Share

68. Atsuko!

Penulis: Rendi OP
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-31 10:32:08

Wajah Nino langsung terlihat sangat bersemangat saat mendengar Zero mengajaknya untuk menyerang orang-orang itu di malam hari ini. Yang membuat Nino semakin bersemangat sebenarnya karena ia juga ingin menguji sejauh mana kemampuan bela diri yang telah ia asah selama ini. Sebab, Nino memang belum pernah ikut dalam pertempuran melawan musuh sebanyak ini. Jika dihitung kembali, musuh mereka jumlahnya saat ini mencapai ratusan. Awalnya Nino juga sempat merasa sedikit ragu, apakah hanya dengan mereka berdua saja mampu mengalahkan orang-orang ini? Tapi keraguan itu menghilang setelah ia diperlihatkan oleh Zero kekuatan pedang aura naga milik Zero.

"Oh iya, Nino. Aku juga akan mengatakan satu tugas untukmu. Nanti, kau bantu aku untuk membebaskan para prajurit Kerajaan yang dijadikan tawanan oleh mereka. Kau tahu gedung yang di sebelah sana itu? Iya, gedung itu adalah tempat mereka mengurung prajurit Kerajaan kita. Aku harap, kau bisa dengan cepat membebaskan mereka ketika aku mengamuk di dep
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Pedang Terhebat   69. Zero melawan dua Bos Atsuko

    Dan ketika Zero sedang menikmati pertarungannya, Zero tiba-tiba saja merasakan adanya lima aura orang kuat yang sedang menatapnya dari suatu arah. Zero sangat yakin kalau merekalah yang berhasil mengalahkan bawahan yang diutus oleh Limdong mengatasi masalah di desa ini.'Kenapa mereka hanya diam saja? Apakah mereka sedang mengamati gaya bertarungku? Kalau begitu baiklah, aku hanya akan sebatas menggunakan jurus kedua saja. Kalau mereka tahu jurusku yang lain, aku rasa itu akan cukup membuatku kesulitan nantinya,' gumam Zero.Zero masih terus menjutkan untuk melumpuhkan semua anggota Atsuko dengan mudahnya. Dan ketika sepuluh menit kemudian, barulah ia dihampiri oleh kedua orang yang disebut Bos oleh para anggota Atsuko ini. Ternyata Zutse dan Hadin lah yang datang untuk menyerang Zero.Boom...!Tanpa basa-basi Zutse langsung menembakkan kekuatan tenaga dalamnya. Untungnya serangan kejutan itu sudah diantisipasi oleh Zero."Lumayan...," ucap Zutse menyeringai.Siuw, siuw, siuw...!Sete

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31
  • Pendekar Pedang Terhebat   70. Tubuh aneh yang dapat berubah warna

    Karena merasa direndahkan oleh Zero yang menyebutnya seorang pengecut, emosional Zutse akhirnya terpancing. Sesuai dengan karakter yang dimiliki oleh Zutse, ketika Zero sengaja memprovokasinya sedikit saja, saat itulah Zero tahu bahwa Zutse sudah termakan jebakannya."Apanya yang seorang pengecut?! Hah?!" Zutse akhirnya kembali menampakkan tubuhnya yang semula bersembunyi di dalam bayang-bayang pepohonan.Kemudian Zero menyuruh Tigreal kembali masuk ke dalam pedangnya. Zero berniat ingin bertarung melawan Zutse satu lawan satu secara jantan, bukan secara sembunyi-sembunyi seperti yang dilakukan Zutse tadi."Nah, kalau begini kan jadi lebih enak. Ayo kita buktikan, siapa yang lebih hebat diantara kita berdua," ujar Zero."Cih! Kau jangan pernah menyesali perbuatanmu yang telah membuatku sangat marah! Aku pastikan, kau akan menyesalinya setelah berada di Neraka nanti!" Zutse pun kali ini langsung maju menyerang Zero dengan penuh rasa amarah. Zutse sangat tidak mau menerima jika ada oran

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • Pendekar Pedang Terhebat   71. Jalan baru Zero

    Zero dan Zutse bertarung dalam pertarungan yang sengit dan berlarut-larut. Zutse, dengan kecepatan dan kekuatannya, memberikan Zero tantangan yang belum pernah dia hadapi sebelumnya.Namun, Zero tidak menyerah. Dia ingat pelajaran yang diajarkan gurunya tentang tenang dalam menghadapi tekanan dan menggunakan kelemahan musuh sebagai kekuatan. Dia mulai mempelajari pola serangan Zutse dan menemukan celah dalam gerakannya.Pertarungan mencapai puncaknya ketika Zero mampu menangkap Zutse dalam serangan balik yang cepat dan mematikan. Dengan satu gerakan pedang yang cepat dan tepat, Zero berhasil melukai Zutse dan memaksa dia untuk mundur.Meski begitu, Zero tidak membunuh Zutse. Sebagai seorang pendekar, Zero percaya bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk berubah dan menjadi lebih baik. Dia membiarkan Zutse pergi dengan harapan bahwa dia akan mempertimbangkan ulang jalan hidupnya.Dengan demikian, pertarungan antara Zero dan Zutse berakhir. Zero, sekali lagi, membuktikan bahwa dia ad

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • Pendekar Pedang Terhebat   72. Menikmati waktu bersama

    Di tempat lain, ternyata Kisema, Kukuza, dan Diedara sedang menyusun strategi baru mereka. Kemarin, mereka bertiga justru pergi meninggalkan anak buah yang ada di desa terpencil dan juga kedua rekannya yang dikalahkan oleh Zero."Orang itu akan menjadi masalah besar bagi kita. Bahkan aku sempat menyelidiki, bahwa orang itu saat ini tengah mencari keberadaan benda Legendaris juga. Dan jika ia mendapatkannya, itu bisa menjadi ancaman lebih serius lagi bagi kita." Kisema mencoba angkat bicara."Kamu benar, Kisema. Kita harus menyusun strategi baru untuk menghadapi mereka. Mungkin kita bisa mengganggu pencarian mereka atau bahkan mencuri bagian tubuh naga itu sebelum mereka menemukannya,"ucap Diedara."Ide yang bagus, Diedara. Tapi kita juga harus berhati-hati. Orang itu bukanlah pendekar biasa, dia telah mengalahkan Zutse dan bisa menjadi lawan yang tangguh." Kukuza menambahinya."Diedara benar. Kita harus mempelajari lebih lanjut tentang kekuatan dan kelemahan orang itu. Dengan pengetah

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • Pendekar Pedang Terhebat   73. Mencoba menanam benih kebaikan

    Saat Zero pergi ke ruang utama isatana, Zero melihat ada pendekar misterius yang tinggal di istana, yang selama ini hidup dalam pengekangan, tetapi memutuskan untuk beraksi saat istana diserang. Dia bisa menjadi sekutu yang berharga bagi Zero dan Nino.Kemudian Zero juga melihat ada penduduk istana yang telah dilatih dalam seni bela diri dan siap untuk membela rumah mereka. Mereka mungkin bukan pendekar profesional, tetapi mereka memiliki semangat dan keberanian yang akan membantu dalam pertempuran.Melihat adanya bantuan mendadak, membuat Zero memutuskan untuk melanjutkan perjalannya menuju ruang inti Istana. Namun saat ia tiba di sana, Zero melihat lagi ada sekutu dari luar istana yang datang untuk membantu. Mungkin ada kelompok pendekar lain yang telah mendengar tentang serangan dan datang untuk membantu, atau mungkin ada penduduk desa sekitar yang ingin membantu melindungi kerajaan mereka."Vivi...! Apakah kau baik-baik saja?" Zero langsung bergegas menghampiri Vivi. Untungnya, Vi

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • Pendekar Pedang Terhebat   74. Pria bertopeng mistetius

    Hasil pertempuran antara Zero dan pemimpin pasukan bayaran menjadi sangat menegangkan dan dramatis. Keduanya berjuang dengan gigih, menunjukkan keahlian dan keberanian yang luar biasa. Mereka saling menyerang dan bertahan, mencoba untuk menemukan celah dalam pertahanan satu sama lain.Namun, pada akhirnya, Zero berhasil memanfaatkan kecepatan dan keterampilan pedangnya untuk mendapatkan keunggulan dalam pertempuran. Dalam satu gerakan cepat, Zero mengejutkan pemimpin pasukan bayaran dengan serangan yang mengejutkan, melukai dan mengejutkannya.Pemimpin pasukan bayaran, terluka dan terjatuh, menyadari bahwa dia sudah kalah. Zero, meskipun menang, tidak membunuhnya. Sebagai seorang pendekar yang penuh kasih, Zero memberi pemimpin pasukan bayaran kesempatan untuk menyerah dan menghentikan serangan. "Kamu telah kalah, tetapi aku tidak akan membunuhmu. Aku harap kamu memikirkan kembali pilihanmu dan mempertimbangkan apa yang benar-benar penting dalam hidup."Pemimpin pasukan bayaran, terke

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • Pendekar Pedang Terhebat   75. Bertemu tiga Atsuko

    Meskipun sudah berjuang keras, pertempuran di istana masih berlanjut. Zero dan Nino memahami bahwa mereka perlu membuat rencana baru untuk mengakhiri pertempuran ini.Saat ini, Zero tengah mencari Nino untuk menyusun strategi baru. Dan beberapa saat kemudian mereka pun bertemu."Nino, pertempuran ini berlarut-larut. Kita perlu membuat rencana baru untuk mengakhiri ini." Zero langsung mengatakan niatnya."Aku setuju, Kak, Zero. Kita harus menemukan cara untuk menyerang mereka dengan cara yang tidak mereka duga." Nino menganggukkan kepalnya."Bagaimana jika kita mencoba mengalihkan perhatian mereka, lalu menyerang mereka dari belakang? Aku bisa menarik perhatian mereka, sementara kamu menyerang mereka dari belakang." ucap Zero."Ide yang bagus, Kak, Zero. Tapi kita harus berhati-hati. Jika mereka mengetahui rencana kita, itu bisa berbahaya." Ada rasa khawatir di hari Nino. "Ya, kamu benar, Nino. Jadi, kita harus melakukannya dengan cepat dan tepat. Apakah kamu siap, Nino?" Zero menyodo

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • Pendekar Pedang Terhebat   76. Zero dan Nino

    Dalam pertempuran sengit seperti ini, satu momen lengah bisa berarti banyak. Mungkin Nino sedang terfokus pada satu lawan dan tidak menyadari bahwa lawan lainnya telah melancarkan serangan kejutan.Nino sedang berduel dengan Kisema, berusaha untuk menahan serangan-serangan yang kuat. Dia sepenuhnya terfokus pada Kisema, mencoba untuk memprediksi gerakan berikutnya dan mencari celah dalam pertahanannya. Namun, dalam fokusnya pada Kisema, dia tidak menyadari bahwa Diedara telah melancarkan serangan kejutan.Diedara meluncurkan serangan cepat dan tak terduga, dan Nino, yang lengah, tidak memiliki cukup waktu untuk menghindar. Dia terkena serangan itu dan terjatuh, merasa sakit dan terkejut.Zero, yang melihat Nino terkena serangan itu, segera berlari untuk membantu. Dia berteriak, "Nino, awas!" tapi sudah terlambat. Nino sudah terkena serangan itu.Namun, meskipun terluka, Nino tidak menyerah. Dia berusaha bangkit dan melanjutkan pertempuran, bertekad untuk melindungi kerajaan ini.Setel

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02

Bab terbaru

  • Pendekar Pedang Terhebat   165. Akhir

    Dengan memusatkan kekuatannya pada telapak tangan, Orion mengumpulkan energinya kemudian ia langsung melancarkan serangan terkuatnya ke arah Thanos. Saat tubuh Thanos yang terkena serangan Orion, tubuhnya langsung hilang menjadi serpihan debu."Sepertinya aku hanya bisa melakukan sebatas ini saja, Zero. Kalau begitu aku akan kembali beristirahat." Orion kemudian kembali masuk ke dalam pedang.Akan tetapi, baru saja Zero merasa senang bahwa satu musuhnya telah berhasil dikalahkan oleh Orion, Raja Kegelapan akhirnya muncul!Suasana jadi terasa lebih mencekam saat sosok Raja Kegelapan hadir di tempat itu. Bahkan, kedua kaki Zero terasa seperti ada tekanan yang beratnya seperti gunung saat merasakan tekanan yang sangat kuat yang sengaja dipancarkan oleh Raja Kegelapan."A-apa ini?" tanya Zero pada dirinya sendiri, dengan posisi wajahnya saat ini menatap ke lantai.Beberapa detik kemudian terdengarlah suara tawa Raja Kegelapan yang menggema. Mendengar suara tawa dari Raja Kegelapan, membuat

  • Pendekar Pedang Terhebat   164. Thanos yang licik

    Saat situasi semakin sulit dan Nino serta Ratu Vivi terluka parah, Zero merasa perlu untuk mengambil tindakan yang tepat untuk menyelamatkan mereka. Setelah mempertimbangkan beberapa opsi, dia memutuskan untuk membawa Nino dan Ratu Vivi ke dalam dimensi lain yang ada pada pedangnya.Dalam dimensi tersebut, Zero dapat memberikan perawatan medis yang lebih baik dan memastikan bahwa Nino dan Ratu Vivi pulih sepenuhnya dari luka-luka mereka. Meskipun memasukkan teman-temannya ke dalam dimensi tersebut memerlukan kekuatan dan energi yang besar, Zero yakin bahwa itu adalah keputusan yang tepat untuk menyelamatkan nyawa mereka. Ketika tinggal Zero dan Panglima perang kegelapan dalam pertempuran, Zero menatap musuhnya dengan tajam dan penuh kemarahan. Dia merasa sangat marah besar karena teman-temannya telah terluka dan musuhnya telah mengancam nyawa Vivi.Zero mengeluarkan suara yang tegas dan penuh keberanian, dia mengatakan, "Kau telah melakukan kesalahan besar dengan mengancam nyawa Istri

  • Pendekar Pedang Terhebat   163. Tak sadarkan diri

    Pertarungan antara Zero, Ratu Vivi, Nino, dan para Orge yang dihidupkan kembali sangat sengit. Para Orge terus menerus menyerang dengan kekuatan dan kecepatan yang luar biasa, membuat pertempuran semakin sulit.Zero menggunakan pedangnya untuk melawan Orge yang menyerang dari jarak dekat, sedangkan Ratu Vivi menggunakan sihirnya untuk memanipulasi elemen dan menyerang dari jarak jauh. Nino juga menggunakan kekuatan Kutukan Klan Kupu-kupu Surga untuk memberikan perlindungan dan kekuatan tambahan kepada teman-temannya.Namun, mereka tidak hanya berjuang melawan para Orge. Mereka juga harus menghadapi Necromancer yang berbahaya. Necromancer itu menggunakan sihir hitam untuk menyerang dan mencoba mengendalikan pikiran mereka.Setelah bertarung dengan gigih, akhirnya mereka berhasil mendekati Necromancer. Akan tetapi, tiba-tiba mereka diserang dari arah lain oleh pasukan kegelapan yang dipimpin oleh seorang panglima perang yang nampak sangat kuat. Terlihat jelas bahwa Panglima perang itu m

  • Pendekar Pedang Terhebat   162. Orge

    Setelah pertempuran yang sengit, Zero, Ratu Vivi, dan Nino berhasil mengalahkan semua musuh yang dikirim oleh Thanos. Namun, ketika mereka sedang bernapas lega dan mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan mereka, tiba-tiba tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga di tubuh Nino memancarkan cahaya yang sangat terang.Cahaya ini memenuhi seluruh area sekitar dan membuat semua musuh yang tersisa langsung lenyap tanpa bekas. Zero, Ratu Vivi, dan Nino terkejut dengan apa yang terjadi dan terus memandang ke arah cahaya itu.Setelah cahaya redup, Nino berkata, "Apa yang terjadi? Apa itu yang baru saja terjadi?"Zero dan Ratu Vivi melihat ke arah Nino, dan mereka terkejut melihat bahwa tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga telah mengeluarkan kekuatan yang sangat besar dan mematikan.Ratu Vivi berkata, "Itu adalah kekuatan yang luar biasa. Tanda kutukanmu telah memberikan kita perlindungan dan kekuatan yang luar biasa selama perjalanan kita, Nino. Terima kasih."Zero menambahkan, "Tapi kita tetap

  • Pendekar Pedang Terhebat   161. Tanda kutukan

    Nino, yang awalnya merasa terbebani oleh tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga, kini mulai melihatnya sebagai anugrah. Dia menyadari meskipun kutukan ini mungkin memiliki sisi negatif, kekuatan dan bantuan yang telah diberikan oleh kutukan ini telah menjadi berkat bagi mereka semua dalam perjalanan mereka.Dengan senyum di wajahnya, Nino berkata, "Kau benar, Zero. Aku tidak pernah menyangka bahwa kutukan ini akan membantu kita sebanyak ini. Aku merasa bersyukur bahwa kita bisa menggunakannya untuk kebaikan."Ratu Vivi, yang juga merasa terharu oleh perubahan sikap Nino, menambahkan, "Kadang-kadang, kekuatan sejati kita terletak pada kemampuan kita untuk mengatasi rintangan dan menggunakan semua sumber daya yang kita miliki, bahkan jika itu berasal dari tempat yang tidak terduga. Nino, kutukanmu telah membantu kita dalam banyak cara, dan aku yakin kita akan berhasil."Dengan dukungan dan kepercayaan dari Zero dan Ratu Vivi, Nino merasa lebih kuat dan lebih termotivasi untuk melanjutkan pe

  • Pendekar Pedang Terhebat   160. Peta

    Saat mereka dalam perjalanan, Nino tiba-tiba merasa sakit dan jatuh ke tanah. Zero dan Ratu Vivi bergegas ke sampingnya, melihat bahwa tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga di tubuh Nino mulai memancarkan cahaya yang kuat dan tampaknya menyakitinya.Zero, yang tahu sedikit tentang kutukan Klan Kupu-kupu Surga, memahami bahwa ini adalah tanda bahwa kutukan itu mulai aktif. Dia tahu bahwa kutukan ini bisa sangat berbahaya dan mereka harus segera mencari bantuan.Ratu Vivi, yang merasa khawatir tentang keadaan Nino, segera bergegas untuk mencari penyembuh terdekat. Sementara itu, Zero mencoba menenangkan Nino dan meyakinkannya bahwa mereka akan menemukan cara untuk membantu dia.Saat menunggu penyembuh tiba, Zero berusaha sebaik mungkin untuk merawat Nino dan meringankan rasa sakitnya. Ia berdoa dan berharap bahwa Nino akan pulih dan bisa melanjutkan perjalanan mereka.Ketika obat penyembuh tiba, Vivi segera memeriksa Nino dan memastikan bahwa dia bisa mengatasi kutukan Klan Kupu-kupu Surga

  • Pendekar Pedang Terhebat   159. Siapa Dalangnya?

    Setelah Zero membawa Razgor ke istana, dia diserahkan kepada penjaga kerajaan yang akan mengawasinya sementara persiapan pengadilan dilakukan. Ratu Vivi, yang telah diselamatkan oleh tindakan berani Zero, mengucapkan terima kasih kepadanya dan memerintahkan agar pengadilan diadakan secepat mungkin.Pengadilan diadakan di hadapan Ratu Vivi, para pejabat kerajaan, dan warga yang tertarik untuk menyaksikan proses hukum. Razgor dihadapkan dengan tuduhan berencana untuk membunuh Ratu Vivi dan berbagai kejahatan lain yang telah dia lakukan selama masa jabatannya sebagai pemimpin pembunuh bayaran.Selama pengadilan, jaksa menghadirkan bukti dan kesaksian yang menunjukkan kejahatan Razgor. Sementara itu, Razgor diberi kesempatan untuk membela diri dan menjelaskan alasannya melakukan tindakan jahat tersebut.Setelah semua bukti dan kesaksian telah disajikan, Ratu Vivi mempertimbangkan seluruh informasi dan memutuskan hukuman yang pantas untuk Razgor. Mengingat kejahatan serius yang telah dia l

  • Pendekar Pedang Terhebat   158. Trinitas Harmoni

    Zero yang telah melihat banyak pertempuran dan musuh, tidak terkejut oleh serangan bayangan Razgor. Dia telah belajar dari pengalaman masa lalu bagaimana cara menghadapi musuh yang mengandalkan bayangan dan tipu muslihat. Dia tahu bahwa dia harus tetap tenang dan fokus, dan tidak boleh terpancing oleh serangan bayangan Razgor.Saat Razgor menggunakan "Bayangan Menyerang," Zero menggunakan jurus "Cahaya Penyembuh" untuk melindungi dirinya dari serangan bayangan. Cahaya dari pedangnya menerangi area sekitarnya, mengungkap bayangan dan membuatnya lebih mudah untuk dihindari.Ketika Razgor mencoba menggunakan "Bayangan Kembar," Zero menggunakan jurus "Angin Badai" untuk mendorong bayangan itu pergi. Angin kencang dari pedangnya mampu memecah bayangan dan mengungkap posisi sebenarnya dari Razgor.Razgor, yang awalnya merasa yakin dengan kemenangannya, sekarang mulai merasa terpojok. Dia menyadari bahwa Zero bukanlah lawan yang bisa dia remehkan, dan bahwa dia mungkin telah meremehkan kekua

  • Pendekar Pedang Terhebat   157. Pembunuh bayaran

    Setelah mendapatkan Gleaming Scepter, Zero merasa lebih yakin dan siap untuk kembali ke istana dan melaporkan pencapaiannya kepada Ratu yang tak lain istrinya sendiri. Dia juga sangat berterima kasih kepada Tigreal, Eldrakon, dan Arion atas dukungan dan persahabatan mereka selama perjalanan ini.Untuk Tigreal, Eldrakon, dan Arion, mereka memutuskan untuk kembali bersemayam di dalam ketiga pedang yang Zero miliki saat ini. Mereka ingin tetap bersama Zero, membantunya dalam pertempuran dan memberinya petunjuk saat dia membutuhkannya. Zero merasa terharu oleh keputusan mereka dan berjanji untuk selalu menghormati kekuatan mereka. Dia berkata, "Terima kasih, teman-teman. Aku berjanji akan menggunakan kekuatan kita dengan bijaksana dan tentunya akan aku gunakan hanya untuk melindungi semua orang dari kejahatan. Mari kita bersatu untuk menghadapi kejahatan."Dengan perasaan gembira dan penuh harapan, Zero bersiap kembali ke istana, membawa ketiga pedang legendaris bersamanya. Sekarang, deng

DMCA.com Protection Status