Beranda / Fantasi / Pendekar Sejak Dalam Kandungan / Ingin membalaskan dendam

Share

Ingin membalaskan dendam

Penulis: Mr. W
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah hampir melakukan hal nekat tersebut, kakek Byakta segera ingin memadamkan sisa bara api yang ada di situ.

"Yasudah nak.. biar kakek padamkan saja sisa Bakaran ini." Ucap Kakek.

Abisatya yang masih khawatir tak mengijinkan kakek untuk melakukannya.

"Sudah kek biar aku saja, kakek duduk saja disitu."

Kemudian Abisatya segera memadamkan sisa Bakaran api tersebut. Tapi saat melakukannya, Abi tak sengaja memegang bara api yang masih sangat panas. Hal itu langsung menimbulkan benjolan yang berisi air di tangan Abi.

Kakek yang melihat itu segera menyuruhnya untuk menemui anaknya, sekalian pembuktian kalau anaknya itu benar pendekar pilihan dewa atau bukan.

"Nak... Tanganmu kelihatannya cukup parah, ayo kita temui anakmu, sembari membuktikan cerita dongeng kakek benar atau tidak." Ucap kakek sembari memegang tangan Abi.

"Sudahlah kek, ini hanya luka ba

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Dongeng nyata

    Setelah berpamitan pada istrinya, Abisatya berjalan keluar rumah untuk menemui kakek Byakta."Sini kek biar aku bantu." Ucap Abi pada Kakek Byakta yang sedang memadamkan sisa bara api."Kemarilah, kali ini lebih hati hati agar tanganmu tak terluka lagi." Jawab kakek.Mereka berdua memadamkannya sedikit demi sedikit sampai seluruhnya benar benar padam dan tidak ada lagi api yang menyala.Setelah selesai memadamkannya, Abisatya yang semakin penasaran pada isi cerita dongeng yang pernah Kakek baca segera menanyakannya pada Kakek Byakta."Kek.. lanjutan isi cerita dongeng yang sudah pernah Kakek baca dahulu bagaimana kek? Aku semakin penasaran sekarang." Tanya Abi pada Kakek Byakta."Begini nak, kakek juga ingat ingat lupa. Intinya begini, pendekar pilihan para dewa itu akan memiliki banyak kemampuan, kemampuannya itu tak di dapatkan langsung sekaligus, dia mendapatkannya seca

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Ikan hilang

    Sudah terlalu lama mereka berdua mencari cari ikan yang hilang itu, akhirnya mereka memutuskan untuk melupakan ikan itu dan segera membakar 4 sisa ikannya."Sudahlah nak lupakan satu ikan itu, kita bakar saja 4 sisanya ini." Ucap Kakek Byakta yang terlihat sudah putus asa mencari ikan tersebut."Tapi kek aku masih sangat penasaran dengan ini, pertama tadi aku merasa ada yang mengikuti kita, sekarang tiba tiba ikan kita hilang begitu saja. Ini sungguh aneh kek." Jawab Abi sembari menunjukkan ekspresi yang sangat penasaran."Sudah nak ayo kita bakar saja ikan ikan ini dan segera makan, kakek sudah cukup lapar sekarang." Kakek Byakta sengaja untuk tidak membahas ikan yang hilang lagi karena tak mau kalau Abisatya kembali dengan perasaan yang tidak tenang."Iya kek ayo kita panggang ikan ikan ini." Jawab Abi dengan lesu.Akhirnya mereka berdua segera membakar sisa ikan yang masih ada

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Membuat jebakan

    Keesokan harinya Kakek Byakta dan Abi segera menyiapkan diri untuk menjalankan rencananya kemarin.Mereka berdua berangkat kesungai pagi pagi sekali, sehingga membuat Dewi Suhita sedikit bingung melihat mereka berdua pergi pagi pagi sekali.Dan juga tak seperti biasanya, kali ini Abisatya tak meminta izin dulu pada istrinya, itu semakin membuat perasaan Dewi Suhita penasaran.Saat itu Dewi Suhita ingin sekali mengikuti suaminya, tapi dia tak bisa untuk berjalan jauh dan juga kasihan Adiwilaga kalau harus di ajak keluar rumah. Jadi Dewi Suhita hanya bisa menunggu di rumah sampai suami dan kakek Byakta pulang dari sungai.Kakek Byakta dan Abi mulai berjalan menuju sungai, saat itu perasaan Abisatya kembali merasakan seperti kemarin, ia merasa kalau ada yang mengikutinya dari belakang."Kek.. apa sekarang kakek merasakan ada sesuatu hal yang aneh?" Tanya Abi."Iya nak, kakek sekar

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Sosok misterius

    Sampai pada akhirnya Dewi Suhita menghampiri mereka berdua yang terdengar berisik di dalam rumah."Suamiku dan kakek sedang apa di situ? Apa ikannya sudah matang?" Tanya Dewi Suhita pada mereka berdua.Kakek dan Abi sangat kaget saat itu, akhirnya mereka tak lagi memperhatikan ikan ikannya dan berusaha menjawab pertanyaan Dewi Suhita dengan hati hati."Ka.... Kami sedang tidak melakukan apa apa istriku, kami hanya lelah saja tadi dan berniat untuk istirahat sebentar disini. Kalau ikan nya belum matang habis ini akan kita bakar untukmu, kamu kembalilah istirahat, kasihan Adiwilaga sendirian." Ucap Abi dengan sedikit gugup.Dewi Suhita sebenarnya tak percaya dengan jawaban suaminya itu, tapi dia berusah untuk tetap percaya dengan suaminya."Yasudah suamiku, aku masuk dahulu." Jawab Dewi Suhita.Saat Dewi Suhita masuk, Kakek Byakta dan Abi melepaskan nafas denga

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Adiwilaga kecil

    Setelah obrolan itu, kakek Byakta juga Abisatya memutuskan untuk segera masuk dalam rumah dan bergegas untuk tidur.Saat tengah malam, Abisatya tiba tiba terbangun dan melihat Adiwilaga anaknya juga sedang terbangun. Adiwilaga sedang duduk bersender di perut ibunya.Abisatya segera menghampiri anaknya dan langsung menggendong anaknya. Saat menggendong anaknya, Abi merasakan nyaman sekali dengan Adiwilaga.Abisatya juga sangat bersyukur bisa mempunyai anak yang di anggap akan menjadi pendekar hebat dimasa depan pilihan para dewa.Abi juga tiba tiba teringat dengan Bena (burung yang mengikutinya pulang dahulu). Abi merasa bersalah karena dulu ia tak mempercayai omongan Bena, Abi malah terlihat acuh dengan burung itu.Kemudian Abi menaruh Adiwilaga kembali ke pelukan istrinya. Abi segera keluar rumah untuk meminta maaf pada burung itu.Abisatya segera memandang

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Berlomba

    Kakek Byakta dan Abi langsung berlomba lagi untuk mendapatkan ikan yang lebih besar. Sepertinya kali ini Abisatya tak mau kalah lagi dengan Kakek Byakta, Abi terlihat sangat semangat sekali saat mencari ikan.Tak lama kemudian Kakek Byakta mendapatkan ikan terlebih dahulu dibandingkan dengan Abisatya yang masih mencari cari ikan di celah bebatuan. Ukuran ikan yang didapatkan Kakek Byakta cukup lumayan besar, tapi tak sebesar ikan tangkapannya kemarin."Lihat ini nak.... Kakek sudah dapat ikan terlebih dulu darimu, mana ikanmu itu nak hahaha...," Ejek Kakek Byakta pada Abisatya."Tunggu kek... Ini aku masih mencarinya, lihat saja kali ini kakek tidak akan menang denganku," jawab Abi sembari masih mencari cari ikan."Ah kamu hanya ngomong saja nak, ayo cepat buktikan sama kakek," ucap kakek sembari meledek Abi lagi.Abisatya yang mendapatkan ejekan dari kakek merasa sangat semakin tert

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Masih sangat penasaran dengan sosok misterius

    Setelah mengantarkan Dewi Suhita kembali kedalam kamar, Abisatya kembali menemui kakek Byakta yang masih menunggu di depan."Gimana kek? Apa sudah terjebak sosok misterius itu?" Tanya Abi pada Kakek Byakta."Belum nak.... Barusan sudah kakek lihat tapi belum ada tanda tanda apapun," jawab kakek Byakta.Akhirnya Abi kembali duduk di sebelah kakek Byakta dan menanyakan sedikit pertanyaan tentang jebakan itu."Kek ... Semisal jebakan itu gagal bagaimana kek?" Tanya Abi."Tenang saja nak... Kakek sangat yakin kalau jebakan kita kali ini akan berhasil menjebak sosok misterius itu," jawab Kakek Byakta dengan sangat yakin."Iya kek... Semoga benar benar berhasil kali ini, aku sudah sangat penasaran dengan sosok itu."Hari mulai siang, tapi belum ada tanda tanda apapun dari sosok misterius itu yang terkena jebakan.Perut Abi

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Kembali membuat jebakan

    Setelah semuanya beres dan bersih, Abisatya segera kembali kedalam rumah dan berniat akan membicarakan perihal jebakan yang ada di sebelah rumah.Saat sampai dirumah Abi langsung masuk dan segera menemui istrinya."Istriku aku ingin bicara sebentar denganmu ini penting sekali untukmu," ucap Abi pada istrinya."Ada hal penting apa suamiku? Apa kita harus pindah tempat tinggal lagi?" Jawab Dewi Suhita."Tidak istriku.. ini soal kamu yang selalu aku suruh masuk rumah tadi, emangnya kamu tidak mau tahu alasanku melarang mu untuk pergi keluar rumah?""Owh itu... Sebenarnya aku juga ingin tahu alasan mu suamiku, tapi aku tak mau membantah omonganmu.""Jadi begini istriku... Aku melarang mu pergi keluar rumah sebenarnya ada alasannya, di sebelah rumah kita ada jebakan yang terbuat dari tali. Kamu ingat tadi aku berlarian ke arahmu? Itu di depanmu sudah ada jebakan y

Bab terbaru

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Berakhir damai

    Setelah itu tetua mulai meninggalkan rumah Dewantara, ia berjalan kembali ke arah rumah nya yang berada di ujung depan desa."Terimakasih sudah mau membelaku tadi... Aku sangat beruntung bisa bertemu denganmu tadi," ucap Gen pada Adiwilaga yang sedang menenangkan ibunya tadi.Adiwilaga mengangguk ringan sembari memberikan senyuman ringan pada Gen yang terlihat sangat bahagia itu."Yasudah Dewi..... kalau begitu ayo kita kembali melanjutkan memasak nya," ucap nek Siri yang mengajak Dewi Suhita melanjutkan memasaknya tadi."Iya nek..."Dewi Suhita segera berjalan masuk kedalam rumah mengikuti nek Siri, berniat akan melanjutkan memasaknya tadi yang sempat tertunda karena ada sedikit masalah di luar rumah."Nak... Antarkan nak Gen ini ke rumah sebelah, biar nanti dia bisa tidur di sana," ucap kakek Byakta yang sudah mulai peduli dengan Gen.Adiwilaga se

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Penolakan warga

    Kakek Byakta terdiam.. tak bisa menjawab apa apa pada tetua karena itu sudah menjadi keputusan warga bersama dan pastinya mereka sudah berunding perihal ini.Raja Gen yang mendengar penjelasan dari tetua desa tadi merasa sedikit bersalah pada semua keluarga Adiwilaga yang terkena dampaknya atas kedatangan dirinya di desa itu.Raja Gen memutuskan untuk segera berjalan ke depan berniat untuk segera pergi meninggalkan desa itu dan kembali ke kerajaan nya untuk tetap tinggal di sana seorang diri.Semua warga ketakutan saat melihat raja Gen berjalan.. semua warga memberikan jalan untuk raja Gen lewat dan sebenarnya juga merasa ketakutan.Tapi Adiwilaga tak bisa membiarkan hal itu, dirinya tetap ingin membela raja Gen untuk tetap tinggal di desa itu, Adiwilaga merasa jika tindakan para warga itu terlalu kelewatan sehingga membuat perasaan dari raja Gen terluka."Berhenti... Jangan kemb

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Ikut tinggal di desa

    "Garaga? Siapa itu Garaga? Apa nama harimau milikmu ini?" Tanya raja Gen yang terlihat kebingungan."Iya benar... Nama harimau milikku ini adalah Garaga, memangnya kenapa?" Tanya Adiwilaga pada raja Gen.Raja Gen terdiam, sedikit merasa aneh dengan Adiwilaga yang memberikan nama Garaga pada hewan peliharaan nya itu.Setahu Gen, nama Garaga adalah sebutan nama untuk hewan utusan para dewa, raja Gen pernah mendengar tentang hal itu sebelumnya."Tidak apa apa.. aku hanya sedikit bingung saja kenapa nama harimau mu ini mirip dengan sebutan para dewa pada hewan utusan mereka.. apa harimau mu ini adalah utusan para dewa?" Jawab raja Gen sembari bertanya balik pada Adiwilaga.Adiwilaga sedikit panik... Tak tahu jika raja Gen mengetahui tentang hal itu sebelumnya.Tapi Adiwilaga tetao berusaha untuk tetap tenang saat menjawab pertanyaan dari raja Gen tadi."Owh be

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Keputusan tepat

    Akhirnya Adiwilaga mundur dan tak jadi membunuh raja Gen yang sudah sangat lemah itu."Baiklah... Aku mengampuni mu, aku pegang janjimu tadi yang akan berubah jadi yang lebih baik, tapi aku mau seluruh anggota mu ini kamu bebaskan dan biarkan mereka semua kembali ke rumahnya masing masing, dan juga kamu! Awas saja masih berani berbuat jahat pada orang orang kecil, tak akan aku mengampuni mu lagi!" Ucap Adiwilaga.Raja Gen sangat lega, benar benar lega setelah mendengar ucapan dari Adiwilaga tadi yang sudah mau mengampuni dirinya."Terimakasih anak muda.... Terimakasih.... Aku berjanji akan menjadi seorang yang lebih baik lagi, aku juga akan membubarkan seluruh anggota ku agar mereka semua bisa kembali ke keluarganya masing masing," jawab raja Gen dengan perasaan yang sangat lega."Tunggu apa lagi sekarang? Cepat bubarkan para anggotamu itu!"Raja Gen mulai berusaha berdiri

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Antara membunuh atau tidak

    Raja Gen sudah tak bisa menahan emosi nya lagi, dirinya mengibaskan pedangnya ke arah dada Adiwilaga."Sliiiing...... ""Uhg hampir saja, kali ini sabitan pedangmu lebih baik dari yang tadi, tapi tak lebih bagus jika hanya menembus angin, hahahaha!" Ucap Adiwilaga yang berhasil menghindari tebasan pedang dari raja Gen tadi.Raut wajah raja Gen sudah mulai berubah warna menjadi sangat merah, tanda jika emosional di dalam tubuhnya sudah memuncak dan itu adalah waktu yang pas bagi Adiwilaga untuk menyerang raja Gen yang benar benar emosi itu.Tongkat kayu mulai di keluarkan dari saku celananya, semua orang melihatnya dan beranggapan jika Adiwilaga sedang bercandaan dengan dahan kayu tua yang di keluarkan nya dari dalam saku celananya tadi.Begitu juga raja Gen yang semakin yakin dan percaya diri jika dirinya akan menang dengan sangat mudah kali ini."Nak... Masih berani melaw

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Raja Gen

    Adiwilaga juga menjadi sangat penasaran dengan sosok perempuan yang di lihatnya tadi, sangat cantik dan begitu menggoda hati Adiwilaga.Itu ajaib, hanya dengan penglihatan dari jauh sudah bisa membuat Adiwilaga jatuh cinta padanya."Tentang itu kamu harus fokus pada titik tujuan mu itu, jangan terlalu kosong pikiran mu, nanti hasilnya akan seperti itu, menjadi melihat seseorang yang bahkan belum pernah kita jumpai sebelumnya," jawab Garaga.Adiwilaga mengangguk ringan sembari terus tersenyum senyum karena baru pertama kali dirinya melihat wanita dan langsung jatuh cinta pada wanita itu.Adiwilaga juga selalu mengingat ngingat wajah perempuan cantik itu, menurutnya wanita cantik itu cocok untuk di jadikan sebagai istri nya.Sudah saatnya juga Adiwilaga memikirkan tentang hal itu, usianya sudah cukup pas untuk melakukan pernikahan.Garaga yang menyadari akan hal itu sedikit

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Pemuda yang di hukum

    Akhirnya mereka bertiga mulai berjalan menuju rumah nek Siri, pemuda itu berjalan di belakang sembari membawa sayur dan rempah rempah milik nek siri tadi.Sampai pada akhirnya mereka bertiga sudah sampai di depan rumah nek Siri, segera pemuda itu meletakkan semuanya di atas kursi yang ada di depan rumah."Sudah ya nek... Aku pamit pergi dulu, besok aku akan menunggu nenek lagi," ucap pemuda itu."Iya nak.. terimakasih banyak sudah membantu kami berdua," jawab nek Siri.Pemuda itu mulai berjalan kembali menuju tempat biasa ia duduk, lebih tepatnya di ujung desa."Ayo nak kita bawa bahan bahan ini masuk kedalam," ajak nek Siri pada Dewi Suhita.Mereka mulai mengangkat bahan bahan dan segera berjalan masuk kedalam rumah menuju ke dapur, di sana mereka berdua segera menghaluskan bumbu bumbu yang di gunakan untuk membuat kuah gulainya nanti.K

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Canda nek Siri

    Dewantara juga sedikit Lega setelah mendengar ucapan Abisatya tadi yang sudah mengizinkan dirinya untuk jujur pada ibunya saat itu juga."Begini Bu... Tapi ibu harus janji dahulu pada kami semua untuk tidak membicarakan hal ini pada siapapun termasuk semua warga desa ini karena hal ini memang sangat rahasia dan hanya keluarga saja yang bisa mengetahui tentang hal ini," jelas Dewantara pada ibunya.Nek siri tak terlalu mempermasalahkan tentang hal itu, dirinya sangat yakin jika dirinya bisa menjaga rahasia apapun dari semua orang.Lantas nek Siri menyanggupi tentang satu syarat yang di berikan oleh anaknya tadi, nek Siri juga sudah berjanji pada semua orang jika dirinya tak akan memberitahukan hal itu pada semua orang termasuk orang di desa ini tanpa terkecuali."Jadi begini Bu.. Adiwilaga itu adalah seorang pendekar pilihan para dewa, dia di pilih menjadi pendekar untuk di tugaskan membantai seluruh keraja

  • Pendekar Sejak Dalam Kandungan   Rahasia besar

    Adiwilaga mulai merebahkan dirinya, tak langsung memejamkan matanya. Dirinya memikirkan tentang rencana nya besok, terlebih lagi Garaga tak memberi tahu tentang kelemahan dari raja di sana.Bahkan nama rajanya pun tidak di beri tahu oleh Garaga.Saat itu menjadi waktu yang sangat membingungkan bagi Adiwilaga, dirinya harus memikirkan strategi sendiri dan juga harus mengetahui titik kelemahan dari calon lawannya nanti.Semakin lama di pikirkan akan semakin membuat kepala Adiwilaga pusing dan sakit.Akhirnya Adiwilaga memutuskan untuk segera memejamkan matanya berniat akan segera tidur dan tak lagi memikirkan tentang strategi penyerangan untuk besok.Tak berapa lama setelah memejamkan matanya, Adiwilaga mulai tertidur lelap hingga tak sadar jika tidurnya memeluk kakek Byakta di sebelahnya.Begitu juga sebaliknya, kakek Byakta juga tak sadar jika dirinya sedang di peluk oleh

DMCA.com Protection Status