Home / Romansa / Pengantin Buruk Rupa yang Kembali / Bab 69 - Bunuh Diri di Penjara

Share

Bab 69 - Bunuh Diri di Penjara

Author: Intan SR
last update Last Updated: 2025-04-11 23:00:48

Tiga Hari Kemudian

Langit di kota itu diselimuti awan kelabu ketika mobil hitam itu berhenti di depan markas kepolisian pusat.

Sorotan kamera wartawan dari berbagai media sudah menunggu sejak pagi, mengabadikan satu per satu momen yang mereka sebut sebagai “skandal berdarah keluarga Everstone.”

Damian Everstone, dalam balutan kemeja putih kusut dan wajah tak bercukur, digiring masuk oleh dua petugas berseragam.

Mata tajamnya masih menyimpan kebencian yang membara, namun tubuhnya tak lagi gagah.

Di ruang interogasi, ia duduk sendirian. Tangan diborgol. Wajahnya menoleh ke kaca satu arah, tahu betul bahwa ia sedang diamati.

Di balik kaca itu, dua polisi berdiskusi pelan. Bukti sudah cukup kuat. Saksi sudah ada. Rekaman kamera vila dan pengakuan Laurent membuat semuanya menjadi terang.

Nama Damian Everstone kini tercantum sebagai tersangka utama dalam kasus penculikan dengan kekerasan.

Warisan nama keluarga besar itu, yang selama puluhan tahun tak pernah tercoreng, kini tercabik dala
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 70 - Dia Jadi Gila

    Keesokan Harinya – Rumah Sakit Umum PusatLorong rumah sakit itu terasa lebih dingin dari biasanya. Bau antiseptik menusuk, berpadu dengan suara sepatu para perawat yang berlalu-lalang. Di kamar bernomor 417, tubuh Damian Everstone terbaring dengan infus di kedua tangannya, oksigen terpasang di hidung, dan perban putih membalut kedua pergelangan tangannya—bekas percobaan bunuh diri yang gagal diselamatkan detik terakhir oleh penjaga tahanan.Nyonya Catherine Everstone berdiri di sisi ranjang, mematung dalam mantel bulunya yang masih belum sempat dilepas. Wajahnya nyaris tak berwarna. Tangannya menggenggam tas kulit mahal yang kini terasa begitu asing di pelukannya.Dokter berdiri tak jauh dari sana, membaca grafik detak jantung dengan ekspresi penuh pertimbangan.“Kami memberinya penenang ringan,” ucap dokter itu akhirnya. “Tapi… ada hal lain yang perlu Anda ketahui, Nyonya Everstone.”Wanita itu menoleh perlahan, seolah suaranya jauh sekali.“Hal lain?”Dokter mengangguk. “Tadi pag

    Last Updated : 2025-04-12
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 71 - Balasan Terakhir

    Rumah Adrian Vaughn – Malam HariAngin malam meniup lembut tirai tipis yang menggantung di jendela tinggi rumah keluarga Vaughn. Aroma lavender samar tercium dari lilin aromaterapi yang menyala di sudut ruangan. Di dalam ruang baca yang hangat oleh nyala perapian, Laurent Forst duduk dalam diam. Tangannya memegang gelas kristal berisi anggur merah tua, matanya menatap kosong ke arah api yang menari-nari tenang di balik kaca.Pintu diketuk perlahan. Seorang pria berpakaian serba hitam masuk dan membungkuk sopan, lalu berbisik, "Nyonya, kami baru saja menerima kabar. Damian Everstone… telah resmi dipindahkan ke Rumah Sakit Jiwa Hillside hari ini."Laurent tidak bereaksi seketika. Ia hanya mengangguk pelan, lalu menyesap anggurnya seakan sedang menikmati rasa kemenangan yang lama ia nantikan.“Dia menjadi gila…” gumamnya perlahan, suaranya dalam dan datar, seperti bisikan angin malam yang dingin. “Itu balasan yang setimpal. Karena bertahun-tahun lalu... mereka telah membuat ibuku kehi

    Last Updated : 2025-04-12
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 72 - Perang Antara Laurent Forst dan Everstone

    Lantai 45 — Ruang Rapat DM PropertiesLangit tampak kelabu pagi itu. Awan menggantung berat di langit, seolah tahu hari ini adalah hari yang menentukan arah masa depan dua kerajaan bisnis.Lift terbuka perlahan, dan Laurent Forst melangkah keluar dengan anggun. Sepatunya yang berhak tipis menyentuh marmer putih yang mengilap tanpa suara. Di belakangnya, asistennya—seorang pria muda dengan setelan abu-abu arang dan wajah dingin seperti es Swiss—mengikuti dengan langkah tegap.Laurent mengenakan setelan celana hitam elegan dengan blus sutra krem. Rambutnya disanggul rapi, dan sepasang anting mutiara menggantung lembut di telinganya. Aroma mawar dan cedar samar mengikuti tiap langkahnya.Di ujung lorong kaca, pintu ruang rapat terbuka otomatis. Di dalam, meja panjang berbentuk oval dari kayu eboni mengisi ruangan. Di sisi kanan, para direksi DM Properties telah duduk. Kursi utama—biasanya ditempati oleh Damian Everstone—kini kosong.Laurent berhenti sejenak, menatap kursi kosong itu.

    Last Updated : 2025-04-14
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 73 - Ada yang Mengintai

    Everstone Mansion — Kamar Pribadi Nyonya EverstoneHujan mulai turun perlahan, membasahi jendela kaca setinggi langit-langit di rumah megah yang berdiri angkuh di kawasan elit. Udara malam merembes masuk melalui celah tirai beludru anggur yang ditarik separuh, menebarkan hawa lembap dan dingin yang menempel di marmer lantai dan perabot tua penuh sejarah.Di dalam kamar tidur yang luas dan elegan itu, waktu seolah berhenti. Lampu gantung kristal menggantung bisu di langit-langit tinggi, memantulkan cahaya lembut yang temaram. Aroma samar kayu tua dan mawar kering menyelubungi udara.Nyonya Everstone berdiri diam di depan meja rias antik bergaya Eropa, kedua matanya menatap bayangan dirinya sendiri di cermin besar yang telah menyimpan ribuan rahasia. Rambut peraknya disanggul rapi, tanpa satu helaian pun keluar dari tempatnya, tapi wajahnya... Wajah itu menyiratkan badai yang mengamuk diam-diam. Raut matanya tajam, penuh perhitungan, namun tak bisa menyembunyikan ketegangan yang me

    Last Updated : 2025-04-14
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 74 - Tak Ada yang Tahu

    Satu minggu kemudian...“Nyonya, pengasuh baru untuk Tuan Muda Dante sudah datang,” ucap kepala pelayan sambil berdiri tegak di ambang pintu ruang kerja Laurent.Laurent yang sedang menandatangani beberapa dokumen menutup mapnya perlahan. Ia tidak langsung menoleh, hanya berkata dengan nada datar, “Suruh dia masuk.”Beberapa saat kemudian, langkah pelan terdengar menyusuri karpet mahal yang meredam suara. Seorang wanita muda melangkah masuk. Pakaian yang ia kenakan rapi namun sederhana—blus putih, rok selutut, dan sepatu datar. Rambutnya disanggul ringkas, dan ia mengenakan kacamata bulat tipis yang memberi kesan kalem dan profesional.Kyle berdiri dengan kedua tangan meremas jemarinya sendiri, tampak gugup namun berusaha tenang. Ia menundukkan kepala sedikit sebagai bentuk hormat. “Selamat pagi, Nyonya Forst,” ucapnya pelan.Laurent menatapnya beberapa detik tanpa ekspresi. Tatapannya tajam, menilai dari ujung kepala hingga kaki, seakan berusaha membaca lebih dari sekadar penampila

    Last Updated : 2025-04-14
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 75 - Permainan Alicia

    Vila Adrian Vaughn – Dapur KeluargaBeberapa hari kemudian. Pagi yang tenang menyelimuti vila megah bergaya Victoria itu. Dari jendela dapur yang besar, sinar matahari menyusup lembut ke dalam ruangan, membias di atas meja kayu panjang tempat Dante duduk sambil menggambar dengan krayon.Kyle—membawa semangkuk bubur oatmeal hangat yang diberi topping buah segar.“Dante, ayo sarapan dulu, Nak,” katanya lembut, suaranya seperti nyanyian pelan yang menenangkan.Dante menoleh, senyumnya polos. “Tadi aku gambar mobil, kayak yang di parkiran!”Kyle tersenyum manis, lalu meletakkan mangkuk di hadapan bocah empat tahun itu. “Wah, mobil yang mana? Yang warna hitam atau biru?”“Yang hitam. Mobil Ayah.”Sambil bicara, Kyle membuka laci kecil di dapur, lalu mengeluarkan sebuah botol kecil transparan dari balik apron-nya. Gerakannya cepat dan halus—menaburkan bubuk halus berwarna keabu-abuan ke dalam oatmeal. Sekilas tampak seperti kayu manis.“Ini rahasia kecil kita ya, Dante. Supaya kamu tumbuh

    Last Updated : 2025-04-15
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 76 - Kemenangan Laurent

    Kantor Pusat DM Properties – Ruang Rapat EksekutifRuang rapat bergaya klasik itu dibalut panel kayu mahoni gelap, jendelanya tinggi menjulang dengan tirai beludru biru kelam, dan lampu gantung kristal menggantung anggun di langit-langit. Udara di dalam ruangan terasa tegang, seolah menanti putusan akhir dari drama bisnis yang sudah berlangsung terlalu lama.Ketukan ritmis tumit sepatu hak tinggi memecah keheningan. Suaranya menggema di sepanjang lantai marmer, mendahului sosok elegan yang melangkah masuk dengan percaya diri.Laurent Forst, CEO SIN Holdings, melangkah dengan aura dingin yang tak terbantahkan. Ia mengenakan setelan celana abu-abu pucat yang disesuaikan sempurna dengan tubuh jenjangnya, serta blazer berpotongan tajam yang memancarkan kekuasaan. Rambut pirangnya disanggul rapi ke atas, meninggalkan leher jenjang yang terbuka bersih, seperti seorang eksekutif kerajaan modern.Di belakangnya, sang asisten pribadi mengikuti langkah cepat itu sambil menenteng map hitam ku

    Last Updated : 2025-04-15
  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 77 - Permainan Alicia 2

    Angin malam menyelinap dari celah jendela yang tak tertutup rapat, menyentuh tirai renda berwarna kelabu yang bergoyang perlahan. Di atas ranjang berkanopi, Dante menggeliat gelisah, wajahnya yang masih muda berkeringat, alisnya berkerut dalam mimpi yang mengusik.“Jangan… jangan kejar aku… tolong…”Suara gumaman itu berubah menjadi teriakan panik. Tubuh kecil itu menendang selimut, tangannya meraih-raih udara kosong, seperti berusaha mengusir sesuatu yang tak terlihat.“Anjing itu! Jangan gigit aku! Jangan—”Teriakannya membelah keheningan rumah.Pintu kamar terbuka perlahan.Kyle masuk tanpa suara, hanya cahaya lembut dari lampu lorong yang menyinari siluet rampingnya. Ia berdiri di ambang pintu beberapa detik, mengamati.Dante menggigil. Seprai basah. Bau pesing samar menyatu dengan keringat dan ketakutan yang masih terasa di udara.Kyle melangkah pelan. Suara tumit sepatunya tak terdengar di atas karpet tebal. Tatapannya jatuh pada ranjang yang kini basah di bagian tengah. Senyum

    Last Updated : 2025-04-15

Latest chapter

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 81 - Terkuak

    Keesokan harinya – Di kediaman keluarga Adrian VaughnKoran pagi berserakan di meja makan panjang berlapis linen putih. Gambar Dante kecil terpampang di halaman depan, tepat di bawah judul tebal:“ULANG TAHUN PENUH AIR MATA: DANTE VAUGHN, 5 TAHUN, TIBA-TIBA TIDAK BISA BICARA”Subjudul: Apakah trauma tersembunyi membayangi putra angkat keluarga Vaughn?Lauren menatap halaman itu dengan wajah pucat. Cangkir tehnya menggigil di tangan. Adrian duduk di seberangnya, sudah membaca tiga artikel dari tablet-nya sejak pagi buta.Media internet pun tidak kalah kejam. Di berbagai portal, komentar berseliweran—menyerang, menuduh, berspekulasi.> “Apakah Lauren hanya mengadopsi untuk pencitraan?”“Dante terlihat murung di banyak foto. Lihat sorot matanya.”“Di mana perhatian mereka sebagai orang tua? Mengapa anak sekecil itu tidak bicara sama sekali?”Lauren menutup korannya. Tangannya gemetar.“Aku hanya… ingin memberinya kehidupan yang layak,” gumamnya pelan. “Aku tidak tahu... bagaimana ini bis

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 80 - Bereaksi Dengan Sempurna

    Kamar Dante – Tengah MalamSuara isakan kecil terdengar dari balik selimut.Dante terbangun lagi. Tubuhnya berkeringat, meski udara kamar sejuk. Ia melihat ke sekeliling—gelap, sunyi, sepi. Wajah Kyle tak ada. Bonekanya tak ada di pelukan. Tangannya bergetar.Dengan langkah kecil, ia turun dari ranjang dan merangkak ke sudut ruangan. Di sanalah ia duduk, memeluk lutut, bergumam sendiri.“Mama sayang Elea… bukan aku…”Matanya memicing, seolah melihat sesuatu di dalam gelap. Bayangan. Wajah Lauren yang tak menoleh padanya saat sarapan. Ayunan yang mengayun terlalu tinggi. Suara Kyle yang lembut tapi dingin.“Kyle… Kyle… aku takut…”Tiba-tiba pintu terbuka. Kyle masuk pelan, membawa lampu tidur kecil dan selimut cadangan. Ia membeku melihat Dante meringkuk di pojok ruangan, menggigil.“Kamu kenapa?” tanyanya, suaranya penuh kekhawatiran yang dibuat-buat.Dante menatapnya, matanya merah.“Aku lihat monster tadi… di sini…” bisiknya. “Dia bilang mama enggak sayang aku…”Kyle tersenyum keci

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 79 - Perlahan Tapi Mematikan

    Lampu malam menyala redup di sudut kamar. Tubuh kecil Dante terbaring lemas di atas ranjang, kulitnya pucat, pipinya memerah karena demam. Selimut bergambar beruang menutupi tubuhnya sampai dagu.Kyle duduk di sisi ranjang, satu tangan mengusap pelan rambut Dante, sementara tangan lainnya memegang sendok kecil berisi obat berwarna bening.“Telan, sayang… biar besok badanmu nggak panas lagi,” ucapnya lembut.Dante menurut. Mulut kecilnya terbuka, menelan cairan yang terasa pahit di lidah.Sesaat kemudian ia berbisik dengan suara serak, “Mama di mana?”Kyle tersenyum, senyum yang manis di bibir… namun matanya kosong. “Mama lagi pergi. Sama Elea.”“Kenapa… Dante nggak diajak?” gumam Dante, matanya mulai berkaca.Kyle memiringkan kepalanya, seolah heran, lalu berkata pelan, “Mungkin karena kamu cuma anak angkat, sayang. Kadang orang lupa…”Dante menoleh pelan. “Tapi Mama bilang Dante anaknya…”Kyle menyentuh pipi Dante dengan lembut, nadanya tetap manis, seakan meninabobokan. “Iya, tent

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 78 - Permainan Alicia 3

    Suara Dante pecah, terengah dan parau karena terlalu lama menangis. Pipinya basah, suaranya nyaris tak terdengar.Tapi Kyle tidak menjawab. Ia mendengarnya. Sangat jelas.Namun ia memilih untuk berpura-pura seolah tak mendengar apa pun—seolah air mata itu hanya bagian dari permainan anak-anak.“Oh, kamu senang ya?” ucapnya pelan, senyumnya melebar—dingin. “Lihat… kamu bisa terbang. Aku dorong lagi, ya? Lebih tinggi?”Tangan Kyle kembali mencengkeram tali ayunan. Kali ini lebih kuat.Dorongan itu begitu keras, ayunan melambung jauh, dan tubuh kecil Dante terhempas ke udara seolah hendak menyentuh awan kelabu pagi itu.Jeritannya tercekik. Tangannya berusaha mencengkeram tali, tapi tubuhnya lunglai oleh rasa takut.Dari jauh, Miss Anabelle sempat menoleh lagi. Ia menyipitkan mata. Ada yang aneh. Tapi dua anak kecil di sebelahnya mulai menarik-narik ujung cardigan, bertanya soal jadwal kelas hari ini. Ia mengalihkan perhatian.Sesaat saja.Sesaat yang cukup untuk segalanya berubah.BRUKK

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 77 - Permainan Alicia 2

    Angin malam menyelinap dari celah jendela yang tak tertutup rapat, menyentuh tirai renda berwarna kelabu yang bergoyang perlahan. Di atas ranjang berkanopi, Dante menggeliat gelisah, wajahnya yang masih muda berkeringat, alisnya berkerut dalam mimpi yang mengusik.“Jangan… jangan kejar aku… tolong…”Suara gumaman itu berubah menjadi teriakan panik. Tubuh kecil itu menendang selimut, tangannya meraih-raih udara kosong, seperti berusaha mengusir sesuatu yang tak terlihat.“Anjing itu! Jangan gigit aku! Jangan—”Teriakannya membelah keheningan rumah.Pintu kamar terbuka perlahan.Kyle masuk tanpa suara, hanya cahaya lembut dari lampu lorong yang menyinari siluet rampingnya. Ia berdiri di ambang pintu beberapa detik, mengamati.Dante menggigil. Seprai basah. Bau pesing samar menyatu dengan keringat dan ketakutan yang masih terasa di udara.Kyle melangkah pelan. Suara tumit sepatunya tak terdengar di atas karpet tebal. Tatapannya jatuh pada ranjang yang kini basah di bagian tengah. Senyum

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 76 - Kemenangan Laurent

    Kantor Pusat DM Properties – Ruang Rapat EksekutifRuang rapat bergaya klasik itu dibalut panel kayu mahoni gelap, jendelanya tinggi menjulang dengan tirai beludru biru kelam, dan lampu gantung kristal menggantung anggun di langit-langit. Udara di dalam ruangan terasa tegang, seolah menanti putusan akhir dari drama bisnis yang sudah berlangsung terlalu lama.Ketukan ritmis tumit sepatu hak tinggi memecah keheningan. Suaranya menggema di sepanjang lantai marmer, mendahului sosok elegan yang melangkah masuk dengan percaya diri.Laurent Forst, CEO SIN Holdings, melangkah dengan aura dingin yang tak terbantahkan. Ia mengenakan setelan celana abu-abu pucat yang disesuaikan sempurna dengan tubuh jenjangnya, serta blazer berpotongan tajam yang memancarkan kekuasaan. Rambut pirangnya disanggul rapi ke atas, meninggalkan leher jenjang yang terbuka bersih, seperti seorang eksekutif kerajaan modern.Di belakangnya, sang asisten pribadi mengikuti langkah cepat itu sambil menenteng map hitam ku

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 75 - Permainan Alicia

    Vila Adrian Vaughn – Dapur KeluargaBeberapa hari kemudian. Pagi yang tenang menyelimuti vila megah bergaya Victoria itu. Dari jendela dapur yang besar, sinar matahari menyusup lembut ke dalam ruangan, membias di atas meja kayu panjang tempat Dante duduk sambil menggambar dengan krayon.Kyle—membawa semangkuk bubur oatmeal hangat yang diberi topping buah segar.“Dante, ayo sarapan dulu, Nak,” katanya lembut, suaranya seperti nyanyian pelan yang menenangkan.Dante menoleh, senyumnya polos. “Tadi aku gambar mobil, kayak yang di parkiran!”Kyle tersenyum manis, lalu meletakkan mangkuk di hadapan bocah empat tahun itu. “Wah, mobil yang mana? Yang warna hitam atau biru?”“Yang hitam. Mobil Ayah.”Sambil bicara, Kyle membuka laci kecil di dapur, lalu mengeluarkan sebuah botol kecil transparan dari balik apron-nya. Gerakannya cepat dan halus—menaburkan bubuk halus berwarna keabu-abuan ke dalam oatmeal. Sekilas tampak seperti kayu manis.“Ini rahasia kecil kita ya, Dante. Supaya kamu tumbuh

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 74 - Tak Ada yang Tahu

    Satu minggu kemudian...“Nyonya, pengasuh baru untuk Tuan Muda Dante sudah datang,” ucap kepala pelayan sambil berdiri tegak di ambang pintu ruang kerja Laurent.Laurent yang sedang menandatangani beberapa dokumen menutup mapnya perlahan. Ia tidak langsung menoleh, hanya berkata dengan nada datar, “Suruh dia masuk.”Beberapa saat kemudian, langkah pelan terdengar menyusuri karpet mahal yang meredam suara. Seorang wanita muda melangkah masuk. Pakaian yang ia kenakan rapi namun sederhana—blus putih, rok selutut, dan sepatu datar. Rambutnya disanggul ringkas, dan ia mengenakan kacamata bulat tipis yang memberi kesan kalem dan profesional.Kyle berdiri dengan kedua tangan meremas jemarinya sendiri, tampak gugup namun berusaha tenang. Ia menundukkan kepala sedikit sebagai bentuk hormat. “Selamat pagi, Nyonya Forst,” ucapnya pelan.Laurent menatapnya beberapa detik tanpa ekspresi. Tatapannya tajam, menilai dari ujung kepala hingga kaki, seakan berusaha membaca lebih dari sekadar penampila

  • Pengantin Buruk Rupa yang Kembali   Bab 73 - Ada yang Mengintai

    Everstone Mansion — Kamar Pribadi Nyonya EverstoneHujan mulai turun perlahan, membasahi jendela kaca setinggi langit-langit di rumah megah yang berdiri angkuh di kawasan elit. Udara malam merembes masuk melalui celah tirai beludru anggur yang ditarik separuh, menebarkan hawa lembap dan dingin yang menempel di marmer lantai dan perabot tua penuh sejarah.Di dalam kamar tidur yang luas dan elegan itu, waktu seolah berhenti. Lampu gantung kristal menggantung bisu di langit-langit tinggi, memantulkan cahaya lembut yang temaram. Aroma samar kayu tua dan mawar kering menyelubungi udara.Nyonya Everstone berdiri diam di depan meja rias antik bergaya Eropa, kedua matanya menatap bayangan dirinya sendiri di cermin besar yang telah menyimpan ribuan rahasia. Rambut peraknya disanggul rapi, tanpa satu helaian pun keluar dari tempatnya, tapi wajahnya... Wajah itu menyiratkan badai yang mengamuk diam-diam. Raut matanya tajam, penuh perhitungan, namun tak bisa menyembunyikan ketegangan yang me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status