Zero dan Zutse bertarung dalam pertarungan yang sengit dan berlarut-larut. Zutse, dengan kecepatan dan kekuatannya, memberikan Zero tantangan yang belum pernah dia hadapi sebelumnya.Namun, Zero tidak menyerah. Dia ingat pelajaran yang diajarkan gurunya tentang tenang dalam menghadapi tekanan dan menggunakan kelemahan musuh sebagai kekuatan. Dia mulai mempelajari pola serangan Zutse dan menemukan celah dalam gerakannya.Pertarungan mencapai puncaknya ketika Zero mampu menangkap Zutse dalam serangan balik yang cepat dan mematikan. Dengan satu gerakan pedang yang cepat dan tepat, Zero berhasil melukai Zutse dan memaksa dia untuk mundur.Meski begitu, Zero tidak membunuh Zutse. Sebagai seorang pendekar, Zero percaya bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk berubah dan menjadi lebih baik. Dia membiarkan Zutse pergi dengan harapan bahwa dia akan mempertimbangkan ulang jalan hidupnya.Dengan demikian, pertarungan antara Zero dan Zutse berakhir. Zero, sekali lagi, membuktikan bahwa dia ad
Di tempat lain, ternyata Kisema, Kukuza, dan Diedara sedang menyusun strategi baru mereka. Kemarin, mereka bertiga justru pergi meninggalkan anak buah yang ada di desa terpencil dan juga kedua rekannya yang dikalahkan oleh Zero."Orang itu akan menjadi masalah besar bagi kita. Bahkan aku sempat menyelidiki, bahwa orang itu saat ini tengah mencari keberadaan benda Legendaris juga. Dan jika ia mendapatkannya, itu bisa menjadi ancaman lebih serius lagi bagi kita." Kisema mencoba angkat bicara."Kamu benar, Kisema. Kita harus menyusun strategi baru untuk menghadapi mereka. Mungkin kita bisa mengganggu pencarian mereka atau bahkan mencuri bagian tubuh naga itu sebelum mereka menemukannya,"ucap Diedara."Ide yang bagus, Diedara. Tapi kita juga harus berhati-hati. Orang itu bukanlah pendekar biasa, dia telah mengalahkan Zutse dan bisa menjadi lawan yang tangguh." Kukuza menambahinya."Diedara benar. Kita harus mempelajari lebih lanjut tentang kekuatan dan kelemahan orang itu. Dengan pengetah
Saat Zero pergi ke ruang utama isatana, Zero melihat ada pendekar misterius yang tinggal di istana, yang selama ini hidup dalam pengekangan, tetapi memutuskan untuk beraksi saat istana diserang. Dia bisa menjadi sekutu yang berharga bagi Zero dan Nino.Kemudian Zero juga melihat ada penduduk istana yang telah dilatih dalam seni bela diri dan siap untuk membela rumah mereka. Mereka mungkin bukan pendekar profesional, tetapi mereka memiliki semangat dan keberanian yang akan membantu dalam pertempuran.Melihat adanya bantuan mendadak, membuat Zero memutuskan untuk melanjutkan perjalannya menuju ruang inti Istana. Namun saat ia tiba di sana, Zero melihat lagi ada sekutu dari luar istana yang datang untuk membantu. Mungkin ada kelompok pendekar lain yang telah mendengar tentang serangan dan datang untuk membantu, atau mungkin ada penduduk desa sekitar yang ingin membantu melindungi kerajaan mereka."Vivi...! Apakah kau baik-baik saja?" Zero langsung bergegas menghampiri Vivi. Untungnya, Vi
Hasil pertempuran antara Zero dan pemimpin pasukan bayaran menjadi sangat menegangkan dan dramatis. Keduanya berjuang dengan gigih, menunjukkan keahlian dan keberanian yang luar biasa. Mereka saling menyerang dan bertahan, mencoba untuk menemukan celah dalam pertahanan satu sama lain.Namun, pada akhirnya, Zero berhasil memanfaatkan kecepatan dan keterampilan pedangnya untuk mendapatkan keunggulan dalam pertempuran. Dalam satu gerakan cepat, Zero mengejutkan pemimpin pasukan bayaran dengan serangan yang mengejutkan, melukai dan mengejutkannya.Pemimpin pasukan bayaran, terluka dan terjatuh, menyadari bahwa dia sudah kalah. Zero, meskipun menang, tidak membunuhnya. Sebagai seorang pendekar yang penuh kasih, Zero memberi pemimpin pasukan bayaran kesempatan untuk menyerah dan menghentikan serangan. "Kamu telah kalah, tetapi aku tidak akan membunuhmu. Aku harap kamu memikirkan kembali pilihanmu dan mempertimbangkan apa yang benar-benar penting dalam hidup."Pemimpin pasukan bayaran, terke
Meskipun sudah berjuang keras, pertempuran di istana masih berlanjut. Zero dan Nino memahami bahwa mereka perlu membuat rencana baru untuk mengakhiri pertempuran ini.Saat ini, Zero tengah mencari Nino untuk menyusun strategi baru. Dan beberapa saat kemudian mereka pun bertemu."Nino, pertempuran ini berlarut-larut. Kita perlu membuat rencana baru untuk mengakhiri ini." Zero langsung mengatakan niatnya."Aku setuju, Kak, Zero. Kita harus menemukan cara untuk menyerang mereka dengan cara yang tidak mereka duga." Nino menganggukkan kepalnya."Bagaimana jika kita mencoba mengalihkan perhatian mereka, lalu menyerang mereka dari belakang? Aku bisa menarik perhatian mereka, sementara kamu menyerang mereka dari belakang." ucap Zero."Ide yang bagus, Kak, Zero. Tapi kita harus berhati-hati. Jika mereka mengetahui rencana kita, itu bisa berbahaya." Ada rasa khawatir di hari Nino. "Ya, kamu benar, Nino. Jadi, kita harus melakukannya dengan cepat dan tepat. Apakah kamu siap, Nino?" Zero menyodo
Dalam pertempuran sengit seperti ini, satu momen lengah bisa berarti banyak. Mungkin Nino sedang terfokus pada satu lawan dan tidak menyadari bahwa lawan lainnya telah melancarkan serangan kejutan.Nino sedang berduel dengan Kisema, berusaha untuk menahan serangan-serangan yang kuat. Dia sepenuhnya terfokus pada Kisema, mencoba untuk memprediksi gerakan berikutnya dan mencari celah dalam pertahanannya. Namun, dalam fokusnya pada Kisema, dia tidak menyadari bahwa Diedara telah melancarkan serangan kejutan.Diedara meluncurkan serangan cepat dan tak terduga, dan Nino, yang lengah, tidak memiliki cukup waktu untuk menghindar. Dia terkena serangan itu dan terjatuh, merasa sakit dan terkejut.Zero, yang melihat Nino terkena serangan itu, segera berlari untuk membantu. Dia berteriak, "Nino, awas!" tapi sudah terlambat. Nino sudah terkena serangan itu.Namun, meskipun terluka, Nino tidak menyerah. Dia berusaha bangkit dan melanjutkan pertempuran, bertekad untuk melindungi kerajaan ini.Setel
Setelah pulih dan kembali bersemangat, Zero dan Nino siap untuk melawan Diedara, Kisema, dan Kukuza sekali lagi. Zero dan Nino merencanakan strategi bersama. Mereka memahami bahwa mereka harus bekerja sama dan saling melindungi untuk menghadapi tiga lawan sekaligus. Zero mungkin fokus pada Diedara, sementara Nino menghadapi Kisema dan Kukuza, atau mereka mungkin bergantian melawan lawan tergantung pada situasinya.Lalu Zero dan Nino melancarkan serangan yang terkoordinasi dengan baik. Mereka menyerang secara bersamaan atau bergantian, menciptakan tekanan pada lawan dan membuat mereka sulit untuk membalas. Zero dan Nino juga memanfaatkan lingkungan sekitar untuk melindungi diri dan merancang serangan. Mereka menggunakan pilar atau dinding sebagai penutup, atau menggunakan ketinggian untuk mendapatkan keunggulan. Zero dan Nino juga menggunakan keahlian dan teknik khusus mereka untuk menyerang lawan. Zero mungkin menggunakan kecepatan dan keterampilan pedangnya, sementara Nino mungkin me
Selama pertempuran melawan Diedara, Kisema, dan Kukuza, Zero dan Nino mencoba mengidentifikasi dan memanfaatkan kelemahan mereka. Diedara, Kisema, dan Kukuza tidak bekerja sama dengan baik, mereka mungkin lebih mudah dikalahkan. Zero dan Nino bisa memanfaatkan kurangnya koordinasi ini dengan menyerang mereka secara terpisah atau mengalihkan perhatian satu lawan sementara menyerang yang lain. Tapi ternyata, ketiga musuh tersebut terlalu mengandalkan kekuatan fisik, itu membuat mereka kurang efektif dalam menghadapi serangan yang lebih cerdas dan strategis. Zero dan Nino bisa menggunakan kecepatan, kelincahan, dan taktik yang cerdik untuk mengalahkan mereka. Apalagi pertempuran yang berlarut-larut bisa menguras tenaga semua pejuang yang terlibat. Jika Diedara, Kisema, dan Kukuza mulai kelelahan, Zero dan Nino bisa memanfaatkan keadaan ini dengan menyerang saat mereka paling rentan.Saat Diedara, Kisema, dan Kukuza memiliki pola serangan yang dapat diprediksi, Zero dan Nino telah mempela