Beranda / Fantasi / Pengantin Sang Penguasa Kegelapan / Permainan Baru Saja Dimulai

Share

Permainan Baru Saja Dimulai

Penulis: Er_zhi.zhii
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-13 23:12:36
"Tantangannya adalah cium orang di samping kananmu di depan kami."

Mata Emma sontak terbelalak lebar mendengar tantangan yang Joana berikan pada Erland, dia lantas menatap Erland seolah berkata jangan lakukan. Setelah itu dia menunduk menyembunyikan kekhawatirannya. 'Erland jangan terima.' Batinnya, meski mereka saling mencintai namun, dia mendapat firasat buruk.

Dia menoleh menatap Karina yang tanpa dia sadari sedang memasang wajah serius dengan sorot mata tajam. Emma yang melihat itu lantas mengerti dan berkata, "Tidak janga ... emmphh" Kalimatnya terpotong kala Erland tanpa aba-aba langsung menariknya dan menempelkan bibir mereka.

Mata Emma berkaca-kaca melihat Erland yang menutup mata seolah sedang menikmati momen tersebut. 'Emma jangan berlarut dalam kenikmatan ini.' Batinnya memperingatkan dirinya sendiri namun, bibir manis Erland juga tangan hangatnya yang medekap kedua pipinya membuat pikirannya kosong dan lantas membuatnya menutup mata menikmati ciuman hangat pria itu..

Se
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Permainan Yang Rumit

    "Karina! Cepat pergi dari sini."Emma dengan panik langsung mendobrak pintu kamar Karina dengan keras membuat si pemilik kamar terkejut bukan main. Tanpa menjelaskan apapun pada Karina, dia langsung membereskan beberapa pakaian yang disiapkan untuk Karina. "Cepat ikut aku!" Ucap Emma sembari meraih tangan temannya itu dan menariknya keluar kamar."Sebenarnya ada apa Emma?" Tanya Karina yang tidak mengerti mengapa temannya tiba-tiba berperilaku aneh seperti ini. "Emma!" Bentak Karina sembari mengibaskan tangan Emma yang memegang erat tangannya. "Cukup Emma apa maksudmu dengan menyuruhku pergi?""Karina kita sudah tidak punya waktu lagi, aku akan menjelaskannya nanti." Ucap Emma membujuk Karina sembari kemali meraih tangan temannya itu."Emma aku tidak akan pergi dari sini." Ucap Karina sembari menepis tangan Emma."Emma, aku disini untuk membantumu. Aku tidak mengerti kenapa kamu selalu menjauhkanku darimu, apakah menurutmu aku ini seorang pengganggu karena aku selalu mengatakan hal b

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Tepat Sasaran

    "Bukan aku, aku hanya .... "PLAKK!Tamparan keras sukses mendarat di pipi mulus Joana, dia tersungkur ke tanah. Matanya memanas bersamaan dengan pipinya yang mulai terasa panas berpadu perih. Dia menoleh dengan mata berkaca-kaca sembari memegang kirinya yang ditampar oleh Erland."Kurung dia!" Ucap Erland dengan dingin. Kemudian, dia berjalan dengan cepat menghampiri Emma yang tak sadarkan diri dengan posisi berdiri dan kedua tangannya dirantai ke atas. Dengan cepat dia melepaskan rantai yang mengikat Emma itu lalu, menggendongnya untuk dibawa ke kamar.'Berjalan sesuai rencana,' Batin Karina tersenyum licik sembari memberikan tatapan kemenangan pada Joana yang dibawa oleh Nathan untuk dikurung. Setelah itu, dia kembali memasang wajah sedih sembari menatap Emma yang tak sadarkan diri di gendongan Erland.Di sepanjang lorong Karina tersenyum puas telah berhasil mengalahkan Joana dengan menumbalkan Emma. 'Itulah akibatnya jika suka bermain-main denganku.' Batinnya sembari melangkah men

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15
  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Sang Pemenang

    "Jo-Joana? Ka-kamu bukankah kamu sudah di kurung?" Mata Karina terbelalak lebar melihat kedatangan Joana dengan kondisi baik-baik saja, seingatnya kemarin Erland sudah memerintahkan Nathan untuk mengurung wanita itu. Dengan wajah terkejut dia mengalihkan pandangannya menatap Nathan. "Dia hanya bilang untuk mengurungnya tidak menghukumnya." Ucap Nathan santai membalas tatapan Karina. "Lepaskan aku! Aku tidak bersalah!" Teriak Karina sembari berusaha melepaskan diri. PLAKK! Tamparan keras sukses mendarat di pipi Karina dengan mulus, Karina merasakan pipinya memanas dan perih bersamaan. Dia menoleh menatap Joana yang menamparnya dengan memasang sorot mata tajam, "Apa yang kamu lakukan!" Pekiknya tepat di depan wajah Joana. "Sepertinya kamu tidak akan mengaku dengan mudah." Ucap Joana tersenyum miring sembari menatap Karina seolah sedang merendahkannya. "Apa yang harus aku akui? Aku memang tidak bersalah dalam hal ini." Ucap Karina sembari menatap lurus ke arah Joana seolah s

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-16
  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Kedatangan Teman Lama

    *Kastil Darah*"Tuan nona Joana berada di Kastil tua peninggalan Raja John Treisio." Ucap seorang mata-mata melaporkan keberadaan Joana sembari berlutut memberi hormat."Persiapkan segalanya untuk menjemput nona Joana kembali.""Baik Tuan Felix."Felix Josephine seorang pria yang merupakan kakak kandung dari Joana Josephine, kini dia naik tahta setelah kematian kedua orang tuanya. Pria yang mengenakan pakaian bangsawan yang terlihat mewah berwarna merah berpadu dengan warna emas, lengkap dengan mahkota yang menghiasi rambut merahnya. 'Adikku sayang sudah cukup waktumu untuk bermain-main.' Gumam Felix sembari duduk dia atas kursinya.* * * * **Kastil Tua*"Erland!" Panggil Nathan dengan suara serius, dia melangkah menerobos kamar Emma yang tertutup rapat. Kemudian dia membisikan sesuatu yang sukses membuat Erland menyipitkan matanya dengan ekspresi bingung bercampur marah."Emma aku pergi dulu ada urusan mendadak," Ucap Erland sembari menatap Emma dengan serius. Sebelum pergi dia men

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-17
  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Salah Paham

    'Seberapa banyak yang sudah dia dengar?' Setelah mengganti pakaiannya, Erland berjalan dengan langkah cepat menuju kamar Emma. Di kepalanya sudah terbayang kemungkinan terburuk ketika Emma mengetahui identitas aslinya. "Hah ... Emma!" Panggil Erland sesampainya dia di depan pintu kamar Emma."Masuklah." Erland tertegun kala melihat pintu yang terbuka dan Emma yang berbicara menggunakan nada rendah yang terdengar dingin tidak seperti biasanya. Erland melangkah masuk mengekori Emma yang sudah berjalan lebih dulu. "Emma aku bisa menjelaskan semuanya." Ucap Erland dengan panik.Langkahnya terhenti kala melihat Emma berbalik menatapnya dengan tatapan datar, dari tatapan tersebut dia tidak merasakan emosi apapun di dalamnya. "Emma." Panggilnya dengan suara lirih sembari menatap mata Emma dengan sendu."Kamu tidak perlu menjelaskan apapun.""Emma aku minta maaf, aku benar-benar terpaksa." Ucap Erland sembari menunduk."Nathan sudah menjelaskan semuanya."Erland lantas mengangkat kepalanya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-18
  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Perjamuan Purnama

    'Kenapa dia selalu memiliki tugas saat bulan purnama?' Di kepala Emma terus berputar pertanyaan-pertanyaan mengenai hal itu, dia menatap Nathan yang sedang mengatur semua persiapan perjamuan yang akan di selenggarakan oleh Penguasa Kastil. Kini dirinya hanya bisa berdiam diri merasa bosan tanpa kehadiran Erland. Hari ini dia duduk di dapur sembari melihat para pelayan berlalu lalang, dia menyangga dagunya menggunakan tangannya sembari menghela nafas. 'Ini sudah dua hari sejak Erland pergi. Apakah tugasnya kali ini sangat sulit?' Batinnya sembari menatap lantai dengan tatapan kosong. Kemudian dia terpikirkan sesuatu, 'Apa aku tanya saja pada Nathan? Tapi, ah sudahlah percaya saja dengan Erland dia pasti kembali.' Batinnya sembari kembali menghela nafas kasar. Dia bangkit dan hendak pergi keluar dapur. "Kamu mau kemana?" Suara Nathan sontak membuatnya berhenti melangkah, dia menoleh dengan malas dia menjawab, "Aku ingin berkeliling." "Jangan lupa nanti malam datanglah ke perjamuan,

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-19
  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Ruangan Rahasia

    "Ayo aku antar ke kamar dan ganti gaunmu." Erland mengulurkan tangannya sembari tersenyum. Emma dengan senang hati menjabat uluran tangan Erland dan berjalan sembari bergandengan tangan. Di tengah perjalanan Emma tiba-tiba membuka suara dan berkata, "Kamarku terlalu jauh dari sini, bisakah aku membersihkan gaunku di kamarmu?" Pertanyaan Emma sontak membuatnya membulatkan mata merasa tersentak, dia tidak menyangka Emma akan meminta hal seperti ini. Meski bukan hal aneh tapi, selama ini dia tidak pernah menanyakan tentang keingintahuannya pasal dirinya. "Ah ... ten-tentu saja." Balas Erland sembari tersenyum menutupi kegugupannya. 'Kenapa tiba-tiba dia seperti ini?' Batin Erland sembari sesekali melirik Emma yang tengah berjalan di sampingnya dengan tenang. "Selamat datang di kamarku." Ucap Erland sembari tersenyum lembut menatap Emma. "Sedikit berbeda." Ucap Emma sembari pandangannya menyusuri ruangan tersebut. "Saat kita bertemu itu berada di area belakang kamar, kamu mau me

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Terkuaknya Identitas Asli Erland

    BRUAKKErland menendang pintu kamarnya dengan keras, dengan nafas menderu dia melangkah masuk mencari keberadaan Emma. "Emma!" Panggilnya dengan suara lantang, dia menyusuri sekitar kolam dan tidak menemukan apapun disana."Dimana di ... a," Mata Erland tertuju pada pintu ruang rahasianya yang sudah terbuka. Dia lantas berlari masuk ke ruangan tersebut berpikir Emma pingsan disana karena ketakutan namun, dia tidak menemukan gadis yang dia cari.Dia memukul tembok dengan keras untuk melampiaskan kemarahannya. 'Hanya seorang gadis biasa beraninya dia menipuku.' Gumamnya sembari menggertakkan giginya. Sekilas Erland yang dulu kembali lagi setelah kepergian Emma.Nathan yang menyaksikan kakaknya seperti itu merasa kalau kakaknya kini berubah kembali seperti dulu. 'Sepertinya hanya keberadaan Emma yang bisa merubahnya.' Batin Nathan, setelah itu dia kembali menyusuri keberadaan Emma lewat bau milik gadis itu. 'Si*al! dia mengganti aroma wewangiannya.' Karena tidak menemukan keberadaan Emm

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21

Bab terbaru

  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Membawa Kembali Joana

    "Jika kamu sudah tahu maka capet serahkan wanita itu padaku."Dengan lirikan mautnya, Erland membuat Charlie yang berdiri jauh dibelakangnya bergidik ngeri. "Apa kamu hanya akan menatapku saja?" Tanya Erland dengan suara dingin sembari terus melirik Charlie."I-ikuti saya."Erland melangkah mengikuti Charlie masuk ke sebuah Kastil yang baru pertama kali dia datangi. Kedatangan mendadak Erland membuat Penguasa Kastil, ayah Charlie tidak bisa menyiapkan apapun untuk menyambut dirinya."Maafkan kami Tuan Tamsos Karalius, kami tidak menyambut kedatangan anda.""Sudahlah, aku juga tidak butuh penyambutan apapun." Mendengar jawaban Erland membuat Sang Penguasa Kastil Bulan merasa tersinggung, karena ucapan Erland seolah telah merusak harga dirinya. Dalam hatinya, dia ingin sekali menghajar Erland namun, dia sadar bahwa orang yang datang ke Kastilnya bukanlah lawannya."Baiklah, silahkan anda duduk dan .... ""Aku kesini bukan untuk menikmati pelayananmu."Ucapan Erland yang tiba-tiba memot

  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Keberadaan Joana

    "Apa yang dia katakan?"Erland berdiri di samping tubuh dingin Emma yang terbaring di ruangan dingin. Dia bertanya sambil memunggungi Nathan sekaligus menatap Emma yang tertidur secara bersamaan. Suaranya terdengar sedikit serak karena terus menangisi kepergian Emma beberapa hari ini."Dia tidak mau mengatakan apapun."Mendengar jawaban dari Nathan membuatnya naik darah, dia mengepal kedua tinjunya sembari menegangkan rahangnya. Kesabarannya sudah dikalahkan oleh amarah kekesalan yang dia tahan beberapa hari selama proses introgasi."Aku akan membuatnya membuka mulut." Ucapnya penuh penekanan.Setelah itu, Erland beranjak dari tempatnya dan melangkahkan kakinya di sepanjang lorong menuju tempat Felix dikurung. Langkahnya yang besar serta mantap terlihat mengerikan, amarah dihatinya sudah tak tertahankan. DUAKKKErland menendang pintu dengan tidak sabar, dia maju lima langkah lalu, tangannya dengan cepat meraih leher Felix. Ibu jarinya menekan titik vital yang dapat membunuh Felix, "K

  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Seharusnya Tak Terdengar Menyedihkan

    "Tidak Emma, jangan tersenyum seperti itu."Kini Erland sudah sepenuhya berwujud manusia, tangannya bergetar hebat kala menyentuh pipi Emma yang sudah terdapat noda merah. Hatinya hancur berkeping-keping melihat senyuman terakhir yang Emma berikan untuknya. "EMMA!!!" Teriakan Erland terdengar sangat menyayat hati orang-orang yang menyaksikan kematian Emma. Erland terus mengguncang tubuh yang sudah tidak lagi bernyawa itu, untuk pertama kalinya setelah sekian lama tangisnya pecah karena kehilangan seseorang.Erland terus berteriak memanggil-manggil nama gadis yang berada dalam dekapannya itu. "Emma kenapa kamu meninggalkanku, bukankah kamu berjanji tidak akan pergi lagi." Ucap Erland mengingatkan Emma atas janji yang pernah gadis itu ucapkan sebelumnya."Erland relakan dia." Ucap Angela sembari berusaha menenangkan Erland."Angela biarkan saja dia." Ucap Nathan lirih sembari menggeleng pelan.Bak orang gila, Erland terus berbicara ini itu dengan tubuh yang tidak bernyawa itu. Dia jug

  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Aku Mencintamu, Selamat Tinggal

    "Jangan sentuh dia!" Dengan cepat Erland meluncurkan serangan menggunakan sihirnya kala mendengar teriakan Emma menggema di telinganya. Seketika para bawahan Felix meledak bersamaan dengan sihir yang Erland luncurkan. Karena menyelamatkan Emma, membuatnya sedikit lengah. "Kerja bagus Emma, berteriaklah sebanyak mungkin." Seringai Felix sembari pandangannya tak lepas dari Erland. Kelengahan Erland dimanfaatkan oleh Felix dengan sangat baik, dia dengan cepat mengayunkan pedangnya dan berhasil melukai lengan kanan Erland. Erland menoleh kala merasakan lengan kanannya bergesekan dengan benda tajam. Dia menatap datar darah yang mengalir keluar dari lukanya seolah tidak merasakan sakit sama sekali. Kemudian dia mengalihkan padangannya, menatap tajam Felix yang sedang tersenyum sombong padanya. "Hanya luka ini bukan berarti kamu bisa lolos dariku." Ucapan Erland terdengar dingin dan menakutkan, nada bicaranya mampu membuat siapapun yang mendengarnya bergidik ngeri. Sesaat kemudian mata

  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Supermoon

    "Wow! Selamat atas pernikahanmu Erland." Erland mengepal tinjunya sembari menatap Felix dengan sorot mata yang tajam menusuk. Dia sangat kesal karena hari bahagianya diganggu oleh beberapa penganggu yang datang tanpa undangan. "Untuk apa kamu kemari?" Tanya Erland sembari menahan kekesalannya. "Tentu saja aku kemari untuk merayakan pernikahan kalian ... dengan darah," Ucap Felix penuh penekanan sembari menoleh kepada Erland menampilkan seringaiannya yang terlihat menyebalkan. Setelah itu, dia langsung melesat mengayunkan pedangnya ke arah Erland. Dengan sigap Erland langsung menggunakan sihirnya untuk melindungi dirinya, mengingat tangan kanannya sudah tidak mampu lagi memegang pedang. "Kali ini aku tidak akan membiarkanmu kembali hidp-hidup!" Ucap Erland penuh penekanan sembari menampilkan sorot matanya yang mulai berubah memerah. "Kamu salah, akulah yang akan membuatmu tak bisa bangkit dan mengambil pengantin cantik yang berdiri disana." Ucap Felix sembari menyeringai menatap Emm

  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Hari Yang Membahagiakan

    'Apakah aku sedang bermimpi?' Mata Emma membulat sempurna kala melihat sebuah Cicin dengan Berlian merah darah yang berkilau. Dia menutup mulutnya yang ternganga dengan kedua tangannya, jantungnya berdetak keras, darahnya berdesir terasa panas. Matanya berkaca-kaca melihat senyum Erland yang menunggu jawaban darinya. Tatapan Erland yang begitu teduh dan dalam membuatnya tak bisa berkata apapun. Tangan Emma menggenggam satu sama lain di depan dada lalu, dia mengangguk antusias sembari menampilkan senyum bahagiannya. Tangannya dengan lembut diraih oleh Erland, sesaat kemudian dia merasakan dingginnya Cincin tersebut menyentuh jari manisnya. Air mata kebahagiannya kini tak bisa lagi dia bendung. Dia mengangkat tangannya menatap indah jarinya yang dihiasi Cincin Berlian merah. "Dia sangat cocok denganmu." Dia mengalihkan pandangannya menatap Erland yang sedang tersenyum kepadanya. Dengan penuh kebahagiaan dia menghamburkan dirinya ke dekapan hangat Erland. Dia akhirnya merasakan hal y

  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Menikahlah Denganku

    "Apa yang terjadi dengan bibirmu? Siapa yang melakukannya?" Sorot mata Erland begitu khawatir melihat bibir Emma yang sedikit terluka. Ibu jarinya dengan lembut mengusap luka tersebut. Tanpa dia sadari wajahnya semakin dekat dengan wajah Emma, sesaat kemudian tatapannya bertemu dengan tatapan Emma.Tatatpan yang begitu intens serta sentuhan lembut pada bibirnya membuat jantung Emma berdegup kencang. Dia merasakan darahnya berdesir, rasa panas tiba-tiba menjalar di dalam tubuhnya, dia menelan ludahnya kala tatapan mereka saling bertemu."Kamu yang melakukannya."Suara Nathan yang tiba-tiba menyahut membuat mereka berdua tersentak dan segera menghentikan apa yang mereka lakukan. Emma sontak bergeser agak jauh dari tempat duduknya semula lalu, menunduk menyembunyikan wajah merahnya dari Nathan."Apa kamu sudah melupakan apa yang aku ajarkan?" Ucap Erland seolah sedang memarahi anak kecil."Tidak, tadi aku sudah mengetuk pintunya tapi, tidak ada satupun yang menggubrisnya." Balas Nathan

  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Kisah Lampau

    90 tahun yang lalu ...."Erland aku tidak percaya itu perbuatanmu, katakan saja yang sejujurnya." Felix menghunus pedang tajamnya ke arah Erland yang berdiri di hadapannya, dia menatap Erland dengan mata merah menunggu jawaban keluar dari mulut temannya itu. "Katakan atau aku tidak akan segan untuk melukaimu." Ancam Felix.Saat itu usia mereka masih 21 tahun sehingga, mereka cenderung mudah tersulut emosi dan termakan oleh rumor yang menyebar. Rumor yang mengatakan Erland yang melukai kedua orang tua Felix menyebar dalam semalam, membuat Felix frustasi."Itu aku." Singkat Erland mengakui bahwa rumor yang beredar memang benar."Jika itu hanya ibuku aku masih bisa percaya tapi, kedua orang tuaku terluka dan penyebabnya seorang yangbelum berpengalaman dan baru saja lulus dari Academy Sihir? Erland tidak perlu mengarang da ungkapkan siapa pelakunya!" "Kamu bisa tanya pada Kepala Academy, dialah yang melihatku berada di lokasi." Balas Erland tanpa ekspresi."Bohong! Tidak mungkin seorang

  • Pengantin Sang Penguasa Kegelapan    Manusia Kelelawar

    "Erland lihatlah! Langitnya sangat indah." Mata Emma nampak berbinar menatap langit malam bertabur bintang, senyum damainya terukir jelas saat menunjuk ke arah langit. 'Aku berharap waktu bisa berhenti.' Batin Emma sembari menyandarkan dirinya ke tubuh Erland. Kepalanya mendongak menatap Erland yang sedang menikmati langit indah bersamanya. 'Aku ingin selalu seperti ini.' Batinnya sembari merasakan jantungnya perlahan namun pasti berdegup dengan kencang. Untuk sesaat pandangannya seolah terkunci oleh ketampanan pria itu lalu, tanpa paksaan dia memeluk Erland sembari menenggelamkan wajahnya menghirup aroma wangi tubuh Erland. "Ada apa?" Tanya Erland lembut sembari menunduk menatap Emma yang tiba-tiba memeluknya. Tetap dalam posisinya dia menggeleng lalu berkata, "Hanya sedikit dingin." Emma sedikit berbohong menutupi rasa bahagianya serta menyembunyikan wajah merahnya setelah, sebelumnya menyadari Erland begitu tampan dari sisi manapun. "Emma bisa bantu panggilkan Nathan untukku?"

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status