'Bersyukurlah punya suami macam es balok! Walau nggak ada kata-kata romantis yang keluar dari mulutnya, tapi wajahnya sudah terlihat romantis,' ucap Tari dalam hatinya sembari tersenyum.
"Sayang, kenapa kamu tersenyum? Katanya kamu kedinginan? Saya sudah panik, takut kamu kenapa-kenapa?" tanya Baron sembari membuka pintu resort tempatnya bermalam.
Tari menggeleng pelan sembari tersenyum. 'Ternyata paniknya si gunung es begini, tetap tenang setenang air di baskom," batin Tari.
Baron membaringkannya di tempat tidur. Namun, wanita cantik itu langsung bangun dan berdiri. Ia hendak masuk ke kamar mandi untuk mengganti pembalutnya. Tapi, laki-laki tampan itu melarangnya.
"Kamu mau ke mana?" Baron memegangi bahu sang istri dengan lembut dan memaksanya untuk duduk di tempat tidur.
"Aku mau ganti pembalut dulu, Bang," jawab Tari dengan pelan. Ia masih merasa malu dengan suaminya jika berbicara masalah kewanitaan.
"Kamu tiduran aja di sini! Kalau kamu
Seminggu telah berlalu, kini Haidar sudah benar-benar pulih. Baron dan Tari juga sudah kembali dari bulan madunya. Keluarga Mami Inggit juga baru pulang dari liburannya bersama keluarga Tari.Pengantin baru itu sudah mulai masuk kerja, kecuali sang istri yang merupakan sekretaris sang CEO di perusahaan yang sama dengan tempatnya bekerja minta libur tambahan karena merasa masih sangat lelah akibat perjalanan jauhnya.Ini adalah hari pertama Haidar dan Baron kembali ke kantor. Setumpuk kerjaan sudah menunggu orang berpengaruh di Perusahaan Mannaf Group.Kedua laki-laki itu berjalan dengan gagahnya. Baron berjalan melewati ruangannya dan terus mengikuti langkah sang tuan untuk ikut bersama tuannya ke ruangan CEO.Haidar menghentikan langkah dan membalikkan badan saat sang asisten terus mengikutinya. "Mau ke mana kamu?" tanya Haidar kepada Baron.Baron juga menghentikan langkah kakinya. "Saya mau ke ruangan Tuan,"jawab Baron dengan sopan."Tidak
Haidar bangun dan berdiri, lalu menghampiri wanita seksi yang membuatnya selalu bersemangat jika melihat senyum bidadari mesumnya itu. "Bee, kenapa nggak bilang dulu kalau mau ke sini? Apa anak-anak udah tidur?" tanya Haidar sembari merangkulkan lengannya di pinggang sang istri. "Aku mau ngasih kejutan untuk suamiku tercinta," jawab Andin, "Kamu pasti belum makan 'kan?" tanya sang istri kepada laki-laki yang terus memeluknya walau ia sudah berusaha melepaskan diri. "Aku sangat terkejut, Bee," sahut Haidar, "Kamu membuatku bersemangat lagi." Haidar malah mengencangkan pelukannya, membuat tubuh sang istri yang berhadapan dengannya semakin menempel. "Boo, lepasin! Aku mau naruh makanan dulu." Andin berusaha membujuk suaminya. Namun, laki-laki gagah itu semakin erat mengunci tubuh sang istri. Saat Haidar hendak mencium bibir Andin, pintu ruang kerjanya terbuka tiba-tiba yang membuat Haidar mengurungkan niatnya. "Maaf, Tuan." Baron la
"Aku nggak akan malu bawa kamu, malah aku bangga," sahut Haidar sembari menangkup wajah istrinya. "Jangan menyiksa diri sendiri, mau kamu gendut atau kurus yang penting bidadariku ini sehat. Aku akan selalu mencintaimu." Haidar mengecup kening sang istri dengan mesra.Andin tersenyum mendengar ucapan manis suaminya. "Aku juga mencintaimu," balas wanita cantik itu. "Aku hanya ingin memberikan yang terbaik untukmu.""Dengarkan ucapanku kalau kamu mencintaiku!" kata Haidar dengan tegas, "Sekarang kamu habiskan makanannya!" Haidar menyuapkan suapan terakhir ke dalam mulut wanita cantik itu.Andin mengunyah makanannya sembari menatap wajah sang suami yang duduk di sampingnya. "Kamu ngebiarin tubuhku gendut biar kelihatan tua ya!" tuduh Andin sembari menunjuk suaminya."Nggak, Bee," elak Haidar, "Aku hanya nggak mau kamu sakit. Kalau mau mengecilkan badan, olahraga yang cukup, perbaiki pola makan! Jangan setiap jam makan," ucapnya sembari tertawa pelan.
Tanpa banyak bicara lagi, Andin kembali mengayunkan langkahnya menuju sofa yang tadi ia duduki.Wanita cantik itu tidak mau berdebat dengan suaminya karena memang mengaku bersalah. Sang suami sudah mewanti-wantinya untuk tidak mengendarai motor saat pergi ke kantornya.Andin duduk kembali di sofa itu, menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa. Ia merasa sangat bosan menunggu. Sesekali melirik sang suami yang sedang fokus pada komputernya.'Aku bosen,' batin Andin sembari memonyongkan bibirnya. Diraihnya tas slempang kecil berwarna hitam yang ada di meja di depannya. Dirogohnya benda pipih yang ada di dalamnya.Ia menggulir layar ponselnya untuk melihat foto-foto si kembar. 'Mommy kangen sama kalian," ucapnya sembari mengusap-usap layar ponsel itu dengan jari telunjuknya.Ibu dua anak itu merebahkan tubuhnya di sofa panjang, ia memejamkan mata sembari mendekap benda pipih yang menampilkan gambar kedua anak kembarnya."Tiduran bentar ah,
Laki-laki tampan itu meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku akibat terlalu lama duduk di depan komputernya. Kemudian ia bangun dari duduknya melangkahkan kaki menuju pintu.Haidar memutar anak kunci lalu menarik daun pintu itu. Sang asisten berdiri di hadapannya saat pintu ruangan CEO terbuka."Ini pakaian Nyonya, Tuan," kata Baron, "Barusan pelayan rumah menitipkan ini kepada saya." Baron memberikan paper bag berwarna cokelat kepada tuannya."Terima kasih." Haidar segera menutup pintu dan mengunci ruang kerjanya setelah menerima paper bag itu.Ia segera masuk ke dalam kamar rahasia yang ada di ruangannya. Sang istri masih tertidur pulas saat Haidar masuk. Bahkan wanita cantik itu tidak terusik sedikit pun saat sang suami melucuti pakaiannya yang basah karena air susu yang keluar.Kini hanya tersisa celana dalam berwarna hitam yang masih menempel, menutupi lahan gundul istrinya. Ia berusaha untuk tidak menatap terlalu lama bukit keci
Mendengar suara sang istri, ia tersadar dari lamunannya. "Aku pikir kamu menikmati sentuhan ini walau nggak tahu siapa yang menyentuhmu.""Boo, aku tahu itu kamu. Aroma tubuhmu sudah melekat di penciumanku. Walaupun orang lain memakai parfum yang sama, tapi aromanya tidak akan sama. Wangi tubuhmu benar-benar memabukkan," ucap Andin sembari terkekeh."Kalau begitu, aku nggak usah pakai parfum aja, supaya aroma tubuhku tidak akan ada yang menyamai," balas Haidar sembari tersenyum."Itu lebih bagus," sahut Andin, "Aku sangat suka aroma ketiakmu. Asem asem sedep," ucap Andin sembari tersenyum.Kemudian wanita cantik itu mendorong tubuh sang suami supaya terbaring. Lalu, ia naik ke atas tubuh kekar itu. "Aku yang akan memuaskanmu," ucapnya sembari mengedipkan sebelah matanya."Baiklah," ucap Haidar yang sudah memasrahkan tubuhnya untuk digarap oleh Bidadari mesum. "Lakukan sesukamu! Aku akan menikmatinya."Haidar melipat kedua tangannya di bawah
Setelah puas dengan gaya enam sembilan ia berpindah posisi lagi. Andin dan Haidar bangun dan terduduk. Wanita cantik itu sudah bersiap hendak duduk di pangkuan sang suami.Si Jagoan sang peliharaan Haidar langsung melesak ke dalam lembah keramat itu seiring dengan tubuh sang istri yang turun perlahan dan mendarat di pangkuan suaminya."Sempurna," ucap Haidar saat jagoannya melesak masuk ke dalam sumur keramat itu."Baru masuk aja udah nikmat," sahut Andin sembari menengadah dan memejamkan matanya. "Gimana kalau aku kasih goyangan sedikit?" Andin menangkup wajah suaminya, lalu mengecup bibir itu dengan mesra."Jangan sedikit! Aku maunya banyak, lama dan cepat," ucap Haidar sembari meremas-remas bongkahan kenyal bemper sang istri."Siap laksanakan, Komandan!" ucap Andin dengan tegas.Ibu dua anak itu mengalungkan tangannya di leher sang suami sebelum ia mengerakkan pinggulnya maju mundur, terkadang berputar-putar seperti orang sedang ngebor.
"Kamu nggak usah diet, Bee," kata Haidar sembari memandang wajah sang istri yang kelelahan. "Setiap hari kamu goyang kayak tadi, pasti lama-lama lemakmu menyusut. Itu cara ampuh untuk membakar lemak," ucap Haidar sembari terkekeh setelah mengecup lahan gundul garapannya.Andin bangun dan terduduk, lalu mengusap wajah sang suami dengan telapak tangannya. "Maunya."Wanita seksi yang masih polos tanpa busana itu turun dari tempat tidur, lalu meraih bajunya yang tercecer di sembarang tempat."Boo, bajuku basah." Andin berbalik menghadap sang suami sembari menunjukkan bajunya yang basah terkena air susunya."Aku tahu," sahut Haidar, "Tuh udah aku siapin pakaian untuk Bidadari mesum," tunjuk Haidar pada paper bag berwarna cokelat yang ada di atas meja.Andin menoleh pada paper bag yang ditunjuk sang suami, lalu berjalan menghampirinya. Ia mengambilnya dan kembali berjalan pada sang suami.Wanita cantik itu kembali naik ke tempat tidur untuk menciu