Jack hanya terdiam mendengar ucapan Farhan, lalu ia meninggalkan Farhan begitu saja. Farhan langsung berjalan menuju dapur untuk menemuiku yang sedang membuat sarapan.
"Hay sayang, kau belum selesai membuat sarapan kah?" tanya Farhan sambil memeluk tubuhku dari belakang.
"Ehh sudah, hanya saja aku sedang membuatkan jus untuk kita."
"Akan aku membantumu," kata Farhan.
"Tidak usah, biar aku saja. Hanya membuat jus aku bisa kok."
"Sayang, kau jangan sampai capek. Ingat kondisi tubuhmu, semakin cepat pulih itu semakin baik untuk kita."
"Kita?" tanyaku dengan heran.
"Iya, apa kau sudah lupa dengan apa yang kita bicarakan tadi saat di atas ranjang? Sepertinya aku harus membawaku ke kamar lagi untuk mengingatkanmu dengan suatu hal yang tadi," ucap Farhan sambil memeluk tubuhku dari belakang dan nada bicaranya sudah mulai berbeda, suara beratnya aku sangat paham sekali kalau dia sedang b
Farhan datang kerumah Jack sambil membawakan makanan, sungguh sangat kebetulan karena tadinya kami akan memesan makanan cepat saji.Jack langsung menyambut kedatangan Farhan saat ia melihat membawa makanan."Kau datang di waktu yang tepat adik ipar," ucap Jack."Adik ipar? Kau sudah mengakuiku sebagai adik iparmu?" tanya Farhan."Ohh ya adik ipar, sekarang sudah ganti menjadi adik ipar. Caramu mengambil hati kakak ipar memang jago. Kau datang disaat yang tepat dan membawa sesuatu yang tepat juga," ucap Jack dengan memuji Farhan."Aku bawakan makanan hanya untuk Luna, jika kau lapar kau bisa memakan makanan yang ada di depanmu itu," ucap Farhan."Kemarilah, sebaiknya kau mencicipinya dahulu baru kau boleh berkata kata.""Apakah ini kau yang memasaknya?" tanya Farhan pada Jack."Itu aku yang membuatnya, tadi siang aku belajar m
Di pagi hari, saat aku sedang membereskan kamar tidur. Farhan menanyakan tentang bagaimana bisa aku dan Jack menjadi kakak beradik karena dia sendiri masih belum percaya. Yang itu atrinya papa juga mempunyai seorang anak laki laki yaitu Jack."Luna, aku mau menanyakan suatu hal padamu,"ucap Farhan dengan agak ragu."Katakan saja.""Luna, dari dulu kau tidak pernah bertemu dengan Jack dan juga orang tuamu tidak pernah menceritakan hal ini kepadamu, apa kau percaya bahwa kau dan Jack adalah kakak adik sungguhan?" Selidik Farhan."Aku juga bingung, jika Jack adalah benar kakakku kenapa sedari dulu aku tidak pernah dipertemukan dengannya, ibuku tidak pernah menceritakan tentang masalah ini padaku," jawabku yang juga ikut bingung."Bagaimana jika kita pergi ke rumah kakek Jack untuk menanyakan tentang hal ini, hanya dia kunci dari semua ini," usul Farhan."Tadinya aku ingin menanyakan
Austin memperkenalkan koki yang dibawanya kepadaku, dan juga Austin membawa semua bahan untuk memasak satu mobil penuh. Aku sungguh kagum atas semua perhatian Farhan padaku."Nona Luna, perkenalkan beliau adalah koki ternama di hotel Griya Tawang, beliau juga mempunyai sertifikat khusus tidak semua koki bisa memilikinya," ucap Austin dengan memperkenalkan sang koki padaku."Hotel Griya Tawang? Senang bisa bertemu dengan anda," ucapku dengan menyunggingkan senyuman dan sangat terkesan karena ia bekerja di hotel Griya Tawang yang sangat elit dan pastinya nama hotel tersebut sudah terdengar diseluruh pelosok dunia."Suatu kehormat bisa bertemu dengan istri tuan Farhan," ucap sang koki tersebut."Austin, apakah setelah ini kau akan kembali ke kantor?" tanyaku."Tidak, saya tetap disini untuk menjaga nona Luna hingga proses memasak selesai.""Farhan bagaiman
Keesokan harinya, papa datang kerumah Jack bersama istrinya. Papa menanyakan apa maksud dari hubunganku dengan jack, tidak heran karena beritanya memang sudah menyebar akupun sudah bisa menduganya siapa dalang di balik semua ini, sudah pasti kak Cherry yang memberitahu kepada Caroline.Aku menjelaskan semua yang terjadi, tetapi papa tidak mempercayaiku. Caroline tampak panik lalu ia langsung membujuk papa agar dia tidak termakan dengan omonganku."Itu semua pasti akal akalanmu dengan si Jack, iya kan?" Bentak Caroline padaku.Caroline adalah istri papa yang sekarang yang sekaligus dia adalah mama tiriku."Aku punya buktinya kok," ucapku."Luna, kamu kenapa bisa melakukan ini? Jangan membuat nama papa tercoreng lagi karena ulahmu," ucap papa."Papa harus percaya pada Luna semua ada buktinya kok," aku terus meyakinkan papa agar dia bisa percaya padaku.&nb
Farhan kembali ke kamar untuk membangunkanku, tetapi sesampainya di kamar ia merubah niatnya yang tadinya akan membangunkanku jadi ia ikut berbaring di sebelahku sambil memeluku."Sayang, kau mau bangun tidak?" tanya Farhan sambil membenamkan wajahnya ke tubuhku."Emm," aku langsung terbangun karena ulah Farhan padaku."Sayang aku ingin..." Farhan mengeluarkan jurus nada manjanya yang selalu membuatku tidak pernah bisa menolaknya."Badanku rasanya cape sekali setelah seharian merenovasi rumah aku masih ingin istirahat," kataku sambil masih memejamkan mata."Emang kamu tau aku mau apa?" tanya Farhan."Memangnya apa?" kataku sambil membuka mataku dan langsung memandangi Farhan dengan tatapan bertanya."Aku mau tidur disini bareng kamu sambil memelukmu sayang, apa kamu memikirkan hal yang lain?""Ti-tidak," jawabku
Saat aku sedang berdua dengan Farhan, aku membicarakan tentang aku dan Jack. Karena Jack masih tidur jadi aku membicarakannya dengan Farhan saja. Aku mengatakan kepadanya bahwa papa datang dan ia meminta penjelasan dan bukti yang kuat mengenai hubunganku dengan Jack."Sayang ada satu hal yang aku ingin katakan padamu," ucapku dengan lirih."Katakan saja, jangan sungkan sungkan kepada suami sendiri," kata Farhan dengan santai."Papa sudah dengar tentang hubunganku dengan Jack, dan ia tidak percaya tentang kebenaran ini.""Lalu?" tanya Farhan yang masih santai saja."Ia menginginkan bukti dan juga saksi mata, aku bingung harus bagaimana.""Jika itu keinginnya, kita buktikan saja. Kau tidak usah takut sayang, biar aku yang menghadapinya, seorang Charlie tidak akan bisa berdisi dengan tegak sampai saat ini jika bukan dari uluran tanganku.""Tetapi papa meminta waktu satu bulan untuk aku membuktikanya, sedangkan
Aku memutuskan untuk keluar dari kamar dan menyuruhnya mandi. Dan aku pergi ke dapur untuk memasak tetapi niatku sudah di patahkan oleh pelayan karena di meja makan sudah terhidang banyak makanan untuk sarapan, dan aku melihat Jack yang sudah rapih sedang duduk di meja makan sedang menungguku dan juga Farhan untuk sarapan bersama."Dimana suamimu? Kenapa jam segini belum bangun apakah dia sudah tidak niat bekerja?" Tanya Jack padaku."Dia sedang mandi dan sebentar lagi akan keluar kok," aku menjawab pertanyaan Jack dengan santai."Dia berhutang terimakasih padaku karena aku yang mengerjakan semua pekerjaannya sedangkan dia sesuka hati pergi kemana saja seperti tidak punya beban.""Sudah sudah, kau kan tau Farhan itu seperti apa sifatnya lagian juga dia selalu sigap dalam permasalahan kantor kan," kataku."Apa kalian sedang membicarakanku?" Tanya Farhan yang sudah berdiri di meja makan tanpa di sadari olehku dan juga Jack.Farhan sudah selesai mandi dan
Setelah aku selesai berganti baju aku langsung bergegas keluar dari kamar mandi, dan begitu kagetnya aku karena melihat Farhan dengan tampilan yang berbeda sudah berdiri di depan pintu kamar mandi dan entah sedari kapan ia sudah didepan pintu.Aku terpesona melihat style Farhan yang begitu cool, padahal dia sudah biasa mengenakan setelan jas tetapi style dia menggunakan jas sangat menawan dia menggunakan setelan warna hitam dan jam tangan berwarna silver yang sudah melingkar di pergelangan tangan kananya."Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Farhan dengan heran."Sejak kapan kau sudah berjanti baju?" Tanyaku yang masih terpana dengan ketampanan suami sendiri."Sedari tadi, kan kau yang menyuruhku untuk ganti di dalam kamar.""Ohh iya aku lupa, kenapa kau menggunakan setelan berwarna hitam sayang.""Memangnya ada yang salah jika aku menggunakan pakaian seperti ini?" Tanya Farhan dengan sedikit raut muka tidak percaya diri dengan penampilannya sendiri.
Aku membeli yang sangat di butuhkan anak anak lalu aku langsung bergegas untuk pulang karena aku sudah janji kepada anak anak agar tidak lama saat keluar rumah. Saat berada di lobby mall aku melihat seseorang yang sepertinya aku tidak kenal tetapi akupun tidak tahu dia siapa, karena aku tidak mau memikirkan dia siapa jadi aku langsung buru-buru untuk masuk ke dalam mobil.Sesampainya di kediaman aku langsung menemui anak anak yang sedang menungguku pulang, mereka langsung sangat bahagia sat melihatku pulang membawa papper bag yang berisikan punya mereka semua dan tadi aku sempat membelikan mereka coklat.***Ada yang penasaran bagaimana nasib Alinda tidak?Oke aku akan menceritakan sedikit nasib Alinda setelah kejadian malam itu.Alinda pun tahu kalau aku sudah tidak bersama Farhan dan ini adalah tujuan dari rencananya yaitu memisahkan aku dengan Farhan. Ia datang menemui Farhan dengan membuat drama yang tidak habis pikir sampai Farha
“Luna, aku sudah menantimu sejak lama.”“Jemy, kau sudah salah menyukai orang. Kau menyukai wanita yang sudah bersuami dan juga anak, kau masih bisa mencari wanita yang masih single.”“Aku hanya mau denganmu Luna.”“Tidak Jemy, aku tidak punya perasaan yang sama denganmu, sebaiknya kau hilangkan perasaanmu itu padaku dan carilah wanita yang sesuai dengan kriteriamu. Selama ini aku mengangap kau sebagai teman dan juga keluarga tidak lebih.”“Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku Luna.”“Akan sia sia Jemy, selama ini yang kau lakukan padaku sudah cukup meneyentuh hati. Mungkin jika wanita lain yang ada di posisiku pasti langusng jatuh cinta padamu, tetapi aku tidak bisa dan pikiranku selalu menuju ke Farhan.”“Luna, kau jangan membohongi dirimu sendiri, jangan menyaiksa dirimu karena kau ingin masa depan anakmu terjamin karna adanya orang tua yang lengkap, aku bisa m
Kita langsung menuju rumah Farahn dengan pak Abdul yang menyupir mobil, jok mobil bagian depan di isi oleh Jansen karena ia yang minta sendiri untuk duduk di depan. Aku, Farhan dan juga Alisa terima duduk di kursi penumpang. Aku lihat dari kemarin Farhan tidak mengeluarkan sifat menyebalkannya, justru saat sedang bersama Alisa dan Jansen ia tampak sangat hangat untuk menyapa anak anak.***Saat menjelang malam, akhirnya Jemy memberanikan diri untuk bertemu denganku dan juga anak anak. Ia langsung pergi menuju rumah Jack karena setahu dia aku masih di rumah Jack. Saat tiba di rumah Jack, Jemy masuk ke dalam rumah dan mendapati Jack yang sedang bersama istrinya, ia memberanikan diri untuk bertanya kepada Jack tentang keberadaanku.“Jack, dimana Luna kok tampak sepi,” tanya Jemy sembari masuk ke dalam kediaman.“Ohh Luna sudah pulang dengan Alisa dan Jansen, kau baru menemuinya malam hari?”“Pulang ke rumah kakek maksudmu
Aku bangun lebih dulu daripada anak anak dan juga Farhan, saat aku membukakan mataku aku terkejut dengan keberadaan Farhan yang sudah berada di sisi Alis, karena mereka sedang tidur jadi aku memutuskan untuk keluar dari kamar, aku mendapati Jack dan Kiara yang sudah berada di rumah dan sedang mengobrol dengan kakek.“Luna,” panggil Jack.“Hai, apa urusan kalian sudah beres?” tanyaku pada Jack dan juga Kiara.“Tidak ada yang bisa menghalangi urusanku, semua aku urus dengan secepat mungkin,” terang Jack.“Baguslah.”“Dimana anak anak dan juga Farhan? Apa dia sudah pulang ke rumahnya?” timpal Jack padaku.“Oh ada, mereka masih tertidur. Mungkin anak anak kelelahan main di halaman jadi sampai jam segini mereka belum bangun,” jelasku pada semua orang, aku agak sedikit malu kepada kakek karena tadi Farhan menggendongku di depannya.“Baguslah, nanti malam kau sudah
“Sayang apa kita harus melanjutkan aktivitas tadi pagi yang sempat tertunda karena anak anak?” bisik Farhan padaku.“Tidak tidak,” aku langsung menolak ajak Farhan, memang benar yang di katakan Jack tadi kalau laki-laki memang tidak bisa menahan dirinya sendiri.“Aku tahu kalau kau juga menginginkannya sayang, ayo kita lanjut saja,” ajak Farhan padaku.“Jika kita menghilang, nanti Jansen dan Alisa akan mencariku. Aku tidak bisa melakukannya sekarang.”“Jansen dan Alisa sedang bermain di luar, jika kau tidak memanggilnya maka mereka tidak akan masuk ke dalam rumah.”“Masih ada kakek di sini, kita harus menghargainya.”“Pasti dia juga bisa memakluminya sayang, sudah jangan banyak alasan lagi.”Farhan langsung membopongku dan membawanya ke kama, tetapi saat di perjalanan menuju kamar kami berpapasan dengan kakek dan Farhan hanya menyapanya dengan singkat
Setelah selesai sarapan, Jack mengajakku untuk mengobrol lanjutan yang kemarin. Aku langsung mengikuti Jack yang pergi berjalan menuju ruang tamu sedangkan Kiara diam di kursinya dan juga kakek yang juga masih duduk di kursi. Jansen dan Alisa sementara di asuh oleh pelayan kediaman.“Luna kau sudah melihat isi flash disk yang aku berikan padamu?” tanya Jack.“Sudah.”“Bagaimana tanggapanmu? Apa kau sudah percaya dengan kebenaran?”“Aku masih sedikit bingung Jack, aku harus percaya atau harus bagaimana karena dia telah melakukannya tanpa rasa canggung sedikitpun, sudah seperti suami istri saja.”“Luna, kau harus memahani laki-laki. Dia kemarin di pengaruhi oleh obat perangsang, kau juga tahu sendiri kan kalau laki-laki sedang di kuasai oleh hawa nafsu secara alami seperti apa sedangkan ini di pengaruhi oleh obat yang memaksanya untuk melakukannya dengan orang yang tidak ia sukai,” terang Ja
Alisa langsung bangun dari tidur dan ia tidak mau aku tinggal keluar untuk menemui Jansen dan Farhan yang sudah lebih dulu bermain padahal Jansen belum mandi dan masih menggunakan piyama tidur.“Mau langsung mandi?” aku menawarkan kepada Alisa untuk langsung mandi agar aku tidak kerja dua kali nantinya karena aku harus membuat sarapan.“Iya, aku ingin mandi lalu dandani aku yang cantik seperti momy,” ucap Alisa.“Baiklah, ayo kita ke kamar mandi sayang.”Aku langsung memandikan Alisa lalu mendandaninya dengan rambut yang di kepang, setelah selesai aku langsung mengajak Alisa untuk keluar menemui Jansen sedangkan aku pergi ke dapur untuk memasak. Semenjak aku tidka bersama Farhan aku jadi sering memasak dan tidak ada yang melarangku, hanya Farhan saja yang sangat posesif yang melarangku melakukan semua hal.“Halo uncle, bolehkah aku ikut bergabung dengan kalian?” sapa Alisa kepada Farhan.&ldquo
Aku sudah tidak mau menanggapi perkataan Farhan yang membuatku jadi pusing, aku langsung mengambil Jansen dari gendongan Farhan lalu aku pergi meninggalkannya, aku berjalan masuk ke dalam untuk menemui kakek dan Alisa yang sedari tadi aku tinggal.“Momy belum menjawab pertanyaanku tadi,” Jansen masih terus menagih pertanyaannya yang belum aku jawab tadi.‘Sangat menyusahkan sekali mempunyai anak yang berdaya ingat tinggi seperti ini, lagian Farhan juga ngapain ia memberitahu kepada Jansen, nanti juga ada waktunya sendiri ia akan tahu daddynya yang sebenarnya,’ aku menggandeng Jansen sambil terus ngedumel.“Luna bagaimana Farhan?” tanya kakek yang langsung menyambut kedatanganku.“Maksud kakek?”“Bukankah tadi ia membawa Jansen keluar? Apa dia meminta mereka untuk bersamanya?”“Kalau itu sudah pasti, tetapi aku terus menolaknya karena aku tidak mau bersamanya lagi.”
Walaupun mereka belum pernah bertemu tetapi batin mereka sangat kuat, nyatanya Jansen yang awalnya tengah mengis dan tidak mau diam sekarang ia langsung diam di gendongan Farhan.“Ini cake yang kau inginkan,” Farhan memberikan sebuah cake coklat kepada Jansen yang sudah berhenti menangis.“Terimakasih uncle, sekarang banyak yang mau bermain dengan Jansen,” ucap Jansen.“Mulai hari ini uncle akan menemanimu dan juga Alisa untuk bermain, bagaimana?” ini adalah bagian dari rencana Farhan agar ia bisa membujuk istrinya agar bisa kembali kepadanya dan juga anak anaknya.“Tapi uncle harus meminta izin kepada momy dulu.”“Tidak perlu, aku kan teman baik uncle Jack dan momy juga sangat mengenalku, jadi untuk apa aku harus meminta izin kepadanya?”“Benar juga, baiklah mulai sekarang kau temanku dan kau boleh setiap hari datang ke rumah seperti daddy.”“Daddy? Apakah