"Kau membawaku ke mana?!" Li Mei tampak gusar. Ketika ia melihat sekitarnya, tampak begitu banyak tanaman dan bunga yang menghiasi tempat itu. "Ini adalah taman yang berada di belakang istana," ungkap Lu Buxia."Kenapa kau membawaku ke sini?" Li Mei melepaskan cengkeraman erat tangan pria di depannya. Ia tampak tidak nyaman ketika pandangan mata Lu Buxia terus saja menatap dirinya."Kenapa? Kau terkejut?" tanya Lu Buxia."Bi–biasa saja! Lagi pula ada apa?! Kau mau menangkapku karena telah mengintip?" Li Mei mencoba untuk tetap berani. Ia berpikir kalau dirinya terus membela diri, maka Lu Buxia akan melepaskannya. "Duduklah dulu. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," ungkap pria itu. Ia menggiring Li Mei untuk duduk bersamanya di salah satu bangku besi panjang yang berada tidak jauh dari mereka. Letaknya berada di bawah pohon rindang. Meski Li Mei sempat menolak ajakan pria itu, namun akhirnya ia mengikutinya. Tampak keraguan menghinggapi wajah wanita itu. Dan akhirnya, ia berangs
Di lain tempat, Mu Yao telah berhasil menuntaskan persiapannya. Lima juta boneka iblis dan pasukan para boneka berwujud raksasa telah berjalan menuju ke arah kerajaan Hong Can."Saatnya untuk meratakan sebuah kerajaan!" Mu Yao menunggangi kuda hitam miliknya. BERSIAP UNTUK PERANG!!!Satu malam telah dilewati. Hari baru kembali muncul, diiringi dengan terbitnya mentari dari ufuk timur. Seluruh panglima perang tengah mengkoordinasikan semua kebutuhan perang ke benteng terluar. Masyarakat diungsikan menuju ke dinding ketiga bagian dalam. Mereka diminta untuk berlindung dan berdiam diri sejenak di sana hingga perang selesai. Li Mei, Huo She dan Lu Buxia membantu suplai senjata dan kebutuhan perang ke dinding terluar. Divisi yang Lu Buxia pimpin berada di wilayah barat. Sejajar dengan arah datangnya para pasukan iblis. "Rencana macam apa ini? Kenapa tidak dipusatkan pada satu sisi dinding saja?" tanya Huo She yang berasal kesal dengan pembagian rencana itu. Ia melihat ada sembilan pa
Dari arah belakang, pasukan berkuda hitam yang terdiri dari lima ratus ribu pasukan sedang melaju begitu cepat ke arah pasukan Lu Buxia. "Huo She! Bakar para kadal dan ular itu!" teriak Li Mei."Dengan senang hati!" Huo She menghentikan langkahnya. Ia menyemburkan api yang begitu besar ke arah pasukan kadal dan ular. BRUAR!!!Li Mei mengayunkan pedangnya dan menghabisi barisan depan para penunggang kuda. SLASH!!!"Lu Buxia!" Li Mei berteriak ke arah panglima perang itu. Lu Buxia segera memerintahkan pasukannya untuk membuat formasi Cakrabyuha. Cakrabyuha adalah formasi berbentuk cakram, di mana para prajurit akan membentuk lingkaran yang terbagi menjadi beberapa lingkaran kecil di dalam lingkaran terluar. Setelah formasi terbentuk, Lu Buxia segera melepaskan diri dari pasukannya dan maju sendirian. Ia menghentikan langkahnya tepat di samping Li Mei. Lu Buxia yang merupakan pengguna elemen bayangan segera memainkan teknik bayangannya dengan membuat sebuah pola menggunakan jari-jem
Mereka berdua melangkah perlahan ke arah pasukan iblis Mu Yao. Sang wanita pengendali angin menyerang dari bawah, sedangkan si pengendali api terbang melayang di udara sambil mengendalikan elemen api miliknya. "Dasar kurang ajar! Mereka menciptakan hal bodoh yang tidak berguna!" Mu Yao tampak kesal dengan kemunculan ketiga tornado itu. Seluruh pasukan berkudanya yang berjumlah lima ratus ribu telah dihempaskan begitu mudahnya oleh para tornado. Akhirnya ia harus memerintahkan empat juta pasukan yang tersisa untuk mundur dan mengitari lokasi dari tornado itu. Namun kurang ajarnya, ia malah membuat 99 raksasa miliknya berbaris membentuk dinding untuk menghalau ketiga tornado itu. "Mari kita lihat, apa kalian bisa menumbangkan para raksasa itu?" Mu Yao tersenyum licik. Ia mengangkat kepalanya ke atas, mencoba menyombongkan diri di hadapan musuh-musuhnya."Hei, nenek! Di depan ada barikade para raksasa!" teriak Huo She."Aku tahu! Apa kau tidak punya cara untuk menumbangkan mereka?" te
"Jangan sombong dulu!" Iblis Mu Yao memerintahkan seluruh pasukannya yang tersisa untuk menyerang Lin Tan dan yang lainnya. Serbuan para iblis boneka yang mengenakan pedang, tombak dan beberapa senjata lainnya mulai terlihat. Mereka tampak membagi pasukannya untuk mengarah ke masing-masing musuhnya. Bersamaan dengan itu, para pasukan berkuda yang belum dikerahkan oleh iblis Mu Yao sebelumnya mulai bergerak maju."Huo She! Ikut denganku!" Li Mei maju bersama dengan Ular Api.Keduanya saling melakukan serangan kombinasi elemen angin dan api. Serangan pedang Ular Angin menebas beberapa prajurit boneka iblis yang mengerubungi Li Mei. Di lain sisi, Huo She mengeluarkan semburan api biru untuk membakar beberapa prajurit boneka iblis lainnya. Keduanya saling membelakangi untuk mengamankan posisi masing-masing. Serangan kombinasi antara angin dan api tampaknya masih begitu efektif."Jangan hanya mengayunkan pedang saja! Tebas ke arah
Dengan begitu cepatnya, tubuh Lin Tan menabrak dinding tebal tersebut. Namun sayangnya, ketika hendak di cek oleh Mu Yao menggunakan pandangan jarak jauh miliknya, ternyata yang menabrak dinding tersebut hanyalah sebuah boneka yang terbuat dari logam Jin Tie. Ia tertipu! Mu Yao merasa kesal karena dirinya seakan sedang dipermainkan oleh pemuda itu."Mata Surgawi memiliki kemampuan untuk melihat masa depan sekitar lima menit ke depan. Dengan kekuatan ini, aku pun bisa menciptakan realita dan ilusi diriku sendiri. Jadi, tanpa perlu berbasa-basi lagi, bagaimana bila kita akhiri saja pertarungannya?" Lin Tan ternyata sedang berdiri di depan Ular Api dan Li Mei.Ia menoleh ke langit dan berteriak ke arah Mu Yao. Terlihat kedua matanya sedang memancarkan mata Surgawi. Energi di sekitar tubuhnya pun memancarkan aura berwarna emas. Ia tidak sedang bermain-main saat ini. "Bukankah itu matamu?" tanya Huo She. Ia baru tersadar ketika melihat penampakan mata Surgawi milik Lin Tan."Benar sekali.
"Ini hanyalah awal dari perang besar yang akan bergulir di depan nanti. Kau akan melihat bagaimana giliran kami melakukan invasi!" Mu Yao membeberkan apa yang akan terjadi di depan. Delapan iblis yang tersisa dari raja iblis kuil atas akan menjadi momok mengerikan bagi seluruh negeri di benua Lianhua. Huo Mo mengetahui kekalahan saudaranya, Mu Yao, saat ini. Ia telah mengambil sikap untuk mempersiapkan penyerangan besar-besaran.Dari balik singgasana kuil atas, Huo Mo telah memerintahkan tujuh adiknya yang lain untuk bersiap-siap dengan perang besar yang akan dilakukan oleh mereka. "Kami akan berjalan di muka bumi dan membantai semua makhluk hidup selain kami! Para iblis akan berbondong-bondong untuk melucuti alam ini dan menjadikannya tempat tinggal kami yang baru!" Mu Yao masih berbicara. "Aku tidak peduli." Lin Tan berjalan mendekati tubuh Mu Yao. "Aku akan menghancurkan mereka semua, hingga raja iblis terakhir di lantai seratus," ungkap Lin Tan.Ia telah berdiri tepat di depan
"Luar biasa, untuk sebuah kemenangan yang didapatkan dari perjuangan keras kita, raja Hong Can sampai menggelontorkan anggaran yang begitu besar untuk mengadakan pesta ini," sindir Huo She. Ia sama sekali tidak suka dengan sikap sang raja. Ia tidak menyangka bila raja Hong Can begitu gila akan pujian. Sebuah pesta besar atas kemenangan Hong Can yang sebenarnya didapatkan dari perjuangan Lin Tan dan temannya, malah dijadikan bahan politik oleh raja itu. Sungguh busuk! Ia bahkan tidak peduli pada prajurit diluar sana yang masih kehilangan. Dan yang paling menjijikkan adalah justru dirinya yang mendapatkan penghargaan atas keberhasilan untuk mempertahankan Hong Can. Tidak main-main, semua gubernur di beberapa wilayah kerajaan Hong Can sangat memuji sang raja. Semuanya datang, menjilat bagai ular!"Itu yang namanya menjilat," bisik Huo She. "Biarkan saja. Aku tidak peduli dengan urusan para manusia kotor. Kita hanya perlu kekuatan perang Hong Can. Bila raja kotor itu ingin menggunakan