Share

Dulu Tidak Pantas

Author: aisakurachan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Jangan membahas itu!” decak Javier. Menolak membahas Lori.

“Kau benar akan mendukung Esli untuk menjadi walikota? Ia sangat ambisius.” Javier tidak akan ikut campur saat Ed membuat keputusan yang berkaitan dengan politik seperti itu. Tapi ia ingin tahu.

“Dan ayah Mayte tidak ambisius juga? Kau seharusnya tidak lupa apa yang dilakukannya di wilayah selatan. Ia terlihat manis tapi memiliki kekayaan tidak terjelaskan lebih besar dari Esli. Mereka sama-sama busuk, maka sama saja siapapun yang akhirnya menjadi walikota. Yang jelas akan menguntungkan kita.”

Ed malas bicara sepanjang itu. Tapi harus karena Javier tidak akan berhenti bertanya sebelum puas.

“Kau menikahi Liz bukan hanya karena bujukanku.” Javier mengeluh. Setelah mengira kakaknya membuat keputusan hanya karena keinginannya, tentu Javier kecewa saat tahu Ed punya rencana sendiri.

“Aku membuat keputusan yang menguntungkan berdasar atas keinginanmu. Ini lebih baik lagi bukan? Kau gembira dan aku melakukan hal yang tepat.” Ed ti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Tidak Sengaja Terlihat Sengaja

    Ed menatap Liz yang kembali menyekop meski keadaan tubuhnya sangat kotor. Tidak tampak terganggu lagi oleh semua keadaan kotor itu. Ia masih memakai topi, tapi Ed bisa melihat keringat menetes. Kalau pakaiannya tidak kotor oleh lumpur, mungkin akan tetap basah oleh keringat.“Kau itu kenapa?”Ed bergumam sambil mengerutkan kening. Semakin heran setelah melihat sendiri wujud laporan Javier.Gadis yang dinikahinya itu menunjukkan banyak sisi yang sama sekali tidak terduga. Jauh dari bayangannya maupun Javier—yang merasa mengenal Liz meski hanya sekilas.Sedang Ed malah tidak lagi melihat jejak Liz yang dulu ditemuinya saat kecil. Selain telah tumbuh, Ed tidak lagi melihat gadis manja cengeng.Ia salah menilainya sebagai cengeng karena saat hari pernikahan mereka kemarin, Liz banyak menangis. Tapi sekarang ia melihat sisi yang jauh berbeda. Sisi yang seharusnya tidak pernah dimiliki oleh anak dari seorang Esli. “Apa kau sungguh akan menyelesaikan semua itu?” tanya Ed. Akhirnya mendekat

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Kelembutan Tidak Terduga

    “Huh?” Ruby yang sudah menggeliat karena ingin membebaskan diri, kembali diam saat mendengar keanehan itu.“Aku pikir kau sudah lebih waras sekarang, tapi rupanya kau masih ingin menggoda pria lain.” Ed kembali mendesis.“Bukan!” Ruby membantah keras—melupakan semua ketakutannya karena tuduhan yang salah kaprah itu. Ia tidak paham dari mana Ed bisa berpikir seperti itu.“Membantah tapi kau melakukan ini?! Kau ingin memamerkan warna merah ini kepada semua pria itu?!” Ruby menjerit saat tiba-tiba tangan Ed menyusup masuk, menarik pakaian dalamnya di bagian punggung. Ruby terlepas dengan tangan menutupi bagian depan tubuhnya, dan menunduk. Maka terlihat apa alasan Ed bisa menyebut warna pakaian dalamnya dengan sangat tepat.“AGH!” Ruby menjerit lalu bergegas menutupi tubuhnya dengan overall kotor yang tadi telah dilepaskannya. Ruby tidak peduli kotor. Masih lebih baik dibanding kaus putih menerawang itu.Mata Ruby memerah oleh air mata karena teringat kalau tadi bukan hanya Ed pria yang

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Tidak Perlu Berharap

    Tubuh Ruby mungkin sempat menanggapi, tapi perlahan berganti dengan rasa yang jauh berbeda. Ruby tidak bisa lupa pada rasa sakit itu. Kekasaran Ed saat menggerakkan tubuhnya, juga bagaimana pria itu membuatnya merasa sangat murahan. “Jangan…” Ruby berbisik memohon sambil menggeleng. Gemetar yang melanda bukan lagi karena nafsu, tapi ketakutan. “Jangan apa?” Ed menghentikan tangannya dan mengernyit. Tidak paham kenapa wanita yang tadi dengan jelas terpancing, tiba-tiba memohon dengan kata negatif. Ed memandang punggung dan kepala yang menunduk itu. “Apa kau begitu takut pada wajahku?” Ed melepaskan tangannya dan mundur. Pertanyaan itu bahkan tidak berupa bentakan dan tidak butuh jawaban. Ed hanya mengingatkan dirinya sendiri kalau wanita yang ada di depannya pingsan saat melihatnya pertama kali. “Aku lupa.” Ed tersenyum pahit. Lupa kalau ia tidak seharusnya berharap ada wanita yang akan menerimanya, saat Mayte—yang sudah bersamanya cukup lama, merasakan keraguan. Ed lalu membuka

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Perlakuan yang Tidak Perlu

    “Ed? Kau masih di sini?!” Mia dan Pedro sama-sama terkejut, tapi Pedro lebih terkejut karena ia terhenyak bangun dengan wajah pucat. “Aku pikir kau sudah kembali ke kota.” Pedro mencoba bersikap santai sementara Ed memandangnya dengan mata tajam. “Kau bernafsu pada siapa?!” bentak Ed. “Itu tuduhan tidak berdasar, Ed. Kau jangan lansung mengambil kesimpulan. Aku tidak berniat apa pun pada Liz. Mia hanya cemburu karena aku ramah padanya. Tapi apa aku salah kalau ramah? Liz istrimu dan aku tahu kau akan menjalin kerja sama dengan Esli Ramos setelah kalian menikah. Aku tidak mungkin kasar padanya bukan? Ini akan mempengaruhi urusanmu.” Pedro langsung berpanjang lebar menjelaskan. Bicaranya meyakinkan, dan isinya benar. Ed tidak pernah meminta Pedro membantunya meski tahu pria itu menginginkannya. Tapi rupanya ia cukup tahu urusannya dengan Esli. Ed melirik Mia yang tampak melipat tangannya di depan dada sambil cemberut. Tapi hanya itu. Tidak melengkapi tuduhannya tadi dengan bukti a

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Tidak Bisa Menolak

    “Apa kau lupa memindahkannya kemana? Cari lagi!” perintah Ed, sambil mengerutkan kening. Tita adalah yang paling tahu apa dimana. Ed tidak bisa bertanya pada yang lain. “Baik.” Tita berlalu dengan wajah kebingungan.. Ed yang gusar berbalik kembali ke kamarnya. Terpaksa mencari kunci mobil yang tadi dipakai. Ed diam sebentar sebelum membuka pintu, memelankan gerakannya. Ed berhati-hati karena tidak ingin Liz berteriak. Ia sering kali menjerit saat kaget. Hari ini saja mungkin lebih dari tiga kali ia mendengarnya. Ed masuk, tapi tidak melihat Liz lagi. Kamar itu kosong. Tapi Liz tidak mungkin keluar dari kamar itu. Ed menengok ke teras dan melihat sosok tersampir di kursi teras. Tertidur di kursi empuk berbentuk seperti ayunan dengan buku tergeletak jatuh di sampingnya. Teras itu memang sejuk, terlindung dari matahari tapi mendapat hembusan angin laut dan suara ombak yang tidak terlalu keras. “Kau tertidur setelah membuatku gelisah?” gerutu Ed. Jengkel melihat betapa damainya Liz

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Tidak Harus Sesuai Rencana

    Ed membuka pintu chapel dengan kasar. Lupa pada sopan santun, dan hanya ingin melabrak Javier. Ed menghela napas saat mendapati adiknya sedang berlutut dengan tangan mengatup—berdoa di depan altar. “Kau pikir aku tidak akan tahu apa yang kau lakukan?! Jangan berpura-pura berdoa!” bentak Ed. “Sssttt… Jangan menjadi tidak sopan, Ed. Duduk dan tunggu sampai aku selesai.” Javier menunjuk deretan kursi kayu panjang yang kosong. “Kau itu…” “Ssssttt….” Javier kembali meminta Ed diam dan menundukkan kepalanya lagi. Ed hanya bisa menggeram marah sambil menghenyakkan diri untuk duduk. “Jangan harap aku akan pergi sebeluma kita bicara!” desis Ed. Kurang lebih peringatan kalau ia akan menunggu sampai berapa lamapun Javier berdoa. Javier tidak akan bisa menghindar dengan berpura-pura berdoa. “Ck!” Ed mendecak karena tidak ada lagi jawaban dari Javier. Ia harus menunggu. Ed menopang dagu sambil menatap punggung terbalut jubah hitam itu. Sampai sekarang Ed masih bisa mengingat rasa terkejutnya

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Tidak Boleh Lupa

    “Aku tidak memintamu untuk menjadi tergila-gila padanya secara langsung, tapi beri kesempatan saja dulu pada Liz.” Javier kembali membujuk setelah Ed tidak juga menjawab.“Kau bergitu menyukainya?” Ed melirik dengan heran. Ini kali kedua ia menemui orang yang membela Liz tanpa keraguan.“Ya. Dia manis. Kemarin-kemarin aku berusaha membantu mengurangi beban Liz, dan ia menolak dengan alasan tidak ingin berbohong dan curang. Ia malah menegurku. Mengatakan Pastor tidak seharusnya berbohong. Ia benar juga soal itu.” Javier tampak tersenyum geli. Lucu mengingat saat dirinya perlu diingatkan oleh Liz tentang tempatnya.“Memang apa yang terjadi?” tanya Ed. Penasaran dengan interaksi mereka berdua sampai bisa membuat Javier membelanya.“Aku tidak bisa membuat Tia Mia mendengarku, tapi aku bisa meminta Tita dan yang lain berpura-pura agar Liz tetap terlihat bekerja. Atau paling tidak menangani pekerjaan yang lebih ringan. Tapi rencana itu tertolak, dan Liz bekerja seperti biasa—seperti pelayan

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Tidak Ada Di Tempat Biasa

    “Tidak biasanya kau ikut makan di sini.”Ruby melirik dan melihat siapa yang mendapat teguran dari Mia. Javier yang datang dan kini duduk di hadapannya.“Aku ingin makan bersama Ed. Sudah lama kami tidak makana bersama.” Javier tersenyum sambil memandang Ed yang sudah duduk di ujung meja panjang itu. Kursi yang biasanya kosong kini terisi, dan Ruby yang biasanya duduk di sembarang tempat dengan khusus diminta Tita untuk duduk pada barisan ujung kanan. Menegaskan statusnya sebagai istri Ed. Tempat yang tidak pernah diberikan Mia, tapi hari ini ia tidak banyak bicara. Ini pertama kali Ruby melihat Mia tidak banyak bicara. Biasanya Mia akan selalu menyindir atau menyalahkannya atas sesuatu ketika makan.“Kapan kau akan kembali ke Guadalajara?” tanya Pedro, pada Ed. Memecah percakapan antara Ed dan Javier.“Bukan urusanmu.” Ed menjawab pendek dan kembali bicara pada Javier.Ruby menunduk, karena tiba-tiba saja ingin tertawa. Ikut puas melihat Pedro bersungut-sungut karena diabaikan oleh

Latest chapter

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Pengumuman

    Halo, Ruby dan Ed berakhir hari ini. Bener-bener tamat ya. Terima kasih semua yang sudah menemani sampai akhir tahun ini. Lope smuanya. Sebagai ucapan terima kasih, author mengadakan even give away nih! Yuk lah ikutan. Hadiahnya saldo e-wallet apapun dengan total 500k rupiah. Untuk detail hadiahnya silakan lihat di inst*agram @aisakura.chan ya. Jangan lupa di follow juga, karena nanti pengumuman pemenangnya ada di sana.Terus untuk caranya, gampang banget. Tolong tuliskan bagian paling disukai di novel ini di kolom review depan ya, yang dibawah deskripsi novel, soalnya klo di komentar bab kadang suka ga kebaca, ga muncul di aku T.T entah kenapa tidak tahu. Ditunggu partisipasinya sampai tanggal 1 Januari 2024, nanti pengumuman pemenangnya tanggal 2, Jangan lupa ikutan GA--nya. Dan tentu jangan lupa mengikuti novel author yang berikut. Kemungkinan judulnya SUGAR DADDY YANG HAMPIR MATI.Demikian, terima kasih semua. LOPE U ALL.

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 65 - Tidak Ada Lagi yang Salah

    “Sangat kacau,” keluh Liz, sambil menatap kerumunan anak-anak ribut yang menjadi tamu utama pernikahannya. “Ya, aku tidak menyangka juga akan menjadi seribut ini.” Ruby duduk di sampingnya dan memandang AJ yang tengah membagikan strawberry berbalut coklat pada anak-anak lainnya. Tidak sendiri, ada Claud—anak kedua dari Val yang membantu. Mereka akrab pada akhirnya. Meski obrolan mereka terkadang terbatas karena Claud lebih mahir berbahasa Italia daripada Inggris, tapi mereka cukup akur. “Bagaimana tadi awalnya?” Ed mengernyit. “Entahlah.” Ruby juga tidak tahu. “Mungkin aku seharusnya tidak setuju saat AJ memintanya.” Liz sudah amat menyesal. AJ entah bagaimana berhasil meyakinkan Liz untuk menyediakan air mancur coklat di hari pernikahannya, dan sudah terbukti sumber bencana. Anak-anak yang lebih kecil menikmati, tapi kemudian menorehkan noda coklat di tangan pada permukaan putih taplak meja—dan aneka bunga putih yang menjadi dekorasi. Mereka dengan sempurna mengabaikan tisu dan

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 64 - Tidak Ingat Sama Sekali

    “Apa harus? Aku sudah memeriksa dokumen yang itu kemarin? Tidak bisakah kau saja?” Ed mengeluh, saat mendapati ada satu email lagi yang masuk dari Otiz.Email laporan keuangan. Karena Matteo menyebar uangnya ke segala arah—kurang lebih di tiga puluh perusahaan, maka laporan keuangan yang diterima Otiz pun datang dari berbagai arah—aneka jenis usaha. Ed tidak membayangkan ini sebelumnya. Menjadi penanam modal rupanya juga tidak mudah. Tetap harus bekerja. “Kau sendiri yang harus memeriksanya. Aku hanya perantara.” Otiz dengan tegas menolak.Ia bisa menolak karena permintaan itu datang lewat telepon. Mungkin saat bicara langsung, Otiz akan lebih patuh. Otiz tidak lagi buta mematuhi perintah Ed, dengan hati-hati memilah apa yang seharusnya dilakukan dan tidak. Memeriksa laporan keuangan bukan termasuk tugas, kewajibannya hanya menyampaikan.Ed terdengar menggerutu. Ia cukup terbiasa memeriksa administrasi perusahaan—dari pabrik tequila, tapi tidak sebanyak itu.“Aku sudah memisahkan la

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 63 - Tidak Lagi Bagian Dari Kehidupan Itu

    “Kau ingin menunjukkan apa?” tanya Ruby, sambil menghampiri Ed.Meninggalkan sisi AJ yang tengah membacakan cerita untuk kedua adiknya. Elena dan Elisa duduk dengan tenang. Entah benar-benar mendengar atau mengantuk. Waktu tidur siang mereka sudah tiba memang.“Ini bacalah.” Ed bergeser, memberi ruang pada Ruby agar duduk di sampingnya, lalu menyerahkan ponsel yang menampilkan artikel berbahasa spanyol. Berita hangat yang baru terbit kurang dari dua jam lalu.Ruby tidak memperhatikan itu tapi, karena langsung terpana saat melihat judulnya.‘DEA MENANGKAP KARTEL BESAR MEXICO DAN MEMBONGKAR JARINGAN BISNIS BESAR BERNILAI MILIARAN DOLAR’“Apa… kau…” Ruby amat pucat, panik tentu.“Baca sampai selesai.” Ed menunjuk sisa tulisan yang belum dilihatnya.Ruby membaca cepat dan mengernyit. Sama sekali tidak ada nama Ed atau Rosas yang tersebut. Hanya Reyes. Marco Reyes. Ia yang menjadi pusat berita, sekaligus yang disebut menjalankan bisnis itu.“Tapi… bagaimana bisa?” Ruby tidak lagi panik, ta

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 62 - Seharusnya Tidak Serakah

    Dua mobil van berwarna hitam, dengan kecepatan tinggi melaju di jalan sunyi. Hari sudah malam, dan hanya mereka yang ada di sana. Ujung jalan mulai terlihat. Gerbang besi berwarna hitam.“Tabrak!”Seruan terdengar, dan mobil itu tidak melambat. Semua penumpang yang juga berpakaian hitam di dalam berpegangan erat, dan benturan keras memekakkan telinga terdengar.Pintu gerbang itu tumbang dan bengkok, tapi berhasil terbuka. Dua mobil itu menerobos masuk dan berhenti tepat di depan pintu depan rumah yang terang benderang itu.“Masuk dan bunuh semua!” Seruan lain, dan orang-orang yang ada di dalam van langsung berhamburan keluar, dan menyerbu masuk ke dalam rumah yang ada di tepi pantai itu. Ada yang membawa senjata api, ada juga yang membawa pemukul.Tapi mereka semua diam saat sampai di dalam, karena tidak ada siapapun yang menyambut. Seharusnya rumah itu dipenuhi pengawal, karena itu mereka datang berombongan—siap berkonfrontasi. Kenyataannya, yang menyambut mereka kesunyian. Tidak a

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 61 - Tidak Ada Rencana Itu

    “AJ, jangan membuat Abuela lelah!” Ruby menegur saat melihat AJ membawa sesuatu berlari dengan Mia di belakangnya mengejar.Tapi mustahil membuat AJ diam, karena kedua adiknya tertawa dengan girang saat melihat AJ melakukannya. Elisa dan Elena sudah mulai bisa berjalan, dan mereka dengan senang hati mengikutinya.AJ tidak mungkin berhenti saat ada yang mendukung seperti itu. Mia tampak mengomel, tapi siapa pun tahu kalau Mia tidak pernah bisa marah pada AJ.Tapi Ruby harus berdiri—diikuti Ed untuk menjaga Elisa dan Elena. Mereka ada di pantai, kalaupun mereka terjatuh di atas pasir tidak akan terlalu sakit. Tapi ada banyak karang keras yang bisa menggores.“Mommy! Biarkan mereka mengejar! Jangan diambil!” AJ tidak mau kedua adiknya diangkat dan berhenti mengejar.“Ya.” Ruby memang hanya akan mengawasi, mengikuti sambil mengawasi.“Bagaimana kalau kita berlibur?” kata Ed, tiba-tiba. Ia baru saja membaca pesan dari ponselnya.“Hm?” Ruby tentu terkejut. Tidak ada rencana seperti itu ters

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 60 - Tidak Sesuai Rencana

    “Ini.” Ed mengulurkan sapu tangan kepada Otiz—untuk menghapus air matanya. Kalau hanya sedikit, ia akan membiarkan Otiz menangis—dan menghapus air matanya memakai lengan jas yang dipakainya.Masalahnya Otiz tidak bisa menghentikan air matanya. Ia sudah terharu saat Ed mendampinginya berdiri di altar, semakin parah saat melihat Lori berjalan menuju altar diantar bunga. Terlalu indah dan menyilaukan untuk matanya.“Maaf.” Otiz terbata, sambil menghapus sisa air di wajahnya.“Untuk apa minta maaf? Tidak ada air mata yang salah saat pernikahan. Kau hanya terlalu bahagia. Tidak ada yang akan menyalahkan.” Ed menepuk pelan bahu Otiz, lalu kembali memandang ke depan.Fokus dari acara itu tentu saja Lori. Pilihan gaunnya sangat cocok dan menyatu sempurna dengan seluruh dekorasi yang ada di taman itu. Bunga, pita, lagu, dan kelengkapan lain telah dipilih dengan hati-hati dan presisi—kini memperlihatkan kemegahan yang tidak ada bandingannya.Tapi tidak dengan Ed. Meski bagi yang lain Lori mena

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 59 - Tidak Bisa Lebih Bahagia Lagi Seharusnya

    Ed mengetukkan jari pada gelas di tangannya. Matanya hanya fokus pada satu titik—Marco Reyes. Pria itu tengah bicara pada Otiz. Bukan hal penting. Marco hanya berbasa-basi dan Otiz pun sama—bersopan-santun. Menjawab pertanyaan Marco tentang perkembangan kantor pengacaranya. Ed perlu bicara pada mereka berdua sebenarnya, tapi Marco dulu.Ed hanya perlu menggerakkan dagunya dan Otiz langsung paham. Ia berpamitan—beralasan seadanya dan meninggalkan Marco sendiri.“Aku ingin bicara denganmu,” kata Ed setelah mendekat.“Oh? Ada apa?” Marco langsung mengikuti Ed, menyingkir ke halaman samping yang sepi. Tamu yang lain memenuhi ruang tengah.“Aku ingin kau menangani pengiriman ke Ekuador minggu depan, dan Brazil.”Marco tampak seperti tersedak. Ini amat mengejutkan. Ed tidak pernah membiarkannya menyentuh pasar Amerika Selatan selama ini. Selalu Ed yang menanganinya sendiri. Marco hanya mengurus Amerika Utara karena memang ia membantu membuka pasar ke arah utara.“Apa… kenapa?” Marco bingun

  • Pengantin Pengganti untuk Suami Buruk Rupa   Extra 58 - Tidak Mengusir dan Benar

    “Mommy, aku mau mencoba! Kau Elena, aku Elisa.”AJ mengulurkan tangan, meminta botol susu dari Ruby. Ingin mencoba ikut memberi susu—dan memilih Elisa. Biasanya ada Tita yang membantunya, tapi hari ini Tita sibuk, jadi Ruby sendirian sejak tadi.“Boleh, tapi hati-hati ya. Jangan sampai tersedak, dan jangan ditekan.” Ruby membimbing tangan AJ untuk memegang botol berisi ASI yang sudah dihangatkan itu, dan membantunya mengukur kekuatan agar tidak terlalu menekan bibir Elisa.“Woa! Lihat, Mommy! Dia minum!” AJ amat riang saat melihat Elisa mulai meminum ASI itu. Matanya tampak berkilau girang. Ini pertama kali ia terlibat langsung—melakukan sesuatu untuk adiknya. AJ biasanya hanya menonton, bahkan awalnya takut memegang. Hanya memandang dengan takjub tapi tidak berani menyentuh. “Tidak masalah bukan? Kau tidak perlu takut lagi.”“Ya, sudah lebih besar.” AJ mengangguk setuju. Ia kemarin menyebut takut menyakiti karena keduanya sangat kecil, tapi setelah tiga bulan, pertambahan berat bad

DMCA.com Protection Status