaga berusaha mengamankan kondisi, mereka menyarankan untuk semua penduduk ke dalam bangunan paling besar di kota. Itu merupakan tempat yang paling aman untuk mereka, tapi bagi Azazel kalau bangunan tersebut tidak cukup untuk menghentikan kekacauan yang terjadi.Tentu mereka yang ketakutan harus dilindungi, para petualang dengan rapi berkumpul di depan Guild.Langit malam yang membawa heningnya suasana, suara mereka bahkan enggan untuk mengganggu keheningan ini.Henrien muncul yang membuat pandangan semua orang menjadi tegang, dengan munculnya pria ini tentu menjadi tanda akan terjadinya peperangan yang melibatkan seluruh jiwa dan raga.“Aku cukup senang dengan kalian yang telah hadir di sini, kalian pasti sudah tahu kalau kondisinya seperti ini!”Ada satu hal yang di sini membuat Azazel cukup bingung, informasi yang sebelumnya dikatakan hanya khusus untuk
Crash!Kemampuan gadis ini sangat menarik, menari-nari di antara lautan monster. Dua belati di tangannya seolah tidak punya waktu untuk berhenti, dengan setiap gerakan yang halus mampu memberikan dampak begitu besar.Menyipit mata Azazel menyaksikan semua itu, keahlian yang sangat memukau ini tidak bisa dianggap sebagai pertunjukan biasa.Dia telah mengetahui kalau kekuatan seperti itu diperoleh melalui pengalaman panjang, atau bisa dibilang ada yang mempunyai bakat alami.Apa pun itu, semua terasa lebih berwarna untuk dilihat.“Dia Asteris!” teriak salah satu petualang yang kagum dengan permainan gadis tersebut.Walau begitu, Asteris tentu bukan harapan yang dapat diandalkan. Para monster tampak semakin berkerumun, dan tidak hanya di satu titik. Banyak sudah dari mereka yang tewas dengan teriakan penuh penderitaan.Harus ada bantuan lain yang membereskan permasalahan ini.Bam! Bam! Bam...Dan, di sisi lain juga terdengar tembakan nyaring, dari kejauhan mereka tampak memperhatikan sum
Violet menghampiri Nadena, perlahan dia menyentuh kulit tubuh wanita ini dengan halus, kemudian membawa jari-jari tangannya melewati bagian sensitif yang menyebabkan sedikit desahan.“Ada apa dengan tubuhku ini? Aku terasa panas, dia pasti sudah melakukan sesuatu dengan diriku ini...”Napas Nadena sangat sulit untuk diatur, matanya semakin membesar setelah melihat wajah Violet mendekat.Bibir wanita itu terus mendekat seakan ingin menyentuh tubuhnya, tapi sebenarnya itu tidak benar, dia hanya berdiri di samping telinga Nadena.“Kau mau tahu apa yang akan terjadi dengan dirinya?”Pupil mata Nadena sekali lagi membesar, dia ingin berbicara untuk membuat Violet melepaskan tubuhnya, tapi percuma, dia tidak akan mungkin punya kesempatan seperti itu.Dengan tubuh yang sudah setengah terbuka seperti ini, dia tidak akan berharap kalau Violet akan memp
Kubah raksasa ini perlahan mulai mengecil hingga seukuran bola baseball.Zemius dan Mary mendekati kubah tersebut, masih mereka rasakan kekuatan magis dari dalam tubuh Azazel yang menyebabkan rasa enggan untuk mengambil kubah tersebut.“Apa yang akan kita lakukan dengan benda ini?” tanya Mary.“Tidak ada lagi, benda ini harus kita serahkan kepada Ratu Violet! Hanya dia yang akan mampu melakukan ini semua...”Mendadak Zemius menoleh ke arah belakang, matanya terpicing ke satu lokasi yang aneh.“Apa yang kau lakukan?”“Tidak, aku merasa kalau di sana ada musuh yang sedang mengintai...”Mary mencoba memastikan ucapan ini dengan menyebarkan energi sensor, meski dilakukan, tidak ada hal yang didapatkan olehnya, hanya sebuah keheningan di malam yang begitu dingin.Itu tidak sepenuhnya salah, memang di
“Kalau sudah sejauh ini, maka tidak akan ada waktu untukku berhenti di sini!”Whoosh...Dengan kecepatan tinggi, pedang Azazel menemaninya untuk bergerak. Menusuk targetnya saat ini dengan luka yang penuh kengerian.“Argh...”Darah menyembur keluar tanpa henti, percuma untuk John hentikan, semua itu berdasarkan energi kehampaan yang akan merusak jiwa seseorang.Crash...Ditariknya kembali pedang itu, perlahan bekas luka yang tercipta mulai mengucurkan darah tanpa henti.“S-Sial, kenapa kau mampu melakukan ini? Bukankah seharusnya kau mudah untuk kami kalahkan?”“Bagaimana mungkin makhluk rendahan seperti kalian mau mengalahkanku, seharusnya kalian lebih sadar diri dalam bertindak...”Dia menebar rasa takut terhadap tubuh John, matanya melihat wujud Azazel yang diselimuti jubah hitam
Kaboom...Hanya ledakan yang besar mengguncang lokasi itu, entah apa yang akan terjadi jika mereka tidak berada di dalam ruang dimensi yang dibuat Mary.“Jadi kekuatan yang digunakan oleh orang itu sangat berbahaya, bahkan di dalam ruang dimensi ini saja sudah memberikan dampak yang begitu besar...” John melihat ke arah Mary.Setiap kerusakan yang diterima oleh ruang dimensi akan ditransfer ke pengguna, tapi itu hanya sebesar 6 persen, itu terbilang sangat rendah, tapi jika serangan yang digunakan melampaui daya tahan ruang dimensi, maka aturan sudah tidak lagi berarti.Regar yang berhasil diselamatkan masih tidak percaya tetap bisa bernapas, dia melihat kedua rekannya yang berada di sana dengan sorot mata yang sama, mereka semua terkejut untuk mengetahui fakta mengerikan ini.Azazel sudah menatap ketiganya dari kejauhan, wajahnya tampak sangat marah atas semua ini.
Satu hal yang tidak dimengerti Jeluis, lawannya saat ini bukanlah seorang amatir, sosok yang sudah melakukan berbagai macam pertarungan berbahaya, bahkan berkali-kali menghancurkan wilayah dengan kekuatan penuh.Kalau dibandingkan dengan dirinya yang hanya menggunakan kekuatan saat ada dalam bahaya, Azazel justru jauh daripada hanya sekedar seorang kesatria dalam petarungan.Namun, dia adalah sang malaikat kematian itu sendiri.Dengan percaya diri Jeluis mengerahkan kekuatan untuk menyatukan tubuhnya kembali yang telah terpisah.Crash...Tapi, di saat itulah ada sebuah serangan yang begitu cepat, tidak sekali, melainkan...“Tidak, jangan bilang kalau dia akan melakukan serangan secara beruntun tanpa henti, bagaimana bisa aku memulihkan tubuh kalau dia tidak memberikan aku jeda...”Pola yang sama pernah Azazel gunakan, salah satu cara untuk membuat
Jeluis masih memandang dengan sorot tenang, dia seolah tidak menyimpan rasa takut terhadap sosok Azazel yang sudah menebar rasa kengerian.“Itu dia, ayo tangkap...”Sampai akhirnya keberadaan mereka sudah memancing para pengintai.Mata Azazel melirik ke arah orang-orang yang berdatangan untuk menangkapnya, tapi sebelum itu bisa dilakukan, mereka harus mengepung Azazel terlebih dahulu.“Kalian di sini tidak akan mampu mengalahkan dirinya!” Ucapan Jeluis tidak didengar oleh orang-orang tersebut, mereka masih terlalu percaya diri bahwa Azazel adalah orang yang akan mudah untuk ditangkap.Tanpa banyak pikir, mereka satu persatu mencoba menyerang Azazel.Crash...Dan, seperti itulah hal yang terjadi selanjutnya, dalam gerakan seperti cahaya, Azazel menabrak setiap orang yang ingin mendekatinya.Dari satu tubuh yang
“Bagaimana mungkin dia bisa melakukan ini...”Apa yang dilakukan oleh Jeluis sangat jauh dari dugaan Nadena, saat serangan yang hampir dilepaskannya, ternyata Jeluis memiliki kesempatan untuk mempersempit jarak dan kemudian mencekik lehernya.Tubuh Nadena diangkat oleh Jeluis, tenggorokannya benar-benar tercekik oleh cengkeraman kuat pria tersebut.“Lepaskan aku...”“Kalau kau mau lepas, kama aku akan melakukannya...”Dengan hempasan yang kasar, tubuh Nadena dilempar ke arah dinding, punggungnya terasa sakit, tapi itu sudah mengurangi mobilitasnya untuk melakukan tindakan.“Sial, kalau seperti ini, aku tidak akan mungkin mampu mempertahankan diri...”“Seharusnya kau tetap tenang, dan membiarkan aku menangkap dirimu...”Nadena tidak sudi dengan hal tersebut, walau sudah terlalu lelah dan kesulitan, dia masih tetap mencoba untuk berdiri, dengan berani bertumpu pada tongkat untuk memberikan pengertian kalau dia bukanlah gadis lemah.“Masih kau ingin menghadapiku?”Jawabannya sudah dipast
“Apa dia akan baik-baik saja, ya? Aku yakin kalau?”Mata Nadena segera menyipit tajam, dia merasakan seseorang yang sedang mendekat ke dalam kamar. Tidak, itu bukan energi dari dalam tubuh Azazel.Memang energi Azazel akan terasa jauh lebih mengerikan, tapi justru hal itulah yang membuatnya lebih mudah untuk dikenali.Dia mencoba memejamkan mata untuk mengidentifikasi lebih lanjut, wilayah ini sudah dipasang sensor khusus sehingga akan mempermudahnya untuk tahu siapa yang sengaja datang atau hanya sekedar lewat.Tentu semua akurasi ini tidak bisa seratus persen, harus ada pemikiran yang matang sebelum menganggap kalau itu memang tindakan musuh.Tap...Tapi, di sini justru orang-orang itu mendekat, lalu berhenti di depan pintu. Dirasakan ada tiga energi yang berdiri di depan pintu.“Apa yang akan mereka lakukan? Apakah sengaja untu
Pada akhirnya, Nadena tidak menemukan penjelasan apa-apa. Azazel memilih untuk tetap bungkam, selama di dalam perjalanan tidak ada perbincangan yang bisa mereka buka.Nadena juga khawatir kalau Azazel juga berpikir kalau dirinya masih bagian dari Heiran, entah itu akan menambah rumit permasalahan ini.Punggung pria yang tegap ini masih tidak menunjukkan tanda-tanda untuk roboh, matanya yang serius tetap mengarah pada hutan yang begitu luas.“Apa aku bisa bertanya sesuatu padamu...” Kata-kata ini sangat tidak bisa ditahan Nadena lagi, dan dia dengan sengaja menghentikan langkah kaki Azazel.Azazel tidak menoleh, hanya sedikit melirik ke arah belakang, namun itu tidak memberikan waktu untuk langkah kakinya berhenti.“Apa?”“Kau mempercayai orang bertopeng tadi?”“Tidak, aku tidak pernah mempercayai siapa pun, termasuk dirimu...” jawabnya dengan lugas.Merinding sekujur tubuh Nadena mendengarnya, hingga sejauh ini dia tidak percaya kalau Azazel masih menganggap dirinya sebagai orang asin