Share

Kencan Ganda

Author: Yenita Wati
last update Last Updated: 2022-02-12 16:05:08

William kembali ke kamar hotelnya untuk menemui Ella. Sebelum ia pergi, ia sempat melihat bahwa benda yang seperti kepala berambut hitam yang terombang-ambing di tengah laut adalah sebuah wig entah punya siapa.

William telah sampai ke kamar hotel. Ia melihat Ella sedang duduk di sebuah kursi sambil menatap keluar jendela.

"Ella."

"Mandilah, Will, air laut tidak bagus berada lama-lama di tubuhmu." Ella tidak menoleh. Ia masih terus menatap hamparan ombak di lautan.

"Ella, aku..."

"Nanti kau bisa sakit jika tidak mengeringkan tubuhmu." Masih tidak menoleh.

"Aku ingin...."

"Aku sudah memanggil dokter untuk memeriksa keadaanmu. Mandilah, sebentar lagi dia akan datang." Kali ini Ella menoleh sambil tersenyum.

William pergi ke kamar mandi. Ia terus memikirkan reaksi yang diberikan Ella. Senyuman barusan itu bukanlah senyuman Ella yang sesungguhnya. Dalam senyuman itu tersimpan rasa kecewa dan luka yang amat dalam.

Selesai mandi dan berganti baju, dokter datang dan memeriksa William. "Tuan, anda terlalu banyak meminum air laut. Setelah ini tetaplah berada di kamar dan istirahat. Saya akan memberikan obat untuk Tuan," ujar dokter.

"Baik," sahut William. Setelah itu dokter pun pergi.

"Will, kau istirahatlah, aku akan keluar." Ella hendak pergi keluar namun, William menarik tangannya.

"Ella, maafkan aku. Aku tidak bermaksud....."

"Tidak, maafkan aku. Aku akan berusaha untuk tidak merepotkanmu lagi." Ella tersenyum lalu pergi keluar.

William menghembuskan nafas berat. "Kenapa aku merasa sikapmu yang sekarang malah membuatku merasa tidak nyaman. Harusnya aku senang jika kau tidak akan merepotkan ku, tapi sekarang? Aku tidak mengerti kenapa aku seperti ini."

Ella berjalan menuju bibir pantai. Ia berdiri sambil menikmati hembusan angin pantai untuk menghilangkan rasa sedihnya. Sesekali ia menghapus air mata yang jatuh membasahi pipinya. "Kenapa rasanya sangat sakit, ya. Apa ini yang namanya jatuh cinta? Aku merasa nyaman berada di dekatnya, namun aku merasa sedih saat ia memikirkan orang lain. Apa ini yang namanya cinta?"

"Mungkin saja." Suara Harry mengagetkannya.

Ella menoleh dan segera menghapus air matanya. "Harry!"

"Kau sudah bisa membedakan kami, ya?" tanya Harry.

"Kau tidak punya tahi lalat di pipi seperti William."

"Apa kau tahu bahwa aku menyukaimu?" tanya Harry.

"Aku tahu." Ella tersenyum simpul.

"Sejak kapan?" tanya Harry.

"Sejak aku melihat tatapan matamu kepadaku. Seperti tatapan William kepada Selena." Ella tersenyum kecut.

"Semua sudah berbeda sekarang. Jika kau mencintainya, pertahankanlah dia."

"Bagaimana aku bisa mempertahankan orang yang jelas-jelas mencintai orang lain? Aku hanya akan merasakan sakit saja." Ella menghembuskan nafas pelan.

"Hidup William itu sangat membosankan. Dengan hadirnya dirimu, hidupnya pasti menjadi lebih berwarna."

"Berwarna apanya? Aku hanya bisa merepotkannya." Ella menyibakkan rambutnya ke belakang telinga.

"Kau akan lihat nanti." Harry tersenyum lembut.

'Kenapa kau datang terlambat saat itu?' batin Ella sambil menatap Harry.

"Kenapa menatapku? Apa kau rindu pada wajah William?" tanya Harry.

"Tidak." Ella menggeleng.

"Apa kau baik-baik saja?"

"Ya, aku baik- baik saja. Terima kasih karena telah menghiburku."

"Kalau begitu, aku pergi dulu. Aku harus menemui Selena. Aku baru ingat kalau tadi meninggalkannya di restoran karena kami tidak membawa dompet untuk membayar. Aku harus segera mengambil dompetku." Harry pergi sambil melambaikan tangannya ke arah Ella.

Ella tersenyum melihat tingkah Harry. "Pasti hidup kalian penuh warna."

Sementara itu..

William yang sejak tadi berada jauh dari mereka mengepal erat tangannya. Ternyata saat Ella pergi, ia bermaksud menyusulnya. Namun saat melihat Harry datang, ia hanya mengurungkan niatnya dan memantau dari jauh.

Dan Selena tengah merasa gelisah karena Harry tak kunjung datang untuk membayar makanan mereka. Sementara pelayan restoran masih berdiri di sampingnya. Menunggu bill cepat dibayar.

Harry dan Selena sudah kembali ke kamar hotel. Selena masih saja menggerutu karena masih kesal terhadap Harry.

"Selena, bagaimana kalau nanti malam kita double date dengan William dan Ella," ujar Harry.

"Apa? Double date? Tidak! Aku tidak ingin kau melupakan aku lagi. Aku sudah jera," tolak Selena.

"Ayolah. Ada William dan Ella yang akan mengingatkanku," bujuk Harry.

"Ya sudah."

*****

"Bagaimana Will? Apa kau menerima tawaranku?" tanya Harry dalam sambungan telepon.

"Baiklah. Tapi untuk apa kau lakukan ini?" tanya William.

"Tidak ada, aku hanya ingin saja."

"Ya sudah." William mematikan panggilan telepon tersebut.

"Kenapa Harry menawariku hal seperti itu?" gumam William.

Tak berselang lama, Ella masuk ke dalam kamar.

"Ella, Harry dan Selena mengundang kita untuk melakukan double date," ujar William.

"Oh, ya sudah," jawab Ella.

"Kau tahu apa itu double date?" tanya William.

"Kencan ganda, kan?"

"Kau tau darimana?" tanya William heran.

"Oh, i-itu a-aku sering mendengar dari anak-anak muda." Ella terlihat sangat gugup.

William merasa heran melihat Ella yang gugup begini.

*****

Malam harinya, sebelum pergi, William keluar sebentar lalu kembali. "Ayo pergi," ajak William.

Ella menggangguk. Mereka pun pergi ke sebuah restoran pinggir pantai yang sudah di reservasi. Di sana, Harry dan Selena telah menunggu mereka. Harry terus saja tersenyum namun senyuman itu terasa aneh untuk Ella.

Mereka duduk di sebuah meja besar dengan empat kursi. Kedua pasangan saling berhadapan. Harry terus saja menatap Ella yang terlihat sangat cantik dan menawan.

Selagi menunggu makanan datang, William mengajak Ella berdansa. Awalnya Ella ragu namun akhirnya ia setuju.

Sepanjang berdansa, Ella merasa tidak nyaman dengan tatapan William hingga meminta mereka berhenti.

Harry juga mengajak Selena berdansa. Ia terus saja menatap Selena yang juga terlihat cantik.

"Apa kau senang?" tanya Harry.

"Sedikit," jawab Selena dengan wajah acuh tak acuh.

"Kenapa kau terlihat murung?" tanya Harry.

"Aku ingin segera kembali ke kamar. Bermain dengan ponselku, berfoto dan pamer dengan teman-temanku di social media. Pasti sangat menyenangkan."

"Bagaimana kalau mengobrol atau menikmati malam yang indah dipantai ini?"

"Apa aku bercanda? Tidak! Aku tidak suka. Aku lebih suka menikmatinya dari dalam kamar tanpa ada suara berisik yang mengganggu."

Harry terdiam cukup lama.

"Aku sudah capek. Ayo duduk." Selena melepas tangan Harry dan pergi ke tempat duduk mereka. Bersamaan dengan itu, hidangan pun datang.

Mereka memakan hidangan yang telah tersaji sempurna. Ella terus menatap Harry yang terlihat gugup menerima tatapan darinya.

Selesai makan, mereka sedikit mengobrol tentang diri mereka masing-masing.

"Bagaimana orang membedakan tampang kembar kalian?" tanya Selena membuka pembicaraan.

"Hanya tahi lalat," jawab Harry singkat.

"Lalu apa kalian pernah bertukar posisi? Seperti sekarang ini?"

Sontak pertanyaan Selena membuat Harry dan William terkejut.

"Selena, apa maksud mu?" tanya Harry dengan wajah tegang.

"Maksud ku adalah, kalian tidak pintar dalam berbohong."

"Bagaimana kau tahu?" tanya William asli yang kini duduk di samping Selena. Ia sedang menyamar sebagai Harry.

"Tidakkah kalian terlalu menganggap kami bodoh? Meski kita baru beberapa bulan menikah tapi masing-masing dari kami tahu saat kalian mencoba menipu kami." Selena berdiri lalu mengajak Ella pergi dari sana.

Sepanjang jalan Selena terus menggerutu. "Dasar orang-orang bodoh. Sudah tahu beda karakter malah main bertukar saja."

"Lalu apa yang akan kita lalukan?" tanya Ella.

"Kau yang memberitahuku tadi soal mereka yang sedang bertukar. Setajam apa ingatanmu?" tanya Selena penuh selidik.

"A-aku hanya melihat dari sikap canggung keduanya." Ella terlihat gugup.

"Masuk akal. Ayo ke restoran hotel saja. Aku masih lapar. Biar mereka menghabiskan semua makanan itu."

Mereka melanjutkan langkah menuju restoran yang terdapat di dalam hotel.

Related chapters

  • Pengantin yang Tertukar   Siapa Kau?

    Selena dan Ella tengah asyik memakan hidangan makan malam di restoran hotel. Sesekali Selena terlihat menggerutu tentang kejadian yang baru saja mereka alami. "Memangnya mereka pikir mereka siapa? Seenaknya saja memanfaatkan tampang kembar mereka.""Kenapa kau kesal sekali?" tanya Ella."Bagaimana aku tidak kesal. Tadi itu aku berdansa dengan William dan rasanya sangat tidak nyaman." Selena memotong daging steak dengan kasar hingga menimbulkan suara. Menumpahkan semua rasa kesalnya pada makanan lezat itu."Apa kau menyukai William?" Ella menunggu reaksi di wajah Selena."Awalnya. Aku kira bersama dengan orang yang sama diamnya seperti aku akan membuat hidupku lebih nyaman. Ternyata membosankan. Baru beberapa menit aku berbincang dengannya rasanya sangat tidak nyaman." Selena mengaduk minumannya lalu menikmatinya dengan sedotan."Tapi William masih menyukaimu."

    Last Updated : 2022-02-12
  • Pengantin yang Tertukar   Maaf

    William dan Ella sudah sampai di kamar mereka. Secepat mungkin William menurunkan Ella karena rasanya tangannya hampir patah."Will, apa kau yakin baik-baik saja?" tanya Ella yang melihat William mengibas-ngibaskan kedua tangannya berkali-kali."Tidak, aku hanya ingin meregangkan ototku saja. Ayo makan bersama, aku sangat lapar." William membuka paper bag lalu menatanya di atas meja dengan piring-piring yang tersedia di dalam kamar itu.Ella masih terngiang-ngiang daging steak dua juta yang belum habis tadi. Ia duduk dengan lesu dan memakan makanannya."Apa tidak enak?" tanya William yang heran melihat reaksi Ella."Enak, tapi aku menyayangkan sisa steak tadi. Harusnya kita bungkus saja." Ella memainkan sendok di atas piringnya."Ketahuilah, Ella, sekarang steak itu sudah ada di tempat sampah atau di perut seseorang. Menyesal pun tidak berguna. Steak sudah pe

    Last Updated : 2022-02-12
  • Pengantin yang Tertukar   Aku Suamimu

    Keesokan paginya, Ella yang baru saja bangun dari tidur terkejut kala merasakan ada sesuatu yang berat tengah menekan perutnya. Samar-samar ia melihat dan ternyata itu adalah tangan William. Mata Ella terbelalak. Bukan hanya karena William tengah memeluknya, namun juga karena melihat tubuh bagian atas William polos tanpa baju. Bentuk tubuh atletisnya berhasil membuat Ella tertegun. Sepertinya, karena kepanasan, ia membuka bajunya dan karena tidak nyaman di sofa, ia tidur di ranjang bersama Ella.Ella berusaha menggeser tangan William dari tubuhnya. Itu bukanlah hal sulit baginya karena pada dasarnya tenaganya memang lumayan kuat. Itulah kenapa kemarin gebrakan tangannya di restoran membuat meja restoran itu bergetar.Jika saja William sudah membuka mata, mungkin saat ini Ella akan berpura-pura menjadi wanita lemah.Ella berjalan ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Setelah itu, ia bersantai di balkon kamar hotel ters

    Last Updated : 2022-02-12
  • Pengantin yang Tertukar   Pulang

    Waktu terus berlalu, hari ini adalah jadwal kepulangan William dan lainnya. Mereka merasa sangat puas setelah berlibur di negara itu.Ketika sudah sampai bandara, mereka sudah dijemput oleh supir masing-masing. Tidak ada pengawal sesuai permintaan William. Memang sejak kecil, ia dan Harry tidak mau dikawal seperti raja. Mereka ingin hidup seperti biasa.Sepanjang perjalanan, Ella lebih banyak diam. Ia melihat ke luar jendela mobil sambil memikirkan sesuatu."Apa kau senang?" William membuka suara."Aku senang. Ini kali pertama aku ke negara itu." Menoleh ke arah William dan tersenyum."Kau bisa ke negara manapun yang kau mau. Swiss, Korea, Spanyol. Kemanapun yang kau suka.""Kenapa kau malah mengatakan ini? Apa kau ingin berlibur lagi? Bagaimana dengan pekerjaanmu? Maksudku, tidak ada CEO yang tidak bekerja kecuali di dalam cerita novel." Ella menatap William

    Last Updated : 2022-02-12
  • Pengantin yang Tertukar   Mabuk

    William dan Ella baru saja sampai rumah. Mereka segera membersihkan diri di kamar masing-masing.Pada malam harinya, mereka makan malam bersama. William tampak diam dengan wajah dinginnya. Sesekali Ella melirik berharap William mau membuka pembicaraan. Namun sampai makan malam selesai, William tak juga berbicara.Hingga saat Ella melihat William memakai pakaian yang tidak biasa, ia memberanikan diri untuk bertanya."Mau kemana, Will?""Apa aku harus memberitahumu kemana pun aku pergi?" Menatap dingin."Aku hanya bertanya. Kenapa kau marah?""Karena itu, jangan campuri urusan pribadiku."William pergi meninggalkan Ella yang masih diam mematung. "Apa salahku? Aku kan hanya bertanya?" gumam Ella sambil tertunduk sedih."Siti." Ella menghampiri kepala pelayan di rumah itu."Iya, Nona."

    Last Updated : 2022-02-12
  • Pengantin yang Tertukar   Kau Istriku

    Ella dan William sudah sampai kamar. Ella langsung merebahkan William ke atas ranjang. Membuka sepatu, mengeluarkan ponsel, dompet, lalu membuka jaketnya.Ella bermaksud meluruskan kaki William agar kaki kirinya tidak keluar dari ranjang. Namun tanpa disangka, William menariknya hingga ia jatuh ke atas tubuh William. Ella ingin berdiri namun William memeluk tubuhnya dengan erat."William, lepaskan." Ella berusaha melepaskan tangan William. Namun anehnya ia tidak bisa. Seakan-akan William menjadi kuat saat mabuk."Kau mau kemana, Ella? Menemui si berengsek itu?" tanya William sambil menatap Ella dengan penuh nafsu."Tidak, lepaskan, Will" Ella kembali memberontak namun tenaganya kalah oleh William."Oh jadi kau mau menemui si berengsek itu, ya?" William terlihat begitu emosi. Ia membalikkan posisi mereka.Kini Ella berada di bawah dan William berada di a

    Last Updated : 2022-02-12
  • Pengantin yang Tertukar   Pamer

    "Baiklah, kita sudah selesai makan. Sekarang katakan bagaimana seorang suami bisa bertemu mantan di club malam." Ella meletakkan gelasnya setelah tegukan terakhirnya.William yang hendak menyendokkan makanan ke mulutnya kembali meletakkan sendok ke piringnya. "Sayang, kau yang sudah selesai. Aku belum. Sepertinya kau sangat lapar.""Aku? Bukan aku yang kecepatan makan. Tapi kau yang menambah porsi makanmu, ingat?""Iya, iya. Aku habiskan dulu makananku, ya." William membelai pipi Ella dengan lembut."Ehmmm."Suara deheman seseorang mengejutkan mereka. "Wah wah, pengantin baru masih kurang bulan madunya?" Haira menghampiri mereka yang masih berada di ruang makan."Ibu, apa kabar. Aku merindukan ibu." Ella memeluk Haira, ibu mertua kesayangannya."Ibu juga merindukan kalian. Mana oleh-oleh ibu?" Haira menadahkan tangan kepada William

    Last Updated : 2022-02-12
  • Pengantin yang Tertukar   Bulan Madu Kedua

    Hari ini William akan kembali bekerja di kantor. Ella tengah memasangkan dasi untuknya. Namun, jiwa-jiwa pengantin baru masih menempel pada diri William. Sepanjang Ella memasang dasi, William terus saja mencoba mencium bibirnya. Bahkan saat ini tangannya memeluk erat tubuh Ella."William, lepaskan. Aku kesulitan memasangkanmu dasi kalau kau terus memelukku.""Aku kan hanya memeluk. Masa tidak boleh.""Ingat, kau akan ke kantor. Ada rapat besar hari ini.""Haah, membosankan. Apalagi hari ini dia juga datang." William membuang nafas kasar."Dia siapa?""Ayah akan melaunchingkan produk barunya dengan menggunakan model.""Maksudmu Jesika ada di sana?""Tumben cepat tanggap." William mencubit hidung Ella."Jika itu tentang pelakor tentu aku cepat tanggap. Ya sudah, pergilah. Tetapi saat jam makan

    Last Updated : 2022-02-12

Latest chapter

  • Pengantin yang Tertukar   Tamat

    William, Ella, Jane, dan Haira sedang makan malam bersama."Ella, ingat, ya. Saat melahirkan normal, pengaturan nafas sangat penting. Dan kau juga tidak melahirkan hanya satu bayi, melainkan dua bayi. Dulu ibu memilih operasi caesar karena tidak memungkinkan melahirkan secara normal. Jika kau ingin merubah pikiranmu, masih sempat. Kita ke rumah sakit sekarang dan melakukan operasi." Haira menjelaskan panjang lebar."Benar, Nak. Jarang ada yang melahirkan bayi kembar dengan normal. Satu bayi saja rasanya sangat sakit, apalagi dua. Dan juga, kalau kau pingsan atau tak sadarkan diri setelah melahirkan anak pertama, maka itu akan membahayakan keselamatanmu. Ibu juga dulu operasi caesar saat melahirkan kau dan Selena." Jane menambahkan."Ibu, sudahlah. Aku selalu mendengar ini setiap hari. Dan keputusanku tetap sama, aku ingin melahirkan normal." Ella menengahi ceramah kedua ibunya.Sedangkan William hany

  • Pengantin yang Tertukar   Menanti Kehadiran

    Beberapa bulan telah berlalu. Ella dan William tengah menanti kehadiran buah hati mereka. William bahkan sudah mengambil cuti untuk menjadi suami siaga jika Ella sewaktu-waktu mengalami kontraksi. Memang, Ella ingin agar kelahiran anaknya dilakukan secara normal.Namun, semakin mendekati kelahiran anak mereka, William bertambah pusing karena ibu dan mertuanya tinggal di rumahnya."Bu, aku tau kalian ingin menjaga Ella. Tetapi tidak perlu satu kamar dengan kami, kan," ucap William kepada Haira dan Jane yang merupakan ibu dan mertuanya.Kini mereka sedang berada di kamar William dan Ella."Memangnya kenapa? Kami kan ingin menjaga Ella. Ella itu anak kami," ucap Jane."Tapi tidak begini konsepnya. Aku dan Ella kan butuh privasi.""Privasi apa? Agar bisa berduaan? Bermesraan?" cibir Haira."Astaga, ibu bukan itu. Ada kalanya aku ingin m

  • Pengantin yang Tertukar   Akibat

    Dua minggu kemudian, William dan Ella baru saja pulang dari rumah orang tua Ella. Mereka piknik bersama di taman belakang rumah orang tua mereka."Aku senang sekali hari ini." William berseru saat memasuki rumahnya."Kenapa kau sangat gembira sekali? Apa karena Kak Alex hanya datang sebentar?" Ella menatap penuh selidik."Tentu saja, tanpa adanya si berengsek itu, aku bisa leluasa melakukan apa yang aku ingin tanpa perlu waspada terhadapnya.""Itu kan karena dia tiba-tiba mendapat tugas penting. Ada pembunuhan yang sulit diungkap detektif kepolisian.""Memangnya sampai kapan dia akan menjadi detektif dadakan?""Tidak ada batas. Dia akan menjadi detektif kasus tersulit seumur hidupnya. Itulah kesepakatannya. Lagi pula, dia selalu dengan mudah memecahkan masalah.""Bagaimana denganmu? Kau juga mempunyai otak cerdas dan bisa memecahkan beber

  • Pengantin yang Tertukar   Kesal

    "Bisa-bisanya kau bersekongkol dengan ibu dan Harry, Ella!" gerutu William saat berjalan memasuki rumah mereka. Mereka baru saja sampai rumah setelah acara piknik di taman tadi selesai."Aku tidak bersekongkol." Ella membela diri."Apa kau kira aku tuli? Jelas sekali aku mendengar ucapan Harry saat aku dan Alex mengejarnya."William mengingat kembali saat ia dan Alex mengejar Harry."Ibu, tolong akuuuu!""Kemari kau, adik laknat!" William mempercepat larinya hingga akhirnya ia berhasil mendapatkan Harry.Harry jatuh tersungkur. Bukannya memukul, William malah ikut tergeletak di atas rerumputan tepat di samping Harry. Sedangkan Alex memilih duduk di samping mereka dan mengatur nafas.Jelas saja, mereka berkejar-kejaran selama setengah jam. Untung saja taman yang sepi tidak membuat mereka terlihat seperti orang gila."N

  • Pengantin yang Tertukar   Kekuatan Cinta

    Setahun telah berlalu. Kini, Selena telah melahirkan seorang bayi perempuan lucu yang diberi nama Hazel Alexander. Sedangkan Ella tengah mengandung anaknya dan William.Hari ini, mereka baru pulang dari berziarah dan memutuskan untuk piknik bersama di sebuah taman."Lihatlah Hazel, dia cantik sekali, ya," puji Ella."Anak siapa dulu?" Harry membanggakan diri."Apa kalian memang suka bersenang-senang tanpa aku?" Alex datang sambil menggandeng tangan Anisa istrinya yang kini sudah memberikannya seorang anak yang usianya hampir sama dengan anak Harry dan Selena. Anak laki-lakinya itu diberi naman Jimmy Wilson."Kau saja yang dayang terlambat." Ella mencibir."Jangan kebanyakan mencibir, nanti anakmu bisa tampan seperti aku.""Enak saja, dia akan tampan seperti aku." William tak mau kalah."Dasar calon ayah amatir."

  • Pengantin yang Tertukar   Berkumpul

    "Alex." Ella tersenyum melihat kedatangan Alex yang tiba-tiba itu."Bereskan wanita ini!" perintah Alex kepada anak buahnya."Alex, jangan! Jangan bunuh dia. Jangan terjerat lebih dalam lagi," cegah Ella."Siapa juga yang mau mengotori tangan dengan membunuhnya. Dia harus merasakan dulu penderitaan dibalik jeruji baru boleh mati.""Kau! Dimana anak buahku?" tanya Margareth sambil memegangi lengannya yang berdarah karena tembakan Alex barusan."Anak buah? Maksudmu para pengecut itu? Mereka sudah lari saat melihat aku datang. Kau bilang itu anak buah." Alex menggelengkan kepalanya.Memang, saat kedatangan Alex tadi. Semua anak buah Margareth langsung ciut. Mereka lansung pucat dan ketakutan. Bahkan saat Alex melangkah mendekat, mereka langsung lari kocar kacir."Kau! Siapa kau sebenarnya?""Aku adalah Alex Julian. Jika

  • Pengantin yang Tertukar   Ternyata

    Beberapa hari kemudian.Akhirnya Feri sadar."Paman, bagaimana keadaan Paman?" tanya Ella."Dimana aku?" Feri seperti orang kebingungan."Paman ada di rumah sakit. Beberapa hari yang lalu, Paman mencoba untuk...bunuh diri." Ella sedikit ragu mengatakan.Feri mencoba mengingatnya. "Paman baru ingat. Tapi Paman bukan bunuh diri. Paman tergores pisau kecil yang terdapat di dalam baju yang terletak di pergelangan tangan Paman. Karena Tarikan tangan William dan Paman yang berlari, pisau itu menggores urat nadi Paman hingga saat berada di kamar, Paman baru melihat banyak sekali darah. Saat Paman buka, Paman syok melihat darah yang mengalir deras. Karena itu Paman tidak bisa membuka pintu.""Apa? Bagaimana bisa?" William terlihat heran."Bisa. Itu yang aku katakan soal kejanggalan. Tangannya berdarah dengan sayatan yang acak-acakan. Jika itu bunuh diri, maka

  • Pengantin yang Tertukar   Ternyata pelakunya adalah

    Sesampainya di rumah, William dan Ella langsung menuju kamar. Ella masih tetap diam. Ia berjalan menapaki anak tangga dengan tatapan kosong. Ia masih sangat kecewa dengan perlakuan Alex padanya."Ella, istirahatlah." William menepuk bahu Ella yang sedang berdiri di ambang pintu.Ella mengangguk dan tersenyum. Ia memasuki kamar. Namun, ia tak langsung menuju ranjang. Ia pergi ke balkon dan menatap langit yang bertabur banyak bintang.William datang lalu memeluk nya dari belakang. "Menangislah lagi jika masih kurang," bisiknya.Ella berbalik dan memeluk William. Ia menumpahkan segala kekecewaannya lagi, malam ini.William membelai rambut Ella yang sudah tidak dipasangi rambut sambung lagi.Setelah agak tenang, "Masuklah ke dalam. Nanti kau bisa sakit.""Iya, lagipula besok kita harus menangkap Paman Feri, kan?""Sebaikn

  • Pengantin yang Tertukar   Tantangan 2

    "Luar biasa!" Terdengar suara Alex dari dalam speaker."Sekarang lewatilah tantangan berikutnya. Jika kalian gagal, maka....""Yayaya kami tahu, kami akan mati, bukan?" tanya William dengan wajah malas."Apa kau tidak sabar ingin mati?""Ya, setelah itu aku akan gentayangan dan mengganggu hidupmu." William menunjuk CCTV yang berada tak jauh darinya."Hentikan, Sayang." Ella menyela William. "Apa tantangan berikutnya?" Ella menatap serius ke arah CCTV."Sebelum kalian lanjut, aku ingin bertanya apa sebenarnya tujuanmu datang kesini? Kau sama sekali tidak takut dan kau sangat pintar.""William sudah mengatakan padamu, kan?" Ella mengingatkan."Hahahaha, kau kira aku percaya?""Kalau tidak percaya, jangan mengulur waktu. Berikan tantangan yang lain.""Kau benar-benar berani

DMCA.com Protection Status