Setelah obrolan itu, kakek Byakta juga Abisatya memutuskan untuk segera masuk dalam rumah dan bergegas untuk tidur.
Saat tengah malam, Abisatya tiba tiba terbangun dan melihat Adiwilaga anaknya juga sedang terbangun. Adiwilaga sedang duduk bersender di perut ibunya.
Abisatya segera menghampiri anaknya dan langsung menggendong anaknya. Saat menggendong anaknya, Abi merasakan nyaman sekali dengan Adiwilaga.
Abisatya juga sangat bersyukur bisa mempunyai anak yang di anggap akan menjadi pendekar hebat dimasa depan pilihan para dewa.
Abi juga tiba tiba teringat dengan Bena (burung yang mengikutinya pulang dahulu). Abi merasa bersalah karena dulu ia tak mempercayai omongan Bena, Abi malah terlihat acuh dengan burung itu.
Kemudian Abi menaruh Adiwilaga kembali ke pelukan istrinya. Abi segera keluar rumah untuk meminta maaf pada burung itu.
Abisatya segera memandang
Kakek Byakta dan Abi langsung berlomba lagi untuk mendapatkan ikan yang lebih besar. Sepertinya kali ini Abisatya tak mau kalah lagi dengan Kakek Byakta, Abi terlihat sangat semangat sekali saat mencari ikan.Tak lama kemudian Kakek Byakta mendapatkan ikan terlebih dahulu dibandingkan dengan Abisatya yang masih mencari cari ikan di celah bebatuan. Ukuran ikan yang didapatkan Kakek Byakta cukup lumayan besar, tapi tak sebesar ikan tangkapannya kemarin."Lihat ini nak.... Kakek sudah dapat ikan terlebih dulu darimu, mana ikanmu itu nak hahaha...," Ejek Kakek Byakta pada Abisatya."Tunggu kek... Ini aku masih mencarinya, lihat saja kali ini kakek tidak akan menang denganku," jawab Abi sembari masih mencari cari ikan."Ah kamu hanya ngomong saja nak, ayo cepat buktikan sama kakek," ucap kakek sembari meledek Abi lagi.Abisatya yang mendapatkan ejekan dari kakek merasa sangat semakin tert
Setelah mengantarkan Dewi Suhita kembali kedalam kamar, Abisatya kembali menemui kakek Byakta yang masih menunggu di depan."Gimana kek? Apa sudah terjebak sosok misterius itu?" Tanya Abi pada Kakek Byakta."Belum nak.... Barusan sudah kakek lihat tapi belum ada tanda tanda apapun," jawab kakek Byakta.Akhirnya Abi kembali duduk di sebelah kakek Byakta dan menanyakan sedikit pertanyaan tentang jebakan itu."Kek ... Semisal jebakan itu gagal bagaimana kek?" Tanya Abi."Tenang saja nak... Kakek sangat yakin kalau jebakan kita kali ini akan berhasil menjebak sosok misterius itu," jawab Kakek Byakta dengan sangat yakin."Iya kek... Semoga benar benar berhasil kali ini, aku sudah sangat penasaran dengan sosok itu."Hari mulai siang, tapi belum ada tanda tanda apapun dari sosok misterius itu yang terkena jebakan.Perut Abi
Setelah semuanya beres dan bersih, Abisatya segera kembali kedalam rumah dan berniat akan membicarakan perihal jebakan yang ada di sebelah rumah.Saat sampai dirumah Abi langsung masuk dan segera menemui istrinya."Istriku aku ingin bicara sebentar denganmu ini penting sekali untukmu," ucap Abi pada istrinya."Ada hal penting apa suamiku? Apa kita harus pindah tempat tinggal lagi?" Jawab Dewi Suhita."Tidak istriku.. ini soal kamu yang selalu aku suruh masuk rumah tadi, emangnya kamu tidak mau tahu alasanku melarang mu untuk pergi keluar rumah?""Owh itu... Sebenarnya aku juga ingin tahu alasan mu suamiku, tapi aku tak mau membantah omonganmu.""Jadi begini istriku... Aku melarang mu pergi keluar rumah sebenarnya ada alasannya, di sebelah rumah kita ada jebakan yang terbuat dari tali. Kamu ingat tadi aku berlarian ke arahmu? Itu di depanmu sudah ada jebakan y
Selama di perjalanan pulang kakek Byakta terus mengawasi kondisi di sekitarnya, Kakek Byakta takut kalau ada para pendekar pendekar jahat yang melihat mereka berdua.Sedangkan Abisatya malah tiba tiba terpikirkan dengan jebakannya. Abi juga berharap kalau dirinya dan kakek Byakta sampai rumah, jebakan yang mereka buat sudah berhasil menangkap sosok misterius itu."Kek.. kira kira jebakan kita tadi sudah berhasil menangkap sosok misterius itu atau belum ya.... Aku sungguh sangat penasaran dengan sosok itu kek," ucap Abisatya."Berharap saja nak kalau jebakan itu sudah berhasil menangkap sosok misterius yang kita cari," jawab kakek dengan nada sedikit khawatir.Abisatya yang mendengar suara Kakek Byakta merasakan kalau Kakek Byakta sedang khawatir akan sesuatu, tapi Abi belum mengetahuinya."Kek... Kakek kelihatannya sedang khawatir akan suatu hal, kakek khawatir Kenapa? Coba cerit
Kakek Byakta mulai berdiri dan segera mengajak Abisatya untuk segera pergi kehutan mencari buah hutan seperti kemarin."Abi... Ayo kita cari buah hutan lagi," ucap kakek."Apa kita tidak membakar ikan dulu kek untuk sarapan kita?""Ikan yang mana nak?""Umpan jebakan kita kemarin saja kek daripada busuk kita biarkan disana terus.""Owh benar juga katamu nak... Ayo kita segera bakar semua ikan ikannya.""Ayo kek."Mereka berdua pun mulai berjalan keluar rumah dan segera menyiapkan semuanya.Ikan pun mulai di bakar oleh mereka berdua, untungnya ikan ikan itu belum ada yang busuk sama sekali.Setelah lumayan lama membakar ikan ikan tadi, akhirnya semua ikan itu sudah matang dengan sempurna.Abisatya mulai mengambilkan beberapa ekor ikan untuk istrinya yang sudah menunggu di dalam
"Syukurlah nak kita sudah sampai di rumah dengan selamat dan juga tidak ada anggota pendekar api yang mengejar kita," ucap Kakek Byakta dengan perasaan lega."Iya kek kita masih beruntung hari ini," jawab Abisatya.Mereka berdua pun segera masuk kedalam rumah terlebih dahulu untuk menikmati buah yang sudah di petiknya tadi.Abisatya juga tak lupa mengajak istrinya untuk makan buah hutan itu bersama sama."Istriku... Ayo kita kedepan, buahnya sudah ada di depan ayo kita nikmati bersama," ucap Abi sembari mengajak istrinya kedepan."Wahhh... Akhirnya aku bisa makan buah itu lagi, ayo suamiku kita kedepan," jawab Dewi Suhita yang sangat senang.Mereka berdua pun segera menuju kedepan menghampiri kakek Byakta yang sudah menunggu mereka berdua."Ayo Dewi kamu habiskan semua ini... Katanya kan kamu mau di petikkan buah yang banyak hehehe....,"
Setelah berhasil bebas, pendekar api itu mulai di suruh masuk dalam rumah oleh Kakek Byakta."Nak... Masuklah sebentar kerumah kami, aku ingin sedikit bicara padamu," ucap Kakek Byakta pada Pendekar api tersebut."Baik kek... Terimakasih sebelumnya sudah baik terhadap ku," jawab pendekar api itu.Sedangkan Abi masih tak percaya dengan sikap baik kakek pada Pendekar jahat itu, Abi merasa sangat salut dengan sikap Kakek Byakta.Abi berpikir kalau kakek Byakta sudah bisa memendam rasa balas dendam nya pada para pendekar api yang sudah membunuh orang tuanya dulu.Kemudian Abi mulai biasa dengan keberadaan pendekar api di sisi mereka.Akhirnya mereka bertiga masuk rumah dan segera duduk berdampingan. Kebetulan saat itu Dewi Suhita sudah tertidur lelap, jadi dia tak tahu ada seorang pendekar api dirumahnya.Kakek Byakta mulai berbicara pada Pen
"Apa kamu percaya dengan dia? Dia benar benar tidak akan membunuh kita?" Tanya Dewi Suhita."Tidak ada salahnya kalau kita percaya lebih dulu padanya," jawab Abi."Iya nak... Kamu tenang saja, Kakek yang jamin kalau Dewantara ini tak akan menyakiti kita sedikitpun," jawab Kakek juga.Setelah obrolan panjang itu akhirnya mereka semua memutuskan untuk segera tidur karena hari sudah semakin gelap."Hari sudah sangat malam nak... Ayo kita segera bersiap untuk tidur," ucap Kakek Byakta pada semuanya.Akhirnya mereka semua bersiap untuk segera tidur, kakek Byakta tidur bersama Dewantara sedangkan Abisatya tidur dengan anak dan istrinya.Kakek Byakta dan Dewantara kembali sedikit bicara saat akan tidur."Nak... Apa alasanmu dulu bergabung dengan Pendekar api?" Tanya Kakek Byakta.Dewantara sebenarnya tak ingin menceritakanny