Share

Tidak Ada Kebohongan

Penulis: aisakurachan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“AJ sudah tidur? Secepat itu?” Ed heran melihat Ruby sudah ada di teras belakang, tidak sampai lima menit setelah Ruby mengantar AJ ke kamarnya.

“Ya, dia sangat lelah.”

Ruby bahkan melihat AJ hampir tertidur saat mengunyah, padahal ia begitu bersemangat karena ikan goreng hasil masakan Tita memang lezat.

“Syukurlah.” Ed lega. AJ yang bisa tidur nyenyak tanpa banyak memprotes atau pertanyaan tentu adalah kemajuan yang memang mereka cari. Tanda positif.

“Tidak ada alkohol malam ini.” Ed mengulurkan jus anggur yang mirip sekali dengan wine warnanya. Tapi rasanya jauh berbeda.

“Aku juga lebih menyukai ini.” Ruby tersenyum masam, saat menerima gelas dari Ed. Ia tidak ingin mabuk dengan sengaja sampai beberapa tahun ke depan paling tidak.

Ruby kembali menatap ke arah danau, tapi tidak mungkin tenang. Ia melirik ke arah Ed yang bersandar di pagar pembatas teras setiap menit sekali.

“Kau ingin bertanya sesuatu? Aku tidak akan tahu apa yang kau pikirkan dengan diam.” Ed sudah menghabisk
aisakurachan

Ingusan lagi deh Ruby :))

| 4
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (12)
goodnovel comment avatar
Ummu Kaltsum
apa cman ak yg ga nangis, malah sibuk flashback bab sebelumnya, cari arti kata carino, jg bedanya dgn el cielo... memastikan ak mengartikan dgn benar... maapkeun...
goodnovel comment avatar
Rati Saloe
Kak Ai... Aj sama Serena tua an siapa? Yuk buka biro jodoh wkwkwkwkkk Bisa jadi next King and Quen Mafia. Besanan antara Mafia Italy sama Mafia Amerika hahhaaaa
goodnovel comment avatar
Elly theo
Emang ya damai itu indah, semoga masalah2 lainnya cpt kelar jg, terutama esli sama liz
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Tidak Ingin Tahu Kenyataan Itu

    “Seharusnya ini tidak terlalu keras. Milik Tita.” Ed menyerahkan botol berisi pil kepada Ruby yang tengah membungkuk di atas kursi karena kepalanya sakit. Ruby mungkin mengeluarkan seluruh cairan di kepalanya saat menangis tadi, terlalu banyak, karena kepala Ruby kembali sakit. Ia memulai hari dengan hangover, dan akhir harinya kurang lebih sama.Ruby menerima dan mengambil satu. Meminumnya memakai jus anggur yang belum sempat diminumnya. Ruby lalu bersandar di kursi panjang yang ada di sana, sambil memejamkan mata tapi. Matanya terlalu sakit untuk memandang sesuatu.“Aku rasa kau harus tidur.” Ed menyimpan kembali obat itu dan duduk di samping Ruby.“Tidak mau.” Ruby langsung membuka mata, ingin terlihat baik-baik saja.“Kenapa?” Ed heran. Sudah jelas Ruby membutuhkannya.“Aku… masih ingin di sini.” Ruby menggeleng.“Kalau begitu, aku yang pergi.” Ed berdiri.“Jangan!” Ruby menyambar tangan Ed, dan tentu mengundang tawa Ed. Ia kembali duduk. Ed tidak benar-benar ingin pergi. Hanya

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Tidak Sendiri Lagi

    “Aku tidak bisa bertemu denganmu tanpanya.” Ruby mengingatkan kalau takdir mereka mungkin tidak akan pernah bersilang kalau bukan karena kelicikan Esli. Ruby seumur hidup akan ada di Veracruz. Kecil kemungkinan akan bertemu Ed. “Kita bertemu karena memang jalannya seperti itu. Kalau bukan lewat Esli, aku yakin kita akan tetap bertemu. Mungkin malah dalam keadaan lebih baik, tidak diawali dengan langkah yang salah.” Ed menolak mengakui kalau pertemuan mereka karena jasa Esli. Ia lebih suka membayangkan nasib lain—mungkin ia dan Ruby bertemu di jalan, tanpa sengaja. Yang sederhana tanpa drama melelahkan. “Ya. Aku juga lebih menyukainya.” Ruby bergumam sementara matanya semakin berat. Obat itu mulai bekerja. “Ruby?” Ed memanggil perlahan, lalu mendesah saat melihatnya telah nyenyak. “Nyenyak sekali,” keluh Ed. Mendadak teringat saat Ruby tertidur di teras setelah memamerkan tubuhnya tanpa sengaja. Kenangan yang kurang lebih mirip dengan keadaannya saat ini. Ed sedikit iri melihat R

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Tidak Lagi Berbohong

    Kehangatan yang dirindukan. Sentuhan yang kemarin terasa jauh dan mustahil, kini membelainya. Ruby menginginkan semuanya. “Cariño…” Desahan Ed itu bukan keluhan, tapi terkejut. Ruby bahkan lebih dari apa yang dibayangkannya. Bertahun-bertahun Ed memimpikan ini. Merengkuh tubuh lembut yang membuatnya melupakan dunia. Ia menginginkannya lebih dari apa pun, dan Ruby memberi lebih dari apa yang diinginkannya. Sangat berbeda dengan Ruby yang dulu, tapi sekaligus sama. Ed masih mengingat semuanya. Setiap tarikan napas, rintihan, dan erangan itu masih sama. “Aku merindukanmu…” bisik Ed, sambil mencengkeram tengkuk Ruby, dan kembali melumat bibirnya untuk kesekian kali. Ed seolah tidak akan puas—tidak ingin puas, dan akan terus menginginkannya. “Ya… ambillah… apa pun…” Ruby bisa merasakan bara nafsunya meninggalkan jejak panas saat Ed meraba dan mengusap seluruh tubuhnya. Bibirnya terus memuja dan memuji dalam aneka bisikan merdu yang berat. Ruby mencengkram lengan Ed yang meremas, meng

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Janji yang Tidak Palsu

    Ruby memekik, langsung menarik selimut menutupi tubuh Ed dan tubuhnya sendiri, sampai hanya terlihat kepala. Ruby memiringkan tubuh, menghalangi Ed yang untungnya berbaring di dekat tembok. Ed sendiri langsung diam dengan badan kaku di bawah selimut. AJ tampak berjalan masuk perlahan, dan tentu heran melihat Ruby tertutup rapat. “Mommy, apa kau masih sakit?” tanyanya. AJ mendekat, dan Ruby langsung menggeleng kuat-kuat. “Jangan!” serunya. “Kenapa?” AJ jelas memandang dengan kecewa. “Maaf, tapi jangan mendekat dulu.” Ruby memaksakan diri untuk tersenyum. “Oh, apa sakitnya menular? Seperti cacar?” AJ tentu pernah dilarang oleh Ruby mendekati salah satu temannya karena alasan itu. “Mommy belum tahu, tapi lebih baik kau tidak sakit bukan? Kau masih ada dalam masa penyembuhan.” Ruby berdoa dengan sungguh-sungguh dalam hati agar AJ segera keluar. “Hoo… apa kau kedinginan?” tanya AJ, masih heran kenapa Ruby sama sekali tidak mengeluarkan tangan maupun memperlihatkan leher. “I… iya.” R

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Tidak Ada Kamar Kita

    “Ini… bagus …” Ed mengamati sekeliling. “Katakan saja yang sebenarnya. Ini terlalu sederhana untuk lingkunganmu yang biasa.” Ruby mendengus. Tidak percaya dengan penilaian Ed. Lingkungan rumahnya di New York tidak buruk, tapi tentu jauh kalau dibanding apa yang dimiliki Ed. Ruby fokus pada uang untuk usaha, bukan rumah. “Aku tidak mencela apa pun. Rumah ini nyaman, dan AJ… Menikmatinya aku rasa.” Ed berpaling memandang AJ yang tengah melompat di tengah tangga lantai dua. “Kau dengar ini?! Suaranya seperti tikus!” AJ berseru, memamerkan pada Ed, sesuatu yang menurutnya menarik. Bagian tengah tangga ke lantai dua yang cukup tua itu memang akan berderit saat ada yang menginjak, dan AJ menyengajakannya. Rumah itu tidak berada dalam keadaan seratus persen tentu, karena Ruby belum sampai mengumpulkan uang untuk memperbaiki. Selama masih bisa dipakai, berbunyi seperti apa pun akan diabaikan Ruby. Tapi melihat AJ terus melompat pada titik yang sama, tentu mengkhawatirkan. “AJ, kau aka

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Ingat tapi Tidak Benar

    “Aku tidak ingin kau berharap banyak. Ibuku terkadang sedikit sulit diajak bicara saat ingatannya tidak sempurna.” Ruby memberi sedikit pengetahuan sebelum mereka turun di tempat parkir.Ed mengangguk. “Aku paham.”Ed tidak punya pengalaman bertemu dengan seseorang yang memiliki penyakit Alzheimer, tapi ia cukup tahu bagaimana keadaan penderitanya.“Ayo, cepat!” AJ yang seperti biasa—bersemangat, menarik tangan ibuny dan Ed.“Pelan-pelan, AJ. Kau akan membuat kopinya tumpah. Ruby tentu saja membawa makanan untuk Grace.“Aku saja.” Ed akhirnya mengambil alih kopi itu ke tangannya, lebih kokoh.“Kau bersemangat untuk sekali bertemu dengannya.” Ed mengusap kepala AJ, agar semangatnya tidak berlebihan.“Ya, Abuela baik. Meksi tidak ingat siapa aku, tapi Abuela baik.” AJ tidak pernah mengeluhkan keadaan itu, karena Jade tidak pernah berbuat kasar pada AJ meski tidak ingat.“Ibuku tidak pernah merasa harus kasar pada anak kecil. Kata Grace hal itu insting.” Ruby menjelaskan lagi untuk Ed.“

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Nama yang Tidak Pernah Tersebut

    “MAMA!” Ruby seketika menarik kursi roda ibunya untuk mundur, sementara Ed mengusap wajahnya yang basah dengan mata menyipit—pedih karena jus itu tepat mengenai matanya.“Daddy, ini.” AJ mendekat membawa tisu untuknya, lalu menggandeng Ed menjauh. AJ rupanya sudah terbiasa dengan perubahan sikap Jade. Ia menjauh sementara ibunya menenangkan.“Mama, ada apa?” Ruby mengusap bahu ibunya, yang terlihat bergerak. Terengah. Menahan amarah. Ia terus memandang Ed dengan mata benci.“Katakan padanya aku tidak akan kembali! Aku tidak akan menyerahkan Ruby!” Jade meraih tangan Ruby yang ada di bahunya, menariknya mendekat. “Mana Gemma? Apa kau melihatnya? Bawa dia! Kita pergi!” Jade menggulirkan kursi rodanya.“Mama, siapa Gemma?” Ruby belum pernah mendengar nama itu.“Gemma! Kakakmu! Ayo, cepat! Mereka akan datang sebentar lagi! Sudah ada yang sampai di sini!” Jade menyentak tangan Ruby dengan tidak sabar. Menggulirkan kursi rodanya ke arah pintu.“Kakak…” Ruby yang terkejut, sesaat mematung.

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Rupanya Tidak Salah

    Ed melepaskan pelukan dan mengusap kepala Ruby. Ia datang ke kamar Ruby dengan tujuan itu. Ia tahu Ruby akan resah.“Gemma itu… tidak salah lagi adalah saudaramu. Namanya saja sudah terlihat,” kata Ed.“Hm?”“Gemma—artinya permata berharga. Seperti namamu, dan ibumu—Jade. Kalian berkelompok. Nama itu dipilih khusus. Tapi terlalu dini untuk menyimpulkan apakah Gemma ini adalah Liz. Kita harus bertanya pada ibumu untuk lebih jelasnya.” Ed tidak ingin Ruby mengambil kesimpulan terlalu cepat.“Aku… aku tidak pernah mendengar satu kata pun tentang Gemma sebelum ini. Tidak sekalipun. Kenapa sekarang tiba-tiba…” Ruby menggeleng. Tidak bisa mengerti lagi.“Karena Guadalajara. Apa kau pernah membahas kota itu dengan ibumu?” tanya Ed.Ruby menggeleng. “Tidak kota apa pun. Mama tidak pernah mengizinkan aku keluar dari Veracruz. Seumur hidupku ia berpesan agar aku tidak keluar dari kota itu. Aku tidak pernah pergi jauh. Aku baru menyadari dihari pernikahan kita kalau aku bisa mabuk darat—karena s

Bab terbaru

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Pengumuman

    Halo, Ruby dan Ed berakhir hari ini. Bener-bener tamat ya. Terima kasih semua yang sudah menemani sampai akhir tahun ini. Lope smuanya. Sebagai ucapan terima kasih, author mengadakan even give away nih! Yuk lah ikutan. Hadiahnya saldo e-wallet apapun dengan total 500k rupiah. Untuk detail hadiahnya silakan lihat di inst*agram @aisakura.chan ya. Jangan lupa di follow juga, karena nanti pengumuman pemenangnya ada di sana.Terus untuk caranya, gampang banget. Tolong tuliskan bagian paling disukai di novel ini di kolom review depan ya, yang dibawah deskripsi novel, soalnya klo di komentar bab kadang suka ga kebaca, ga muncul di aku T.T entah kenapa tidak tahu. Ditunggu partisipasinya sampai tanggal 1 Januari 2024, nanti pengumuman pemenangnya tanggal 2, Jangan lupa ikutan GA--nya. Dan tentu jangan lupa mengikuti novel author yang berikut. Kemungkinan judulnya SUGAR DADDY YANG HAMPIR MATI.Demikian, terima kasih semua. LOPE U ALL.

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 65 - Tidak Ada Lagi yang Salah

    “Sangat kacau,” keluh Liz, sambil menatap kerumunan anak-anak ribut yang menjadi tamu utama pernikahannya. “Ya, aku tidak menyangka juga akan menjadi seribut ini.” Ruby duduk di sampingnya dan memandang AJ yang tengah membagikan strawberry berbalut coklat pada anak-anak lainnya. Tidak sendiri, ada Claud—anak kedua dari Val yang membantu. Mereka akrab pada akhirnya. Meski obrolan mereka terkadang terbatas karena Claud lebih mahir berbahasa Italia daripada Inggris, tapi mereka cukup akur. “Bagaimana tadi awalnya?” Ed mengernyit. “Entahlah.” Ruby juga tidak tahu. “Mungkin aku seharusnya tidak setuju saat AJ memintanya.” Liz sudah amat menyesal. AJ entah bagaimana berhasil meyakinkan Liz untuk menyediakan air mancur coklat di hari pernikahannya, dan sudah terbukti sumber bencana. Anak-anak yang lebih kecil menikmati, tapi kemudian menorehkan noda coklat di tangan pada permukaan putih taplak meja—dan aneka bunga putih yang menjadi dekorasi. Mereka dengan sempurna mengabaikan tisu dan

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 64 - Tidak Ingat Sama Sekali

    “Apa harus? Aku sudah memeriksa dokumen yang itu kemarin? Tidak bisakah kau saja?” Ed mengeluh, saat mendapati ada satu email lagi yang masuk dari Otiz.Email laporan keuangan. Karena Matteo menyebar uangnya ke segala arah—kurang lebih di tiga puluh perusahaan, maka laporan keuangan yang diterima Otiz pun datang dari berbagai arah—aneka jenis usaha. Ed tidak membayangkan ini sebelumnya. Menjadi penanam modal rupanya juga tidak mudah. Tetap harus bekerja. “Kau sendiri yang harus memeriksanya. Aku hanya perantara.” Otiz dengan tegas menolak.Ia bisa menolak karena permintaan itu datang lewat telepon. Mungkin saat bicara langsung, Otiz akan lebih patuh. Otiz tidak lagi buta mematuhi perintah Ed, dengan hati-hati memilah apa yang seharusnya dilakukan dan tidak. Memeriksa laporan keuangan bukan termasuk tugas, kewajibannya hanya menyampaikan.Ed terdengar menggerutu. Ia cukup terbiasa memeriksa administrasi perusahaan—dari pabrik tequila, tapi tidak sebanyak itu.“Aku sudah memisahkan la

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 63 - Tidak Lagi Bagian Dari Kehidupan Itu

    “Kau ingin menunjukkan apa?” tanya Ruby, sambil menghampiri Ed.Meninggalkan sisi AJ yang tengah membacakan cerita untuk kedua adiknya. Elena dan Elisa duduk dengan tenang. Entah benar-benar mendengar atau mengantuk. Waktu tidur siang mereka sudah tiba memang.“Ini bacalah.” Ed bergeser, memberi ruang pada Ruby agar duduk di sampingnya, lalu menyerahkan ponsel yang menampilkan artikel berbahasa spanyol. Berita hangat yang baru terbit kurang dari dua jam lalu.Ruby tidak memperhatikan itu tapi, karena langsung terpana saat melihat judulnya.‘DEA MENANGKAP KARTEL BESAR MEXICO DAN MEMBONGKAR JARINGAN BISNIS BESAR BERNILAI MILIARAN DOLAR’“Apa… kau…” Ruby amat pucat, panik tentu.“Baca sampai selesai.” Ed menunjuk sisa tulisan yang belum dilihatnya.Ruby membaca cepat dan mengernyit. Sama sekali tidak ada nama Ed atau Rosas yang tersebut. Hanya Reyes. Marco Reyes. Ia yang menjadi pusat berita, sekaligus yang disebut menjalankan bisnis itu.“Tapi… bagaimana bisa?” Ruby tidak lagi panik, ta

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 62 - Seharusnya Tidak Serakah

    Dua mobil van berwarna hitam, dengan kecepatan tinggi melaju di jalan sunyi. Hari sudah malam, dan hanya mereka yang ada di sana. Ujung jalan mulai terlihat. Gerbang besi berwarna hitam.“Tabrak!”Seruan terdengar, dan mobil itu tidak melambat. Semua penumpang yang juga berpakaian hitam di dalam berpegangan erat, dan benturan keras memekakkan telinga terdengar.Pintu gerbang itu tumbang dan bengkok, tapi berhasil terbuka. Dua mobil itu menerobos masuk dan berhenti tepat di depan pintu depan rumah yang terang benderang itu.“Masuk dan bunuh semua!” Seruan lain, dan orang-orang yang ada di dalam van langsung berhamburan keluar, dan menyerbu masuk ke dalam rumah yang ada di tepi pantai itu. Ada yang membawa senjata api, ada juga yang membawa pemukul.Tapi mereka semua diam saat sampai di dalam, karena tidak ada siapapun yang menyambut. Seharusnya rumah itu dipenuhi pengawal, karena itu mereka datang berombongan—siap berkonfrontasi. Kenyataannya, yang menyambut mereka kesunyian. Tidak a

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 61 - Tidak Ada Rencana Itu

    “AJ, jangan membuat Abuela lelah!” Ruby menegur saat melihat AJ membawa sesuatu berlari dengan Mia di belakangnya mengejar.Tapi mustahil membuat AJ diam, karena kedua adiknya tertawa dengan girang saat melihat AJ melakukannya. Elisa dan Elena sudah mulai bisa berjalan, dan mereka dengan senang hati mengikutinya.AJ tidak mungkin berhenti saat ada yang mendukung seperti itu. Mia tampak mengomel, tapi siapa pun tahu kalau Mia tidak pernah bisa marah pada AJ.Tapi Ruby harus berdiri—diikuti Ed untuk menjaga Elisa dan Elena. Mereka ada di pantai, kalaupun mereka terjatuh di atas pasir tidak akan terlalu sakit. Tapi ada banyak karang keras yang bisa menggores.“Mommy! Biarkan mereka mengejar! Jangan diambil!” AJ tidak mau kedua adiknya diangkat dan berhenti mengejar.“Ya.” Ruby memang hanya akan mengawasi, mengikuti sambil mengawasi.“Bagaimana kalau kita berlibur?” kata Ed, tiba-tiba. Ia baru saja membaca pesan dari ponselnya.“Hm?” Ruby tentu terkejut. Tidak ada rencana seperti itu ters

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 60 - Tidak Sesuai Rencana

    “Ini.” Ed mengulurkan sapu tangan kepada Otiz—untuk menghapus air matanya. Kalau hanya sedikit, ia akan membiarkan Otiz menangis—dan menghapus air matanya memakai lengan jas yang dipakainya.Masalahnya Otiz tidak bisa menghentikan air matanya. Ia sudah terharu saat Ed mendampinginya berdiri di altar, semakin parah saat melihat Lori berjalan menuju altar diantar bunga. Terlalu indah dan menyilaukan untuk matanya.“Maaf.” Otiz terbata, sambil menghapus sisa air di wajahnya.“Untuk apa minta maaf? Tidak ada air mata yang salah saat pernikahan. Kau hanya terlalu bahagia. Tidak ada yang akan menyalahkan.” Ed menepuk pelan bahu Otiz, lalu kembali memandang ke depan.Fokus dari acara itu tentu saja Lori. Pilihan gaunnya sangat cocok dan menyatu sempurna dengan seluruh dekorasi yang ada di taman itu. Bunga, pita, lagu, dan kelengkapan lain telah dipilih dengan hati-hati dan presisi—kini memperlihatkan kemegahan yang tidak ada bandingannya.Tapi tidak dengan Ed. Meski bagi yang lain Lori mena

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 59 - Tidak Bisa Lebih Bahagia Lagi Seharusnya

    Ed mengetukkan jari pada gelas di tangannya. Matanya hanya fokus pada satu titik—Marco Reyes. Pria itu tengah bicara pada Otiz. Bukan hal penting. Marco hanya berbasa-basi dan Otiz pun sama—bersopan-santun. Menjawab pertanyaan Marco tentang perkembangan kantor pengacaranya. Ed perlu bicara pada mereka berdua sebenarnya, tapi Marco dulu.Ed hanya perlu menggerakkan dagunya dan Otiz langsung paham. Ia berpamitan—beralasan seadanya dan meninggalkan Marco sendiri.“Aku ingin bicara denganmu,” kata Ed setelah mendekat.“Oh? Ada apa?” Marco langsung mengikuti Ed, menyingkir ke halaman samping yang sepi. Tamu yang lain memenuhi ruang tengah.“Aku ingin kau menangani pengiriman ke Ekuador minggu depan, dan Brazil.”Marco tampak seperti tersedak. Ini amat mengejutkan. Ed tidak pernah membiarkannya menyentuh pasar Amerika Selatan selama ini. Selalu Ed yang menanganinya sendiri. Marco hanya mengurus Amerika Utara karena memang ia membantu membuka pasar ke arah utara.“Apa… kenapa?” Marco bingun

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 58 - Tidak Mengusir dan Benar

    “Mommy, aku mau mencoba! Kau Elena, aku Elisa.”AJ mengulurkan tangan, meminta botol susu dari Ruby. Ingin mencoba ikut memberi susu—dan memilih Elisa. Biasanya ada Tita yang membantunya, tapi hari ini Tita sibuk, jadi Ruby sendirian sejak tadi.“Boleh, tapi hati-hati ya. Jangan sampai tersedak, dan jangan ditekan.” Ruby membimbing tangan AJ untuk memegang botol berisi ASI yang sudah dihangatkan itu, dan membantunya mengukur kekuatan agar tidak terlalu menekan bibir Elisa.“Woa! Lihat, Mommy! Dia minum!” AJ amat riang saat melihat Elisa mulai meminum ASI itu. Matanya tampak berkilau girang. Ini pertama kali ia terlibat langsung—melakukan sesuatu untuk adiknya. AJ biasanya hanya menonton, bahkan awalnya takut memegang. Hanya memandang dengan takjub tapi tidak berani menyentuh. “Tidak masalah bukan? Kau tidak perlu takut lagi.”“Ya, sudah lebih besar.” AJ mengangguk setuju. Ia kemarin menyebut takut menyakiti karena keduanya sangat kecil, tapi setelah tiga bulan, pertambahan berat bad

DMCA.com Protection Status