Pria dengan wajah serius sudah berada di sana, ekspresinya seolah ingin menantang Azazel berkelahi.Tapi, Azazel tetap memasang wajah tenang, dia tidak akan bertindak bodoh untuk menghadapi orang yang baru saja dikenalnya.Untuk langkah pertama, dia maju dengan ketukan yang mengiringi keseriusan di wajahnya.Mereka masih saling bertukar pandang, sorot mata keduanya membuat udara menjadi lebih panas.Ini sesuatu yang dirasa Azazel bukan berasal dari kekuatan, melainkan sesuatu yang sering disebut sebagai karisma dan wibawa.Sontak saja Azazel menurunkan kelopak matanya sembari berkata, “Aku datang kemari untuk mengambil hadiah yang sudah dijanjikan dari quest!”Beberapa saat dia kaget dengan hal ini, baru pertama kali ada orang yang berani berbicara dengan nada seperti ini.Tapi, tidak diherankan, berbagai macam petualang dengan sifat liar mereka. Kapan saja hal seperti ini perlu dihadapi.“Ya, aku memang akan memberikan dirimu hadiah! Tapi, sebelum itu, aku ingin kau mendengarkan ceri
Henrien mengangkat tubuhnya, dia menggeleng dengan wajah penuh rasa penyesalan.“Aku juga tidak tahu bagaimana kondisi ini dapat terjadi, kristal itu muncul begitu saja seolah sudah direncanakan untuk digunakan terhadap orang lain! Namun, yang aku tahu kalau hal ini sudah menjadi pengetahuan yang cukup umum! Pengetahuan seperti didapat melalui beberapa buku yang mengandung sihir terlarang! Sekali lagi kalau hal itu tidak dapat aku tahu...”Kalau sudah sampai sejauh ini, Azazel memang tampaknya memang harus menyerah. Dia tidak akan menemukan apa pun dengan terus menghujani Henrien menggunakan bermacam pertanyaan.“Begitu ya, jadi ini masih menjadi misteri yang sampai sekarang juga sulit untuk dipecahkan!”“Ya...”Setelah itu tidak ada ucapan yang menghiasi ruangan, suasananya cepat berubah menjadi canggung.Terlebih untuk dua pria yang berada di dalam ruangan yang sama, mereka tentu bukan orang yang suka saling memandangi sesuatu di sekitar.Azazel terlihat masih jatuh dalam berbagai m
Langit biru ini semakin pekat ketika matahari sudah tiada, pertanda yang semakin meningkatkan bulu kuduk untuk bergoyang.Para penjaga berusaha mengamankan kondisi, mereka menyarankan untuk semua penduduk ke dalam bangunan paling besar di kota. Itu merupakan tempat yang paling aman untuk mereka, tapi bagi Azazel kalau bangunan tersebut tidak cukup untuk menghentikan kekacauan yang terjadi.Tentu mereka yang ketakutan harus dilindungi, para petualang dengan rapi berkumpul di depan Guild.Langit malam yang membawa heningnya suasana, suara mereka bahkan enggan untuk mengganggu keheningan ini.Henrien muncul yang membuat pandangan semua orang menjadi tegang, dengan munculnya pria ini tentu menjadi tanda akan terjadinya peperangan yang melibatkan seluruh jiwa dan raga.“Aku cukup senang dengan kalian yang telah hadir di sini, kalian pasti sudah tahu kalau kondisinya seperti ini!”Ada satu hal yang di sini membuat Azazel cukup bingung, informasi yang sebelumnya dikatakan hanya khusus untuk
Crash!Kemampuan gadis ini sangat menarik, menari-nari di antara lautan monster. Dua belati di tangannya seolah tidak punya waktu untuk berhenti, dengan setiap gerakan yang halus mampu memberikan dampak begitu besar.Menyipit mata Azazel menyaksikan semua itu, keahlian yang sangat memukau ini tidak bisa dianggap sebagai pertunjukan biasa.Dia telah mengetahui kalau kekuatan seperti itu diperoleh melalui pengalaman panjang, atau bisa dibilang ada yang mempunyai bakat alami.Apa pun itu, semua terasa lebih berwarna untuk dilihat.“Dia Asteris!” teriak salah satu petualang yang kagum dengan permainan gadis tersebut.Walau begitu, Asteris tentu bukan harapan yang dapat diandalkan. Para monster tampak semakin berkerumun, dan tidak hanya di satu titik. Banyak sudah dari mereka yang tewas dengan teriakan penuh penderitaan.Harus ada bantuan lain yang membereskan permasalahan ini.Bam! Bam! Bam...Dan, di sisi lain juga terdengar tembakan nyaring, dari kejauhan mereka tampak memperhatikan sum
“Bahkan dengan kondisi yang begitu buruk itu masih mampu untuk diatasinya...” Rezail merasakan semangatnya diperas rasa takut yang semakin terkontaminasi oleh aura buruk monster ini.Di tengah gejolak suasana ini, Asteris dengan berani melangkah maju untuk melepaskan tebasan.Swungs...Menukik tajam untuk merobek menggunakan belati, belakang leher monster ini menjadi target yang pas untuk dirinya.Akan tetapi, aura yang dibawanya cukup kuat hingga memberikan kesadaran terhadap sang monster.Tings...Dalam hitungan detik saja sang monster membalikkan tubuhnya untuk menahan serangan tersebut, keduanya beradu serangan selama beberapa saat saja.Asteris tidak terlalu punya tenaga untuk beradu kekuatan sehingga tubuhnya harus terhempas sejauh 4 meter, tidak mau bernasib sama seperti Rovilio, tubuhnya mulai melakukan gerakan akrobat. Salto ke belakang sebanyak 3 kali demi menghindari pendaratan buruk.Itu berhasil berkat tubuhnya yang lentur, akan tetapi tidak terlalu baik dengan bahunya ya
Siluetnya menyilaukan mereka semua yang hadir, dalam diri mereka bertanya-tanya siapa sebenarnya sosok Azazel.Muncul dengan pandangan serius yang disertai aura horor, itu seperti bukan rekan yang diharapkan.“Tapi, paling tidak kami bisa selamat berkat pria ini!” Rezail mencoba untuk berdiri tegap dengan segenap semangat tersisa.Napas Asteris sulit untuk diatur, dipikirnya tadi memang akan menjadi akhir dari hidupnya.Crash...Suara nyaring ini menarik perhatian, setelah ditengok tindakan yang cukup mengerikan sedang dilakukan Azazel.Tangan kanannya masih melaju masuk ke dalam tubuh sang monster.“Apa pertempurannya masih belum selesai?” gumam salah satu petualang yang menjadi saksi.Tapi, tindakan itu bukanlah sebuah keinginan untuk bertarung, sekitar beberapa detik berikutnya kembali ditarik.Lumuran darah tentu telah menutupi jari-jari tangannya, satu benda aneh yang tampak samar terlihat di tangan pria tersebut.Rezail menyipitkan matanya, penasaran apa yang diambil Azazel dari
Sudah tidak ada lagi harapan, mereka pasti yang akan mendapat giliran untuk disantap oleh para monster ini.Wajah para monster semakin mendekat, memberikan tanda menyeringai dari rasa haus yang tidak sabar lagi.“Bagaimana? Apa yang harus kita lakukan?” tanya kembali si gadis penyihir.Rekannya pun tidak bisa memberikan jawaban apa-apa, bagaimana mungkin dia mampu memberikan ucapan di dalam situasi seperti ini?Kedua kakinya saja sudah dalam keadaan gemetar parah, melangkah saja mustahil dari sana.Waktu sudah tiba, salah satu dari monster memacu kakinya untuk menerjang ke arah mereka.Dengan jantung yang berdebar, pikiran sudah meninggalkan tubuh. Satu hal yang terngiang di dalam pikiran, yaitu kematian. Mereka harus pasrah dengan apa yang akan terjadi ini.Crash...Mata mereka menutup rapat dalam ketakutan, tapi suara ini bukan dari tubuh mereka. Perlahan rasa penasaran mendorong untuk membuka mata mereka.Sangat mengejutkan, sosok monster yang tadi begitu bersemangat sudah tidak l
Rezail mencoba memahami perkataan itu, sama sekali hal tersebut tidak memberikannya jawaban yang diinginkan.“Huh... aku pikir kita memang hanya dapat berharap kebaikan, demi dirinya dan demi semua penduduk yang ada di sini...”“Ya, itu yang memang mungkin dapat kita lakukan! Sekarang hanya berharap dengan sebuah keadaan yang nyata...”Kembali terjadi ledakan yang membuat segenap jantung di sana bergetar, mereka menoleh secara bersamaan. Asap hitam pekat muncul dari kejauhan, itu tampaknya bukan pertanda baik.Mereka tidak bisa memastikan keadaannya, terjebak di sini mungkin bukan sesuatu yang terlalu baik, tapi di saat seperti ini juga mereka harus bersabar.“Apa yang terjadi di sana?” tanya seorang petualang.Tidak ada jawaban yang dapat diberikan, kecuali mereka berada di lokasi kejadian.Bisa dibilang kalau Azazel sudah bera
Violet menghampiri Nadena, perlahan dia menyentuh kulit tubuh wanita ini dengan halus, kemudian membawa jari-jari tangannya melewati bagian sensitif yang menyebabkan sedikit desahan.“Ada apa dengan tubuhku ini? Aku terasa panas, dia pasti sudah melakukan sesuatu dengan diriku ini...”Napas Nadena sangat sulit untuk diatur, matanya semakin membesar setelah melihat wajah Violet mendekat.Bibir wanita itu terus mendekat seakan ingin menyentuh tubuhnya, tapi sebenarnya itu tidak benar, dia hanya berdiri di samping telinga Nadena.“Kau mau tahu apa yang akan terjadi dengan dirinya?”Pupil mata Nadena sekali lagi membesar, dia ingin berbicara untuk membuat Violet melepaskan tubuhnya, tapi percuma, dia tidak akan mungkin punya kesempatan seperti itu.Dengan tubuh yang sudah setengah terbuka seperti ini, dia tidak akan berharap kalau Violet akan memp
Kubah raksasa ini perlahan mulai mengecil hingga seukuran bola baseball.Zemius dan Mary mendekati kubah tersebut, masih mereka rasakan kekuatan magis dari dalam tubuh Azazel yang menyebabkan rasa enggan untuk mengambil kubah tersebut.“Apa yang akan kita lakukan dengan benda ini?” tanya Mary.“Tidak ada lagi, benda ini harus kita serahkan kepada Ratu Violet! Hanya dia yang akan mampu melakukan ini semua...”Mendadak Zemius menoleh ke arah belakang, matanya terpicing ke satu lokasi yang aneh.“Apa yang kau lakukan?”“Tidak, aku merasa kalau di sana ada musuh yang sedang mengintai...”Mary mencoba memastikan ucapan ini dengan menyebarkan energi sensor, meski dilakukan, tidak ada hal yang didapatkan olehnya, hanya sebuah keheningan di malam yang begitu dingin.Itu tidak sepenuhnya salah, memang di
“Kalau sudah sejauh ini, maka tidak akan ada waktu untukku berhenti di sini!”Whoosh...Dengan kecepatan tinggi, pedang Azazel menemaninya untuk bergerak. Menusuk targetnya saat ini dengan luka yang penuh kengerian.“Argh...”Darah menyembur keluar tanpa henti, percuma untuk John hentikan, semua itu berdasarkan energi kehampaan yang akan merusak jiwa seseorang.Crash...Ditariknya kembali pedang itu, perlahan bekas luka yang tercipta mulai mengucurkan darah tanpa henti.“S-Sial, kenapa kau mampu melakukan ini? Bukankah seharusnya kau mudah untuk kami kalahkan?”“Bagaimana mungkin makhluk rendahan seperti kalian mau mengalahkanku, seharusnya kalian lebih sadar diri dalam bertindak...”Dia menebar rasa takut terhadap tubuh John, matanya melihat wujud Azazel yang diselimuti jubah hitam
Kaboom...Hanya ledakan yang besar mengguncang lokasi itu, entah apa yang akan terjadi jika mereka tidak berada di dalam ruang dimensi yang dibuat Mary.“Jadi kekuatan yang digunakan oleh orang itu sangat berbahaya, bahkan di dalam ruang dimensi ini saja sudah memberikan dampak yang begitu besar...” John melihat ke arah Mary.Setiap kerusakan yang diterima oleh ruang dimensi akan ditransfer ke pengguna, tapi itu hanya sebesar 6 persen, itu terbilang sangat rendah, tapi jika serangan yang digunakan melampaui daya tahan ruang dimensi, maka aturan sudah tidak lagi berarti.Regar yang berhasil diselamatkan masih tidak percaya tetap bisa bernapas, dia melihat kedua rekannya yang berada di sana dengan sorot mata yang sama, mereka semua terkejut untuk mengetahui fakta mengerikan ini.Azazel sudah menatap ketiganya dari kejauhan, wajahnya tampak sangat marah atas semua ini.
Satu hal yang tidak dimengerti Jeluis, lawannya saat ini bukanlah seorang amatir, sosok yang sudah melakukan berbagai macam pertarungan berbahaya, bahkan berkali-kali menghancurkan wilayah dengan kekuatan penuh.Kalau dibandingkan dengan dirinya yang hanya menggunakan kekuatan saat ada dalam bahaya, Azazel justru jauh daripada hanya sekedar seorang kesatria dalam petarungan.Namun, dia adalah sang malaikat kematian itu sendiri.Dengan percaya diri Jeluis mengerahkan kekuatan untuk menyatukan tubuhnya kembali yang telah terpisah.Crash...Tapi, di saat itulah ada sebuah serangan yang begitu cepat, tidak sekali, melainkan...“Tidak, jangan bilang kalau dia akan melakukan serangan secara beruntun tanpa henti, bagaimana bisa aku memulihkan tubuh kalau dia tidak memberikan aku jeda...”Pola yang sama pernah Azazel gunakan, salah satu cara untuk membuat
Jeluis masih memandang dengan sorot tenang, dia seolah tidak menyimpan rasa takut terhadap sosok Azazel yang sudah menebar rasa kengerian.“Itu dia, ayo tangkap...”Sampai akhirnya keberadaan mereka sudah memancing para pengintai.Mata Azazel melirik ke arah orang-orang yang berdatangan untuk menangkapnya, tapi sebelum itu bisa dilakukan, mereka harus mengepung Azazel terlebih dahulu.“Kalian di sini tidak akan mampu mengalahkan dirinya!” Ucapan Jeluis tidak didengar oleh orang-orang tersebut, mereka masih terlalu percaya diri bahwa Azazel adalah orang yang akan mudah untuk ditangkap.Tanpa banyak pikir, mereka satu persatu mencoba menyerang Azazel.Crash...Dan, seperti itulah hal yang terjadi selanjutnya, dalam gerakan seperti cahaya, Azazel menabrak setiap orang yang ingin mendekatinya.Dari satu tubuh yang
“Bagaimana mungkin dia bisa melakukan ini...”Apa yang dilakukan oleh Jeluis sangat jauh dari dugaan Nadena, saat serangan yang hampir dilepaskannya, ternyata Jeluis memiliki kesempatan untuk mempersempit jarak dan kemudian mencekik lehernya.Tubuh Nadena diangkat oleh Jeluis, tenggorokannya benar-benar tercekik oleh cengkeraman kuat pria tersebut.“Lepaskan aku...”“Kalau kau mau lepas, kama aku akan melakukannya...”Dengan hempasan yang kasar, tubuh Nadena dilempar ke arah dinding, punggungnya terasa sakit, tapi itu sudah mengurangi mobilitasnya untuk melakukan tindakan.“Sial, kalau seperti ini, aku tidak akan mungkin mampu mempertahankan diri...”“Seharusnya kau tetap tenang, dan membiarkan aku menangkap dirimu...”Nadena tidak sudi dengan hal tersebut, walau sudah terlalu lelah dan kesulitan, dia masih tetap mencoba untuk berdiri, dengan berani bertumpu pada tongkat untuk memberikan pengertian kalau dia bukanlah gadis lemah.“Masih kau ingin menghadapiku?”Jawabannya sudah dipast
“Apa dia akan baik-baik saja, ya? Aku yakin kalau?”Mata Nadena segera menyipit tajam, dia merasakan seseorang yang sedang mendekat ke dalam kamar. Tidak, itu bukan energi dari dalam tubuh Azazel.Memang energi Azazel akan terasa jauh lebih mengerikan, tapi justru hal itulah yang membuatnya lebih mudah untuk dikenali.Dia mencoba memejamkan mata untuk mengidentifikasi lebih lanjut, wilayah ini sudah dipasang sensor khusus sehingga akan mempermudahnya untuk tahu siapa yang sengaja datang atau hanya sekedar lewat.Tentu semua akurasi ini tidak bisa seratus persen, harus ada pemikiran yang matang sebelum menganggap kalau itu memang tindakan musuh.Tap...Tapi, di sini justru orang-orang itu mendekat, lalu berhenti di depan pintu. Dirasakan ada tiga energi yang berdiri di depan pintu.“Apa yang akan mereka lakukan? Apakah sengaja untu
Pada akhirnya, Nadena tidak menemukan penjelasan apa-apa. Azazel memilih untuk tetap bungkam, selama di dalam perjalanan tidak ada perbincangan yang bisa mereka buka.Nadena juga khawatir kalau Azazel juga berpikir kalau dirinya masih bagian dari Heiran, entah itu akan menambah rumit permasalahan ini.Punggung pria yang tegap ini masih tidak menunjukkan tanda-tanda untuk roboh, matanya yang serius tetap mengarah pada hutan yang begitu luas.“Apa aku bisa bertanya sesuatu padamu...” Kata-kata ini sangat tidak bisa ditahan Nadena lagi, dan dia dengan sengaja menghentikan langkah kaki Azazel.Azazel tidak menoleh, hanya sedikit melirik ke arah belakang, namun itu tidak memberikan waktu untuk langkah kakinya berhenti.“Apa?”“Kau mempercayai orang bertopeng tadi?”“Tidak, aku tidak pernah mempercayai siapa pun, termasuk dirimu...” jawabnya dengan lugas.Merinding sekujur tubuh Nadena mendengarnya, hingga sejauh ini dia tidak percaya kalau Azazel masih menganggap dirinya sebagai orang asin