Bagaikan tersambar petir di siang hari, Alexa terdongak sambil melotot dengan kalimat tuduhan itu. Ternyata, dia merasakan dirinya sudah tidak gadis ketika pertama kali menyentuhnya.Alexa sebelum melakukan adegan panas di atas ranjang dengan Barnett, telah melakukannya dengan Frank karena sikap dan perbuatan suaminya yang telah melakukan adegan itu di rumah dan tepat di kamar yang telah terjadi adegan bersamanya.Butiran bening mengalir di pipi tanpa disadari. Alexa melepas pelukannya lalu bergegas merapikan pakaian dan rambut ketika mendengar pertanyaan itu. Ingin sekali mengatakan hal yang sebenarnya, tapi mulut tidak bisa digerakkan dan hanya menatap sendu dengan air mata yang mengalir deras.Alexa menutup mata. “Sebelum kamu menyentuhku, aku pernah melakukannya dengan Frank karena kamu. Kamu yang sudah berani bermain api di kamar ini bersama seorang wanita!” ungkap Alexa nada tinggi lalu membuka mata.Alexa mengungkapkan yang sebenarnya terjadi kepada Barnett dengan nada tinggi k
“Kenapa kamu masih diam?”Satu pertanyaan yang mencairkan suasana keheningan di rumah ketika Alexa berada di dapur. Sontak, ia menoleh ke belakang dan melihat tubuh atletis berdiri tepat di belakangnya. Ia mengira seorang diri di rumah setelah Barnett mengatakan mau ke rumah mama mertuanya.“Roti sudah aku siapkan di kotak makan dan minumnya juga,” kata Alexa sambil mengisi air panas di botol tumblr lalu dimasukkan ke dalam tas kain berwarna hitam untuk Barnett.Alexa melewati Barnett setelah menyiapkan bekal untuknya. Ia tidak ingin ada perdebatan dan perselisihan di pagi hari setelah semalam mengeluarkan intonasi delapan oktan. Namun, Barnett mengikuti langkahnya sambil membawa tas kain hitam itu dan menahannya untuk keluar rumah dengan memegang lengannya.“Apa?”“Bicaralah,” kata Barnett sambil menatap lamat.Alexa terdiam sembari menatap lamat Barnett selama satu menit. Senyuman miring yang ditampakkan olehnya ketika suami memintanya untuk bicara.“Aku sudah bicara sama kamu dan h
Lima menit berada di toilet, ia menemukan cara untuk meletakkan kamera pengintai di ruangan Deana dan Kelvin. Ia bergegas keluar dari toilet sembari membawa tas yang masih terdapat dua kamera dengan memperhatikan sekitarnya ketika menuju ruangan Deana.Situasi kantor telah sepi sehingga dengan mudah melangkah ke dua ruangan yang berada dalam satu lantai. Lima menit berlalu, ia masuk ke ruangan Deana yang berukuran sedang dan terdapat pendingin ruangan. Ruangan yang berdesain serba warna ungu kemerah mudaan terlihat bersih dan wangi.Alexa memutar bola mata ke seluruh sudut untuk mencari lokasi teraman saat menyembunyikan kamera pengintai. Netra terhenti dan terfokus pada sebuah kota berukuran sedang berwarna merah muda tepat berada di tengah dengan tumpukan berkas yang tersusun rapi dan terdapat celah berukuran panjang yang dilapisi plastik tipis.Ia membuka kotak itu dengan memerhatikan keadaan di belakang. Kotak itu berisi empat album berukuran sedang yang sesuai dengan ukuran kotak
“Sayang, kamu jangan melakukan ini di sini nanti kalau ada yang melihat bagaimana?” Deana mencoba untuk menolak dengan ekspresi yang sebenarnya mau saja melalukan hal yang tidak senonoh.Barnett terus memeluk dan mengecup pipi, bibir dan lehernya lalu memeluk dari belakang dengan mengusap perutnya. Deana tertawa geli dengan mengusap kepala belakangnya dan membiarkan dia melakukan hal yang diinginkan. Hitungan detik, mereka terjadi adegan panas yang berlangsung selama lima belas menit dan diakhiri dengan kata cinta.Kesekian kali hati tersayat dan semakin terpotong menjadi bagian yang sangat kecil dengan genangan air mata yang memenuhi kelopak mata. Ternyata, Deana datang ke ruangan dia untuk melakukan perbuatan yang dilarang dan jarang didapatkan oleh Alexa.“Pasangan yang menjijikkan,” kata Alexa dengan menatap amarah.“Apa yang menjijikkan?” tanya Frank yang membuat kedua pundaknya terangkat lalu mengelus dada sekilas.Kehadiran Frank tidak diketahui oleh Alexa sehingga ia bergegas
Barnett terdiam dengan memandang semua orang di ruang VIP dan terlihat mengembuskan napas dengan berat terkait permainan yang berasal dari Alexa dan Frank. Dia tampak tidak setuju dengan semua ide yang disampaikan.“Kalau kamu setuju atau tidak setuju sampaikan saja dari pada terlihat tertekan karena ideku dan Frank,” kata Alexa lalu mengarahkan makanan ke dalam mulutnya.“Aku setuju dan kamu saja yang tidak sabar mendengar jawabanku dan terburu-buru menilai berdasarkan dari ekspresi!” balas Barnett dengan intonasi penekanan.“Kamu dari tadi diam dan tidak menjawab ditambah kelihatan mikir. Aku jadi menyimpulkan kamu tidak setuju dengan ide kami. Kita diskusi dan berhak mengeluarkan pendapat agar bisa mencapai satu tujuan yang sama,” balas Alexa menekan.“Orang mikir, kan sah aja gak ada yang melarang. Aku memikirkan untuk kebaikan bersama bukan tidak setuju,” sanggah Barnett menekan yang tidak mau kalah dengannya.Alexa terkekeh pelan dengan senyuman panjang terukir di bibir. Sikap g
“Boleh.”Akhirnya, Barnett menyetujui saran dari Frank yang terlihat untuk menghindari perselisihan di antara dua wanita dan satu pria. Dia tahu bahwa hubungan rumah tangga Alexa sedang tidak baik-baik saja.Alexa pulang bersama Barnett dan Deana pulang bersama Frank. Setengah jam berlalu, tepat pukul sembilan malam, Alexa dan Barnett sudah tiba di depan rumah. Kepala keluarga hendak keluar dari mobil dan sadar keberadaan mobil mewah dengan warna yang mencolok di mata lalu menoleh ke istrinya.“Mobil siapa itu? Milikmu?”“Iya, itu mobilku dan hadiah dari seseorang untuk pernikahan kita.”“Siapa yang memberimu mobil mewah?” tanya Barnett bak menginterogasi tahanan.“Bukan urusanmu,” jawab Alexa lalu keluar mobil dan memasuki rumahnya.Barnett mengejar Alexa yang menaiki anak tangga menuju kamarnya. Dia memegang lengannya dan menghentikan langkahnya. Ia reflek menghempaskan tangan kekarnya dengan sekuat tenaga.“Kamu jawab dulu pertanyaanku.”“Bukan urusanmu, Barnett.”“Itu urusanku kar
Pertanyaan Deana yang tiba-tiba menyambar di antara rasa penasaran dua karyawan saat melihat mobil baru Alexa yang mewahnya membuat suasana menjadi hening dalam hitungan detik.Dua karyawan berbalik badan ke sumber suara yang tepat berada di belakang mereka. Alexa pun ikut berbalik badan dengan melirik dua karyawan yang masih membisu dan menatapnya sinis.“Kenapa diam? Aku salah bicara?” tanya Deana polos.“Ti—”“Tidak salah bicara, mobil Bu Alexa baru dan warnanya mencolok banget ditambah mobil mewah keluaran terbaru. Itu pasti hadiah dari Pak Barnett karena selain menjadi karyawan cerdas dan pandai mengelola dana perusahaan, pasti dia sayang dan mencintainya sebagai istri yang tidak banyak bicara dan berani dalam hal apa pun sekaligus jujur. Orang jujur, jarang ditemui di zaman sekarang karena banyak orang yang hanya bisa membual, bertindak dari belakang untuk mengambil pria kaya meskipun sudah tahu punya pasangan,” cerocos karyawan wanita sambil menoleh ke atas sekilas dan mendingi
“Maaf, saya tidak tahu, Bu. Ibu ditunggu di taman belakang kantor.”“Oke, makasih, ya.”Rekan kerja keluar dari ruangan bersama Alexa. Ia berpisah arah ketika berada di depan pintu. Alexa melangkah perlahan dengan tubuh yang tegap dan tetap berusaha tenang.Tanpa sengaja, Alexa bertemu dengan Kelvin dan Deana di depan ruangannya ketika mereka keluar dari ruangan beberapa detik saat ia hendak melewati ruangannya. Kelvin menyapa Alexa dengan senyuman lebar.“Mau ke mana?”“Saya mau mencari angin,” jawab Alexa lalu tersenyum lebar dan melirik Deana yang berusaha menyembunyikan ekspresi yang tidak menyukainya.“Ah, begitu. Sudah makan siang, Alexa? Atau makan siang bersama Barnett?” Kelvin berusaha mencairkan suasana yang sedikit canggung.“Saya sedang tidak napsu makan di kantin karena membutuhkan udara yang sangat banyak untuk pernapasan saya. Kalian mau makan siang?”“Ah, begitu. Iya, saya mau makan siang.”“Deana sedang sakit? Kenapa dari tadi diam saja? Dia sakit apa, Kelvin? Ah, ata