Home / Fantasi / Pengendali Arwah Terakhir / 65| Terperosok ke Jalur Monorail

Share

65| Terperosok ke Jalur Monorail

Author: Roe_Roe
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Sejak pertama kali mengikat kontrak hidup dan mati dengan White, Eryk pikir para summoner hanya mampu mengendalikan roh summon. Akan tetapi, saat bertemu dengan Barbro dan para Summoner yang lain, Eryk memiliki pandangan baru.

Summoner tidak hanya mengendalikan roh summon, melainkan juga para makhluk hidup yang ada di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Karena pada dasarnya, setiap makhluk hidup memiliki roh atau nyawa di dalam dirinya.

Eryk mulai memejamkan mata dan memanggil.

Dalam hitungan detik, udara di sekitarnya dipenuhi dengan burung hantu. Mereka mendarat di lengan dan di tanah di sekitar Eryk.

Dengan isyarat tangan, Eryk memisahkan mereka menjadi dua baris. Satu baris untuk menyerang dan baris satunya tetap di sisi Eryk untuk bertahan. Seperti yang Barbro ajarkan.

“Bagus!” kata Barbro. “Kau harus bisa mengendalikan mereka semua. Tidak ada yang tahu kapan kau akan terpisah dari White. Dan ketika kalian terpisah, maka kau tidak akan memiliki kendali apa pun terha
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pengendali Arwah Terakhir   66| Mencuri Ciuman Pertama

    Eryk hampir tidak merasakan kehadiran sosok itu. Saat berbalik, dia sudah berdiri di belakang Eryk. Lalu tanpa Eryk inginkan, tiba-tiba perempuan itu memeluk Eryk dari belakang dan menggelendot di punggungnya.“Aku tahu kau akan berhasil. Ya, meskipun sejak awal aku sedikit meragukanmu. Karena kau sangat berbeda dari ibumu.”“Joker?” desis Eryk. “Lepaskan dan turunlah dari punggungku!”“Tidak mau!” kata perempuan itu dengan manja sambil bergelendotan di punggung Eryk.“Apa yang kau inginkan?” ujar Eryk dengan susah payah. “Kau... mencekik leherku. Aku... tidak bisa... ber-na-pas.”“Barbro tampaknya sudah memberimu sedikit pelatihan. Sekarang, saatnya kau ikut denganku dan mendapatkan pelatihan yang sesungguhnya sebagai pria sejati.” Perempuan itu berbisik ke telinga Eryk yang membuat Eryk merinding. “Kita akan memulai petualangan yang lebih seru.”Barbro tampak tidak senang dengan kemunculan Joker yang tidak terduga.“Kenapa kau datang sendiri?” tanya Barbro.Barulah saat itu Joker me

  • Pengendali Arwah Terakhir   67| Api Abadi Sumber Kehidupan Mowark House

    “Yah,” gumam Joker sambil memamerkan bangunan tua dan reyot di depan mereka.“Mowark House yang itu? Istanamu yang besar dan megah itu? Tapi, ini hanya bangunan tua yang hampir roboh!” Eryk benar-benar tidak mengerti. Dia terus memandangi rumah kaleng dengan banyak cerobong di depannya.Joker mendesah. “Sepertinya banyak sekali yang belum kau ketahui. Mowark House adalah rumah yang bisa berjalan dan berubah. Dan bentuk asli Mowark House, kau tidak akan bisa membayangkan. Dia bisa berubah menjadi apa saja dan berkamuflase. Aku bisa pindah ke mana saja saat aku merasa terancam di satu tempat.”Joker menjentikkan jari. Dalam hitungan detik, rumah reyot di depan mereka sudah berubah menjadi bentuk dan warna yang sama persis dengan bangunan di sampingnya.Eryk benar-benar melongo. Dia melupakan ciuman panasnya sesaat lalu dan kini terfokus pada bangunan di depannya.“Jadi, maksudmu, Mowark House adalah roh summon juga?”“Yah, dia roh summon dengan kemampuan mengubah bentuk.”“Rahasia apala

  • Pengendali Arwah Terakhir   68| Serangan Bersenjata

    “Ada apa?” Eryk ikut panik ketika melihat Joker begitu ketakutan.“Burung gagak ini sudah memancing musuh datang kepada kita.”“Apa... maksudmu? Bagaimana bisa?”“Mowark House, kita pergi dari sini secepat mungkin!” teriak Joker pada rumah yang sedang dikendalikannya saat ini.Duar!Mereka terlambat bergerak. Sebuah tembakan menghantam dinding di sisi pintu hingga menimbulkan lubang besar.Joker, Eryk, dan para roh summon kebetulan berada di lantai tiga. Akibat ledakan itu, mereka merasakan guncangan yang hebat. Telinga mereka berdengung keras.“Sial!” umpat Joker. “Mereka sudah menemukan kita.”“Siapa yang sedang kau bicarakan? Polisi Rockwool? Para pengikut Venom?”“Burung gagak itu tanpa sengaja sudah mengaktifkan lokasi GPS rumah ini. Mulai saat ini, mereka akan terus memburu kita. Mereka—siapa pun itu aku tidak tahu!” Joker kembali fokus untuk mengendalikan Mowark House menggunakan tombol-tombol dan layar monitor di depannya. Eryk yang tidak percaya, segera berlar

  • Pengendali Arwah Terakhir   69| Roh Mesin

    “Lari!” teriak Joker pada Mowark House.Roh summon yang dari luar terlihat seperti mobil kontainer itu tiba-tiba menghilang setelah melintasi jembatan sungai Rockwool. Tiga mobil polisi yang memburu seketika menekan pedal rem. Ban-ban mobil berdecit di aspal yang panas. Mereka semua kebingungan.Di langit, drone-drone yang sebelumnya mengejar dan terus memuntahkan peluru, tiba-tiba ikut berbalik arah dan menjauh dari jembatan sungai Rockwool. Mereka kehilangan target sasaran.Eryk, Joker, dan yang lain di dalam Mowark House merasakan guncangan yang sangat hebat. Eryk sampai terpelanting ketika rumah itu seolah-olah miring dan diputar sebanyak 360 derajat. Eryk membentur tembok lalu jatuh kembali ke lantai dengan kepala lebih dulu.Berbeda dengan Joker yang sudah menyiapkan segalanya. Dia duduk di sebuah kursi bersandaran tinggi. Kaki kursi dipaku ke lantai. Pada kursi itu juga terpasang sabuk pengaman sehingga Joker tetap aman dan tenang duduk di kursinya.“Apa-apaan Ini?” gerutu Eryk

  • Pengendali Arwah Terakhir   70| Menerjang Api

    Black and White terbang membentuk formasi menyilang. Mereka melesat dan menukik lebih tinggi untuk mengadang siapa pun yang datang dan menyerang ke arah Mowark House.Segumpal awan putih terlihat mendekat dalam kecepatan tinggi. Sepasang mata Black dan White yang tajam melihat ada sosok yang tersembunyi di balik selubung awan putih itu.“Elang besi!” teriak White.“Ya, aku melihatnya. Di sini aku mendapati tiga ekor!” ujar Black.Elang-elang yang terbuat dari baja dengan mesin canggih itu terbang melesat ke arah mereka. Black dan White mengepakkan sayap ke arah burung-burung mesin itu. Kepakan sayap White mengeluarkan bilah-bilah belati tajam dengan sinar putih. Black Melontarkan gelombang kaokan yang merusak sinyal elang-elang mesin.Hantaman belati-belati tajam dari sayap White begerak seperti boomerang. Sekuat dan setajam apa pun, tetap tidak memberikan kerusakan untuk para elang mesin. Robot elang itu semakin keras melawan dan mulai menembakkan peluru pada White dan Black.“Ini si

  • Pengendali Arwah Terakhir   71| Tikus Penguasa Gorong-Gorong

    Sebelum Mowark House benar-benar hancur terbakar, Joker segera berlari mendekat. Dengan kelincahan seekor kucing dan dengan bantuan belasan kucing lainnya, Joker berhasil mendapatkan kembali roh Mowark House dan roh api abadi.Blam! Ledakan besar terjadi begitu Joker mencabut roh Mowark House dan api abadi dari helikopter.Eryk memperhatikan sepasang nyala api di tangan Joker.“Dari kedua api ini mana yang roh summon Mowark House?” tanya Eryk.“Api biru,” ujar Joker. “Api merah adalah roh summon api abadi.”“Bagaimana caramu untuk mempertahankan mereka agar tidak padam?”“Kita harus mencari cangkang lain untuk tempat mereka tinggal.”“Kau akan mencari rumah baru?”“Tidak tepat begitu. Aku bisa menggantinya dengan hal yang lain. Tidak harus sebuah rumah. Ikutlah denganku!” ujar Joker.Mereka berjalan cukup jauh dari lokasi pendaratan hingga tiba di sebuah bengkel tua. Lokasi bengkel ada di pinggiran distrik. Bengkel tua itu ditinggalkan dan berdiri di sekitar toko-toko yang sudah bobro

  • Pengendali Arwah Terakhir   72| Terowongan di Tengah Kota

    Jantung Eryk berdebar-debar setiap kali memikirkan para summoner perusak yang jahat itu. Kini mereka berada begitu dekat.“Tunggu apa lagi?” ujar Joker. Dia melompat turun ke dalam gorong-gorong seperti seekor kucing.Gerakan percaya diri dan penuh keyakinan Joker, membuat Eryk menjadi lebih berani. Dia melompat ke gorong-gorong bersama dengan White dan Black. Sedangkan Barbro dan Sam masuk terakhir dan berjalan paling belakang. Barbro harus memastikan Sam bersama para tikusnya sudah turun.Terowongan tempat mereka berpijak gelap dan sangat bau. Kaki mereka berada dalam genangan air setinggi mata kaki. Beberapa air merembes dari pipa-pipa saluran pembuangan limbah rumah tangga.Eryk begitu ngeri melihat semua pemandangan itu. Dengan kemampuan penglihatan malam yang dia miliki, Eryk bisa dengan leluasa melihat dalam kegelapan.“Kau baik-baik saja, Barbro?” tanya Sam. “Aku bisa menggandengmu jika kau kesulitan berjalan dalam gelap. Aku memiliki penciuman yang tajam.”“Ya, seharusnya tid

  • Pengendali Arwah Terakhir   73| Jalur Kereta Bawah Tanah

    “Cepat lari!” teriak Barbro sekali lagi.Para burung mendahului mereka dengan terbang menyusuri terowongan ke arah yang sama dengan arah Joker berlari. Eryk melesat ke arah mereka bersama Sam yang lari di sisinya. Tikus-tikus berhamburan ke segala arah.“Lewat sini!” panggil Joker. “Ada tangga menuju pintu keluar darurat yang terhubung dengan stasiun bawah tanah.”Air bah yang membawa limbah membanjiri terowongan dan menggenangi hampir 3/4 tinggi gorong-gorong itu. Gemuruh air dengan tekanan besar menyeret sejumlah tikus.Eryk yang naik terakhir, tubuhnya terendam air sampai ke pinggang. Kakinya terpeleset saat memijak tangga besi yang licin dan pinggangnya mengempas ke sisi terowongan. Tubuhnya terseret arus deras.“Jika jatuh, tamatlah riwayatku.”Air bah itu akan menyeretnya jauh dan membentur-bentur dinding terowongan yang mungkin akan meremukkan seluruh tulang-tulangnya.Eryk mendongak melihat lubang pintu keluar darurat. Cahaya berkelip di atasnya. Dia berjuang menaiki tangga da

Latest chapter

  • Pengendali Arwah Terakhir   115| Ingin Kembali ke Level Seharusnya

    Alyssa dan Joker ditemani Wanda pergi untuk menemui sang Summoner Petir. Dia adalah seorang pria bertubuh tinggi besar dengan senjata tombak yang bisa memancarkan aliran listrik.Pria itu duduk berhadapan dengan Wanda di sebuah kafe. Sedangkan Alyssa dan Joker berdiri tidak jauh dari mereka, tapi tetap bisa mendengar percakapan keduanya.“Benarkah senjata yang dibuat oleh Iron telah membunuh Kayes?”Flash sang Summoner Petir terlihat sangat terkejut dengan informasi yang baru saja disampaikan oleh Wanda.Dengan muram, Wanda mengangguk. “Itu benar.”Tiba-tiba, Flash berdiri dan berteriak marah di hadapan Wnada.“Kenapa Kayes baru dibunuh sekarang? Apakah Iron bermaksud untuk menjebakku dan menjadikanku sebagai pelaku? Apakah Iron juga yang merebut roh summon tersegel itu dari tangan Sandra? Apakah dia yang membunuh Sandra waktu itu?”Wanda sangat geram. Dia pun berdiri tegak membelakangi jendela kafe dan menatap tajam pada Flash.“Kenapa kau bertanya itu padaku? Seharusnya, akulah yang

  • Pengendali Arwah Terakhir   114| Petunjuk dari Penjual Senjata

    “Joker?” kejut Alyssa dan Duri bersama-sama.“Belinda?” tanya Joker yang juga tidak kalah kaget ketika melihat kemunculan Alyssa di toko senjatanya.Alyssa menggeram dan mengepalkan tinju. “Jangan memanggilku dengan nama itu!”“Oh, sorry, aku lupa. Tapi, di antara kalangan Guardian Summoner, kau terkenal dengan nama Belinda si ular berbisa.”“Joker, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Alyssa. “Bukankah kau seharusnya berada di level sembilan?”Joker mengangkat kedua bahunya. “Kau bisa melihat sendiri. Aku sedang berdagang di sini. Mana mungkin aku melewatkan peluang untuk menghasilkan uang? Koleksi benda-benda antikku bisa aku jual dengan mudah di sini. Kau sendiri, maksudku kalian, apa yang membawa kalian sampai ke sini?”Alyssa mengembuskan napas berat. Dia menarik sebuah bangku di depan meja dan langsung duduk begitu saja tanpa dipersilahkan.Joker keluar dari balik meja counter yang memamerkan beragam jenis senjata langka dan pergi ke kulkas mini untuk mengambil sekaleng soda.“K

  • Pengendali Arwah Terakhir   113| Toko Senjata dan Perlengkapan Summoner

    “Aku tidak setuju dengan cara itu!” protes anggota Guardian Summoner yang lain. “Strategi itu akan membahayakan para warga desa.”“Seharusnya itu tidak perlu membuat kalian risau. Karena warga desa yang kalian maksud di sini, tidak lain adalah para summoner itu sendiri. Masing-masing dari mereka seharusnya memiliki kemampuan dan kapabilitas untuk bertarung dan melindungi diri. Dan sudah seharusnya warga desa tersebut tidak berleha-leha melainkan ikut berjuang bersama kita melawan para perusak.”“Tapi–”Alyssa menatap tajam pada pemuda keras kepala itu. “Pertempuran kali ini sepenuhnya diatur olehku–Alyssa Harris, wakil ketua Guardian Summoner. Mohon patuhi perintahku!”Usai pertemuan yang tidak berjalan lancar itu, mereka akhirnya membubarkan diri. Alyssa kembali ke kota, ke tempat penginapannya berada. Dia berjalan didampingi dengan Duri.Duri tampil dengan pakaian kesatria, meski kulitnya tetap berwarna hijau. Tubuh Duri saat berwujud asli tampak sangat kuat dan berotot. Dia selalu

  • Pengendali Arwah Terakhir   112| Area Level Khusus

    Usai hadiah utama diberikan yang dimenangkan oleh Eryk, tiba-tiba lapangan luas yang seolah tidak terbatas itu, kini berubah menjadi sebuah kota. Penampakan kota yang serupa dengan kota-kota di level satu dan dua.Eryk dan peserta yang lain baru menyadari, bahwa lapangan yang baru saja mereka lihat adalah pulau melayang tempat arena pertandingan biasanya dilakukan.Lizard segera melarikan diri secepat kakinya bisa melangkah. Tapi, pihak penguji seolah membiarkan hal itu. “Kenapa kau membiarkannya saat tahu dia berbuat curang?” teriak Rosemary pada sang penguji level tiga melalui pengeras suara di hadapannya.“Sesuai aturan yang telah kami jelaskan,” jawab sang penguji. “Aturan yang berlaku di negeri bayangan hanyalah akan menindak para summoner yang saling membunuh. Persoalan tentang pencurian dan kejahatan lain, pihak penguji dan penyelenggara tidak akan melakukan tindakan apa pun. Tapi, karena sekarang kalian masih berada di area level tiga. Meski pertandingan sudah berakhir, aku m

  • Pengendali Arwah Terakhir   111| Pencuri Ramuan Penyembuh

    Rupanya, kembali ke pusat arena kompetisi jauh lebih merepotkan dan sulit daripada pergi meninggalkannya untuk mencari batas terluar lapangan. Eryk sempat tersesat beberapa kali hingga berjalan terlalu jauh. Tapi, mereka mulai menemukan para summoner yang berlari paling akhir dan melambat.“Kita sudah semakin dekat dengan pusat arena. Sebentar lagi seharusnya pusat lapangan terlihat.”“Hey, Anak Muda!” sapa sang summoner kura-kura yang berjalan dengan pelan. Dia mengendarai kura-kuranya. “Kenapa kau kembali ke pusat arena? Apakah kau menemukan batasnya? Seharusnya kau lewati batas itu agar bisa selamat.”“Maaf, Pak Tua, sepertinya kami gagal menemukan batas terluar dari lapangan ini. Terlalu luas dan mustahil. Kami bahkan belum menjangkaunya sama sekali meski sudah satu jam berlari.”“Astaga, jika kalian yang sekuat dan sehebat ini saja tidak bisa menemukannya, bagaimana dengan aku dan kura-kuraku yang berjalan sangat lambat ini? Butuh waktu berapa ratus tahun agar kami bisa sampai k

  • Pengendali Arwah Terakhir   110| Kembali ke Titik Awal

    “Perhatikan semuanya!” seru sang penguji melalui pengeras suara. “Tantangan di level tiga akan langsung kita laksanakan tanpa jeda istirahat. Kalian akan bisa beristirahat setelah melalui tantangan ini.”Semua orang ribut-ribut. Mereka belum usai menenangkan diri pasca ketegangan di tantangan level dua sebelumnya. Dan kini saat tiba di level tiga, mereka berharap bisa beristirahat sejenak tapi malah disodorkan pertempuran berikutnya.“Aku penguji yang baik hati!” ujar sosok melalui pengeras suara. “Aku tidak akan membebani kalian dengan tantangan-tantangan yang berat dan sulit. Tantangan kali ini hanya satu. Kalian harus menemukan batas dari lapangan ini. Hanya akan terpilih 20 peserta pertama yang berhasil menemukan batas terluar dari lapangan yang akan lolos ke tahap berikutnya.”Semuanya berbisik-bisik. Dari sisa 40 summoner akan tereliminasi menjadi separuhnya. Semuanya mulai bersemangat dan mengempaskan rasa lelah serta ketegangan sebelumnya. Kini mereka menyambut tantangan baru

  • Pengendali Arwah Terakhir   109| Lapangan Tanpa Batas

    “Mencoba membunuh kami dengan barang ini?” sindir salah seorang summoner. Tapi, dia tetap nekat membuka kotak hadiahnya. Matanya langsung berbinar-binar ketika melihat sebuah gaun yang sangat cantik di sana. “Wah! Bagaimana kau tahu kalau aku sangat menginginkan gaun yang cantik ini?”“Saatnya membuka kotak hadiah!” seru seorang summoner makanan. Dia menjerit karena mendapatkan banyak sekali koin emas.“Eryk, kau mendapatkan apa?” tanya White.Eryk membuka kotak hadiahnya dan dia mendapat sebuah cangkang kerang besar yang terbuat dari kristal. “Aku tidak tahu apakah benda ini bisa berguna? Bagaimana denganmu?” balas Eryk.White membuka kotak hadiahnya dan menunjukkan sebuah pena yang terbuat dari bulu angsa. Pena itu memiliki tinta beracun dengan kadar yang sangat kuat.“Oh, aku mendapatkan beberapa penjepit rambut emas di sini. Tidak terlalu buruk,” ujar Rosemary.Lalu mereka menoleh kepada Black. “Kenapa kau belum membuka kotak hadiahmu, Black?”“Aku terlalu takut untuk membukan

  • Pengendali Arwah Terakhir   108| Hadiah di Level Dua

    “Kompetisi baru saja dimulai,” gumam seseorang yang berada di depan monitor pengawas area level dua.Sosok dalam jubah hitam itu menekan sebuah tombol.Usai menyelamatkan para summoner yang hampir terperosok ke dalam lubang kawah, Eryk dan yang lain mulai bergegas berlari untuk mencari tempat lain yang tidak begitu banyak jebakan. “Menurutku memang sebaiknya kita kembali ke kota. Hutan ini sama sekali tidak aman. Dan aku tidak yakin akan ada pintu keluar di hutan ini.”“Maafkan aku,” ujar Rosemary. “”Aku sudah memberikan saran yang keliru.”“Tidak ada yang perlu disesali, Rose. Kita semua sedang berjuang dan mencoba usaha yang terbaik.” Mereka pun kembali ke kota. Saat dalam perjalanan menuju ke alun-alun, mereka melihat ada banyak sekali summoner yang mati, terjebak dalam sebuah pertempuran, maupun dengan saling serang dengan rekan satu tim. Semuanya seolah sudah disiapkan oleh penguji di level dua ini.“Aku malah curiga area level dua ini sama sekali tidak memiliki jalan keluar,”

  • Pengendali Arwah Terakhir   107| Tantangan Tanpa Aturan

    “Mata-mata summoner gagak?” tanya Eryk. “Kurasa itu sedikit mustahil. Jika memang benar negeri bayangan ini menjunjung tinggi peraturan dan keadilan.”Percakapan mereka terpotong oleh sebuah pengumuman.“Peserta sekalian, di malam yang sangat menegangkan ini, kami akan memberikan sedikit kejutan untuk kalian. Kompetisi akan dilakukan lebih awal dari jadwal yang seharusnya.”Kedua roh summon Eryk dan juga Rosemary terkejut mendengar suara dari pengeras suara. Padahal mereka yakin kompetisi baru akan dilakukan besok pagi. Tiba-tiba saja jadwal dipercepat malam ini dan mereka belum ada persiapan.“Pengujian pada level dua kali ini sedikit berbeda. Kalian tidak perlu datang ke arena. Kita akan melakukannya di tempat terbuka.”Tidak hanya Eryk, para summoner yang ada di lantai level dua pun dengan jelas mendengar pengumuman tersebut. Mereka semua mulai berhamburan keluar dari rumah dan tempat nyamannya masing-masing. Para summoner tersebut berkumpul di alun-alun dan memenuhi jalan-jalan d

DMCA.com Protection Status