"Apa kamu percaya dengan dia? Dia benar benar tidak akan membunuh kita?" Tanya Dewi Suhita.
"Tidak ada salahnya kalau kita percaya lebih dulu padanya," jawab Abi.
"Iya nak... Kamu tenang saja, Kakek yang jamin kalau Dewantara ini tak akan menyakiti kita sedikitpun," jawab Kakek juga.
Setelah obrolan panjang itu akhirnya mereka semua memutuskan untuk segera tidur karena hari sudah semakin gelap.
"Hari sudah sangat malam nak... Ayo kita segera bersiap untuk tidur," ucap Kakek Byakta pada semuanya.
Akhirnya mereka semua bersiap untuk segera tidur, kakek Byakta tidur bersama Dewantara sedangkan Abisatya tidur dengan anak dan istrinya.
Kakek Byakta dan Dewantara kembali sedikit bicara saat akan tidur.
"Nak... Apa alasanmu dulu bergabung dengan Pendekar api?" Tanya Kakek Byakta.
Dewantara sebenarnya tak ingin menceritakanny
Setelah berjalan lumayan jauh akhirnya Abisatya melihat ada seekor rusa yang sedang makan rerumputan. Abipun bersiap untuk melempar tongkat kayunya.Abi mulai membidik leher rusa tersebut, lalu tongkat kayu miliknya langsung di lemparkan."Bruuuuuuuuuuuhss......" Suara tongkat Abi yang meleset.Ternyata tongkat kayu milik Abi tak tepat sasaran, tongkat kayu itu meleset sangat jauh kearah pohon.Hal itu tentunya membuat rusa targetnya itu kabur dan berlari dengan sangat cepat karena sudah merasa terancam."Ah sayang sekali nak lemparan mu tak tepat sasaran... Rusa itupun sekarang sudah kabur menjauh," ucap Kakek Byakta."Hehehe maaf kek... Tadi aku terburu buru saat melemparkan tongkat kayu milikku," jawab Abi."Yasudah cepat kamu ambil lagi tongkat kayu milikmu itu dan ayo kita cari hewan buruan di tempat lainnya.""B
Setelah api itu menyala besar, ayam hutan tadi segera diangkat di atas bara api yang sudah di buat Abisatya tadi.Setelah beberapa lama akhirnya ayam hutan itu matang dengan sempurna, Abisatya dan kakek Byakta pun segera membawanya masuk kedalam rumah untuk bisa di nikmati bersama sama.Setelah membawanya di dalam rumah, Abi dan kakek mulai mengupas nangka yang sudah di bawanya tadi.Akhirnya semua telah siap dan Abi hanya perlu memanggil istrinya untuk makan bersama sama.Abisatya pun segera memanggil istrinya untuk diajak makan bersama sama."Istriku... Ayo kita segera makan... Ada ayam bakar disini, dan juga ada nangka yang kakek Byakta temukan tadi," ucap Abi pada istrinya."Tapi Adiwilaga masih bangun suamiku...""Sudah gapapa bawa saja Adiwilaga keluar, siapa tahu dia menyukai buah nangka."Akhirnya Dewi Suhita
Setelah beberapa saat Abisatya mulai bisa memejamkan matanya dan segera tidur di sebelah Adiwilaga yang sudah berhasil menenangkan hatinya.Keesokan paginya, Dewi Suhita terbangun lebih dahulu dibandingkan Abisatya.Saat itu Dewi Suhita kaget karena melihat Abisatya yang tertidur di sebelah Adiwilaga. Bahkan Adiwilaga terlihat tidur sembari memeluk tangan Abisatya.Tak lama kemudian Abisatya juga sudah mulai bangun dan langsung melihat istrinya yang sedang tersenyum kearahnya."Eummmmm istriku.... Kamu sudah bangun lebih dulu ya......," Ucap Abisatya sembari melihat istrinya."Iya suamiku.... Lihat Adiwilaga, dia sedang memelukmu dari tadi," jawab Dewi Suhita sembari menunjuk Adiwilaga."Ehhh anakku manis sekali dia hehehe... Lihat wajahnya saat tidur sekarang, sangat lucu bukan...," Ucap Abi.Abisatya pun kembali memeluk Adiwilaga dengan penuh kehangatan hingga Adiwilaga benar benar terbangun.Sedangkan istrinya Dewi Suhita hany
Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk segera berhenti sejenak dan melihat sekitar mencari sosok misterius itu."Nak... Berhenti sebentar disini, kita lihat di sekeliling kita apakah sosok misterius menampakkan dirinya," ucap kakek Byakta."Baik kek," jawab Abi sembari terus melihat di sekelilingnya.Setelah dirasa sudah lumayan lama mencari sosok tersebut kakek Byakta dan Abi memutuskan untuk segera kembali melanjutkan perjalanannya karena tak kunjung melihat sosok misterius itu."Sepertinya sosok misterius itu tak mau menampakkan wujudnya di depan kita nak... Sekarang ayo kita lanjutkan berjalan pulang saja nak," ucap Kakek Byakta."Ayo kek....," Jawab Abi.Mereka pun mulai berjalan kembali munuju rumah.Setelah sampai di rumah, Abisatya dan Kakek Byakta segera mempersiapkan bara api dan juga tak lupa menguliti kulit rusa muda itu.
Setelah obrolan itu akhirnya mereka semua makan daging rusa itu, memang benar rasanya sangatlah lezat dan dagingnya tidak alot sedikit pun."Daging ini memang benar-benar enak sekali kek, tidak salah kalau tadi kita mengincar rusa muda ini," ucap Abi pada Kakek Byakta."Iya nak memang benar benar lezat daging rusa ini... Tapi jangan lupa kita mendapatkan rusa tadi juga berkat bantuan doa dari Adiwilaga," jawab kakek."Iyasih kek... Memang Adiwilaga ini anak pembawa kebahagiaan buat keluarga kita kek," jawab Abi kembali.Dewantara sedikit terkejut mendengar kalau Adiwilaga bisa mengabulkan permintaan ayahnya.Dewantara semakin penasaran dengan Adiwilaga, Dewantara pun segera bertanya pada Abisatya tentang anaknya."Bi.. anakmu ajaib juga ya, masih kecil saja sudah bisa mengabulkan permintaan mu, sebenarnya Adiwilaga ini mempunyai kekuatan dari mana?" Tanya Dew
Setelah itu Dewi Suhita bertanya pada Abisatya tentang Dewantara yang masih ada disini atau sudah kembali ke markasnya."Suamiku... Apa Dewantara sudah kembali ke markasnya? Apa tadi benar benar tidak ada teman temannya Dewantara disini?" Tanya Dewi Suhita."Dewantara baru saja pulang istriku... Tenang saja tadi benar benar tidak ada temannya Dewantara yang datang kesini," jawab Abisatya."Syukurlah suamiku kalau Dewantara benar benar tidak akan membunuh kita semua, sekarang aku sudah lumayan tenang," ucap Dewi Suhita."Iya istriku.. kamu tenang saja, aku juga pasti akan melindungimu selalu," jawab Abisatya sembari menenangkan istrinya.Setelah berhasil menenangkan istrinya, Abisatya kembali kedepan untuk menemui Kakek Byakta.Abisatya berniat untuk mengajak kakek Byakta pergi kesungai untuk mencari ikan. Sebagian ikan akan di jadikan umpan Karena jebakan yan
Mereka berdua pun segera menaruh beberapa ikan tangkapan mereka terlebih dahulu di dalam jebakan untuk umpan sosok misterius itu."Sekarang kita taruh beberapa ikan ini dulu nak di dalam jebakan yang sudah kita buat tadi, kita lupakan dulu tentang kejadian kejadian aneh tadi," ucap kakek Byakta."Baik kek... Aku juga tak mau terus terusan memikirkan kejadian aneh tadi," jawab Abisatya.Mereka berdua segera menaruh beberapa ikan di tengah jebakannya dengan sangat hati hati sekali karena mereka tak mau jika terjebak di dalam jebakannya sendiri.Setelah selesai dengan jebakan itu, kakek Byakta segera membersihkan ikan sisanya sedangkan Abisatya bertugas untuk menyalakan bara api untuk membakar ikan itu."Nak sekarang kamu segera buat bara api, sedangkan Kakek akan membersihkan ikan ikan ini," ucap Kakek Byakta."Iya kek... Aku akan mencari beberapa dahan kayu da
Tapi kali ini Abisatya tak ingin membicarakan hal ini pada Kakek Byakta lagi, Abisatya takut kalau sampai dia bilang lagi akan ada yang di rugikan.Abisatya pun terus membolak balikkan dahan kayu aneh itu berharap di sisi lainnya dahan kayu itu bisa terbakar.Tapi sudah menunggu lama dahan kayu itu benar benar tidak bisa terbakar sama sekali.Abisatya yang melihatnya seketika semakin kebingungan dengan apa yang sudah di lihatnya itu.Tak lama kemudian Kakek Byakta datang sembari membawa ikan yang sudah di bersihkannya tadi."Wah sudah menyala apinya nak... Kamu sekarang sudah pintar membuat api ya nak, kakek bangga padamu hehehe...," Ucap Kakek Byakta pada Abisatya.Saat itu kakek Byakta masih biasa saja melihat dahan kayu yang masih belum terbakar karena dia mengira kalau dahan kayu itu baru saja di letakkan oleh Abisatya sehingga belum terbakar.&nbs