Beranda / Romansa / Pengantin Tuan Haidar / Bab 317. Menerangi Hati Yang Kelam

Share

Bab 317. Menerangi Hati Yang Kelam

Penulis: Nyi Ratu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-04 21:40:44

Baron mengajaknya ke bawah pancuran shower. Mereka kembali menyalurkan hasratnya di bawah guyuran air. Pasangan pengantin itu bercinta untuk yang kedua kalinya di pagi itu setelah sah menjadi suami istri.

Setelah selesai menuntaskan hasratnya, pasangan pengantin itu segera membersihkan dirinya. Baron menggendong sang istri setelah selesai mandi.

Dengan dibalut handuk berwarna putih, wanita cantik itu bergelayut manja pada suami tercinta. Lelaki yang terlihat lebih segar setelah dua kali sarapan serabi hangat milik sang istri menurunkan istrinya di ruang ganti.

Mereka memakai pakaian bersama tanpa ada rasa malu lagi. Setelah selesai berpakaian pasangan pengantin baru itu keluar dari kamarnya sembari bergandengan tangan.

"Ayah ... Ibu ...." Merry berlari ke arah Ibu dan ayahnya yang baru keluar dari kamar saat anak kecil itu hendak masuk ke kamarnya yang bersebelahan dengan kamar orang tuanya.

Baron berjongkok di depan Merry untuk menyejajarkan tingg

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengantin Tuan Haidar   Bab 318. Bangun Di Siang Bolong

    "Bee, kamu beneran nggak ikut berlibur barang Mami dan keluarga Baron?" tanya Haidar pada sang istri yang sedang menyusui anaknya.Andin menggelengkan kepalanya. "Nggak," jawabnya, "Kasihan anak-anak, nanti kecapean."Haidar menangkup wajah istrinya, lalu berkata, "Kamu memang ibu terbaik untuk anak-anak kita," ucap Haidar penuh rasa syukur mempunyai istri seperti Andin.Walau usianya terpaut jauh dengannya, tapi istri seksinya itu mampu mengimbangi pemikirannya yang terkadang berpikiran sangat kolot."Nanti aja berliburnya kalau si kembar udah gede," sahut Andin, "Kalau dia sakit, 'kan aku juga yang capek," kata wanita seksi itu sembari memasukan kembali sumber ASI-nya karena Gara sudah melepas pucuk sumber ASI yang tandanya dia sudah kenyang."Boo, siapa yang akan membantu kerjaan kamu kalau Baron nggak ada?" tanya Andin sembari menimang bayinya agar malaikat kecilnya tidur kembali."Tenang aja, Bee! Aku bisa menangani semuanya. Untu

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05
  • Pengantin Tuan Haidar   Bab 319. Sumur Keramat ( khusus 21+ )

    "Bee, Haidar memanggil Andin sembari menggoyangkan pahanya, tapi sang istri tidak terusik dengan kelakuan suaminya.Laki-laki itu kembali meraba sumur keramat milik istrinya. Andin kembali mendesah dengan mata yang masih terpejam."Kenapa dia menikmatinya, tapi nggak bangun? Kalau orang lain yang melakukannya apa dia juga akan terus menikmati permainan orang yang dia sendiri nggak tahu suaminya atau bukan?" gumam Haidar sembari terus mengelus sumur itu."Aku tahu kamu suamiku," sahut Andin dengan suara parau, "Aku ngantuk banget," lanjutnya tanpa membuka mata."Ya udah kita lanjut nanti malam aja ya," ujar Haidar, "Tapi, sumur kamu udah rembes," lanjut Haidar sembari terkekeh."Lanjut aja, Boo!" titah Andin sembari membuka kakinya lebar-lebar. "Aku udah hareudang, sok lah di geber!" ujar ibu menyusui itu yang membuat Haidar tertawa pelan sembari cubit bibir sumur keramat itu.Haidar pun melanjutkan aksinya. Ia melorotkan segitiga merah milik

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-06
  • Pengantin Tuan Haidar   Bab 320. Lahar Cinta ( khusus 21+ )

    "Haidar ... ini nikmat. Aar ...." Akhirnya keduanya mencapai puncak kenikmatan secara bersamaan.Semburan benih cinta Haidar memenuhi rongga rahim istrinya. Laki-laki tampan itu merebahkan tubuhnya di samping tubuh sang istri saat si jagoan sudah menyusut dan keluar dari lubang keramat wanita cantik yang sudah bermandikan keringat sama seperti dirinya.Andin bangun dari tidurnya, lalu duduk di atas si jagoan yang sudah kelelahan. "Kamu luar biasa Haidar. Lelakiku yang perkasa, terima kasih sudah memberikan kenikmatan ini." Andin mendekatkan bibirnya pada bibir sang suami, lalu ciuman hangat itu terjadi sebagai penutup kenikmatan di siang bolong.Sang jagoan kembali terbangun saat Andin menggesek miliknya di benda tumpul itu. Wanita itu bangun dari tubuh sang suami, lalu mencium kepala si jagoan dan mengelusnya dengan lembut."Kamu tidur lagi aja! Istirahat dulu ya!" Andin berbicara pada peliharaan suaminya dengan lembut.Wanita seksi itu turun dari

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-06
  • Pengantin Tuan Haidar   Bab 321. Lelaki Perkasa

    Haidar segera membopong sang istri setelah mencabut jagoannya dari lubang keramat. Wanita cantik itu melingkarkan tangannya di leher sang suami."Berondong alotku sangat perkasa. Aku menyukai setiap permainanmu. Kamu selalu membuatku bahagia lahir batin, Haidar Mannaf." Andin mengecup bibir suaminya sekilas."Bee, apa kamu nggak capek?" tanya Haidar yang dijawab dengan gelengan kepala oleh wanita seksi itu. "Bagaimana kalau kita melakukannya lagi?" goda Haidar pada sang istri."Bibir keramatku udah bengkak Boo, udah pada lecet kali," balas Andin sembari mengerucutkan bibirnya. "Kalau tidak perih sih ayo aja," ucapnya sembari terkekeh."Kamu emang bener-bener gila bidadari mesumku. Aku sangat mencintaimu, sangat dan sangat. Cintaku semakin besar kepada wanita seksi ini. Kamu benar-benar seksi, aku meminta sesuatu padamu. Jangan menurunkan berat badan, aku sangat menyukai tubuh seksimu ini." Haidar melumat bibir istrinya dengan lama.Haidar menurunka

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-06
  • Pengantin Tuan Haidar   Bab 322. Kepo Atau Cinta

    "Sudah selesai, Bee." Haidar mematikan pengering rambut istrinya dan kembali menyimpannya di laci meja rias."Terima kasih, Boo." Andin bangun dari duduknya, lalu mencium pipi suaminya dengan mesra. "Ayo kita makan!" ajak Andin pada suaminya.Haidar menganggukkan kepalanya, lalu menggandeng lengan wanita seksi itu.Sebelum keluar dari kamar itu, mereka menghampiri ranjang bayi untuk melihat kedua anak mereka."Loh ternyata anak Mommy udah bangun," ucap Andin pada bayi Bara yang sudah membuka matanya. "Kalian pintar banget."Begitu pun dengan bayi Gara, matanya sudah terbuka, tapi kedua anak itu tidak menangis sama sekali."Mereka benar-benar anak yang pengertian. Walaupun sudah terbangun, tapi tidak menangis." Haidar mengambil bayi Gara dalam ranjangnya. Lalu, menimang anak itu dengan penuh kasih sayang."Boo, makannya nanti ya, aku mau menyusui mereka dulu." Andin membawa bayi Bara ke tempat tidurnya, kemudian menyusui anak laki-laki

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-06
  • Pengantin Tuan Haidar   Bab 323. Kehendak Tuhan

    "Kalau Mbak Tari tahu Baron menyelidiki masa lalunya, kira-kira dia marah nggak ya sama suaminya?" tanya Andin pada Haidar. Kini Andin dan Haidar sedang bersantai di taman samping rumah. Mereka duduk santai sambil minum kopi di pendopo dekat kolam ikan. "Aku nggak tahu," jawab Haidar sembari mengedikkan bahunya. "Mudah-mudahan mereka bisa menerima satu sama lain, bukan karena patuh pada perintahku saja." Haidar mengambil cangkir kopi yang ada di hadapannya. Lalu, menyeruput minuman yang masih mengepulkan asap. "Kamu sih ngelamar orang kayak beli gorengan." Andin memukul lengan kekar suaminya. "Kalau mereka menerimanya cuma karena takut dipecat, gimana?" "Aww ... panas, Bee." Akibat ulah istrinya, kopi yang masih mengepulkan asap yang sedang diseruput laki-laki tampan itu tumpah mengenai mulut hingga bajunya. Andin malah menertawakan suaminya. "Maaf, Boo. Abisnya aku emosi kalau inget kelakuan kamu." Wanit

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-07
  • Pengantin Tuan Haidar   Bab 324. Pasti Kamu Lagi Hamil

    Andin menarik lengannya yang sedang dicium oleh Haidar. "Siapa yang hamil?""Kalau nggak hamil kenapa kamu makan rujak mangga muda?" tanya Haidar yang berkali-kali menelan air liurnya saat aroma mangga muda itu menusuk penciumannya."Emangnya orang hamil aja yang boleh makan rujak mangga?" Andin mengambil potongan mangga muda dan memasukkannya ke dalam mulut setelah dicocol terlebih dulu ke sambal rujak."Ini pasti kamu lagi hamil," tebak Haidar, "Buktinya tadi kamu nganu sampai berkali-kali masih kurang aja, biasanya kamu nggak mau kalau aku minta nganu lagi.""Apa hubungannya nganu makan rujak sama hamil?" tanya Andin sembari menikmati rujak buah mangga muda."Ya ada lah, Bee," sahut Haidar dengan cepat, "Kamu bisa hamil karena aku yang anu-anuin, udah hamil kamu jadi pengin makan rujak terus," jelas Haidar.Laki-laki tampan itu tergoda juga dengan rujak buah yang dinikmati istrinya. Akhirnya ia mengambil satu irisan mangga muda, lal

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-07
  • Pengantin Tuan Haidar   Bab 325. Senjata Makan Tuan

    Haidar mendekatkan bibirnya pada bibir sang istri. Lalu, ia melumatnya dengan penuh hasrat. Sebenarnya Andin sudah tahu maksud suaminya sejak tadi.'Aku nggak akan melepas ciuman ini sampai bibirmu kepanasan,' batin Andin sembari menyesapi bibir suaminya.Ia sengaja menghisap bibir suaminya dengan penuh hasrat. Wanita cantik itu malah menikmati ciuman bibir pedas sang suami, tapi tidak dengan laki-laki itu.Bibir Haidar sudah merasa kepanasan karena sambal rujak yang sengaja ia oles ke bibirnya dengan maksud mengerjai sang istri supaya bibir wanita seksi itu kepanasan, tapi yang terjadi sebaliknya.Haidar lah yang kepanasan. Bibirnya terlihat merah dan bengkak karena kepedasan ditambah dengan lumatan dan hisapan istrinya yang membuat bibir laki-laki itu memerah dan sedikit bengkak.Laki-laki itu lupa kalau bidadari mesumnya pencinta makanan pedas. Haidar melepas ciuman pedas itu dengan paksa hingga bibir yang sedang digigit Andin mengeluarkan

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-08

Bab terbaru

  • Pengantin Tuan Haidar   PENGUMUMAN

    Terima kasih untuk kakak-kakak cantik dan kakak-kakak ganteng yang sudah mendukung novel saya ini. Tak terasa ternyata Haidar sudah menemani kalian selama setahun. Ceritanya memang belum selesai, masih ada kelanjutannya. Bagaimana kehidupan rumah tangga Gara dan Jennie setelah mamanya tahu, dan apakah mereka bisa mempertahankan pernikahannya di saat orang-orang yang membencinya berusaha untuk memisahkan mereka. Kisah si CEO bucin akan dilanjut di buku baru ya, khusus Gara dan Jennie. Novel ini sudah terlalu panjang, takut kalian mual lihat bab yang udah ratusan, hehehe .... Pemenang GA akan diumumkan di sosmed saya, i*, efbe, w*, kalau barangnya sudah datang, wkwwkk. Silakan follow i* @nyi.ratu_gesrek, atau bisa gabung di grup w*. Penilaian akan berlangsung sampai barang datang. Terima kasih banyak kakak-kakak sekalian. Mohon maaf jika cerita saya kurang memuaskan dan membuat kakak-kakak sekalian jengkel. Saya akan terus berusaha m

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 157. I Love You, Biggie ( end )

    “Dia istri saya, kamu telah menghin orang yang saya cintai.”Jennie menatap suaminya sambil tersenyum. Ia senang mendengar Gara mengakui perasaannya di depan orang lain.“Maafkan saya, Tuan. Saya tidak tahu kalau Jennie … maksudnya saya tidak tahu kalau Nona Jennie istri anda.”Sekretaris cantik terus memohon minta ampun sambil berlinang air mata, namun Gara sudah terlanjur sakit hati.“Kalau dia bukan istri saya, apa kamu berhak menghina sesama kaummu seperti itu?”“Maafkan saya, Tuan, tolong jangan pecat saya!”“Saya tidak mau mempekerjakan orang-orang berhati busuk sepertimu.”“Sayang, berilah dia kesempatan sekali lagi, mungkin kalau aku ada di posisi dia, aku akan lebih parah dari itu.”Jennie merasa bersalah kepada sekretaris suaminya karena dirinyalah, wanita itu dipecat.“Saya tahu. Tapi, saya tidak suka melihat orang yang telah

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 156. Kamu Saya Pecat!

    “Hati-hati, Bos!”“Saya sudah jatuh, Biggie!" kesal Gara.“Ya udah ayo bangun!” Jennie membantu Gara yang tersungkur karena terkejut melihatnya masih bekerja sebagai office girl di kantornya sendiri.“Kenapa kamu ada di sini?” tanya Gara setelah bangun dan berdiri.“Aku kan masih kerja di sini, Bos,” jawab Jennie sambil tersenyum.“Tidak perlu kerja lagi, kamu tunggu saya pulang kerja saja di rumah!”“Aku bosan di rumah terus.”“Kamu bisa jalan-jalan atau belanja bersama Anisa atau Mommy. Kamu cari kegiatan lain, tapi jangan bekerja di sini!”“Kenapa? Kamu malu kalau sampai orang lain tahu kalau istri dari CEO Mannaf Group ternyata hanya seorang office girl?”“Bukan itu maksudnya. Saya hanya tidak ingin kamu kerja lagi. Kamu istirahat saja ya, biar saya yang mencari uang untuk kamu.”“Kontr

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 155. Ambyar

    "Bukan apa-apa," jawab Jennie sambil berjalan keluar dari kamar."Biggie, saya yakin ada yang kamu sembunyikan.""Nggak ada. Besok kamu udah mulai kerja lagi, pasti pulangnya malam dan capek 'kan? Mana mungkin kita bisa bercanda seperti tadi lagi.""Saya akan meluangkan banyak waktu untukmu. Kamu tenang saja, kali ini saya tidak akan pulang malam."Jennie menghentikan langkah kakinya, lalu berbalik menghadap Gara."Jangan kayak gitu. Lakukanlah kegiatanmu seperti sebelumnya. Aku nggak mau menjadi pengganggumu, lagian kita 'kan bisa menghabiskan waktu seharian di akhir pekan."Gara tersenyum menanggapi ucapan istrinya. "Saya bersyukur mempunyai istri sepertimu."Pria yang memakai kaus berwarna putih dengan dipadukan celana panjang berwarna krem menggenggam tangan istrinya, lalu melanjutkan langkahnya menuju ruang makan.Mereka makan sambil suap-suapan yang membuat seisi rumah itu berbahagia melihat Tuan dan nona mudanya be

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 154. Permainan Pengantin Baru

    Jennie juga melakukan hal yang sama seperti suaminya. “Aku juga mencintaimu.”Kedua pasangan pengantin baru itu sedang berbahagia. Mereka menghabiskan waktu di dalam kamar dengan bermain kertas gunting batu. Yang kalah akan menuruti perintah yang menang.“Kamu kalah suamiku,” kata Jennie sambil tertawa.“Apa yang harus saya lakukan?”“Buatkan aku jus jeruk!” titah Jennie.“Baiklah, saya akan melakuknanya.”“Tapi haus kamu yang membutanya, jangan menyuruh Bibi.”“Iya ….” Gara turun dari tempat tidur, lalu pergi ke dapur untuk membuatkan minuman sang istri.“Kapan lagi memerintah CEO,” kata Jennie sambil tertawa setelah suaminya keluar dari kamar. “Belum tentu aku bisa bersamanya terus,” lanjutnya dengan pelan. “Aku takut Mama tahu pernikahan ini?”Beberapa menit kemudian sang suami masuk den

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 153. Benci

    Gara bangun dan berdiri. "Saya mau pakai baju dulu."Laki-laki tampan itu buru-buru masuk ke dalam kamar mandi.Jennie bangun dan terduduk sambil memerhatikan suaminya. "Katanya mau pakai baju, tapi kenapa malah masuk lagi ke dalam kamar mandi?" gumamnya."Kenapa adik saya bangun hanya karena saya menindihnya?" gumam Gara saat berada di bawah pancuran air. Berharap sang adik tenang dan kembali tertidur. "Kalau Biggie tahu, ini sangat memalukan."Setelah beberapa menit Gara keluar dari kamar mandi dan langsung pergi ke ruang ganti. Laki-laki itu menghampiri istrinya setelah berpakaian."Lehermu tidak apa-apa 'kan?" Gara duduk di samping istrinya . "Maafkan saya ya!"Jennie memiringkan duduknya menghadap sang suami. "Gara, apa kamu sadar saat tadi kamu bilang kalau kamu mencintai saya?"Bukannya menjawab laki-laki tampan itu malah menyentil kening istrinya dengan keras."Sakit, Garangan!" Jennie mengusap-usap keningnya samb

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 152. Pengakuan Gara

    "Apa kamu mencoba menukar keperawananku dengan motor ini?"“Kamu itu istri saya, kenapa kamu berbicara seperti itu kepada suamimu?”Gara tersinggung dengan ucapan istrinya karena dia menyiapkan motor itu setelah resmi menjadi suami Jennie.Ia hanya ingin memfasilitasi istrinya supaya wanita yang telah sah menjadi pendamping hidupnya itu bisa aman berkendara dengan motor barunya karena motor lamanya sudah tidak layak pakai."Bukannya kamu bilang nggak mau melakukannya kalau aku belum siap? Kalau ngomong tuh jangan asal keluar terus dilupain, kayak kentut aja.”Gara menatap istrinya dengan tatapan tajam, lalu pergi meninggalkan wanita itu. Ia kembali ke kamar dan langsung berendam air hangat untuk melemaskan otot-ototnya.“Kenapa saya selalu lupa dengan apa yang saya ucapkan padanya. Saya pasti terlihat seperti laki-laki bodoh yang plin plan,” ucapnya sambil menengadahkan kepalanya dengan tangan bersandar pa

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 151. Motor Butut

    "Bukannya kamu rindu dengan keluargamu," sahut Gara sambil berjalan menghampiri istrinya."Mereka ada di mana?" tanya Jennie tanpa mengalihkan pandangannya pada layar ponsel. Ia tersenyum bahagia saat melihat adik satu-satunya."Di rumah keluarga barunya. Ibu kamu sudah menikah lagi dan mereka hidup bahagia bersama adikmu.""Kenapa Mama nggak bilang sama aku kalau mau menikah? Kenapa Mama melupakanku?"Gara mencengkram dagu istrinya dengan lembut. "Hey, Cantik! Apa kamu memberitahu ibumu kalau kamu sudah menikah dengan saya?""Benar juga," sahutnya. "Tapi, aku punya alasan sendiri kenapa nggak bilang sama Mama." Jennie menepis tangan suaminya."Ibu kamu juga punya alasan sendiri.""Kamu tahu dari mana?""Jangan lupakan siapa suamimu ini?""Maaf, aku lupa soal itu," jawabnya sambil melirik dengan sinis suaminya."Jangan bersedih!" Gara membelai lembut rambut sang istri yang tergerai indah."Kenapa dia

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 150. Sebuah Rekaman

    “Ya saya ingin merekam suara kamu,” jawab Gara pelan sambil tersenyum.“Sejak tadi kamu udah denger ‘kan, apa yang aku katakan?” tukas Jennie yang dijawab dengan anggukkan kepala oleh suaminya. “Kamu memang menyebalkan Gara.”Jennie menggelengkan kepala sambil menggeser duduknya membelakangi sang suami. “Kena kutukan apa aku ini? Bisa-bisanya jatuh cinta kepada laki-laki seperti dia. Laki-laki narsis, dingin, angkuh, dan sangat menyebalkan."“Salah saya apa? Saya hanya ingin merekam suara kamu, itu aja. Saya ingin menyimpannya sebagai pengingat kalau saya sedang merindukanmu.”Jennie menoleh pada suaminya, lalu berkata, “Salah kamu apa? Astaga, ini CEO punya otak apa nggak sih? Tensi darahku bisa naik ini." Jennie menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan. "Aku harus tetap menjaga kewarasanku," ucapnya sambil mengipasi wajah menggunakan telapak tangan."Biggie, saya ha

DMCA.com Protection Status