Sepanjang jalan Rhu Zhi berteriak ketakutan, tubuhnya seolah-olah melayang karena ditarik kekuatan maha dahsyat oleh Long Wan. “Cukup, berhenti di sini” teriak Rhu Zhi, Long Wan segera berhenti dan melepaskan tarikan tangannya.“Anda sungguh hebat!” ucap Rhu Zhi, wajahnya terlihat pucat dan tubuhnya gemetaran. “Mana arah menuju hutan larangan yang kamu bicarakan tadi?” tanya Long Wan, matanya yang tajam mengamati ke sekitar tempat itu. rupanya Rhu Zhi meminta berhenti di antara persimpangan jalan.“Anda lurus saja, setelah melewati hutan pinus naik ke bukit, dan hutan larangan ada di bawah bukit itu!” jawab Rhu Zhi, ia menjatuhkan dirinya ke atas tanah karena kedua kakinya mengigil ketakutan. “Baru kali ini melayang, seperti burung saja”.“Kalau begitu, mari kita lanjutkan!” Long Wan hendak menarik tangan Rhu Zhi, akan tetapi pemuda itu menolaknya “Tidak, saya menunggu di sini saja!” “Kenapa?” “Saya tidak berani, hutan tersebut konon sangat angker dan banyak penjahat. Kalau saya ikut
“Lebih baik kita selesaikan masalah ini secara damai!” Mendengar ucapan Jiang Shi, tiba-tiba hati Mei terasa goncang dan jantungnya berdebar-debar tidak menentu. “Aneh, ada apa ini?” Ling Mei merasa ada yang tidak beres dengan dirinya, ia berusaha melawan pengaruh Jiang Shi. Akan tetapi semakin ia melawan, tubuhnya semakin bergetar karena terpengaruh oleh tenaga aneh.“Jatuhkan pedangmu!” titah Jiang Shi, serta merta Li Mei menjatuhkan pedangnya. “Nah begitu anak manis, sekarang berlututlah!” “Tidak!” Li Mei berusaha berontak, namun pandangan matanya mulai gelap, tubuhnya terasa berat dan lututnya melemah, akhirnya ia menuruti kemauan Jiang Shi.“Hebat, sungguh luar biasa!” si necis bertepuk tangan, kemudian ia menghampiri sahabatnya. “Dengan begini, masalahku dengannya bisa selesai tanpa perlu menggunakan kekerasan!” lelaki berpakaian necis itu sebenarnya seorang penjahat yang sangat tangguh dan licik. Di dunia persilatan ia dikenal dengan nama Tek Hoat.Tek Hoat seorang buronan sepe
“Li Mei!” seru Long Wan, ia sangat terkejut melihat Li Mei diikat pada sebuah pohon. Yang mengherankan, tatapan gadis itu terlihat kosong, wajahnya pucat dan tubuhnya seperti tidak berdaya. Walaupun Long Wan memanggil namanya, namun Li Mei tidak menyahutnya sebab ia masih terpengaruh ilmu sihir Jiang Shi.“Apa yang kalian lakukan padanya?” tanya Long Wan, namun Jiang Shi malah tertawa. “Masih punya nyali rupanya, berani menampakan batang hidungmu di depanku!” “Lepaskan gadis itu!” bentak Long Wan sambil melompat ke arah Li Mei, akan tetapi ia dihadang oleh anak buah Jiang Shi.“Minggir kalian semua!” karena marah, Long Wan langsung menyerang para penghadangnya dengan jurus tingkat tinggi. “Wut, des!” dalam waktu singkat semua anak buah Jiang Shi roboh di atas tanah, belasan orang itu tidak sanggup menahan amukan Long Wan.“Hm, ada kemajuan juga kamu rupanya!” Jiang Shi menatap tajam ke arah Long Wan sambil memainkan janggutnya yang terlihat memutih. “Jadi pemuda ini yang dijuluki Pende
“Li Mei, sadarlah!” Long Wan berteriak sambil menyalurkan tenaga batinnya. Ia memang berhasil menangkal pengaruh sihir Jiang Shi, akan tetapi untuk menolong Li Mei tampaknya cukup kesulitan apalagi saat itu Jiang Shi melancarkan serangannya yang dahsyat.“Wut!” kedua tangan Jiang Shi seperti gasing, memutar dan mengincar tubuh Long Wan dari segala arah. “Tap, tap!” Long Wan bersalto ke belakang, dengan begitu serangan Jiang Shi hanya mengenai ruang kosong. “Kamu harus mati di tanganku!” Jiang Shi berteriak, ia sangat kesal karena Long Wan selalu menganggu urusannya. Dulu pemuda itu mengobrak-abrik tempat persembunyiannya, dan sekarang saat dirinya mendapatkan mangsa yang segar, yaitu Li Mei, Long Wan juga datang dan menganggunya.Beberapa kali Rhu Zhi menganggukan kepalanya, dia benar-benar kagum akan kehebatan Long Wan yang bisa menaklukan Tek Hoat dan sekarang bisa menahan gempuran-gempuran Jiang Shi yang sangat hebat. Bahkan sihir andalan orang tua itu tidak mempan terhadapnya.“Ke
“Tidak akan kubiarkan kalian lolos!” teriak Rhu Zhi. “Wush!” ia kembali melayangkan pukulannya yang sangat dahsyat, walau masih jauh namun sambaran anginnya sudah terasa. Li Mei sangat cerdik, dia tidak menahan serangan Rhu Zhi seperti yang tadi dilakukan oleh Long Wan tadi, ia sadar tenaganya belum pulih akibat terkena ilmu sihir Jiang Shi.Li Mei menggelindingkan tubuhnya ke arah Long Wan, ia membiarkan serangan Rhu Zhi lewat di atas kepalanya dan menghantam sebuah pohon. “Blar!” pohon tersebut tumbang seperti terkena hantaman badai. “Aneh!” Li Mei menggerlingkan matanya ke arah Rhu Zhi, ia tidak mengerti mengapa si topeng tengkorak menguasai ilmu silat milik Long Wan. Li Mei tahu bahwa pukulan jarak jauh yang dilancarkan oleh Rhu Zhi barusan disebut dengan pukulan Menghalau Badai, dan jurus tersebut hanya dikuasai oleh Long Wan.“Mari kita pergi!” bisik Li Mei, ia segera membopong tubuh Long Wan dan membawanya pergi meninggalkan tempat itu. “Serang!” terdengar teriakan disusul deng
Perlahan-lahan mentari pagi menampakan wujudnya, cahayanya yang terang dan hangat mulai menyinari tempat itu. “Sudah pagi, aku harus segera mengeluarkan jarum beracun di bahumu!” setelah memastikan tidak ada anak buah si Topeng Tengkorak di sekitar tempat itu, Li Mei menarik tubuh Long Wan untuk keluar dari tempat persembunyiannya.“Kenapa kamu tersenyum? Awas jangan bergikir yang macam-macam!” Li Mei mendelik, ia merasa jengah karena semalaman ia berduaan dengan Long Wan bersembunyi di dalam semak-semak demi menghindari pengejaran Rhu Zhi dan anak buahnya.Dan yang paling memalukan, ia terpaksa memeluk tubuh Long Wan sebab pemuda itu mengigil akibat racun dan kedinginan karena tercebur ke dalam sungai. “Mm, tidak, aku tersenyum karena melihat wajahmu yang kotor dan penuh dengan lumpur” “Seharusnya kamu bercermin, tuh wajah kamu juga terlihat buruk penuh dengan lumpur, mana bau lagi!” Li Mei menunjuk wajah Long Wan.Karena merasa lucu, keduanya tertawa akan tetapi tiba-tiba Long Wan m
Setelah mandi dan mengeringkan pakaian, Li Mei dan Long Wan meninggalkan hutan tempat persembunyian mereka. “Aku tidak mengerti, mengapa si Topeng Tengkorak bisa menggunakan jurus Menghalau Badai, bahkan gerakannya lebih sempurna dibandingkan dengan diriku!” ucap Long Wan, ia berjalan pelan di samping Li Mei.“Ada dua kemungkinan, pertama dia mencuri jurus tersebut kemudian melatihnya sendiri. Atau, dia memang pernah belajar langsung dari gurumu. Tapi saya rasa kemungkinan yang pertama sangat kecil, karena dari keteranganmu tadi, si Topeng Tengkorak lebih lihai dan sangat sempurna dalam memainkan Jurus Menghalau Badai khas dari aliran Kuil Rajawali!”Mendengar ucapan Li Mei, sejenak Long Wan menghentikan langkahnya karena teringat sesuatu. “Aku pernah mendengar cerita guruku, dulu murid pertama beliau sangat berbakat, dalam waktu tiga tahun berhasil mempelajari semua jurus Kuil Rajawali, bahkan mampu menguasai jurus andalan guruku dengan sangat sempurna. Namun sayang wataknya culas,
“Kita cari makan dulu” mendengar ajakan Li Mei, Long Wan membuka kedua matanya lalu menganggukan kepala karena ia juga merasa lapar. “Sebaiknya kita mencari ikan, kelinci atau binatang lainnya. untuk pergi ke kota sangat berbahaya, karena tenaga kita belum pulih, kalau bertemu dengan komplotan si topeng tengkorak maka sangat berbahaya!”. “Aku setuju, dalam kondisi lemah seperti ini, jangankan menghadapi Jiang Shi ataupun Rhi Zhui, sekedar berenang menangkap ikan saja rasanya aku tidak mampu” kata Long Wan sambil menggerak-gerakan bahunya yang masih terasa kaki dan nyeri akibat jarum beracun milik Tek Hoat.“Sst!” Li Mei mendekatkan telunjuk ke depan bibirnya, ia mengedipkan kepala ke arah semak-semak. Rupanya di sana ada seekor ayam hutan sedang berkeliaran mencari makan. “Kebetulan” guman gadis itu, dengan perlahan ia mengambil ranting di atas tanah. Dengan kecepatan kilat dan penuh tenaga, ia melontarkan ranting di tangannya ke arah ayam hutan tadi. “Wut, crep!” “Keok!” ayam hutan
“Jadi untuk sementara waktu Long Wan tidak akan kembali ke sini?”“Betul sekali pangeran, sebab beliau masih ada urusan di wilayah Barat!”“Urusan apa, itu?”Pangeran Yang Han merasa kecewa sebab adik angkatnya yang berjuluk Pendekar Gurun Gobi tidak mau segera turun tangan membantunya, padahal saat ini dia sedang keteteran menghadapi para penjahat yang sudah bersekutu dengan pejabat istana.Yang paling menyedihkan sekaligus menguras emosinya, saat ini kaisar sedang sakit parah dan ia dilarang untuk menemuinya. Kaisar yang sedang skearat itu telah dihasut oleh istri mudanya dan menganggap ia memimpin pemberontak dan beruapaya merebut tahta kaisar.Untuk beberapa saat lamanya Su Liang menghela napas panjang, ia memutar otaknya untuk memilih kata-kata yang pas untuk diucapkan. Ia tahu saat ini pangeran merasa kecewa kepada Long Wan, jika ia salah ucap tentu akan berakibat fatal.“Saat ini Long Wan sedang mencari penawar untuk mengobati tunangannya akibat terkena Racun Dewi Maut!”“Dewi
“Hang, saya harap anda bersabar dan membiarkan nyonya Tin Hua menjelaskannya terlebih dahulu!”“Lengan Delapan, kamu tidak perlu membelanya. Eh saya lupa, bukannya kalian telah menjalin hubungan terlarang ya!” Hang mencibir ke arah si Lengan Delapan.“Jaga ucapanmu!”“Singa Gila, mulutmu sungguh busuk!”“Yang busuk itu sikap dan tingkah laku kalian berdua, gara-gara kalian berselingkuh, Kang Kui membelot dari kelompok Teratai Putih dan bergabung dengan para Penghuni Pulau Neraka!”“Kurang ajar!”Tin Hua dan si Lengan Delapan berdiri, keduanya tidak terima dipermalukan di hadapan smeua orang.“Singa Gila, saat ini juga mari kita mengadu nyawa!”“Ha ha, kalian pikir aku takut?” tantang Hang.Semua orang terlihat tegang, mereka tahu bahwa Hang, si Lengan Delapan dan Tin Hua bukanlah orang sembarangan. Ke tiganya merupakan jago silat istana yang tersohor akan kehebatannya.“Brak!”Panglima Tung Hai menggebrak meja.“Kalian sudah tidak menghargaiku lagi, hah?”“Maafkan saya panglima, akan
“Aku tahu, di antara kalian tentunya ada permasalahan pribadi yang harus diselesaikan. Akan tetapi hal ini lumrah terjadi di antara sesama pendekar silat!” ucap Panglima Tung Hai.Semua orang yang hadir di ruangan tersebut saling lirik, mereka juga tahu di antara jagoan istana sering terjadi percekcokan, bahkan berakhir dengan pertarungan hidup dan mati seperti yang terjadi Dengan si Lengan Delapan dan suaminya Tin Hua beberapa tahun silam.“Kaisara memerintahkan agar kita mengesampingkan urusan pribadi, sebab ada hal penting yang harus diselesaikan, yaitu menumpas gerakan pemberontak dari wilayah Utara. Karena itulah Yang Mulia mengutus pendekar Hang untuk menyelesaikan benteng di perbatasan ini!”“Maaf panglima, bukannya urusan pemberontakan sudah berakhir tiga tahun silam saat markas Panji Merah dihancurkan oleh si Singa Gila?” Tanya salah seorang yang hadir, dia bernama Kao Shi salah seorang jagoan istana yang ditugaskan menjaga perbatasan Timur.“Itu memang benar, akan tetapi ham
“Ini rahasia, hanya orang-orang tertentu saja yang berhak mengetahuinya!”“Kalau panglima merasa saya tidak berhak mengetahuinya, lalu untuk apa dibicarakan di sini?”“Bukan begitu, kamu termasuk orang-orang pilihan karena sudah terbukti setia terhadap kaisar semenjak beliau naik tahta sampai sekarang!”“Lalu?”“Besok lusa kita akan mengadakan pertemuan tertutup untuk membicarakan masalah ini, dan saya harap anda sudi menjadi tuan rumah di acara pertemuan nanti!”“Siapa saja orang-orang yang sudah anda undang?”“Semua jagoan istana, panglima pilihan dan beberapa pendekar, termasuk si Lengan Delapan!”“Kelompok Teratai Putih?”“Tentu saja, karena kelompok Teratai Putih merupakan benteng utama pertahanan kekaisaran Barat. Kesetiaan mereka sudah terbukti, apalagi kelompok tersebut dibentuk oleh mendiang ayahanda kaisar!”Mendengar ucapan Panglima Tung Hai, Hang memalingkan mukanya, dari sorot matanya terpancar rasa tidak suka terhadap Kelompok Teratai Putih yang ia anggap sudah usang tid
“Cepat!”“Tuan, tolong izinkan kami istirahat dulu”“Tidak bisa, siapa yang terus merengek dan minta istirahat harus dihukum!”“Tapi, tuan!”“Plak, plak!”Sebuah cemeti mendarat di laki-laki tua itu, akibatnya dia berteriak kesakitan dan tubuh ringkihnya tersungkur di atas tanah. Ia menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan, melihat hal itu orang yang menyiksanya semakin bersemangat mencabukinya.“Tua, ampun!”“Lihat laki-laki tua bangka ini!”“Siapapun yang meminta istirahat akan menanggung hukuman!”Semua orang yang menyaksikan kejadian mengerikan tadi hanya dapat mengelus dada kemudian melanjutkan pekerjaan mereka menumbuk bongkahan batu di bukit yang gersang itu. cahaya matahari yang panas membuat mereka semakin tersiksa, apalagi saat keringat membasahi luka akibat cambukan.Laki-laki yang disiksa tadi akhirnya berkelojotan karena tidak tahan terhadap penderitaan yang dialaminya. Sejak pagi tadi, dia hanya diberi makan sebiji ubi rebus dan seteguk air, tidak sebanding dengan peke
Long Wan tersenyum lalu menepuk-nepuk bahu Su Liang.“Besok pagi saya akan melanjutkan perjalanan, kamu beristirahatlah sebentar di markas Teratai Putih, saya yakin mereka akan menerimamu. Bukan begitu nona?”“Eh, anu, ya tentu saja!” Tin Chi tampak gelagapan, buru-buru ia membuang mukanya untuk menyembunyikan rona merah di kedua pipinya, padahal saat itu menjelang tengah malam, walaupun ada api unggun suasana di tempat itu cukup gelap.“Jadi anda tidak kembali ke Selatan? Padahal Pangeran meminta anda kembali untuk menghadang pemberontakan yang dipimpin Rhu Zhi!”“Saya pasti kembali, namun harus menyelsaikan urusan pribadi dengan para penghuni Pulau Neraka!. Kamu tenang saja, kelompok Topeng tengkorak tidak akan gegabah bertindak sembarangan. Yang terpenting kamu harus mengamankan pangeran terlebih dahulu, saya akan memberitahu siapa saja orang-orang yang dapat dipercaya untuk melindungi pangeran”Long Wan menyebutkan beberapa nama untuk dipinta bantuan, termasuk pendeta Kun Lun, dan
“Saya dan Tang Zhi, atau yang dikenal dengan Rhu Zhi memang masih satu darah. Kami berdua cucu mendiang kaisar, namun dari istri yang berbeda!”“Long Wan, jadi kamu keturunan kerajaan Hua?”“Eh tidak sopan memanggil nama, seharusnya memanggil pangeran!” celoteh Tin Chi.“Ah kalian ini ada-ada saja, kekaisaran Hua sudah lama tumbang jadi tidak perlu ada embel-embel pangeran segala!” bantah Long Wan.“Tapi tetap saja kamu memiliki darah kaisar, pantas saja semenjak bertemu merasakan sesuatu yang berbeda, sedikit segan dan ada perasaan aneh” Tin Chi memang polos, dia tidak sungkan untuk mengutarakan isi hatinya.“Sudahlah itu tidak penting, yang jelas aku dan Tang Zhi sudah ditakdirkan saling bermusuhan, dan ada kemungkinan suatu hari nanti akan saling bunuh seperti yang dilakukan orang tua kamu dahulu!”“Ia, aku pernah mendnegar bahwa ayah kalian bermusuhan karena memperebutkan tahta kaisar. Namun sayang, hal tersebut dimanfaatkan fihak ke tiga dan akhirnya kekaisaran Hua tumbang. Yang
“Kalau anda tidak berkenan mengatakannya tidak apa-apa, barangkali hanya akan menjadi bebas saja!”“Tidak sama sekali, nyonya!”“Lalu?”“Saya memiliki dua urusan yang sangat penting dengan si Iblis Pencabut Nyawa”“Apakah berkaitan dengan pemilihan jago nomor satu, yang disebut si Jago Tanpa Tanding?”“Tidak sama sekali, sebenarnya saya tidak tertarik dengan pemilihan jagoan nomor satu. Dahulu saya bertarung di puncak gunung Kun Lun karena memang ada urusan dengan pimpinan Topeng Tengkorak. Dia sangat licik, semua permasalahan di wilayah Selatan atas ulahnya. Bahkan,”Untuk beberapa saat lamanya Long Wan termenung, kemudian ia menghela napas panjang karena teringat kejadian memilukan yang menimpa sumoinya.“Pantas saja Pangeran memintamu pulang ke Selatan, sebab kelompok Topeng Tengkorak kembali berulah, bahkan mereka semakin kuat karena berhasil para bandit untuk merebut kekaisaran Beng!” sela Su Liang.“Selicik itukah kelompok Topeng Tengkorak?” tanya Tin HuaGadis itu memang belum
“Ayahku bernama Kang Kui, dahulu dia seorang laki-laki yang baik dan bertanggung jawab!”Suara Tin Chi terdengar parau karena menahan kesedihan yang mendalam. Bagaimana tidak, ayahnya sendiri memaksanya untuk jadi ‘tumbal’ demi mendapatkan ilmu kesaktian yang sangat tinggi.“Saat aku berusia sepuluh tahun, dia dikalahkan oleh seorang jago silat yang terkenal dengan julukan si Lengan Delapan!”Long Wan yang sejak tadi tampak acuh dan fokus memanggang ayam di atas bara api kini meruncingkan pendengarannya. Nama si Lengan Delapan disebut-sebut tentu membuatnya tertarik, sebab orang itu datang ke pemilihan si Jago Tanpa Tanding di puncak Gunung Kun Lun, juga pernah bentrok dengan Klan Bintang Utara saat hendak menzarah harta peninggalan mendiang ayahnya.Menurut ceita Namra, si Lengan Delapan sangat sakti dan mengakibatkan anggota Klan Bintang Utara tewas. Kendati demikian, si Lengan Delapan belum berhasil memasuki Istana Giok Naga karena dikelilingi oleh jebakan.“Mengapa ayahmu bisa ben