Martis sangat geram melihat Lancelot yang diperlakukan dengan keji di arena. "Aku tidak akan membiarkan Anakku mati!" Martis mengambil ancang-ancang berniat melompat ke dalam arena. Namun Martis menghetikan pergerakannya. Dan ternyata Lancelot kembali bangkit. Padahal kondisinya sudah sangat kacau. "Jangan mendekat, Ayah! Ini adalah pertarunganku!" Lancelot tahu pasti dengan apa yang akan dilakukan oleh ayahnya. Martis kemudian memejamkan kedua matanya. Ia berusaha percaya pada anaknya. Karena melihat Lancelot yang ternyata masih keras kepala, membuat Jack justru senang. Ia senang karena berpikir akan menyiksa Lancelot lebih dari ini. "Wah, wah, wah...? Nyalimu boleh juga ya? Em..., baiklah. Jika memang masih merasa kurang, aku akan menambah siksaan ini." Jack kembali melakukan pukulan bertubi-tubi pada Lancelot. Akan tetapi, kenapa wajah Lancelot justru menyeringai? "Hey, Jack! Ada apa? Kenapa pukulanmu tidak sekuat tadi? Hem?" Meskipun terus dipukuli, Lancelot masih s
Saat Lancelot berada di ruang perawatan, ternyata pertandingan kompetisi hari keempat ditunda karena akan adanya perbaikan arena sementara. Sebab, akibat pertarungan Jack melawan Lancelot kemarin mengakibatkan kerusakan yang cukup parah pada arena. Dan ternyata, ada beberapa anggota intel dari World Goverment yang menyamar menjadi seorang pekerja yang ikut membantu memperbaiki arena kompetisi. Dan dia segera melapor pada atasannya tentang kejadian menghebohkan kemarin. Berkat laporan dari intel itu, World Goverment langsung mengkonfirmasinya lalu merubah status daftar buronan. Dinyatakan bahwa Jack yang memiliki harga buronan tinggi kini telah berubah mejadi rendah. Dan kini, justru harga buronan baru yang muncul menggantikannya, yaitu Lancelot dengan harga buronan satu miliar koin emas. Perihal tentang buronan itu menyebar dengan sangat cepat. Hanya dalam waktu satu hari saja sudah menyebar hampir ke seluruh penjuru di planet Ondinesi. Dan pada hari kelima kompetisi, Martis da
Pada hari kelima pertarungan kompetisi kembali membuat gempar. Pertarungan antara kedua orang bertopeng misterius kali ini dinyatakan imbang. Karena sudah dua puluh empat jam lamanya mereka bertarung masih belum juga ada yang kalah. Karena masih banyak petarung yang menunggu untuk tampil, pertarungan mereka berdua dianggap seri dan nanti akan dulanjutkan. Kemudian di hari ke enam, giliran Martis yang pertama kali bertarung. Martis melawan seseorang yang dikenal sangat kejam. Dia adalah salah satu Algojo dari World Goverment. Namanya adalah Garos. Garos dikenal tak memandang bulu saat sedang berhadapan dengan seseorang. Karena dia sudah didoktrin oleh World Goverment bahwa tujuan hidupnya hanyalah untuk membunuh. Saat pertarungan dimulai, Garos langsung mengayunkan gada besar miliknya. Ia berkata pada Martis, "Kau Martis, kau adalah buronan World Goverment. Aku adalah orang yang diutus untuk membunuhmu!" Satu ayunan gada ditujukan lagi pada Martis. Namun Martis dengan santainya me
Martis mengernyitkan alisnya saat membaca pembetitahuan sistem. Sistem lagi-lagi mengatakan tidak dapat mendeteksi kelemahan Garos. Karena di tubuh Garos terdapat sebuah alat yang dapat mengacaukan frekuensi. 'Sebenarnya benda apa yang dimilikinya? Tadi ada yang punya topeng kuno, sekarang ada benda lain lagi yang membuat sistem tak berfungsi dengan baik. World Goverment ternyata tidak bisa aku remehkan.' Sepertinya hari ini Martis akan brrtarung tanpa bantuan sistem. Selama ini Martis memang ketergantungan pada sistem miliknya. Ya wajar saja, karena dia adalah Pengendali Sistem Terkuat. Martis berjuang keras guna mencari celah yang ditinggalkan oleh Garos. Sudah puluhan kali sejak Garos menggunakan gerbang ketiganya, namun kali ini pertahanan Garos tak memiliki celah sedikitpun. Kemudian Martis berpikir, 'Tunggu dulu. Sejak tadi aku belum mendapat serangan kuat satupun dari Garos ini. Tapi, aku juga tidak berhasil melukainya. Padahal semua seranganku banyak yang mengenainya.'
Setelah dihajar sampai babak belur oleh Martis, akhirnya tubuh besar Garos yang perkasa itu tergeletak di sudut arena. Karena tidak bergerak dalam beberapa waktu, sang Wasit mendekatinya dan memeriksa keadaan Garos. Kemudian Wasit itu memberikan isyarat dengan menyilangkan kedua tangannya. Melihat hal itu, para penonton berteriak dan menjadi gaduh. Mereka semua tercengang dengan hasil pertarungan yang dimenangkan oleh Martis. Setelah dinyatakan menang, Martis pun duduk di dalam arena sambil menghela nafas lega. "Huft..., akhirnya berhasil juga aku mengalahkannya. Energi dan staminaku sudah kritis." Sedangkan Aoi yang tadi menemani Lancelot di ruang perawatan keluar setelah mendengar pengumuman dari juri bahwa Martis menang. "Martis...!" teriak Aoi, ia berlari mendekati Martis yang ada di arena. "Apakah kau baik-baik saja?" Martis mendongaklan kepalanya. "Yah..., tidak terlalu baik." Martia tersenyum. "Aku hanya kelelehan. Jujur saja, kedua kakiku terasa lemas." "Mari aku bant
Tak terasa kompetisi yang diadakan sudah berlangsung sepuluh hari. Dan pada hari kesepuluh ini jumlah penonton melonjak pesat. Mereka semua menantikan pertarungan antara Lancelot melawan pria misterius yang mengenakan topeng berwarna merah yang kemarin bertarung dengan hasil imbang melawan pria bertopeng hitam. Ternyata kompetisi ini sudah akan berakhir. Karena hanya tersisa empat orang saja, yaitu Martis, Lancelot, dan kedua pria misterius bertopeng. Sebelum mulai bertarung, Martis memberikan banyak masukan kepada Lancelot. Dan Martis juga memberitahu Lancelot bahwa lawannya kali ini adalah seorang Sachibaki. Jadi ia harus sangat berhati-hati. Martis juga menceritakan bagaimana ia menyaksikan pertarungan epic kemarin antara si Topeng Merah dan si Topeng Hitam. Dan akhirnya pertarungan segera dimulai. Sebelum Lancelot dan pria bertopeng berwarna merah itu saling serang, pria bertopeng merah itu berkata pada Lancelot, "Bersiaplah, kau akan aku kalahkan. Nanti, kau akan aku kirim s
Lancelot kali ini menghindari serangan si Topi Merah lalu langsung berbalik badan. Ia telah mengumpulkan tenaganya dan bertaruh untuk menahan bayangan naga api itu. Tapi sayangnya, ia tak menyangka kalau si Topi Merah yang ia punggungi sekali lagi melancarkan serangannya. Ia menyerang Lancelot dari dua sisi. Alhasil, Lancelot sekali lagi harus menahan rasa sakit yang luar biasa. Lancelot yang terpental nampak berguling di lantai kesakitan. Rasa panas yang ia rasakan kali ini jauh lebih panas dibandingkan dengan serangan yang pertama mengenainya. Sorakan penonton kembali bergemuruh hebat. Pertarungan kedua orang hebat ini membuat semangat mereka melonjak. Namun tidak dengan Martis. Ia tidak merasa senang sedikitpun. "Ini tidak bisa dibiarkan! Ternyata benar sesuai dugaanku! Tubuh Lancelot belum pulih sepenuhnya. Terkena serangan sedahsyat itu, ia tidak akan mampu bertahan!" Martis berjalan mendekati arena. Sepertinya ia akan mengambil langkah nekat. Jika si Topeng Merah itu ingin
Lagi-lagi para penonton dibuat sangat terhibur melihat kedua petarung di arena yang saling gempur. Martis juga nampak tak segan sama sekali. Ia mengerahkan langsung semua kemampuannya, dari teknik pukulan andalan, sampai teknik tendangan andalan miliknya. Dan begitu juga dengan si Topi Hitam. Ia bahkan bertarung lebih serius dibandingkan saat ia melawan si Topeng Merah kemarin. Si Topi Hitam itu padahal niat awalnya ingin bermain-main sejenak dengan Martis. Tapi nyatanya ia tak memiliki kesempatan untuk bersantai. Yang ada, ia saat ini nampak tertekan oleh Martis. Ia bahkan tidak diberi kesempatan sama sekali untuk menyerang balik. Dari awal pertarungan dimulai, sampai sudah satu jam lamanya, ia hanya terus menahan atau menghindari serangan yang Martis lakukan padanya. "Kau...?! Kenapa kau melampiaskan amarahmu padaku?! Bukankah kau kedal dengan Sachibaki sialan itu?!" "Kau harusnya beruntung, bisa menjadi pelampiasanku," jawab Martis, wajahnya masih sama, ia sangat serius. "Ci