Share

BAB 24

Author: Saydh5
last update Last Updated: 2024-05-16 20:32:53

Sore harinya, masih tetap senyap.

Dzurriya duduk di halaman belakang, sedang membaca buku yang ia temukan di ruang depan tadi. Ia tak benar-benar memahami buku yang bercerita tentang seni berbisnis itu. Ia hanya membacanya karena bosan.

Dari serambi belakang, ia melihat seorang pelayan tengah membawa baki dengan sebuah cangkir dan mangkok di atasnya. Ia mendekat ke arah Dzurriya.

“Nyonya, Pak Tikno meminta saya membawakan ini untuk Nyonya,” ujar pelayan itu sesampainya di depan Dzurriya sambil menyodorkan baki tersebut.

Itu aroma bubur yang tidak asing.

Bubur itu tampak sangat polos, hanya ada potongan ayam dan jagung yang berwarna pucat. Melihatnya saja tidak berselera. Sudah hampir 3 hari Dzurriya memakan bubur yang sama.

“Terima kasih,” ucap Dzurriya, dan pelayan itu pun pergi setelah memberikan baki tersebut.

Dzurriya memandang bubur yang masih panas itu, dan menaruhnya di atas meja. Perutnya bergejolak bukan karena lapar, tapi karena ia merasa mual.

Selama lima belas menit, ia
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 25

    Berbeda dengan Dzurriya yang sempat bengong beberapa saat, Tikno langsung bersikap professional. Ia menegakkan tubuhnya dan menunduk sopan kepada Eshan. “Lakukan pekerjaanmu, Tikno,” ucap Eshan kepada Tikno, yang membuat Dzurriya akhirnya kembali ke alam nyata. “Baik, Tuan,” jawab Tikno. Tikno pun meninggalkan keduanya. Dzurriya mengalihkan perhatiannya dari Tikno, dan sekarang menatap wajah Eshan dengan takut. Ia ingin segera menutup pintu dengan pelan sebelum suaminya itu sadar, tapi gagal. Eshan sudah memegang sisi pintu itu dan menahannya. Dzurriya meringis malu sambil berusaha menarik pintu itu. Namun, tenaganya terlalu kecil dibanding suaminya, apalagi tangannya terlihat begitu kekar di balik kemeja birunya. “A–apa…” Belum lagi ia selesai berucap, tangannya sudah ditarik suaminya menuju dapur. Dzurriya memandang tangan yang digandeng itu. Rasanya begitu hangat dan nyaman meski jantungnya berdetak kencang. Setelah sampai di dapur, Eshan melepaskan tangannya. Dzurriya y

    Last Updated : 2024-05-20
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 26

    “MAS?” ulang Eshan tampak heran. Dzurriya terkesiap, takut salah bicara. “A-aku tak pernah memanggilmu sejak kita menikah… j-jadi… maaf.” Eshan tidak menanggapi, hanya memalingkan wajahnya sejenak dari Dzurriya. Melihat itu, Dzurriya pun menggigit bibir bawahnya, terlebih ketika melihat telinga Eshan memerah. Sepertinya lelaki itu sangat emosi. “Kau memang tak perlu memanggilku, kita hanya menikah di atas kertas,” ucap Eshan berikutnya, sambil berjalan menuju ujung meja. Ia pun duduk di sana. “Maksudku, akan tidak sopan memanggilmu Eshan, juga akan aneh kalau aku memanggilmu Tuan, sedangkan kau tak terlihat sepert Bapak bagiku,” Dzurriya mencoba untuk menjelaskan. Eshan tetap tak menjawab, membuatnya semakin berpikir kalau dirinya memang salah ucap. Apalagi ia tak bisa melihat ekspresinya dengan jelas dalam jarak sejauh itu. “Setidaknya ketika kita hanya berdua,” lanjut Dzurriya pelan. “M-maksudku seperti sekarang saat tak ada orang lain. Apakah boleh aku memanggilmu…. Mas?” Dz

    Last Updated : 2024-05-21
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 27

    “Ada apa ini?!”Kehadiran Tikno langsung membuat para pelayan menjaga sikapnya kembali. Mereka langsung mundur beberapa langkah menjauhi meja, dan menunduk dengan kedua telapak tangan saling bertumpu di atas perut.“Apa yang kalian lakukan? Kalian di sini digaji untuk melayani keluarga ini bukan dilayani,” lanjut Tikno dengan keras“Kami tidak—”“Aku yang meminta mereka, Tikno.” pembelaan salah satu pelayan langsung disela oleh Ryan.“Maaf, Tuan, saya hanya menjalankan tugas. Mohon mengerti,” tukas Tikno dengan ekspresinya yang tetap tenang.“Nanti aku yang ngomong ke tuanmu,” Ryan tetap bersikeras.“Mohon maaf, kalau memang begitu, saya akan memakluminya setelah Tuan Eshan memerintahkan sendiri kepada saya.”Dzurriya tercenung. Sepertinya Tikno bukan sekedar pelayan biasa di rumah itu karena dia terlihat tidak segan membantah perintah sepupu suaminya itu.Lalu, seolah tidak membiarkan Ryan menyahut lagi, Tikno segera berkata kepada Dzurriya. “Nyonya, mohon bersiap. Kita akan berangka

    Last Updated : 2024-05-23
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 28

    “Jalan!” Lelaki itu kembali menodongkan pistolnya di belakang Dzurriya.Dzurriya yang menegang sedari awal hanya bisa menurutinya. Ia berjalan perlahan, sambil melirik ke sana kemari. Ketika menuruni eskalator, lelaki itu berpindah ke sebelah Dzurriya dan merangkul bahunya dari samping. Sontak, wanita itu menjadi pucat, ini pertama kalinya ia bersentuhan dengan seorang lelaki selain Eshan. Belum lagi, ia bisa merasakan ujung pistol tetap mengarah di pinggangnya.Ia berharap Tikno mencarinya dan menemukannya di sini. Sayangnya hanya berpapasan dengan orang asing yang sama sekali tidak membantunya. Sepertinya, lelaki ini sangat ahli menyembunyikan pistol dan ekspresinya.Dzurriya masih tidak berani mengangkat kepala, sampai mereka sampai ke lantai tempat Dzurriya dan Tikno berpisah. Ia mencoba berhenti dan menoleh ke arah toilet tadi, sayangnya lelaki itu langsung menghardiknya, “Cepat jalan!” Akhirnya Dzurriya hanya bisa pasrah.‘Tikno, kamu di mana?’Dzurriya berjalan dengan hati ya

    Last Updated : 2024-05-24
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 29

    Ciiit!Suara ban yang bergesek dengan lantai basement itu berdecit dengan sangat keras. Lampu depan sebuah mobil hitam menyorot kuat ke arah Dzurriya dan lelaki di sebelahnya.Kemudian, seorang lelaki berkemeja putih dan bercelana hitam keluar dari mobil itu. Lelaki itu memakai masker, tetapi karena cahaya silau dari lampu mobil, ia jadi tidak bisa melihat jelas wajahnya. Ia berjalan mendekat dengan pelan. Sekarang, lelaki di belakangnya itu mendorong Dzurriya sampai jatuh.Lelaki bermasker itu tampak sangat terkejut, matanya membelalak marah. Namun, belum sempat dia menghampiri Dzurriya, lelaki yang memiliki pistol itu langsung mengarahkan pistolnya ke depan, seolah hendak menantang lelaki tadi.Dalam sekejap, lelaki itu menendang pistol itu dengan mudah, hingga benda itu jatuh beberapa meter darinya. Perkelahian pun tak terhindarkan. Mereka sama-sama kuat, sampai lelaki bermasker itu menendang perut lelaki jahat itu, dan membuatnya muntah darah.Melihat musuhnya jatuh, lelaki berma

    Last Updated : 2024-05-25
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 30

    Dzurriya yang menyadari Eshan keluar dari lift, pun berbalik ke belakang. Ia berusaha tersenyum dan menyapa suaminya, tapi lelaki itu malah hanya beranjak tanpa menghiraukannya. Dzurriya berjalan pelan mengikutinya, tapi Eshan terus saja berjalan menuju pintu depan. Dan sebelum dia keluar, Eshan berkata keras kepada Tikno: “Tikno, tutup pintu itu! Aku tak mau siapa pun keluar masuk rumah ini tanpa seizinku.”Tikno langsung menyanggupi perintah itu dan terlihat menutup juga mengunci pintu dari luar.*****Karena malam kemarin Dzurriya gagal berbicara dengan Eshan, pagi ini ia kembali bertekad. Mungkin kalau berbicara langsung akan terkesan aneh, jadi Dzurriya berniat membuatkan kopi juga sebagai alasan.Dzurriya memandang ke arah lift di depannya dengan was-was. Tangannya menggenggam nampan berisi secangkir kopi. Hatinya begitu penasaran dengan reaksi Eshan, tapi pikirannya begitu cemas. Mungkin saja Eshan akan mengabaikannya seperti malam tadi.Setelah keraguan yang panjang, Dzurriya

    Last Updated : 2024-05-26
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 31

    Malam tak begitu dingin, tapi rasa rindunya kepada sang suami, membuat cuaca hari itu tak begitu bersahabat di hatinya. Sejak kedatangan Alexa pagi itu, ia sama sekali tidak melihat Eshan. Entah lelaki itu sudah pergi bekerja, atau menghabiskan waktunya seharian bersama Alexa.Dzurriya hanya bisa pergi ke halaman belakang dan duduk sendiri di sana. Ia memeluk jaket pemberian Eshan yang diselampirkan di kedua lengannya. Ia saling berpangku itu sambil mencium bau musknya. Ia menghela napas panjang setelah menatap jauh ke arah jendela-jendela yang terpasang di dinding belakang rumah besar tersebut.‘Ya Allah rasanya aku mulai jatuh cinta pada suamiku, apakah ini berkah? Tapi kenapa rasanya begitu sakit?”Air matanya mulai menetes, sedikit demi sedikit akhirnya ia sesenggukan dan tangisnya tak bisa tertahan. Ia menunduk sambil mencium jaket itu yang basah oleh air mata. “Nyonya,” sapaan dari Tikno terdengar dari arah belakang.Dzurriya langsung mengusap air matanya dan mendongak. “Iya,

    Last Updated : 2024-05-26
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 32

    Ryan menatap Dzurriya dalam-dalam dan membuatnya merasa tidak nyaman.“Apa ada yang salah?” tanya Dzurriya sambil membenahi kerudungnya.Ryan hanya menggeleng pelan sambil berseru, “Ayo!”Keduanya pun berjalan beriringan menuju ruang makan. Sesampainya di sana, Eshan tampak mengikuti gerakan Dzurriya dan Ryan sampai keduanya duduk di hadapan mereka. Hal itu membuat Dzurriya refleks menundukkan kepalanya, apalagi ketika Alexa tiba-tiba membetulkan dasi Eshan.Wanita itu tampak berbisik di telinga Eshan, lalu tertawa lirih. Tak berhenti di situ, Alexa kemudian menempelkan pipinya pada pipi Eshan, kemudian bergerak lembut ke arah bibirnya. Dzurriya menelan air liurnya dan berusaha mengabaikan keduanya. ‘Terserah’Ia bergemam dalam hati dengan kesal kemudian tersenyum pada Ryan yang menggeser air mineral ke hadapannya.“Jangan dihiraukan, Alexa memang begitu, tidak tahu kapan dan di mana ia harus bersikap seperti itu. Baginya dunia ini miliknya,” bisik Ryan yang kembali disambut senyum

    Last Updated : 2024-05-27

Latest chapter

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 163

    “Kenapa kau membiarkannya pergi?” tanya Ryan tampak menatap Dzurriya dengan heran, setelah kepergian Eshan yang terlihat kesal, saat mendapati dirinya dan Ryan bersama.“Bukankah kau juga menginginkannya?” ucap Dzurriya bertanya balik padanyaLelaki itu tampak memicingkan matanya sembari melirik ke arahnya, “jangan berbohong padaku! bahkan kau melakukannya bukan untukku, apa kau cemburu karena Alexa tadi tiba-tiba datang dan menciumnya?”“Jangan bicara omong kosong! untuk apa aku cemburu pada wanita murahan seperti dia? cepat dorong aku!” ujar Dzurriya berusaha mengalihkan pembicaraan.Ryan tampak terkesiap mendengar penuturannya tersebut.“A–apa maksudmu? Kenapa kau menyebutnya murahan?” tanya lelaki itu terdengar terbata-bata dan berhati-hati.Dzurriya kembali menoleh ke belakang dan menatap lelaki itu dalam-dalam.‘Apa kau benar-benar yakin mau mendengarnya dariku?’ pikir Dzurriya kemudian menelan ludahnya.“Apa kau benar-benar tidak ingin membawaku untuk keluar? aku begitu penat b

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 162

    “Apa?” Tampak Eshan berusaha memastikan apa yang barusan ia dengar tersebut, dengan alisnya yang tampak saling mendekat dan hampir menyatu.“Jadi jangan sia-siakan dia! atau aku akan segera merebutnya darimu,” ujar Ryan tiba-tiba menarik kerah Eshan, sambil menatap begitu tajam ke arah kakak sepupunya tersebut.‘Hah!” desah Dzurriya penuh sesal, Iya begitu terkesiap sekaligus tak menyangka kalau mantan kekasihnya itu bakal bicara sembarangan seperti itu.Sementara Alexa terlihat nyengir kegirangan, Ia bahkan terlihat sangat menikmati pemandangan itu.Berbeda dengan dirinya yang mulai was-was, apalagi melihat suaminya itu memegang tangan Ryan yang tengah mencengkeram kuat kerah bajunya, kemudian perlahan menurunkan tangan adik sepupunya itu, dan mulai menatapnya dengan tajam.‘Jangan-jangan mereka akan berkelahi!’ pikir Dzurriya.Tapi apa yang akan terjadi melampaui perkiraannya.“Kalau kau sangat menyukainya…”‘Apa yang mau kau katakan, Mas?’ pikir Dzurriya sambil menatap mata suamin

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 161

    BekTerdengar suara pukulan begitu keras, diikuti cairan yang terasa memancar di pipi kiri Dzurriya, tapi anehnya Dzurriya tak merasakan apa-apa.“Apa yang terjadi?” pikirnya.Dengan heran dibukanya matanya perlahan penuh was-was.Tampak tubuh tua bangka itu tergolek lemah di sampingnya dengan sisa-sisa bercak di tepi mulutnya, sepertinya itu adalah darah.Seketika Dzurriya langsung tersentak, sembari kembali menutup mulutnya yang mendesah singkat.Dialihkannya kemudian pandangannya ke arah seseorang berkemeja putih yang tampak memukul satu persatu para pengawal itu dengan membabi buta di depannya.“Mas!” Panggil Dzurriya lirih, begitu mendapati wajah lelaki yang tadi membelakanginya itu tiba-tiba menendang kepala seorang pengawal hinggap badannya memutar menghadap ke arah Dzurriya.Sementara itu tiba-tiba terlihat tangan Braha yang tersungkur di sebelahnya meraba-raba, seperti tengah hendak meraihnya. Dzurriya yang terperanjat kaget langsung menyeret tubuhnya mundur.Namun badan le

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 160

    Dzurriya hendak menjelaskan kalau dia benar-benar amnesia, dan baru ingat semuanya, namun tiba-tiba tubuh Ryan tersentak hebat bersamaan dengan darah yang tiba-tiba memancar keluar dari dalam mulut mantan tunangannya itu.Sontak Eshan begitu terperanjat kaget dan terlihat langsung menghampiri sepupunya itu, kemudian menggendongnya.Dzurriya yang begitu syok hanya bisa menoleh sambil mendesah cepat, dan seketika menutup mulutnya dengan kedua tangannya, matanya sendiri langsung berkaca-kaca.Ia lalu mengikuti suaminya yang setengah berlari dengan panik itu.Namun tiba-tiba tangan kanan Alexa menjulur dan menghalangi jalannya.Dzurriya menoleh ke arah wanita itu dengan heran, namun wanita tak punya hati itu malah tersenyum nyengir ke hadapannya, dan segera melirik ke arah pengawalnya tadi, yang sepertinya terlupakan oleh suaminya.Dia kemudian menggerakkan bola matanya melirik ke arah Dzurriya dengan cepat.Alhasil dalam sepersekian detik saja, para pengawal itu langsung membungkam mulut

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 159

    Dzurriya segera mencari sesuatu di badan Ryan. Kalau perkiraannya benar, dan lelaki itu datang ke sana untuk menyelamatkannya, pasti dia membawa sesuatu untuk membela diri, dan benar saja itu yang menemukan senjata api di bagian dalam saku jaketnya.Dzurriya segera mengambil senjata itu dan berlari ke belakang pintu. Namun na’as, pintu itu tiba-tiba terbuka begitu saja, mata Dzurriya langsung membelalak lebar, tubuhnya pun yang tadinya condong kedepan karena buru-buru berlari ke belakang pintu, sontak menegak bersamaan dengan matanya yang menoleh ke arah pintu tersebut.Dengan panik, ia segera mengokang pistolnya, dan mengarahkan pistol itu pada seseorang yang masuk pertama, yang tak lain adalah paman istri pertama suaminya itu.Tapi karena Ia tidak mahir sama sekali juga begitu gugup, peluru pistol itu malah meluncur ke arah daun pintu tadi dan menyebabkan suara dentuman yang begitu keras. Alhasil Alexa dan Braha berhasil mundur dan menghindar.“Kurang ajar! berani sekali dia melaku

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 158

    “Hi, Sayang! Apa kau sudah tertidur?” Mata Dzurriya langsung tersentak bangun mendengar suara yang mendesah berat tersebut, Ia langsung seketika berusaha mengangkat dirinya yang terikat kuat tersebut sampai-sampai kursi itu terangkat dan bergeser sedikit, kemudian terantuk ke lantai begitu keras.“Apa maumu, jangan coba-coba menyentuhku!” ancam Dzurriya dengan matanya yang membulat sempurna menoleh ke arah Tua bangka, Braha sialan itu, yang tengah memandangnya dengan dengan tatapan yang begitu menjijikan.“Kamu kira kamu bisa menghindar dariku sekarang?” ujar lelaki itu sambil meringis, belum lagi tangannya yang kotor dan keriput itu mengusap pipinya, membuat Dzurriya benar-benar muak dan segera menolehkan wajahnya ke arah lelaki itu, kemudian….“Akh!”Terdengar jeritan kesakitan yang begitu keras dan panjang dari lelaki itu, karena Dzurriya sengaja menggigit jemari tangannya yang barusan menyentuhnya sembarangan tersebut.Lelaki yang tampak kesakitan itu berusaha memukul badan dan k

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 157

    “Apa? Kurang Ajar!” seru Eshan naik pitam, sambil menggebrak meja dengan keras, membuat Tikno yang baru saja masuk ke ruang kerjanya itu ikut tersentak kaget, dan langsung mengangkat kepala menatapnya.“Bagaimana kalian bisa dikecoh oleh seorang wanita seperti itu? Dasar Bodoh! Aku tidak mau tahu, cari dia sampai ketemu, atau kepala kalian taruhannya!” lanjutnya sembari langsung menutup teleponnya dengan nafas yang terengah-engah marah.“Beraninya dia bermain-main denganku?” gumamnya sambil menundukkan punggungnya dan menyandarkan tangannya di atas meja kerjanya.“Ada apa, apa dia menghilang?”Eshan mengangkat bola mata dan alisnya bersamaan ke arah Tikno.“Sepertinya tak ada cara lain, Tuan harus memasang penyadap di mobil Nyonya, ini pasti ada hubungannya dengan lelaki itu,” saran Tikno.“Kita bicarakan itu nanti,” ujar Eshan sembari menegakkan badannya berdiri. Selama ini dia berusaha tidak memata-matai dan percaya pada istrinya, sebagaimana janjinya dulu pada wanita itu sebelum me

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 156

    Dzurriya sontak tersentak bangun dengan nafasnya yang ngop-ngopan, gimana tidak? tiba-tiba saja wajahnya ditimpa guyuran air yang menamparnya begitu deras. Padahal ia baru saja pingsan tertidur karena kelelahan, setelah hampir seharian ia ditampar dan dipukuli oleh Alexa dan Pamannya.“Enak sekali ya tidurnya?” tanya Alexa yang kini tengah berdiri kembali di hadapannya sambil membawa ember.“Kenapa kau terus menyiksaku?” tanya Dzurriya memberanikan diri.“Pertanyaan apa itu? Menurutmu, apa semua ini sudah sepadan untuk wanita perusak ruma tangga orang lain sepertimu, Hah?” tanya balik Alexa sambil dengan nada membentak.“Bukankah kau yang membawaku ke rumah itu, kau yang memaksaku untuk menikah dengan suami? Apa kau lupa? sekarang sikapmu sungguh kekanak-kanakan, kenapa— apa kau takut dengan keberadaanku?” tanya Dzurriya berusaha balik memprovokasinya.“Aku? takut dengan keberadaanmu? Apa kau sudah gila? Wanita murahan sepertimu, bagian dirimu mana yang harus aku iri?” tanya wanita it

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 155

    “Lihat siapa yang ada di depanku!” seru Alexa lirih, sepertinya ia menikmati sekali keterkejutan Dzurriya.“Tak salah aku kembali, mau menangkap koi dapat piranha,” lanjut wanita itu sinis. Dzurriya berusaha mengabaikannya dan hendak melewatinya pergi begitu saja. Namun wanita itu tiba-tiba menarik lengannya dan menatapnya tajam.“Dasar Babu sialan, ikuti perintahku!”Dzurriya hanya bisa terdiam pasrah, pinggangnya ditodong pisau oleh istri pertama suaminya itu.Wanita gila itu lalu menyeret pisaunya itu mengitari pinggang sampai punggung Dzurriya.“Jalan!” perintahnya sambil mendorong tiba-tiba bahu Dzurriya.Tak ada pilihan lain, Dzurriya mulai berjalan melewati lorong demi lorong rumah sakit itu dengan was-was, sambil menunggu kesempatan untuk melarikan diri dari wanita kejam itu.Dan akhirnya kesempatan itu datang, terlihat dari lorong di seberangnya, para pengawal suaminya tampak panik berjalan setengah berlari, sepertinya mereka telah menyadari kalau ia telah kabur.‘Lebih baik

DMCA.com Protection Status