Beranda / Romansa / Pengantin Tuan Haidar / Bab 301. Bidadari Mesumku Marah

Share

Bab 301. Bidadari Mesumku Marah

Penulis: Nyi Ratu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-27 20:48:02

"Bee." Haidar membelai rambut istrinya dengan lembut. "Besok aja ya jalan-jalan ke Mall-nya, kita ajak Bara sama Gara. Mereka belum pernah kita ajak jalan-jalan." Haidar membujuk istrinya supaya wanita cantik itu tidak merajuk lagi.

Bukannya ia tidak mau mengajak istri cantiknya jalan-jalan, tapi laki-laki yang sudah mempunyai dua anak itu ingin mengajak kedua anaknya jalan-jalan bersama. Namun, Andin berpikir kalau sang suami malu mempunyai istri sepertinya.

"Nggak mau!" jawab Andin dengan ketus. "Kamu nggak mau aku ajak ke Mall karena malu 'kan bawa istrimu yang kayak gajah bengkak ini," tukas Andin pada suaminya tanpa menoleh pada sang suami yang sedang mengelus rambutnya.

"Aku nggak malu, malah aku bangga punya istri cantik kayak kamu, Bee. Kamu nggak kayak gajah bengkak, tapi kamu seksi. Wanita paling seksi yang selalu ada di hatiku dan selamanya akan ada di sini" Haidar menunjuk dadanya dengan jari telunjuk yang tak mungkin juga sang istri melihatnya karen

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Eva Syifa
cuekin & tinggalin aja haidarnya din ...biar dia mikir
goodnovel comment avatar
Eva Syifa
ga malu punya istri gemuk tapi lihat body & payu dara teman nya andin sampai ga berkedip mata nya haidar
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pengantin Tuan Haidar   Bab 302. Benjolan Yang Cukup Besar

    "Aww ...." Haidar mengaduh sembari mengusap-usap keningnya yang terbentur tiang pintu."Tuan tidak apa-apa?" tanya Bi Susi kepada majikannya. "Maaf, saya terlambat memberitahukan kalau Tuan melangkah di jalan yang salah.""Tidak apa, Bi. Sekarang tolong ambilkan kompres, sepertinya kening saya benjol," titah Haidar pada pelayannya sembari memutar kenop pintu dan mendorongnya perlahan.Laki-laki itu berjalan sempoyongan sembari memegangi keningnya yang sudah terasa membengkak. Ia hampir saja terjatuh karena merasa pusing dan pendangannya sedikit kabur.Akhirnya ia sampai di pinggiran tempat tidur dan segera menjatuhkan dirinya di kasur empuk itu. "Kepalaku terasa berputar." Haidar memejamkan mata untuk mengurangi rasa pusingnya.Wanita cantik yang sedang marah pada suaminya itu tidak tahu kalau sang suami sedang kesakitan. Ia pergi ke dapur untuk mencari salah satu pelayannya."Bi, itu kompres untuk siapa?" tanya Andin pada Bi Sus

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-28
  • Pengantin Tuan Haidar   Bab 303. Sudah Mengeras

    Haidar membuka matanya karena keningnya terasa sakit saat kain berisi es batu itu mengenai benjolannya.Haidar menyipitkan mata untuk memperjelas penglihatannya. Ia masih merasa sedikit pusing saat membuka mata. "Bee.""Apa?" jawab Andin dengan ketus sembari menempelkan kembali es batu gang dibungkus kain tipis itu di kening suaminya yang benjol."Pelan-pelan, Bee! Ini sakit sekali," balas Haidar sembari memegang tangan sang istri supaya wanita cantik itu tidak menekannya terlalu kuat."Iya, jawab Andin sembari terus mengompres.Haidar kembali memejamkan matanya. Walau sakit, ia akan menahannya supaya sang istri terus merawatnya.'Benjol membawa berkah,' ucap Haidar dalam hatinya sembari menahan senyum.Walau terasa sangat sakit, ia merasa bersyukur karena istrinya masih peduli padanya walau masih marah."Boo, kamu ganti pakaian dulu sana!" Andin menyuruh suaminya untuk mengganti pakaian kerjanya yang masih melekat di tub

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-28
  • Pengantin Tuan Haidar   Bab 304. Memijat Sang Suami

    "Pake bajumu sendiri!" titah Andin pada Haidar. Lalu, ibu dua anak itu meninggalkan suaminya dalam keadaan polos tanpa benang sehelai pun di tubuh laki-laki tegap itu.Wanita dengan tubuh yang semok berjalan dengan cepat, membuat bempernya bergetar yang membuat Haidar menggelengkan kepala sembari tersenyum melihat tubuh sang istri dari belakang."Bidadari mesumku semok bener," ucapnya sembari terkekeh.Laki-laki tegap itu dengan cepat memakai pakaian yang sudah disiapkan oleh sang istri. Setelah berpakaian ia kembali merebahkan tubuhnya karena kepalanya masih sedikit pusing.Setelah menyusui kedua putranya, Andin kembali ke dalam kamar. Ia berjalan dengan pelan, lalu naik ke tempat tidur dan mengoleskan salep di kening sang suami yang benjol."Selamat malam, Boo," ucap Andin setelah mencium kening sang suami dengan mesra. Lalu, merebahkan tubuhnya di samping laki-laki bertubuh tegap itu."Selamat malam juga, Bee," sahut Haidar dengan p

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-29
  • Pengantin Tuan Haidar   Bab 305. Hari Pernikahan Baron Dan Tari

    Beberapa hari kemudian, tiba saatnya hari pernikahan Baron dan Tari setelah sebelumnya hari lamaran kedua anak manusia itu. "Bee, kamu sangat cantik," puji Haidar pada sang istri yang memakai kebaya berseragam dengan keluarganya. Dengan sanggul modern yang terlihat sederhana, wanita yang sudah mempunyai dua anak itu terlihat sangat cantik dan anggun. "Syukurlah baju ini masih pas di badanku, sepertinya berat badanku sedikit menyusut," kata Andin sembari berlenggak-lenggok di depan cermin, "Walau cuma turun satu kilogram aja," ucapnya sembari tertawa geli. Haidar terkekeh mendengar ocehan istrinya, lalu melingkarkan tangannya di pinggang sang istri, menempelkan dagunya di bahu wanita yang sudah terlihat sangat cantik itu. "Bagaimanapun bentuk tubuhmu, bidadari mesumku ini selalu cantik dan menggairahkan," bisik Haidar di telinga wanita berkebaya itu. Andin segera melepas tangan sang suami yang melingkar di pinggangnya. Ia khawatir laki-la

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-29
  • Pengantin Tuan Haidar   Bab 306. Jangan Langsung Ngegas, Om

    Waktu akad nikah telah tiba. Baron sudah duduk di hadapan penghulu sambil menjabat tangan Pak Deni, adik kandung dari almarhum ayah Tari, yang akan menjadi wali nikah.Ijab kabul pun berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan apa pun. Sorak sorai kegembiraan menggema di ruangan itu setelah doa dipanjatkan untuk kebahagiaan kedua mempelai.Laki-laki tampan yang memakai setelan jas berwarna hitam itu terpesona melihat pengantinnya datang menghampiri di dampingi Andin dan Merry, anak Tari bersama kekasihnya dulu.'Istriku sangat cantik,' ucap Baron dalam hati sembari tersenyum menyambut pengantinnya."Assalamualaikum, Suamiku," ucap Tari sembari mencium tangan laki-laki yang baru saja sah menjadi suaminya."Wa'alaikum salam, Istriku," balas Baron sembari tersenyum. Lalu, mengecup kening istrinya dengan mesra.Setelah acara akad nikah selesai, kini para tamu bergantian mengucapkan selamat kepada kedua mempelai.Acara berjalan dengan lancar

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-30
  • Pengantin Tuan Haidar   Bab 307. Kita Sudah Menjadi Satu

    "Ibu, aku udah ngantuk," ucap Merry sembari menutup mulutnya karena menguap.Baron berjongkok, lalu menggendong putrinya. "Anak Ayah udah ngantuk?" tanya Baron kepada putrinya.Merry menganggukkan kepalanya dan berkata, "Iya, Ayah.""Baiklah ayo kita tidur." Baron melangkahkan kakinya menapaki anak tangga, di susul dengan Tari yang masih menggunakan pakaian pengantin berjalan sangat pelan dibantu oleh Bu Rumi."Kamu mau tidur di mana, Nak?" tanya Baron kepada putrinya."Aku mau tidur di kamarku saja, nggak mau di tempat lain," jawab Merry, "Kamarku sangat bagus, aku sangat menyukainya. Akhirnya aku bisa memiliki barang-barang seperti teman-temanku. Terima kasih, Ayah." Merry mencium pipi ayahnya berulang kali."Sama-sama, Nak," jawab Baron sembari mencubit hidung putrinya. "Apa pun akan Ayah berikan untuk kebahagiaan putri cantik ini.""Biar aku yang buka, Ayah." Merry memutar kenop pintu kamar, lalu mendorongnya dengan pelan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-30
  • Pengantin Tuan Haidar   Bab 308. Kamu Istri Terbaik

    "Bimbing aku supaya bisa menjadi istri yang baik untukmu, Suamiku," ucap Tari sembari menundukkan kepalanya.Baron memegangi dagu istrinya dengan lembut, lalu tersenyum pada wanita cantik itu. "Kamu istri terbaik, saya sangat beruntung memiliki wanita hebat sepertimu."Laki-laki tampan itu memegangi bahu istrinya, lalu menyuruh istrinya duduk di kursi depan meja rias. "Kamu duduk manis di sini, biar saya yang membuka sigernya."Tari mengangguk sembari tersenyum. Ia menuruti apa yang dikatakan suaminya. Wanita cantik itu memerhatikan suaminya dari cermin.Laki-laki angkuh yang berkarisma itu dengan telaten membuka sanggul sang istri sampai rambut panjang itu terurai kembali, walau masih acak-acakan."Sekarang kamu mandi sana! Supaya badanmu terasa lebih segar. Kalau mau berendam, jangan terlalu lama, ini sudah malam, takutnya kamu masuk angin." Baron membelai rambut sang istri yang masih berantakan bekas sanggul. "Saya mandi di kamar sebelah

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-01
  • Pengantin Tuan Haidar   Bab 309. Lingerie Hitam

    Tari keluar dari kamar mandi setelah sang suami menaruh ponselnya di atas nakas. Tari tidak ingin suaminya merasa malu karena terpergok sedang menciumi layar ponsel.Wanita cantik itu keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang membungkus tubuh seksinya dari dada hingga setengah paha. Dan handuk kecil yang membungkus rambutnya yang masih basah.Ia berjalan dengan sangat perlahan menuju ruang ganti sembari menundukkan pandangannya. Tangannya dengan erat memegangi lilitan handuk di dadanya.Baron tersenyum sembari menggelengkan kepala melihat sang istri yang berjalan sambil mengendap-endap."Istriku sangat cantik dan seksi," gumam Baron dengan sangat pelan setelah istrinya masuk ke dalam ruang ganti.Sudah beberapa menit berlalu, tapi sang istri belum keluar juga dari dalam ruangan itu. Baron kembali melirik jam dinding di kamarnya.Dua puluh menit sudah istrinya berada di dalam ruang ganti, tapi belum keluar juga yang membuat

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-01

Bab terbaru

  • Pengantin Tuan Haidar   PENGUMUMAN

    Terima kasih untuk kakak-kakak cantik dan kakak-kakak ganteng yang sudah mendukung novel saya ini. Tak terasa ternyata Haidar sudah menemani kalian selama setahun. Ceritanya memang belum selesai, masih ada kelanjutannya. Bagaimana kehidupan rumah tangga Gara dan Jennie setelah mamanya tahu, dan apakah mereka bisa mempertahankan pernikahannya di saat orang-orang yang membencinya berusaha untuk memisahkan mereka. Kisah si CEO bucin akan dilanjut di buku baru ya, khusus Gara dan Jennie. Novel ini sudah terlalu panjang, takut kalian mual lihat bab yang udah ratusan, hehehe .... Pemenang GA akan diumumkan di sosmed saya, i*, efbe, w*, kalau barangnya sudah datang, wkwwkk. Silakan follow i* @nyi.ratu_gesrek, atau bisa gabung di grup w*. Penilaian akan berlangsung sampai barang datang. Terima kasih banyak kakak-kakak sekalian. Mohon maaf jika cerita saya kurang memuaskan dan membuat kakak-kakak sekalian jengkel. Saya akan terus berusaha m

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 157. I Love You, Biggie ( end )

    “Dia istri saya, kamu telah menghin orang yang saya cintai.”Jennie menatap suaminya sambil tersenyum. Ia senang mendengar Gara mengakui perasaannya di depan orang lain.“Maafkan saya, Tuan. Saya tidak tahu kalau Jennie … maksudnya saya tidak tahu kalau Nona Jennie istri anda.”Sekretaris cantik terus memohon minta ampun sambil berlinang air mata, namun Gara sudah terlanjur sakit hati.“Kalau dia bukan istri saya, apa kamu berhak menghina sesama kaummu seperti itu?”“Maafkan saya, Tuan, tolong jangan pecat saya!”“Saya tidak mau mempekerjakan orang-orang berhati busuk sepertimu.”“Sayang, berilah dia kesempatan sekali lagi, mungkin kalau aku ada di posisi dia, aku akan lebih parah dari itu.”Jennie merasa bersalah kepada sekretaris suaminya karena dirinyalah, wanita itu dipecat.“Saya tahu. Tapi, saya tidak suka melihat orang yang telah

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 156. Kamu Saya Pecat!

    “Hati-hati, Bos!”“Saya sudah jatuh, Biggie!" kesal Gara.“Ya udah ayo bangun!” Jennie membantu Gara yang tersungkur karena terkejut melihatnya masih bekerja sebagai office girl di kantornya sendiri.“Kenapa kamu ada di sini?” tanya Gara setelah bangun dan berdiri.“Aku kan masih kerja di sini, Bos,” jawab Jennie sambil tersenyum.“Tidak perlu kerja lagi, kamu tunggu saya pulang kerja saja di rumah!”“Aku bosan di rumah terus.”“Kamu bisa jalan-jalan atau belanja bersama Anisa atau Mommy. Kamu cari kegiatan lain, tapi jangan bekerja di sini!”“Kenapa? Kamu malu kalau sampai orang lain tahu kalau istri dari CEO Mannaf Group ternyata hanya seorang office girl?”“Bukan itu maksudnya. Saya hanya tidak ingin kamu kerja lagi. Kamu istirahat saja ya, biar saya yang mencari uang untuk kamu.”“Kontr

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 155. Ambyar

    "Bukan apa-apa," jawab Jennie sambil berjalan keluar dari kamar."Biggie, saya yakin ada yang kamu sembunyikan.""Nggak ada. Besok kamu udah mulai kerja lagi, pasti pulangnya malam dan capek 'kan? Mana mungkin kita bisa bercanda seperti tadi lagi.""Saya akan meluangkan banyak waktu untukmu. Kamu tenang saja, kali ini saya tidak akan pulang malam."Jennie menghentikan langkah kakinya, lalu berbalik menghadap Gara."Jangan kayak gitu. Lakukanlah kegiatanmu seperti sebelumnya. Aku nggak mau menjadi pengganggumu, lagian kita 'kan bisa menghabiskan waktu seharian di akhir pekan."Gara tersenyum menanggapi ucapan istrinya. "Saya bersyukur mempunyai istri sepertimu."Pria yang memakai kaus berwarna putih dengan dipadukan celana panjang berwarna krem menggenggam tangan istrinya, lalu melanjutkan langkahnya menuju ruang makan.Mereka makan sambil suap-suapan yang membuat seisi rumah itu berbahagia melihat Tuan dan nona mudanya be

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 154. Permainan Pengantin Baru

    Jennie juga melakukan hal yang sama seperti suaminya. “Aku juga mencintaimu.”Kedua pasangan pengantin baru itu sedang berbahagia. Mereka menghabiskan waktu di dalam kamar dengan bermain kertas gunting batu. Yang kalah akan menuruti perintah yang menang.“Kamu kalah suamiku,” kata Jennie sambil tertawa.“Apa yang harus saya lakukan?”“Buatkan aku jus jeruk!” titah Jennie.“Baiklah, saya akan melakuknanya.”“Tapi haus kamu yang membutanya, jangan menyuruh Bibi.”“Iya ….” Gara turun dari tempat tidur, lalu pergi ke dapur untuk membuatkan minuman sang istri.“Kapan lagi memerintah CEO,” kata Jennie sambil tertawa setelah suaminya keluar dari kamar. “Belum tentu aku bisa bersamanya terus,” lanjutnya dengan pelan. “Aku takut Mama tahu pernikahan ini?”Beberapa menit kemudian sang suami masuk den

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 153. Benci

    Gara bangun dan berdiri. "Saya mau pakai baju dulu."Laki-laki tampan itu buru-buru masuk ke dalam kamar mandi.Jennie bangun dan terduduk sambil memerhatikan suaminya. "Katanya mau pakai baju, tapi kenapa malah masuk lagi ke dalam kamar mandi?" gumamnya."Kenapa adik saya bangun hanya karena saya menindihnya?" gumam Gara saat berada di bawah pancuran air. Berharap sang adik tenang dan kembali tertidur. "Kalau Biggie tahu, ini sangat memalukan."Setelah beberapa menit Gara keluar dari kamar mandi dan langsung pergi ke ruang ganti. Laki-laki itu menghampiri istrinya setelah berpakaian."Lehermu tidak apa-apa 'kan?" Gara duduk di samping istrinya . "Maafkan saya ya!"Jennie memiringkan duduknya menghadap sang suami. "Gara, apa kamu sadar saat tadi kamu bilang kalau kamu mencintai saya?"Bukannya menjawab laki-laki tampan itu malah menyentil kening istrinya dengan keras."Sakit, Garangan!" Jennie mengusap-usap keningnya samb

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 152. Pengakuan Gara

    "Apa kamu mencoba menukar keperawananku dengan motor ini?"“Kamu itu istri saya, kenapa kamu berbicara seperti itu kepada suamimu?”Gara tersinggung dengan ucapan istrinya karena dia menyiapkan motor itu setelah resmi menjadi suami Jennie.Ia hanya ingin memfasilitasi istrinya supaya wanita yang telah sah menjadi pendamping hidupnya itu bisa aman berkendara dengan motor barunya karena motor lamanya sudah tidak layak pakai."Bukannya kamu bilang nggak mau melakukannya kalau aku belum siap? Kalau ngomong tuh jangan asal keluar terus dilupain, kayak kentut aja.”Gara menatap istrinya dengan tatapan tajam, lalu pergi meninggalkan wanita itu. Ia kembali ke kamar dan langsung berendam air hangat untuk melemaskan otot-ototnya.“Kenapa saya selalu lupa dengan apa yang saya ucapkan padanya. Saya pasti terlihat seperti laki-laki bodoh yang plin plan,” ucapnya sambil menengadahkan kepalanya dengan tangan bersandar pa

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 151. Motor Butut

    "Bukannya kamu rindu dengan keluargamu," sahut Gara sambil berjalan menghampiri istrinya."Mereka ada di mana?" tanya Jennie tanpa mengalihkan pandangannya pada layar ponsel. Ia tersenyum bahagia saat melihat adik satu-satunya."Di rumah keluarga barunya. Ibu kamu sudah menikah lagi dan mereka hidup bahagia bersama adikmu.""Kenapa Mama nggak bilang sama aku kalau mau menikah? Kenapa Mama melupakanku?"Gara mencengkram dagu istrinya dengan lembut. "Hey, Cantik! Apa kamu memberitahu ibumu kalau kamu sudah menikah dengan saya?""Benar juga," sahutnya. "Tapi, aku punya alasan sendiri kenapa nggak bilang sama Mama." Jennie menepis tangan suaminya."Ibu kamu juga punya alasan sendiri.""Kamu tahu dari mana?""Jangan lupakan siapa suamimu ini?""Maaf, aku lupa soal itu," jawabnya sambil melirik dengan sinis suaminya."Jangan bersedih!" Gara membelai lembut rambut sang istri yang tergerai indah."Kenapa dia

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 150. Sebuah Rekaman

    “Ya saya ingin merekam suara kamu,” jawab Gara pelan sambil tersenyum.“Sejak tadi kamu udah denger ‘kan, apa yang aku katakan?” tukas Jennie yang dijawab dengan anggukkan kepala oleh suaminya. “Kamu memang menyebalkan Gara.”Jennie menggelengkan kepala sambil menggeser duduknya membelakangi sang suami. “Kena kutukan apa aku ini? Bisa-bisanya jatuh cinta kepada laki-laki seperti dia. Laki-laki narsis, dingin, angkuh, dan sangat menyebalkan."“Salah saya apa? Saya hanya ingin merekam suara kamu, itu aja. Saya ingin menyimpannya sebagai pengingat kalau saya sedang merindukanmu.”Jennie menoleh pada suaminya, lalu berkata, “Salah kamu apa? Astaga, ini CEO punya otak apa nggak sih? Tensi darahku bisa naik ini." Jennie menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan. "Aku harus tetap menjaga kewarasanku," ucapnya sambil mengipasi wajah menggunakan telapak tangan."Biggie, saya ha

DMCA.com Protection Status