Home / Rumah Tangga / Pengantin Pengganti CEO Cacat / Bab 3 - Neraka Pernikahan

Share

Bab 3 - Neraka Pernikahan

Author: PenulisAksara
last update Last Updated: 2024-01-07 15:36:36

   

          "Saya terima nikah dan kawinnya, Arancia Alfatunisa dengan mas kawin tersebut tunai."

       Kevan membaca ijab kabul dengan sekali tarikan nafas. Penghulu dan para saksi terdiam, mendengar suara tegas nan berwibawa milik Kevan. 

     Penghulu menoleh ke kanan dan ke kiri. Lalu para saksi pun mengangguk. 

     "Bagaimana, para saksi? Sah?"

     "Sah."

      Satu kalimat itu terdengar membahana, ketika para saksi berkata pernikahan Kevan dan Arancia sah. Arancia menunduk, memilin gaun pengantinnya. 

    "Baiklah, kalian berdua sudah sah menjadi sepasang suami istri. Silahkan sang suami boleh mencium kening sang istri. Dan sebaliknya sang istri mencium tangan suami dengan takdzim. Dan untuk buku nikah, maaf mungkin esok atau lusa baru bisa kalian tanda tangan. Sebab buku nikah yang berada di tangan saya atas nama Kevan dan Zahra. Jadi mohon di maklumi jika kalian berdua belum bisa langsung mendapatkannya."

     Kevan terdiam. Kemarahan terlihat sekali di raut wajahnya. Meskipun wajahnya tertutup topeng, akan tetapi ekspresi lelaki tersebut tidak dapat di sembunyikan. 

     Begitu juga dengan Arancia. Jika bukan karena ancaman dari sang ibu, ia enggan menggantikan posisi saudara tirinya itu. 

     "Baiklah, silahkan bila mau mencium istri anda," ujar Penghulu untuk kedua kalinya. 

     Orang-orang yang kebetulan di undang oleh Sekar pun terdengar berbisik. Dan bisikan mereka, terdengar ke telinga Kevan. Membuat lelaki itu semakin marah. 

      "Kasihan sekali nasib si Arancia. Sudah di haruskan menggantikan posisi Zahra. Ia pun mendapatkan suami berwajah cacat itu. Kalau itu anakku, aku tidak akan memberikan restuku, meskipun kenyataannya ia kaya raya," bisik salah satu tamu. 

    Kevan mengepalkan kedua tangannya. Lantas ia berdiri, tanpa kata lelaki itu pergi begitu saja dari hadapan Arancia dan juga Penghulu. 

    Arancia pun ikut berdiri. Ia menatap nanar punggung nan lebar itu yang perlahan semakin menjauh. Lantas gadis cantik itu mengedarkan pandangannya, banyak orang yang menatap sinis kepadanya. 

     "Malang sekali nasibmu! Suamimu pergi meninggalkanmu sendiri!" Ucap Sekar sang ibu tiri. 

    Bukannya iba, ia malah dengan jelas mengolok-olok Arancia. Sekar pun tidak segan menertawakannya. 

    Salah satu anak buah Kevan pun mendekati Arancia. Ia menatap datar pada perempuan paruh baya yang masih asyik tertawa itu. 

      "Nona muda Aktamanov, silahkan ikut dengan saya. Saya akan mengantarkan anda ke kediaman tuan muda."

       Arancia terdiam, ia mengedarkan pandangannya. Mencari lelaki yang merupakan cinta pertamanya itu. 

      "Baiklah, tetapi apa boleh bila saya menemui ayah saya terlebih dahulu. Hanya sekedar berpamitan," ucap Arancia pelan. 

      Lelaki itu pun mengangguk, "Silahkan, Nona. Saya akan menunggu anda di sini," ucapnya datar. 

      Arancia pun bergegas mencari keberadaan sang ayah. Ia mengangkat gaun pernikahannya supaya bisa berjalan lebih cepat. 

      Sementara, sepeninggal Kevan dari acara pernikahannya. Penghulu dan juga para tamu undangan satu persatu meninggalkan acara pernikahan. 

     Sekar tersenyum sinis, "Hmm, setidaknya pernikahan ini berjalan lancar. Meskipun Kevan pergi begitu saja setelah ijab kabul. Setidaknya rasa maluku sedikit berkurang," monolog Sekar sambil memperhatikan putri tirinya yang tengah mencari keberadaan ayahnya. 

      Arancia mengedarkan pandangannya. Ia bertanya perihal keberadaan sang ayah, yang ternyata ia berada di dalam kamarnya. 

      "Ayah," panggil Arancia lembut. "Ayah, Ara mencari-cari ayah sedari tadi, tidak tahunya ayah berada di sini," lanjut Arancia lalu ia berjongkok di hadapan sang ayah. 

     "Nak," ucap lelaki itu lemah. "Maafkan ayahmu yang bodoh ini, tidak bisa berbuat apapun. Menolongmu saja dari pernikahan ini, ayah tidak mampu," lirihnya. 

     Arancia menggeleng. Ia menggenggam tangan tua itu, tangan yang dulu selalu menggendongnya. 

    Selalu berada di garda terdepan bila ada orang yang berniat jahat padanya. Namun, lihatlah tangan kuat itu sekarang sudah keriput dan tua. 

     "Tidak, ini semua bukan salah ayah. Ara yakin jika ini adalah takdir yang Tuhan berikan untuk Ara. Dan Ara akan ikhlas menjalani biduk rumah tangga ini, ayah tetap do'akan Ara. Karena saat ini, itulah yang Ara butuhkan. Do'a dan juga dukungan ayah untuk Ara. Aku berjanji meskipun aku keluar dari rumah ini, ayah tenang saja aku akan selalu menengok ayah. Jaga diri ayah baik-baik. Jika ada apa-apa tolong kabari Ara."

     Pria paruh baya yang bernama Wijaya Hadikusuma itu mengangguk lemah. Lalu Ara pun berpamitan, karena ia tidak bisa membuat orang lain menunggu. Tidak sopan. 

     Jauh di lubuk hatinya yang terdalam, ia berharap jika pernikahannya akan berjalan mulus. Ara pun berharap, jika suaminya mau menerimanya. 

     "Sudah siap, Nona?" tanya lelaki muda itu. 

      Arancia pun mengangguk. Masih menggunakan pakaian pengantin, ia mengikuti langkah kaki lebar, lelaki yang katanya anak buah dari suaminya itu. 

      Di luar tampak Sekar tengah berdiri seraya kedua tangannya, bersedekap di dadanya. Ia menatap sinis sekaligus mengejek anak tirinya itu. 

      "Jangan lupa! Resepsi pernikahan kalian nanti malam," ujar Sekar yang membuat langkah kaki Arancia juga lelaki muda itu terhenti. 

      Lantas lelaki itu pun menatap datar pada wanita di hadapannya. Sekar berdiri dengan angkuhnya, tidak merasa bersalah karena telah membiarkan putrinya pergi begitu saja di hari sakral. 

     "Sayangnya, tuan memerintahkan saya untuk membatalkan segala macam hal yang bersangkutan dengan pernikahannya. Ia hanya menyuruh saya untuk membawa istrinya ke Mansion miliknya!"

     Wajah Sekar seketika memerah kala mendengar ucapan lelaki yang tengah berdiri di hadapannya itu. Lalu ia pun kembali melanjutkan ucapannya. 

      "Kebetulan, Tuan saya sudah pergi ke luar negeri. Dan saya harap anda tidak mengharapkan apapun lagi dari tuan juga pernikahan ini."

       Deg

     Arancia mematung. Pergi ke luar negeri? . Hatinya terasa sakit, sebab ia merasa menjadi istri yang tidak di anggap olehnya. 

    "Ia dengan mudahnya pergi begitu saja. Tanpa memberikan satu alasan ataupun kata padaku," lirih Arancia di dalam hatinya. 

      Sementara itu, di tempat lain. Seorang lelaki yang masih lengkap berpakaian baju pengantin. Tampak menatap awan yang tengah ia lewati. 

     Lelaki itu memutuskan untuk pergi. Ia akan memberikan pelajaran baik pada Zahra maupun Arancia. Kedua wanita itu harus merasakan penderitaan dan juga kesengsaraan. 

      Ya, Kevan sudah memiliki rencana. Jika ia memiliki rencana untuk memberikan neraka di dalam pernikahannya. 

      "Tunggu pembalasanku, Zahra. Silahkan untuk saat ini kau hidup senang, tanpa beban. Tapi lihatlah nanti, aku akan membalaskan sakit hatiku akibat penghinaanmu dan juga ibumu. Serta saudaramu itu!"

      ****

         "Silahkan masuk, Nona," ucap lelaki yang tadi mengantarnya menuju rumah mewah Kevan. 

       Hening dan sepi. Tidak ada satupun orang yang berada di sana. 

       Arancia mengedarkan pandanganya, namun ia tidak melihat siapapun. Laki-laki itu pun peka, jika nona mudanya mungkin khawatir karena di rumah itu tiada siapapun. 

      "Para pelayan akan masuk kembali kemari, ketika pagi Nona. Dan maaf untuk tuan muda dia ... langsung pergi ke luar negeri setelah ijab kabul tadi. Untuk sementara Nona tinggal sendiri di rumah ini. Esok saya akan memperkenalkan para pelayan. Dan bila ada apa-apa, Nona bisa langsung menghubungi saya. Mari saya antar Nona ke kamar anda."

       Arancia tidak berkata apapun. Ia dengan patuh mengikuti langkah kaki pria di hadapannya. Arancia tersenyum kecut, malam pertama yang bagi siapa saja menjadi malam yang indah. 

    Namun itu semua tidak berlaku untuknya. Kesan pertama yang ia dapatkan hanya kesepian dan juga keheningan. 

     ******

       "Wajahmu terlihat lugu. Namun aku tidak akan kembali jatuh di lubang yang sama untuk kedua kalinya. Cukup, wanita ular itu yang mengkhianati serta melukaiku, dengan wajah polosnya ia berhasil menjeratku. Kini, kaulah yang akan menggantikannya menjalani hukuman dariku. Selamat datang di neraka pernikahan!"

     

      

Related chapters

  • Pengantin Pengganti CEO Cacat   Bab 4 - Awal Mula Penderitaan

    "Rumah sebesar ini, tetapi tidak ada penghuninya," lirih Arancia begitu masuk ke dalam kamarnya yang luas dan mewah. Gadis cantik itu mengedarkan pandangannya. Menyapu setiap detail ruangan kamar itu. Dan Arancia akui, jika kamar yang ia tempati begitu besar dan juga indah. "Indah sekali, kamarnya lebih besar dari kamar punyaku," lirih Arancia tersenyum kecut. Bagaimana ia tidak membandingkan. Karena kenyataannya memang seperti itu, kamarnya begitu kecil berbeda dengan saudara tirinya. Luas dan nyaman. "Ya Tuhan, akan seperti apa pernikahan ini. Sedangkan di hari pertama aku menikah, lelaki itu sudah tidak ada di sini. Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus bertahan atau memilih untuk menyerah?" Arancia duduk di tepi ranjang. Pakaian pengantin masih melekat di tubuhnya. Air mata tampak menetes di ujung matanya. Mengapa nasibnya tidak pernah beruntung seperti orang lain? Dirinya yang selalu tersisihkan, bahkan di saat ketika

    Last Updated : 2024-01-07
  • Pengantin Pengganti CEO Cacat   Bab 5- Kesedihan Arancia

    "Haruskah aku membersihkan tempat ini sendiri? Jika aku membersihkannya, pasti tidak akan cukup waktu satu hari. Ya Tuhan," lirih Arancia seraya meraup wajahnya kasar. Gadis itu tampak menghembuskan napasnya lelah. Tapi ia tidak bisa mengelak dari takdir. Arancia harus menghadapinya. Dan ia yakin, dirinya pasti bisa. "Bismillah. Semoga saja tidak sampai seharian aku membersihkan Mansion luas ini." Gadis itu mulai membersihkan ruangan yang bahkan luasnya bisa sampai tiga rumah di satukan. Arancia sesekali terlihat menghela napasnya lelah. Padahal baru separuh jalan ia membersihkan lantai bawah. Belum lantai atas, halaman depan dan belakang. Yang paling Arancia benci, ia harus membersihkan kolam renang yang berada tepat di halaman belakang Mansion itu. "Kenapa ia tidak membawaku ke rumah yang sederhana saja, aku lebih suka tinggal di rumah sederhana daripada tinggal di tempat mewah tetapi sendiri," lirih Arancia. Hampir tiga jam g

    Last Updated : 2024-01-07
  • Pengantin Pengganti CEO Cacat   Bab 6 - Kesedihan Arancia 2

    Arancia menatap sekeliling. Ruangan luas namun kosong dan dingin. Hanya ia yang tinggal di Mansion yang begitu besar nan luas. Gadis cantik itu tampak menghela nafasnya sedih, "Sampai kapan aku akan seperti ini? Aku tidak bisa bekerja, tidak bisa pula menengok ayah. Bagaimana kabarnya saat ini, apakah ia baik-baik saja? Ayah maafkan Ara, karena Ara belum bisa menengok ayah, Ara rindu," lirihnya. Tidak terasa air mata jatuh membasahi kedua pipi mulusnya. Ia terduduk di lantai yang dingin itu seraya menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Hidupnya terasa kosong, padahal baru beberapa hari ia menikah. Namun, Arancia tidak pernah bertemu kembali dengan pria yang menjadi suaminya. "Kamu dimana? Akan bagaimana nasib pernikahan ini? Sedangkan nahkoda kapalnya tidak ada." Sementara itu, di lain sisi Kevan melihat aktivitas Arancia di tablet yang tengah ia pegang. Rencananya beberapa hari ke depan ia akan melakukan operasi wajah

    Last Updated : 2024-01-13
  • Pengantin Pengganti CEO Cacat   Bab 7 -Operasi

    "Mari tuan, dan tolong maafkan saya karena harus menyentuh anda," ucap seorang dokter paruh baya pada Kevan. Ia sengaja meminta izin, karena tahu jika orang yang akan ia operasi tidak suka jika sembarangan orang menyentuhnya. Maka dirinya mencari aman, sebelum pria itu mengamuk. Kevan hanya menganggukkan kepalanya, tanpa mengeluarkan suaranya. Atmosfer ruang operasi begitu terasa tegang. "Lakukan," ucap Kevan dingin. Dokter paruh baya itu menyuntikkan obat supaya Kevan tertidur. Operasi ini harus berhasil karena jika tak berhasil, tidak hanya pekerjaan mereka yang akan menjadi jaminannya. Namun, nyawa mereka pun akan melayang jika sampai melakukan kesalahan. Kevan menginginkan wajahnya yang dulu kembali. Dia tidak mau sedikitpun ada yang berubah. Oleh karena itu, mereka para dokter berserta perawatnya begitu tegang. "Baiklah, kita mulai operasi ini. Dan kita berdoa supaya semuanya di lancarkan, relax dan fokus," ucapnya.

    Last Updated : 2024-01-14
  • Pengantin Pengganti CEO Cacat   Kepulangan Kevan

    Satu bulan kemudian .... "Ini sudah satu bulan, tetapi lelaki itu belum juga datang. Ya Tuhan, kehidupan rumah tangga seperti apa yang tengah aku lalui ini?" lirih Arancia. Ya Arancia pikir, ketika ia pertama kali keluar dari Mansion ini tanpa izin dari suaminya. Arancia mengira suaminya akan langsung datang sebab ia pergi tanpa seizinnya. Namun, semua itu ternyata hanya harapan kosong belaka. Arancia terlalu mengharapkan pernikahan ini akan berjalan seperti yang lainnya. Meskipun ia hanyalah seorang pengantin pengganti. "Ayah, Ara rindu. Maafkan Ara belum bisa menemui ayah. Entah bagaimana kabar ayah," gumam Arancia. Saat ini, ia tengah berada di taman belakang sehingga ia tidak mengetahui kedatangan Kevan beserta para anak buahnya. Lelaki itu masih memakai topeng, sengaja ia tidak ingin memperlihatkan wajahnya. Kevan tampak turun dari dalam mobilnya, mata tajamnya menelisik keadaan Mansion yang sepi. Alisnya tampak terangk

    Last Updated : 2024-01-17
  • Pengantin Pengganti CEO Cacat   Bab 9 - Di Kurung

    "Aku mohon lepaskan aku, tolong," pinta Arancia mengiba pada Kevan. "Aku mohon jangan kurung aku di gudang, salahku apa padamu," lanjut Arancia lirih. Tubuh ringkihnya di tarik dengan kuat oleh para bodyguard Kevan. Tubuh ringkih Arancia mencoba berontak, namun semua itu percuma. Cekalan tangan para pria bertubuh besar itu begitu kuat. Tenaga Arancia kalah oleh tenaga mereka. "Ya Allah, Ya Tuhanku. Aku hanya berpasrah padamu. Tolong tunjukkan kebesaranmu untukku, hamba-Mu yang begitu lemah," batin Arancia bersenandika. Brukk Tubuh ringkih Arancia di lempar dengan sangat kasar, di atas lantai dingin gudang milik Kevan. Air mata membasahi kedua pipi Arancia. Tubuhnya bergetar hebat, keadaan gudang begitu gelap. Tempat yang paling Arancia benci. "Hikz, ibu ... tolong aku. Di sini gelap," ucapnya begitu pelan. Arancia memeluk tubuhnya sendiri, menenggelamkan kepalanya di antara kedua lututnya. Tangisan begitu pilu terdengar

    Last Updated : 2024-01-18
  • Pengantin Pengganti CEO Cacat   Bab 10 - Kabar Duka

    "Sakit," lirih Arancia. "Ibu, tolong Ara, ayah," gumam Arancia. Setelah di siram oleh Kevan, tubuh Arancia semakin mengigil. Ia masih berada di dalam gudang yang gelap dan pengap. Entah sampai kapan Kevan akan membiarkannya di gudang. "Hikz, badanku sakit. Dingin." Sementara Kevan, ia tengah memakan makanannya. Di ruang makan yang mewah nan luas itu. Tidak lupa topeng masih menempel di wajah tampannya itu. Belum ada yang mengetahui bagaimana wajah asli Kevan. Setelah menyelesaikan makannya, Kevan pun beranjak dari kursinya. "Siapkan mobil, aku akan mengunjungi rumah mertuaku," ucap Kevan dingin. Sang bodyguard mengangguk. Kevan pun menunggu di beranda depan. Beberapa saat kemudian .... Mobil mewah itu melaju dengan anggunnya, membelah jalanan di hari itu. Kevan menatap jalanan yang kebetulan ramai. Ingatannya melayang ke kejadian hari pernikahannya, andai saja Zahra mau menikah dengannya.

    Last Updated : 2024-01-19
  • Pengantin Pengganti CEO Cacat   Bab 11 - Kabar Buruk 2

    "Ayah, Ibu." Pikirannya menerawang ke saat di mana ia masih kecil. Hidup di dalam kesederhanaan, namun penuh kasih sayang. Ibunya adalah seseorang yang bersikap lemah lembut, ia tidak pernah menuntut apapun pada sang ayah. Hingga suatu hari, usaha yang di geluti ayah Arancia maju dengan sangat pesat. Sejak saat itu, kehidupan damai Arancia berubah, apalagi setelah kedatangan Sekar. Arancia yang saat itu, baru saja pulang dari sekolahnya tiba-tiba saja mendapatkan kabar buruk jika ibunya meninggal. Arancia begitu terpuruk, hingga peran ibu di gantikan Sekar. Wanita itu selalu berperilaku lemah lembut, namun ketika sang ayah pergi. Sikapnya langsung berubah, hidup Arancia penuh dengan siksaan dan cacian, namun gadis itu selalu menyimpan lukanya sendirian. Sang ayah tidak tahu jika perilaku istrinya seperti itu. Suara pintu terbuka, membuyarkan lamunan Arancia. Wajah gadis itu sudah sangat pucat, menahan dingin serta lapar bersamaan. "Ke

    Last Updated : 2024-01-21

Latest chapter

  • Pengantin Pengganti CEO Cacat   Bab 54 - Pelukan

    Bab 54 - Pelukan Deg Kevan mematung, rasanya sakit kala mendengar jika Arancia tidak pernah merasakan sebuah pelukan. Sejahat itukah perempuan yang bergelar ibu itu, dia membedakan perlakuan yang ia berikan kepada kedua anaknya. Kevan lupa, jika Arancia memang di perlakukan berbeda dengan saudaranya yang lain. Perempuan paruh baya itu menoleh menatap sang tuan besar. Kevan pun mengangguk. Melihat jawaban sang tuan, lantas perempuan paruh baya itu membuka kedua tangannya dan Arancia langsung memeluknya. “Bibi, terimakasih,” lirih Arancia. Bahunya bergetar, Kevan tahu jika Arancia pasti menangis. Kevan membiarkan Arancia menyalurkan rasa sedih yang selama ini ia tahan. Setelah di rasa tenang, Kevan pun menghampirinya. Ia mengusap lembut air mata yang terjatuh di mata indahnya. Senyuman terukir di bibirnya yang jarang tersenyum itu. “Jangan menangis apalagi bersedih, kasian calon bayi kita dia akan ikut bersedih. Mulai saat ini,

  • Pengantin Pengganti CEO Cacat   Bab 53 - Kabar Menggembirakan

    Bab 53 - Kabar Menggembirakan “Saran saya, sebaiknya tuan membawa nyonya ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Serta memastikan umur dari kandungan Nyonya. Lebih tepatnya supaya lebih akurat, Tuan.” Kevan mematung di tempatnya seraya memandang wajah cantik Arancia, dadanya berdegup kencang merasakan sebuah eforia besar. Kabar menggembirakan datang dari sang istri. Seulas senyum terbit di bibir Arancia, tangannya sontak mengelus perutnya yang masih terlihat rata. Begitu juga Kevan, ia meraih tangan sang istri dan mengikuti apa yang di lakukan olehnya. Kevan bahkan menundukkan kepalanya dan mengecup lembut perut yang berisikan calon janinnya. “Kamu hamil, Sayang. Kamu dengar itu?” Ucapnya dengan suara yang terdengar bergetar. Arancia mengangguk dengan antusias dan semangat. Rasanya ia sudah tidak sabar untuk memeriksakan kandungannya. Pantas saja ia mual dan muntah akhir-akhir ini, rupanya ada kehidupan lain yang tengah tumbuh di dalam rahimny

  • Pengantin Pengganti CEO Cacat   Bab 52 - Garis Dua

    Bab 52 - Garis Dua Tidak terasa pernikahan Arancia dan Kevan sudah berjalan hampir empat bulan. Kevan yang awalnya menolak kehadiran Arancia, nyatanya di akhir perjuangan gadis itu. Kevan justru menerimanya dan jatuh cinta padanya. Kevan yang sedari awal menolak Arancia, nyatanya ia justru jatuh kedalam pesona sang istri. Sejak saat itu, Kevan enggan melepaskan Arancia. “Sayang,” ucap Kevan, ia meraba-raba samping ranjangnya, dingin. Lantas lelaki tampan itu pun membuka kedua matanya, dan mencari keberadaan sang istri. Namun, ia tidak menemukan keberadaan Arancia, padahal hari masih sangat pagi. “Kemana dia,” gumam Kevan lalu beranjak dari tidurnya. Baru saja ia akan menapakkan kakinya di lantai, suara dari kamar mandi menarik perhatiannya. “Sayang,” panggil Kevan untuk yang kedua kalinya. Tidak ada sahutan, hanya terdengar suara orang yang tengah muntah di dalam kamar mandi. Kevan langsung terbangun, dan berjalan dengan c

  • Pengantin Pengganti CEO Cacat   Bab 51 - Akhirnya

    “Will you marry me?” pinta Reygan kepada Reina. Reina mematung di tempatnya kala mendengar ajakan Reygan yang begitu tiba-tiba. Bagaimana bisa, Reina kira Reygan cuek selama ini karena memang ia tidak menginginkannya. “Apa kamu serius?” tanya Reina penuh harap. Reygan mengangguk yakin, ia menatap Reina dengan tatapan penuh cinta. Berbeda sekali ketika dulu ia mengejar-ngejar lelaki itu. Kenapa di saat ia ingin menjauh, Reygan malah mendekat dan memintanya menikah. “Aku sangat yakin, Rei. Maafkan aku jika sikapku dulu padamu menyakitimu, membuatmu bersedih ataupun selalu menangis akibat perbuatanku. Sungguh aku tidak bermaksud seperti itu, tetapi aku bingung mengekspresikan perasaanku ini,” ucap Reygan tulus. Reina menatap kedua bola mata Reygan, mencoba mencari kebohongan dari sorot mata lelaki itu. Namun, Reina sama sekali tidak menemukan itu, ia hanya menemukan sebuah kejujuran juga binar cinta di mata tajam Reygan. R

  • Pengantin Pengganti CEO Cacat   Bab 50 - Keresahan Reygan

    Deg Reygan mematung di tempatnya mendengar ucapan yang di lontarkan oleh Reina. Bagaimana bisa gadis itu berkata seperti itu. Hei, ini tidak bisa di biarkan, Reygan tidak mau jika harus kehilangan gadis yang selalu mengejarnya dengan tatapan memuja. Tapi, bukankah seseorang akan terasa sangat berarti ketika ia tidak ada di sisi kita?! Setelah dia pergi dan lelah berada di sisi, barulah kita sadar betapa berartinya dia untuk kita. Lalu hanya penyesalanlah yang akan menemani kita kelak. “Kau,” geram Reygan. “Tidak ada yang boleh memilikimu selain ….” “Selain siapa?!” potong Reina. “Siapa yang berhak memiliki saya tuan Reygan yang terhormat. Dengan siapa pasangan saya kelak, bukan urusan anda! Uruslah hidup anda sendiri, tidak perlu mencampuri urusan hidup saya. Mungkin sebaiknya kita kembali menjadi orang asing, yang tidak saling mengenal. Mungkin dengan seperti itu, tidak akan ada hati yang akan terluka.” “Tidak bisa!” tegas Reygan

  • Pengantin Pengganti CEO Cacat   Bab 49 - Reygan, Reina

    “Sayang,” seru Kevan begitu ia tiba di mansionnya. Arancia yang tengah duduk di ruang tengah pun langsung berdiri, menyambut kedatangan sang suami. Kevan tersenyum lembut menatap wajah cantik sang istri, senyum yang tentu saja baru pertama kali Arancia lihat. Sebab, selama menikah baru kali ini Kevan memberikannya sikap yang begitu lembut. Berbeda dengan beberapa bulan yang lalu, dingin, datar dan ketus. “Eum, sudah pulang, Tuan,” sambut Arancia yang membuat Kevan menaikkan alisnya, menatap sang istri. “Mengapa kau memanggilku seperti itu? Apa kau lupa!?” Glek Arancia menelan ludahnya kasar, ia lupa jika semalam Kevan memintanya untuk memanggilnya ‘SAYANG’. Arancia tersenyum kikuk, seraya menggosok pangkal hidungnya yang tak gatal. “Eumh, maafkan aku tu … maksud aku, Hubby,” cicitnya. Kevan tersenyum tipis lantas merangkul pinggang Arancia dan mengajaknya masuk ke dalam kamar. Arancia meski

  • Pengantin Pengganti CEO Cacat   Bab 48 - Bulan Madu

    Saat ini, Kevan tengah berkutat dengan beberapa berkas. Ia bekerja dengan semangat, sebab Kevan berniat akan membawa Arancia berbulan madu. Kevan ingin membuat istrinya itu selalu bahagia, meskipun dengan hal kecil sekalipun. Bukankah membuat istri bahagia itu adalah tugas seorang suami? Tidak ada salahnya jika kita sedikit mengeluarkan uang demi kebahagiaan istri. Menjaga mentalnya agar tetap sehat dan selalu memberi dukungan tentu adalah tugas seorang suami. Kevan pun ingin membuat istrinya selalu bahagia bila bersama dirinya. Sudah cukup airmata dan kesedihan yang ia rasakan. Kevan akan menjadi penebus untuk semua kesakitan Arancia. “Van,” panggil Reygan. Kevan mendongak menatap sahabatnya heran. Reygan seperti di kejar-kejar oleh hantu saja, wajahnya juga pucat. “Ada apa?” “Tolong gue, Van. Elah tuh cewek kejar-kejar gue terus, tolong gue,” lirih Reygan yang kini sudah berjongkok, sembunyi di dekat meja Kevan. Tak berselang lama,

  • Pengantin Pengganti CEO Cacat   Bab 47 - Kebahagiaan Arancia

    Kevan menatap Arancia penuh cinta, hatinya berdebar kala ia berhadapan dengan istri kecilnya. Sesuatu yang tak pernah kurasakan sebelumnya, bahkan ketika ia berhadapan dengan Angelina ataupun Zahra. Tapi istrinya, seseorang yang baru saja memasuki hidupnya mampu mengobrak-abrik isi hatinya. Arancia masih setia menutup matanya, setelah di gempur habis-habisan oleh Kevan, membuat wanita itu kelelahan. Padahal ia baru saja mengisi tenaganya, tetapi harus kembali terkuras akibat ulah Kevan. Kevan mengecup lembut puncak kepala Arancia, lalu meraih tubuh itu menenggelamkannya ke dalam pelukan. Arancia sedikit menggeliat, namun mata itu enggan terbuka. “Tidurlah, istirahat,” bisik Kevan tepat di telinga Arancia. Arancia pun kembali menutup matanya, menjemput mimpi indahnya. Tak berselang lama, Kevan pun ikut menutup matanya. Menyusul sang istri menuju ke alam mimpi. * * Pagi menjelang, Kevan sudah terjaga sedari tadi, ia pun kini tengah berada di

  • Pengantin Pengganti CEO Cacat   Bab 46 - Salah Paham

    Kevan mematung di pintu yang tidak tertutup rapat itu. Istrinya tengah menangis, Kevan masih bertahan. Ia tidak masuk, karena ingin mendengar curahan hati sang istri . Tangis Arancia begitu lirih dan pilu. Lelaki yang tengah memegang nampan itu tampak mengepalkan tangannya. Kevan memutuskan untuk masuk, Arancia masih belum menyadari keberadaan Kevan. "Ternyata dia tidak sadar jika aku sudah berada di kamar," ucap Kevan pelan. Kevan pun memutuskan menghampiri Arancia yang tengah berdiri membelakangi dirinya. Kevan menelusupkan tangannya di antara perut sang istri. Arancia sempat kaget, tetapi ketika ia merasakan harum tubuh Kevan, Arancia pun diam. "Sedang apa?" tanya Kevan pura-pura tidak tahu jika Arancia menangis. Arancia tidak langsung menjawab. Ia mencoba menetralkan perasaannya. Jangan sampai Kevan tahu jika ia tengah menangis. Kevan pun menyandarkan dagunya di bahu Arancia, dan mengeratkan pelukannya. Merasai harum tubuh Arancia ya

DMCA.com Protection Status