Beranda / Romansa / Pengantin Pengganti / Bab.22 Demi Arumi

Share

Bab.22 Demi Arumi

Penulis: Aida Anida
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-09 20:21:53

Pradugaku tak pernah terbukti, meski sangat nyata besarnya cinta Arumi pada Erland dan respek keluarganya pada suamiku itu. Aku terkadang malu dengan rasa syukurku yang amatlah tipis, mudah robek tergores rasa cemburu.

Hari demi hari kesehatan Arumi semakin menurun, tak jarang setiap berita dari kediaman keluarga Arumi seolah mimpi buruk yang menghantui.

""Al, nanti siang bersiap ya? Om Jiwo meminta kita datang," Erland menelpon saat masih berada di kampus.

"Ini masih ada keperluan dengan dosen pembimbing Er, mungkin aku tidak sempat berganti pakaian? Tidak apa-apa kita langsung ke sana?" sahutku sambil menelisik diri sendiri, outfitku hari ini bukan untuk acara formal tapi cukup membuatku percaya diri dengan kondisi hamil tujuh bulan.

Di seberang sana suamiku menyahut bahwa tak masalah dengan penampilanku, yang penting bisa memenuhi hajat om Jiwo dan tante Mia.

Apakah kondisi Arumi memburuk? Aku cukup lama tidak mengunjunginya, bebera
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengantin Pengganti   Bab.23 Dukungan Mertua

    Hampir tak kupercaya, keluarga Erland boyongan ke kota kami. Mertuaku pindah menempati sebuah rumah kediaman yang cukup besar berlantai dua dengan halaman belakang yang luas dan rindang oleh pepohonan."Rumah ini dibeli oleh papanya Feysa dan Restu. Investasi buat salah satu dari mereka bila ingin mencoba usaha di kota ini?" ujar mama Netty yang memang merencanakan pindah satu minggu sebelum perkiraan hari melahirkan "Iya sih ma, aset property sebagus ini nggak rugi dibeli." aku mengiyakan, surprais dengan kedatangan beliau. Hari ini aku berkunjung saat rumah pun masih berantakan habis pindahan. "Maunya ngontrak di sini selama satu tahun biar puas menyongsong cucu mama, tapi mana boleh sama tante Moza-mu? Jadi disuruh menempati aja sepuas mama sampai bayimu nanti bisa benar-benar mengenali omanya ini?""Mama niat banget ya, sampai sudah bawa bibik segala?" Aku menunjuk wanita berumur empat puluhan yang tadi dipanggil dengan nama Bik Inah.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-10
  • Pengantin Pengganti   Bab.24. Atthaya Ghaazi, Penakluk Hati

    Putraku hadir di dunia melalui proses kelahiran normal, sosok mungilnya yang didekatkan padaku segera saja membayar ribuan gelombang rasa sakit yang tadi menghantam. Rasa perih yang tersisa di jalan lahir pun terabaikan, kuresapi kebahagiaan ketika kulit bayiku menempel di dada saat IMD Senyum tulus Erland mengembang saat berkali-kali membisikkan terima kasih, berulang pula kecupannya lembut menyentuh keningku. "Setahun yang lalu kamu menjadikanku sebagai seorang suami, dan hari ini statusku lengkap menjadi seorang ayah. Terima kasih, sayang?" Dibelainya wajahku dengan tatapan memuja. Biasanya suamiku tak berlama-lama menautkan mata, perasaannya padaku lebih banyak disampaikannya melalui sentuhan saja.Mata adalah jendela hati, mungkin Erland takut aku bisa mengintip sebesar apa cinta bertahta untuk Arumi. Tapi di hari kelahiran anak kami, lelaki ini tak ragu bertahan lama menatap mataku. "Wajah bayi kita mirip sekali dengan wajahmu, Al. Aku ng

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-11
  • Pengantin Pengganti   Bab.25 Kesan yang Tak Sama

    Aqiqahan Atthaya Ghaazi digelar di rumah tante Moza yang sekarang ditinggali oleh mertuaku. Rumah yang berhalaman luas itu disulap oleh jasa tim dekor, menjadi jauh lebih semarak dan hangat dibanding melaksanakan dengan Fullday di hotel. Pada hari lahirnya ke empatpuluh keluarga besar suamiku menyambut hadirnya putra kami, kecuali Feysa yang sedang studi di luar negeri. Melewati waktu zhuhur tamu undangan yang menyaksikan acara pokok aqiqah dan pemberian nama sudah pulang, hanya tamu keluarga dari pihak Erland dan keluarga-kerabatku yang masih mengalir, juga beberapa rekan kerja suamiku yang silih berganti.""Boleh ku gendong, Al?" Restu minta izin melihat Atthaya Ghaazi yang nampak anteng dalam gendonganku."Bisa, kamu?" Kutersenyum mencandai, tapi kuulurkan bayiku ke tangan Restu yang menyambutnya sedikit kaku."Dengan Om Restu dulu ya Nak, mama lapar lagi ini," Perutku sudah keruyukan lagi padahal pukul tujuh sudah sarapan,

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-12
  • Pengantin Pengganti   Bab 26. Kabar yang mengusik

    Matahari di ufuk timur menyembul malu-malu, sehabis hujan dini hari. Udara segar yang berhembus menyentuh kulit terasa sejuk kuresapi diantara ayunan kaki mendorong stroller baby Ghaazi perlahan di tracking paving blcok pedestrian.Beberapa remaja tanggung meluncur di atas skateboard ditingkahi tawa dan celoteh tak jelas terbawa angin. Satu-dua pasangan terlihat mengayun langkah santai mengitari ruang terbuka hijau di area cluater.Kuhentikan langkah buat memastikan putraku masih nyaman, siapa tahu topi kupluk rajutnya bergeser terlalu dekat ke mata. Aih, si penakluk hati tersenyum dengan manisnya.Tiiin.Tiiin.Mobil Inova yang sangat kukenali menepi. Restu turun dari pintu pengemudi dan memutari belakang mobil. Mengenakan kaos dan slack-pants warna biru navy, lelaki itu terlihat begitu segar. Dengan cekatan mengeluarkan baby Ghaazi dan menyerahkan padaku."Pagi, babby-boy? Hari ini temani om,ya?" "Kita kemana, Res?" bertanya bingung

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • Pengantin Pengganti   Bab.27 Mempertemukan baby Ghaazi pada Arumi

    "Kamu saja yang ke sana, Al? Aku harus ke kantor, banyak invoice terbengkalai kutinggal pergi lima hari?" ucapan Erland menyahuti ajakanku mengunjungi Arumi pagi ini."Temani Ghaazi bentar, kusiapkan sarapan." kuletakkan putraku di tempat tidur, agak ketengah. Khawatir dia akan berguling walaupun berapa hari ini masih tahap ancang-ancang.Sambil menyiapkan roti selai dan sosis panggang di oven, kupertimbangkan usulan suami untuk mengunjungi Arumi tanpa ditemani. Jika Ghaazi kubawa serta tentunya akan menghibur Om Jiwo dan tante Mia, karena setahuku baby Saloom Almeraa dan papa-mamanya sudah balik ke kota domisili mereka.Erland muncul di ruang makan menggendong Ghaazi yang terkekeh senang khas bayi dicandai papanya."Bagaimana kalau kesana ditemani sama mama? Kutelponkan beliau...""Tidak usah Mas, mama biar istirahat dulu. Sudah lima hari kami merecoki beliau?" tolakku cepat. Lima hari Erland pergi ke luar negeri maka selama it

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • Pengantin Pengganti   Bab.28 Kenapa Merlin Sinis?

    Sepanjang obrolanku dengan tante Mia, jarum waktu barangkali sudah melampaui satu jam. Arumi masih betah berinteraksi dengan putraku, baby Ghaazi pun anteng saja.Percakapan ringan seputar maraknya kedua bayi sepantaran, Ghaazi dan Saloom yang menggemaskankami, kabar mertuaku yang pindah ke kota ini dan kondisi kesehatan bunda pun sempat ditanyakan oleh tante Mia. Baby Ghaazi yang mulai rewel segera kutitipkan ke assisten Arumi, sementara aku permisi ke tolilet BAK sekaligus untuk memompa ASI. Susu Formula juga kucadangkan karena bayi lelakiku belum kuberi MPASI. "Biar sebentar denganku?" Arumi berucap ketika baby Ghaazi kusodorkan ke arah Assistennya. Sejenak kuragu, tetapi tante Mia bergerak cepat ke samping Arumi."Tante di sini, kok?" ucapnya meyakinkan. Bukan apa-apa, aku khawatir Arumi tak bisa mengimbangi bobot bayiku bila memegangnya dengan tanggung."Baby Ghaazi lumayan berat lho, mama Arumi?" ucapku kikuk, meminta pengertian t

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • Pengantin Pengganti   Bab.29 POV Merlin Rahasia Hati

    Putra Erland nampak menggemaskan di pangkuan Arumi. Awalnya aku tak mengenali, sedikit bingung melihat bayi selain Saloom Almeera begitu menggerakkan hati Arumi."Aih gemasss, siapa namamu baby boy?" kutowel pipi bayi yang bergerak kecil menendang udara. "Atthaya Ghaazi Satrio, mamanya sedang pompa ASI. He, mama Arumi kuat juga mangku kamu toh?" mamanya Fakih yang menjawab. Satrio. Bukankah itu nama belakang Erland? Hh, kenapa jumpa lagi dengan Alia disini? Padahal baru dua hari lalu melihatnya di ceremoni Ekspo Mom and Baby & Kid yang harus kulaporkan penyelenggaraannya ke redaksi. Beberapa foto bahkan sempat kubidik jarak jauh dengan lensa kamera. Fotonya tersenyum ditujukan ke Restu. Foto lain yang merekam bentuk perhatiannya menyodorkan kotak sarapan. "Hai," Sapaannya terdengar sopan dan hangat. Kuulas senyum tipis saja menanggapinya. Mama Fakih meninggalkan kami dan Arumi pun berkata ingin beristirahat. Assistennya meng

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • Pengantin Pengganti   Bab.30 POV Merlin Hanya Tyas yang Paling Memungkinkan?

    "Feysa usul kita ke Qatar pas event Piala Dunia. Kamu bisa cuti kan, Mer? Sekonyong-konyong Tyas menyodorkan rencana keren itu sepulangnya dari Singapura dan ketemuan Feysa di sana.Duh, berapa duit harus disiapkan untuk pergi ke negeri padang pasir itu? Tyas tidak masalah merogoh kocek sedalam itu, sedangkan Feysa sangat memungkinkan bila sahabatku itu menodong abangnya Restu dan kakak sepupunya Erland."Nggak ada cuan. Memang kalian mau patungan buat tiket dan akomodasi? Jadi aku cuma mikir uang saku nih?" lontarku meringis."Belum apa-apa dah minta sumbangan, apa nggak bisa kamu bikin proposal atau ngajuin diri meliput berita di sana?" sergah Tyas. "Mana bisa, aku bukan reporter olahraga. Lagian yang dikirim ke ajang bergensi PilDun tuh, pastinya senior yang punya jam terbang tinggi di dunia liputan dan berita ?""Berarti pending sampai kamu siap deh, kamu nabung dulu." Tyas berkata begitu kutanggapi pesimis. "Tyaaas.....mau

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15

Bab terbaru

  • Pengantin Pengganti   Bab 85 Aku merindukannya

    Sepulang dari mendampingi kunjungan lapangan, aku jatuh sakit. Keletihan perjalanan darat hari kedua yang menguras tenaga ditambah hari-hari sebelumnya mentalku cukup tertekan setelah mengajukan berkas cerai ke pengadilan agama.Dengan tubuh meriang, aku bahkan tidak bisa melepaskan rindu pada baby Ghaazi. Tante Fifi melarangku langsung menemui putraku, terlebih karena aku baru datang dari daerah. Beliau khawatir masih tersisa penularan virus penyebab pandemi selama dua tahun lalu."Kamu sakit, Al?" Erland yang sore ini mengira baby Ghaazi sudah kubawa pulang ke rumah Citraland, terkejut mendapatiku demam. Aku yang tadinya meringkuk di tempat tidur mau tak mau membuka pintu yang sudah kukunci. Wajah yang pucat dan tubuh berlapis sweater tebal, mendorongnya secara otomatis meletakkan punggung tangan di dahiku."Egha dimana?" Tanyanya menyadari rumah yang sepi."Tante Fifi melarangku singgah untuk membawanya pulang, Mas. Di bandara tadi ak

  • Pengantin Pengganti   Bab.84 Bertemu Merlin lagi

    "Pergi ke Riau dengan bos-CEO? Baguslah, anggap saja kamu sedang healing?" Lontar Rivana tersenyum menggoda. Pagi ini kami bertemu secara tak sengaja. Aku mengantar suster dan baby Ghaazi untuk menginap di tempat orangtua Rivana sampai lusa. Besok ayah dan bunda juga akan datang ke sini menemani cucu mereka."Aku terpaksa diminta ikut, Va. Investor asing perlu penterjemah waktu dialog dengan pihak pemerintah daerah." kilahku berdalih."Nikmati saja, Al. Kurasa Pak Destanto bukan cuma membutuhkanmu di lapangan, tapi dia bermaksud supaya kamu sedikit melupakan perkara perceraian itu." Pungkas Rivana."Ngaco kamu ah, kemarin saja aku ditegur. Disarankan ambil cuti gegara ketahuan melamun?" Sergahku meringis."Haa...itu namanya bos-CEO menaruh perhatian padamu. Peduli dengan yang kamu sedang hadapi, betul gak?!" Rivana mengedipkan sebelah mata. Aku tak menggubrisnya lagi. Bisa jadi apa yang dikatakan Rivana benar, tapi bisa pula keliru. Mana bisa kutebak dengan pasti apa saja dipikiran l

  • Pengantin Pengganti   Bab.83 Menghitung Hari

    Dengan bantuan om Rudi aku memperoleh jasa pengacara untuk mengurus perceraian. Tak memakan waktu lama untuk menyiapkan berkas, kuserahkan lebih lanjutnya pada pengacara untuk mengajukan sidang.Benar kata Restu, pihak keluarga besarku sudah sangat memahami sejak tujuh bulan lalu. Dukungan terutama dari Rivana, juga Kak Ciko yang memberiku semangat dan meyakinkan pasti ada hikmah di balik semua ini.Hari sabtu Erland datang dan kumanfaatkan momen itu untuk bicara dari hati ke hati."Aku minta maaf sekali lagi, Mas. Senin depan berkas perceraian kita sudah diajukan ke pengadilan agama." Kata-kata itu terucap pelan, tapi mampu merenggut denyut jantungku sendiri hingga serasa berhenti.Erland berpaling ke arahku, tatapan matanya berkilat terluka. Tanpa kuduga ia kemudian berjalan mendekat, lalu menarikku dalam pelukan yang kuat."Aku tahu kau tersiksa menjalani rumah tangga kita, Al. Kau berhak mengambil jalan ini untuk merasa lebih bahagia?"Ya, Allah. Kenapa hatiku sangat sakit menerim

  • Pengantin Pengganti   Bab.82 POV Restu Karena Peduli

    Undangan Desta pada acara tahlilan empat puluh hari mendiang bapaknya, mempertemukanku lagi dengan Alia. Walaupun aku mengetahui kepindahannya ke Jakarta sudah hampir dua minggu, tak ada alasan tepat aku pergi menemui Alia. Terlebih ia disibukkan dengan profesi baru di Bthree Group milik teman baikku.Erlan tidak kau undang?" Tanyaku begitu kami bertemu sebelum acara tahlilan berlangsung"Dia tidak bisa datang, kesibukannya mulai padat menjalankan kembali bisnis milik Tyas." Alia tampak berusaha jujur, kedua bola matanya yang indah menghindar dari tatapan ingin tahuku."Aku permisi ke dalam, Res? Di dalam juga ada Rivana" ujarnya sebelum berlalu. "Rivana, putrinya om Rudi?" cegahku penasaran."Iya, suaminya Dipo juga bekerja di Bthree Group." Aku mengangguk paham dan membiarkan Alia berlalu. Nampaknya para wanita dan kerabat dekat keluarga Desta berkumpul di ruang keluarga rumah kediaman ini.Aku terpekur duduk di antara tamu undangan yang berdatangan. Wajah cantik Alia berkelebat.

  • Pengantin Pengganti   Bab.81 Jangan Gamang, Alia

    Tak kukira akan bertemu Restu di pelaksanaan tahlilan, sepupu Erland itu ternyata diundang langsung oleh CEO Destanto."Erlan tidak kau undang?" Tanya Restu."Dia tidak bisa datang, kesibukannya mulai padat menjalankan kembali bisnis milik Tyas." Sahutku sebagaimana kenyataannya. Erland tidak menjanjikan bisa hadir sewaktu kemarin kusampaikan bahwa bu Retno juga mengundang keluargaku ke acara ini. "Sepertinya aku masih sibuk menyelesaikan pekerjaan pada jam itu." Jawaban Erland kuartikan sebagai keengganannya untuk datang.Terlebih tahlilan almarhum Pak Amirudin dilaksanakan ba'da Ashar, sepertinya Erland memilih berkutat di kantornya daripada datang ke sini demi memantaskan hubungan baik semata.Rivana yang datang mewakili keluargaku, dan sekaligus mendampingi suaminya yang juga masuk di panitia kecil.Rangkaian acara pengajian Ayat Suci Alquran dan Dzikir Tahlilan berlangsung tepat waktu dan lancar karena Sholat Asha

  • Pengantin Pengganti   Bab.80 Menjalankan tugas

    "Alia, maaf mengganggumu dihari libur. Kalau ada waktu bisa ketemu dengan ibu ya, ada yang mau dibicarakan hari ini?" Suara di ujung telpon adalah milik CEO Destanto. "Baik Pak, kalau boleh tahu mengenai apa yang akan dibicarakan ini?" Tanyaku penasaran."Rencana tahlilan almarhum bapak tiga hari lagi, kamu bisa datang hari ini atau besok di jam kerja?" "InsyaAllah siang ini, Pak." Kusanggupi permintaannya."Baiklah, terimakasih. Kami tunggu," terdengar nada suara lega. Lalu telpon di tutup menyusul dikirim mapp lokasi kediaman yang nantinya kutuju.Hari masih pukul delapan, di depan rumahku suster membawa baby Ghaazi sarapan, bergabung dengan para tetangga komplek yang penampakannya hanya terlihat di hari minggu. Pada jam segini ada warga yang lalu lalang baru selesai berolah raga pagi, ada pula yang menemani anak bermain sepedaan, atau sekedar bersih-bersih pekarangan. Semua itu menggantikan suasana lenggang yang b

  • Pengantin Pengganti   Bab.79 Menapak Realita

    "Begitu rupanya? Ibu paham sekarang, tapi tidak apa-apa juga toh, bila sandiwara nantinya berlanjut jadi kenyataan?" kata-kata bu Retno bernada gurauan, tapi tetap saja membuatku kesulitan menanggapi."Fokusnya belum ke arah itu, Bu. Alia sedang mengurus perceraian dengan suaminya..."Glek. Kali ini aku hampir tersedak padahal potongan puding yang kusuap amatlah lembut di kerongkongan.Tak bisa berbuat apa-apa. Tak keliru juga ucapan owner Desta. Hanya saja sungguh canggung jadinya ketika di luar kendali masalah pribadiku jadi perbincangan di sini "Ibu turut prihatin. Kalau boleh tahu kamu punya putra atau putri dari pernikahan itu?" Bu Retno menatapku."Seorang bocah lelaki, Bu. Namanya baby Ghaazi..." Sekali lagi owner Desta yang menjawab pertanyaan ibundanya.Aku sudah gerah dengan percakapan ini. Kalau saja bukan bos-ku, pasti kupilih angkat kaki dari sini. Salahku juga yang mengajukan konflik rumahtangga sebagai l

  • Pengantin Pengganti   Bab.78 Bertemu Tak Sengaja.

    "Hari ini ulangtahun Arumi, Tante Mia mengadakan syukuran dan mengundangmu juga. Kamu bisa pergi, Al?" Perkataan Erland membuat ingatanku kembali terlempar ke masa lalu. "Sepertinya tidak, Mas. Aku ingin istirahat saja." jawabku seadanya. Hari sabtu ini memang kurencanakan menghabiskan waktu di rumah saja, berleha-leha sambil bermain dengan baby Ghaazi."Berarti aku ajak Egha dan suster saja, kebetulan ada Salom Almera putrinya Iqbal. Egha bisa bermain bersamanya," ujar Erland."Tapi, Mas...""Kenapa, Al? Kamu keberatan sekali-sekali Egha pergi denganku? Tiap hari seharian ditinggal kerja, anak balita pun butuh suasana baru di luar sana." imbuhnya Aku terdiam karena sudah terlanjur mengatakan tidak ikut ke rumah Arumi, tapi tidak mengira Erland bahkan tetap mengajak baby Ghaazi dan suster."Ya sudah, akan kusiapkan keperluan Egha dulu." Ucapku tak ingin berkeras, padahal aku bakal kesepian di rumah.Ada benarnya kata-kata Erland, baby Ghaazi dan suster perlu diajak jalan setelah ber

  • Pengantin Pengganti   Bab.77 Wellcome to the Bthree

    Aku tiba di gedung Perkantoran yang ditempati BThree Group lima belas menit sebelum waktu yang dijanjikan oleh owner Desta.Persis seperti di Surabaya sejumlah apartemen studio menjadi area beraktivitas berbagai divisi menggerakkan jalannya roda perusahaan. Hanya saja masing-masing apartemen studio berukuran lebih besar dengan desain interior eksklusif."Selamat pagi Bu Alia, selamat datang dan selamat bergabung di Bthree Group." Seorang gadis mengucap salam menyambut di meja resepsionis yang berbentuk setengah lingkaran dengan latar belakang logo perushaan berupa tiga hurup B,t,h berukuran besar yang dirangkai apik menggunakan paduan warna elegan.Begitu kusebutkan nama maka garda terdepan ini menyambut dengan kalimat yang spesifik, pertanda sudah mengidentifikasi diriku adalah wajah baru yang mereka ketahui satu paket dengan pemegang tampuk pimpinan perusahaan yang baru. "Selamat pagi, Mbak. Apakah saya akan menunggu Pak Desta di sini

DMCA.com Protection Status