Sebelumnya, Jambrong yang banyak memiliki kenalan tentu tahu siapa pendekar kusen ini, selain namanya bak dewa saking saktinya di daerah kaki pegunungan meratus. Pendekar Sapu Jagat juga sudah puluhan tahun tak pernah muncul ke permukaan. Hingga banyak yang mengira kalau pendekar ini sudah meninggal dunia.
Tahu-tahu hari ini secara tak terduga, Ki Jambrong dan Pendekar Jubah Tengkorak bertemu sang pendekar sakti ini. Dia juga mendengar kabar, sang pendekar ini tak segan menghukum para penjahat kalau sampai bertemu dan saat itu berbuat kejahatan.
Saat kabur tergesa-gesa itu, Ki Jambrong masih ingat dengan anaknya, dia lalu bangkit dan mengangkat tubuh Rani, lalu dia kabur secepat-cepatnya membawa putrinya ini.
Pendekar Sapu Jagat hanya tersenyum dan tidak mencegah perbuatan Jambrong, dia dari tadi sudah tahu kalau Rani itu anaknya si pentolan perampok Ki Jambrong.
“Hmmm…lebih baik dia berkumpul orang tuanya, sejahat-jahatnya orang tua, tak bak
Hampir dua bulan berjalan kaki melewati hutan-hutan lebat, barulah Malaki sampai di aliran sungai yang dimaksud Pendekar Sapu jagat. Kini Malaki menyusuri sungai itu, kadang dia berhenti untuk mengisi perutnya.Malaki terpaksa sering makan buah, atau menangkap ikan di sungai kalau lapar, karena ia memang menghindari perkampungan, sesuai pesan dari Pendekar Sapu Jagat, yang kini Malaki anggap sebagai gurunya yang baru.Ternyata sungai itu sangat panjang, butuh waktu tiga minggu lebih buat Malaki hingga akhirnya sampai ke hulu sungai yang ada air terjunnya yang sangat tinggi dan airnya sangat deras ini.Malaki sampai tertegun saat menatap air terjun yang tinggi dan sangat deras airnya tersebut. Air terjun itu 100X lebih tinggi dari air terjun di mana dulu dia berlatih dengan Rani di bawah bimbingan Ki Sunu.Dia berpikir keras bagaimana caranya memanjat dan menemukan gua tempat pendekar tua itu tinggal.Tapi tekad keras dan pantang menyerah sudah tert
Walaupun bukan menjadi salah satu pendekar golongan hitam, tapi Pendekar Asmara ini juga tak bisa dikatakan pendekar golongan putih, karena sepak terjangnya yang semau gue.Namun, pendekar ini akhirnya harus berurusan dengan pendekar golongan putih, gara-gara kesalahannya sendiri, yakni saat dia makin sombong dan angkuh, karena kesaktiannya yang memang tak mempunyai lawan tanding yang sepadan saat itu.Awalnya….sampai usianya mendekati 40 tahun, Pendekar Asmara ini makin merajalela, tak terhitung wanita-wanita cantik yang dia sukai jatuh dalam pelukannya. Dengan ketampanannya dan juga kelihaiannya merayu wanita, dia tak terbendung dalam hal menaklukan wanita.Untungnya semua wanita mudah dia taklukan, sehingga tak pernah terdengar dia memperkosa wanita.Pendekar Asmara juga cerdik, walaupun dia ingin mengangkat diri sebagai Pendekar Nomor Satu, tapi dia tak pernah macam-macam dengan pihak kerajaan, dalam artian dia malah siap menjadi pengawal dan p
Brakkkk…tiba-tiba pintu kamar terbuka, ternyata Pangeran Kino yang sudah sadar masuk, dia kaget setengah mati melihat selir tercintanya berpakaian tak karuan bahkan hampir polos, sementara Pendekar Asmara juga begitu, terperanjat bukan main ulahnya kepergok sang pangeran ini.“Apa yang kamu lakukan terhadap selirku, kamu memperkosanya yaa…bangs*t rendahan!” Pangeran Kino yang belum sadar 100% dari mabuknya langsung kalap, dia menyerang Pandekar Asmara dengan mencabut kerisnya yang terdapat di pinggang.Mudah saja sang pendekar ini menghindar, karena Pangeran Kino hanya mempunyai ilmu kanuragan yang tak begitu tinggi, di tambah lagi masih dalam kondisi mabuk. Sehingga serangannya ngawur dan tak begitu berpengaruh terhadap pendekar yang kena apes ini.Tapi Pandekar Asmara akhirnya mulai panik juga, karena dia dengar derap kaki menuju kamarnya, ternyata itu pasukan pengawal yang datang, sebab kaget mendengar teriakan sang pangeran serta sa
Pendekar Asmara ternyata masih memilik kesombongan tinggi seperti saat masih muda, dia tak mau menyerah begitu saja, seperti kehendak lima pendekar golongan putih ini.Pertarungan dahsyat pun terjadi, walaupun sudah tua dan sepuh bahkan masih ada sisa-sisa luka dalam di tubuhnya. Tapi Pendekar Asmara tetap tangguh dan sangat kuat, serta tak mudah di kalahkan ke lima pendekar ini.Saking angkuhnya, Pendekar Asmara sengaja tak menggunakan sebuah pedang bengkok, yang selama ini jadi senjata andalannya. Dia beranggapan, musuh-musuhnya juga melayani dengan tangan kosong, sehingga dia tak perlu gunakan senjata itu.Pendekar ini percaya diri tinggi, karena dengan tangan kosongpun, justru kehebatannya tak kalah dibandingkan menggunakan senjata pedang bengkok nya.Kenapa di sebut pedang bengkok, karena ujung pedang itu sedikit bengkok, pedang itu di dapat Pendekar Asmara dari seorang gurunya dulu.Namun, hukum alam tak bisa di kalahkan, selain factor usia s
Mulai hari itu, Malaki pun menerima gemblengan-gemblengan dari pendekar sakti ini, semua jurus-jurus yang dia pelajari dari kitab milik Pendekar Asmara disempurnakan Pendekar Sapu Jagat, termasuk ilmu-ilmu dari Pendekar Jubah Tengkorak.Pendekar Sapu Jagat juga memberikan petunjuk-petunjuk jurus Menari Di Atas Awan, sehingga kini Malaki malah lebih mahir dari Ki Sunu. Pukulan menari di atas awan pun makin hebat di tangan Malaki.Tanpa segan Pendekar Sapu Jagat memuji Malaki dan bilang bakat yang ia miliki sangat baik, sehingga mudah mempelajari semuanya.Berdasarkan kitab yang di baca milik Pendekar Asmara, jurus menari di atas awan punya turunan lain, yakni jurus Elang mematuk mangsa, serta jurus harimau menerkam mangsa. Kedua jurus ini benar-benar sempurna di latih Malaki di bawah bimbingan Pandekar Sapu Jagat.Kini Malaki bukan lagi remaja kecil yang mudah dikalahkan, tapi telah menjelma seorang remaja yang memiliki kesaktian yang sulit di kalahkan sia
Begitu sampai ke suara yang heboh tadi dan mengintip, Malaki melihat ada sebuah kereta kuda yang lumayan mewah, dan di dekat kereta itu terjadi perkelahian. Agaknya kereta itu sedang di rampok 7 orang, di lihat pakaian mereka yang seperti ahli-ahli silat namun tampangnya berangasan.Ke 7 perampok menghadapi 5 orang yang merupakan para pengawal kereta itu, di atas kereta terlihat seseorang berwajah gendut yang ketakutan melihat para pengawalnya yang kalah jumlah dan sebentar lagi akan habis di babat para perampok ganas ini.Malaki tak mau buru-buru turun tangan, dia terus saja mengintai dan ingin melihat kesudahan dari perkelahian ini. Ini juga pelajaran penting dari gurunya, Pendekar Sapu Jagat, agar Malaki jangan selalu buru-buru turun tangan setiap terlibat masalah.“Ingat…setiap melihat permasalahan, biarkan saja dulu, jangan buru-buru ikut terlibat, bisa saja apa yang kita lihat, hakekatnya berbeda dengan fakta sebenarnya!” pesan Pendekar
Malaki kini mandi di sebuah sungai kecil yang airnya sangat jernih, dia membersihkan tubuh dan giginya dengan akar-akaran tertentu, sehingga giginya tetap bersih putih dan rata. Malaki juga membilas rambut panjangnya dengan daun lidah buaya yang mengeluarkan buih, yang dia petik di hutan tadi.Cukup lama juga Malaki mandi membersihakn seluruh tubuhnya, di tambah lagi airnya sangat jernih dan airnya dingin menyejukan.Malaki bahkan sampai berendam lama sekali sekaligus bersemedhi di dalam air itu, dia sengaja duduk di dekat sebuah batu besar dan duduk bersandar.Lama-lama Malaki makin menikmati bunyi-bunyi burung dan juga gesekan bambu di pinggir sungai tersebut, bak musik yang menenangkan jiwanya.Malaki teringat masa-masa kecilnya yang penuh warna, di asuh suami istri petani Burka dan Tirai sejak bayi merah.Lalu saat berumur 5 tahunan di culik Jambrong dan di bawa ke kampung para perampok, setahunan tinggal di Lembah Bangkirai, Malaki mengikuti g
Malaki kemudian menendang pantat Ki Codet hingga terguling keluar ke halaman rumah makan itu dan melempar potongan lengannya, suasana langsung geger mendengar suara berdebuk dan ada potongan lengan yang di lempar dari dalam rumah makan tersebut.Beberapa centeng yang menjaga arena sabung ayam disebelah rumah makan ini langsung berhamburan dan mendekati Ki Codet, saat melihat rekannya ini mengaduh-aduh kesakitan, karena lengannya sudah putus, beberapa rekannya langsung menotok sana sini, agar darah berhenti mengalir.“Siapa yang gila melakukan ini,” teriak rekan Ki Codet, sambil memandang seluruh pengunjung rumah makan yang juga berhamburan keluar.“Aku yang melakukannya…!” Malaki keluar dari rumah makan itu sambil tersenyum-senyum santuy, seolah-olah nggak ada yang aneh baginya melihat musuhnya kini mengeliat-geliat kesakitan.Lima centeng yang marah langsung mengurung Malaki, tapi pemuda ini tetap tenang-tenang saja.
Yang bercadar satunya yang ternyata Putri Milina juga melepas penutup wajahnya, hingga Malaki bengong melihat kecantikan si putri ini. Putri Milina mendekati Malaki dan memeluk bocah tampan ini. “Kamu siapa..?” Malaki menatap bengong melihat si putri jelita ini. “Malaki…ayo beri hormat pada calon kakak ipar kamu…Putri Milina!” Putri Dafina mendekat dan Putri Milina langsung bersujud di hadapan wanita yang masih cantik jelita ini. Putri Dafina buru-buru mengangkat calon mantunya ini dan memeluk erat, sambil mengecup pipi glowing Putri Milina, sehingga si putri jelita ini terharu, tak menyangka orang tua kekasihnya sehangat dan se ramah ini. Setelah memeluk Putri Remi, Sembrana juga bersujud di hadapan ayahnya Pangeran Remibara dan langsung di tarik ayahnya agar berdiri. Lalu keduanya di ajak masuk ke dalam Istana Pasir Berlumpur, Putri Remi sangat senang bertemu kembali dengan Putri Milina. Kedua gadis jelita yang berbeda usia hingga 4 tahunan ini bak sahabat lama, selalu bersenda
“Dia ayah kandungku…kenapa aku harus kualat dengan dirimu? Siapakah kamu sebenarnya?” Sembrana bertanya heran, hingga amarahnya jadi turun seketika.“Aku Jalina dan dia adikku Jalini, asal kamu tahu, kami berdua bekas istri ayahmu, tangan kami buntung karena dulu membela ayah kamu itu!”Sembrana sampai terdiam saking kagetnya, masa ayahnya punya istri kedua wanita ini, walaupun kini sudah tua, memang masih terlihat bekas-bekas kecantikannya, tapi penampilan keduanya agak menor.“Hmm…begitu yaa…baiklah, aku ampuni jiwa kalian hari ini, sekarang juga pergilah dari sini, karena tempat ini milik sahabatku 3 Pendekar Tikus Kuburan yang kalian rampas dulu!” sungut Sembrana.Sembrana lalu berpaling ke arah Ki Paju yang celakanya masih hidup, karena dia memiliki ilmu kanuragan yang hebat.Sangat mengerikan melihat tokoh jahat ini dalam kondisi yang mengenaskan, tubuhnya terlihat masih berkelonjotan, dari mulutnya terdengar suara seperti babi di sembelih, matanya melotot menahan penderitaannya
“Hmm…kamu pasti sudah lupa, saking terbiasanya berbuat kejahatan, lupakah kamu di Kampung Marawis dulu, kamu hampir saja memperkosa seorang wanita yang ku sayangi, lalu dengan kejam menyeret tubuh seorang bocah, hingga hampir mati…?”Ki Paju terdiam sesaat, mata julingnya terus menatap wajah pemuda ini, bahkan 3 Pendekar Tikus Kuburan juga terdiam.Termasuk Putri Milina yang kini muncul dari persembunyiannya, hingga anak buah Ki Paju melotot melihatnya.Mereka bak melihat seorang bidadari keluar dari empang, mereka tak memperdulikan Ki Paju yang masih melongo, serta 3 pendekar tikus kuburan yang menatap Ki Paju, mereka lebih aseek menatap wajah si jelita ini.“Huhh sudah ratusan bahkan mungkin ribuan wanita yang ku perkosa, lalu ku bunuh, aku tak kenal siapa kamu, juga wanita dan bocah yang kamu omongkan!” sentak Ki Paju.Blarrrr…sebuah pukulan dingin langsung Sembrana lontarkan, akibatnya tubuh Ki Paju terjengkang dan menimpa teras bangunan ini.Teras ini hancur berantakan, tubuh Ki
Sembrana terpaksa menghentikan aksinya, walaupun Putri Milina terlihat mulai terpancing dan pasrah.Sebagai pendekar sakti, pemuda ini mendengar suara kresek-kresek walaupun masih jauh, tapi agaknya sedang menuju ke tempat mereka.“Bangun sayang, kayaknya kita kedatangan tamu!” bisik Sembrana, hingga Putri Milinna kaget dan buru-buru bangkit sambil merapikan pakaiannya.“Pangeran Sembranaaa…!” teriak seseorang dengan logat agak-agak ngondek.Ternyata yang datang adalah Ki Jerink dan dua rekannya, si Jenggot serta si Gendut, alias 3 pendekar tikus kuburan.Sembrana dan Putri Milina kini sudah berdiri menyambut ke tiganya.“Hadeuhh capek dehh, kalian berdua cepat banget lari-nya!” Ki Jerink terlihat ngosan-ngosan.Hingga Putri Milina senyum sendiri melihat pria yang agak melambai tapi pintar merias ini, lucu sekali di matanya.“Ki Jering, Ki Gendut dan Ki Jenggot ada apa kalian menyusul kami?” Sembrana menatap ketiganya bergantian.“Maaf sebelummya Pangeran Sembrana, Tuan Putri Milina,
Wanita kalau di tembak terang-terangan akan malu, begitu juga dengan Putri Milina, si jelita ini malah meninggalkan Sembrana.Bukan merajuk atau marah, justru merasa jengah dan bingung harus berbuat apa, padahal dulu saat bersama selama 3 tahunan dalm sebuah gua, mereka bak lintah selalu lengket dan tak mau jauh-jauhan.Melihat hal ini pemuda inipun cepat-cepat menyusul dan menggandeng tangannya adik angkatnya yang kini sudah di lamarnya, tapi belum ada jawaban ya atau tidak dari Putri Milina.Tapi Putri Milina langsung mengibaskan tangannya, karena kini mereka jadi pusat perhatian para prajurit, bahkan ada yang nakal mensuiti keduanya, sehingga wajah Putri Milina makin merah dadu.Begitu sampai di depan Pangeran Remibara, yang masih bersama Putri Remi dan Pangeran Dursana, Sembrana langsung bersujud di depan ayah kandungnya ini.Sebagai pendekar berpengalaman Remibara paham, ada sesuatu yang ‘spesial’ diantara dua orang muda ini, dalam hati tentu saja dia mendukung hubungan keduanya.
“Percuma kalian lari, kali ini aku tak bakal melepaskan kalian lagi!” Sembrana menebarkan ancaman sehingga kedua orang ini makin keder saja.Saat mereka mengeroyok pemuda ini saja dengan 6 orang sakti lainnya mereka keok, apalagi kini hanya berduaan.Ki Bado dan Ki Jarot saling pandang, lalu dengan cepat keduanya menerjang maju, keduanya mencabut pedangnya mengarahkan ke dada Sembrana.Sembrana menangkis dengan jurus bangkui menerkam elang, dan tiba-tiba hawa langsung berubah sangat dingin yang menyambar dari samping.Hal ini membuat Ki Badp dan Ki Jarot menggigil dan terhuyung. Sembrana melangkah maju dan menyambar keduanya.Ki Bado dan Ki Jarot memutar pedangnya, tapi keduanya kaget, hawa pukulan tangan Sembrana malah berubah kali ini, yakni serangannya menjadi sangat panas.Sembrana juga menangkis sehingga kedua pedang itu meleset, tiba-tiba Sembrana memekik keras, tubuhnya bergerak sangat cepat dan ia mendorongkan kedua tanga
Sembrana kaget bukan main, tapi pemuda ini justru kagum dengan ayahnya yang tenang-tenang saja.“Pengecut…kalau sampai adiku dan sepupuku kalian penggal lehernya, maka sampai ke lubang neraka pun aku akan mencari kalian dan memotong-motong tubuh kalian, lalu tubuh kalian berdua ku berikan pada anjing liar di hutan!”Keras dan tegas ucapan Sembrana, hingga bikin kaget semua orang, bagaimana seorang keturunan Pendekar Tampan Berhati Kejam ini agaknya tak kalah ganas dengan ayahnya sendiri.Apalagi setelah kini mereka menyaksikan sendiri, bagaimana hebatnya kepandaian pemuda ini, yang tak berselisih jauh dengan Pangeran Remibara.“Sembrana…kamu tenang dulu, hmm…apa keinginan kamu Ki Jarot dan Ki Bado, sebutkan lah. Tak perlu kamu secara pengecut jadikan anakku dan kemenakanku sebagai tameng!” sela Remibara dengan suara pelan, tapi dengan intonasi kuat, karena pendekar ini menggunakan tenaga dalam.Melihat k
Setelah menghela nafas, Pangeran Remibara tersenyum melihat aksi sihir Ki Ucai, kalau orang lain memandang Ki Ucai bak monster yang menakutkan.Tapi bagi Remibara, kakek ini hanya samar-samar bentuk tubuhnya berubah dari semula, bukan seperti monster yang menakutkan.Sembrana pun sama, dia melihat Ki Ucai tetap seperti semula, bertubuh kurus dan berbaju pertapa, bukan seperti monster seperti yang ribut di suarakan ribuan orang yang terpengaruh ilmu sihir ini.Pengaruh batu mestika ular raksasa yang dia makan dulu, ternyata membuat batin dan kekuatan tenaga dalam Sembrana sangat kokoh, sehingga dia tak terpengaruh.Walaupun ada getaran-getaran kuat saat menatap wajah Ki Ucai, tapi Sembrana dengan sekali helaan nafas mampu membuang pengaruh itu.Termasuk Putri Milina, juga tak terpengaruh, dia sama dengan Sembrana, sudah memakan batu mestika itu, sehingga dia senyum-senyum saja melihat Ki Ucai.Tapi memandang kagum ke Pangeran Remibara yang terlihat tenang sekali dengan senyum tak lepas
Tiba-tiba melayanglah 8 orang sekaligus ke atas panggung, yakni Pangeran Ki Jarah, diikuti Arya dan Arjun Kamandani, Pangeran Sultana, Pangeran Uyut, Ki Bado, Nyai Rumpi dan Ki Jarot. Dan mereka kini mengurung Pangeran Remibara di tengah-tengah panggung yang tak terlalu besar ini, semua orang langsung melongo. Sembrana yang melihat ini langsung gelisah, sehebat-hebatnya ayahnya, apakah sanggup melawan 8 orang sakti ini sekaligus? “Hmm…kamu telah menantang kami sekaligus, heii para undangan yang terhormat semuanya, kalian adalah saksi hari ini, di depan kita Pangeran Remibara menantang kami semua sebagai orang yang pun hajat dan mengganggu acara kita." "Jadi kalau dia kalah, jangan dibilang kami main keroyokan, karena si pangeran ini terlalu sombong, dan dialah yang duluan bikin perkara!” Ki Jarah ternyata sangat cerdik, dia mulai memainkan siasatnya liciknya, dia paham, kalau mereka maju satu persatu, maka nasib mereka tak bakal beda jauh dengan Kakek Kofa, yang barusan di perma