Share

10. Para bandit

Penulis: Rendi OP
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-15 21:12:45

Kioda tidak bisa lagi menghindar dari pertarungan ini karena Zero yang dengan gegabah langsung maju dan menyerang kawanan Bandit itu.

"Jurus Pertama...!" teriak Zero.

Tapi kali ini Kioda benar-benar terperangah ketika melihat Zero yang meliuk-liukkan tubuhnya dan terlihat seperti sedang menari dengan pedang. Gerakan yang Zero lakukan bukanlah seperti gerakan seorang pemula. Di setiap gerakan yang Zero lakukan itu, terlihat layaknya Master Pedang. Dan ternyata, Zero benar-benar berhasil mengalahkan lima orang sekaligus.

"Aku juga bisa!" Vivi tidak mau kalah dan ia pun ikut maju.

"Baiklah, kalian berhati-hatilah...!" Dengan pasrah, Kioda akhirnya ikut menyerang juga.

"Rasakan ini! Jurus Pertama!" Lagi-lagi Zero menggunakan jurus pertama yang benar-benar telah ia kuasai.

Namun yang tak disangka oleh Zero bahwa ada seseorang yang mampu menahan serangan jurus pertamanya. Sejauh ini, baru kali ini Zero mendapati ada orang yang mampu menahan serangan jurus pertamanya.

Pria yang mampu menahan serangan Zero itu kemudian langsung memfokuskan perhatiannya kepada Zero. Pria itu penasaran dengan Zero yang masih berusia sepuluh tahun, tapi sudah mampu mempraktekkan teknik pedang Jurus Pertama.

"Bocah, siapa namamu?" tanya pria itu yang tiba-tiba langsung berada di hadapan Zero.

"Hah?! A-aku, namaku adalah Zero! Iya, aku adalah Koziki Zero!" Walaupun ada rasa cemas dan takut, Zero sekuat mungkin menguatkan dirinya agar dapat berbicara dengan lancar. Namun hal itu sangat sulit dilakukan, sebab saat berada di dekat Pria itu, tubuh Zero langsung merasakan tekanan aura yang sangat kuat.

"Apa...?! Koziki Zero?! Berarti kau adalah anak dari Master Pedang sialan itu ya?! Cih! Ke mana perginya Ayahmu itu?!" Sepertinya dendam yang ada pada bandit ini sangat besar.

"Manakutahu? Aku saja sedang mencari keberadaannya!" jawab Zero dengan tegas. Rasa takut dan cemas itu hilang seketika saat Zero mendengar nama ayahnya yang dihina.

"Nampaknya Master Pedang Pecundang itu menelantarkan Anak Istrinya juga, hahahaha...!" Sang Bandit tertawa terbahak bertujuan untuk menghina Koziki Odin yang tak lain adalah ayah kandung Zero.

Zero sangat marah ketika mendengar ada orang yang menghina ayahnya. Dengan cepat akhirnya Zero menyerang bandit yang ada di hadapannya ini.

'Jurus kedua!' gumam Zero.

Gerakan Zero yang kali ini terlihat berbeda dari yang sebelumnya.

Akhirnya Zero menemukan orang yang tepat untuk menguji kekuatan berpedangnya. Zero kali ini langsung menggunakan jurus kedua yang ia pelajari dari kitabnya. Jurus kedua ini sangat berbeda dari jurus yang pertama. Pada jurus yang kedua ini gerakan Zero harus menggunakan dua pedang.

Ternyata Bandit yang bernama Gogon itu juga terkesima melihat Zero yang menyerangnya dengan jurus dua pedang yang hebat. Untung saja pedang yang Zero gunakan hanyalah pedang kayu. Kalau itu pedang sungguhan, jelas saja pasti Gogon akan terluka parah jika terkena serangan itu.

"Sepertinya kau memang memiliki kemampuan untuk berpedang. Tapi sayang, kau bertemu denganku lebih cepat. Aku tidak akan membiarkan Anak Master pedang sepertimu tumbuh kembang dan nanti akan menjadi seperti Ayahmu!" Nampaknya Gogon akan melakukan hal yang buruk terhadap Zero.

"Sebenarnya apa yang telah Ayahku lakukan padamu?" Tanya Zero yang merasa penasaran.

Zero bergerak ke sana kemari menghindari serangan dari Gogon. Sedangkan Gogon, ia terlihat sangat serius untuk menghadapi Zero.

"Kau hanya Anak kecil, tidak akan mengerti jika aku jelaskan! Yang jelas, Ayahmu telah membunuh banyak orang! Sama seperti kami para Bandit, hahahahahaha...!"

Ucapan bandit itu benar-benar menusuk ke dalam hati Zero.

"Ayahku tidak sama dengan kalian!!" Teriak Zero kesal. Zero tidak terima ayahnya disebut pembunuh.

"Hahaha...! Apanya yang tidak sama? Bukankah Ayahmu adalah Pemburu Bandit? Jelas saja dia akan menjadi pembunuh, dia akan membunuh kami jika bertemu di manapun, hahahaha...! Terima saja kenyataan bahwa Ayahmu adalah seorang pembunuh!" Gogon terus mengucapkan kata-kata yang sangat menusuk hati Zero, sebab Zero sering mendengar cerita dari ibunya bahwa ayahnya adalah salah satu Master Pedang Terhebat yang dikenal sangat baik hati dan memiliki sopan santun yang bagus. Sangat berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Bandit ini.

Setelah itu Zero langsung mengambil kedua pedangnya dan maju untuk menyerang para Bandit. Tebasan pedang kayu Zero ternyata mengeluarkan aura kekuatan. Ada aliran energi positif ketika dua pedang kayu milik Zero diayunkan.

Brak...!

Satu tebasan yang Zero lakukan mampu menebas sebatang pohon yang cukup besar.

'Luar biasa! Aku sangat yakin kalau suatu saat nanti, Zero pasti jauh lebih hebat dari Ayahnya. Iya benar, aku sangat yakin,' gumam Kioda.

Melihat hal itu, Kioda semakin memantapkan hatinya untuk benar-benar melatih Zero. Kioda memiliki firasat bahwa Zero dan Vivi pasti akan cocok untuk di masa depan.

Bukan hanya Kioda, Vivi juga merasa kagum saat melihat Zero menggunakan Jurus Pertamanya yang ia peroleh secara mandiri dari kitab langka miliknya itu berhasil mengalahkan lawannya.

Nampaknya, Gogon yang membenci ayah Zero merasa sangat terkejut saat mengetahui bahwa Zero yang masih menginjak usia sekitar sepuluh tahun seperti ini saja sudah mampu menguasai teknik pedang yang langka. Gogon tahu dengan jurus itu karena dulu ia pernah bertarung dengan ayah Zero.

"Aku tarik kata-kataku tadi! Cih! Melihat kemampuanmu yang memang terlihat mahir, aku tidak akan membiarkanmu berkembang! Cukup sampai di sini saja perjalanan hidupmu!" Gogon masih dengan gaya angkuhnya meremehkan Zero.

"Zero..., ambil ini...!" Kioda melemparkan pedangnya ke arah Zero.

"Guru! Apakah aku-" Belum juga Zero sempat menyelesaikan ucapannya, Kioda langsung memotong ucapannya itu.

"Sudah, jangan banyak bicara, gunakan saja satu pedang sungguhan dan satu pedang kayu. Kalau kau memang ingin menjadi Master Pedang, maka gunakanlah pedang itu untuk mengalahkan lawanmu!" Sambil bertarung dengan beberapa orang, Kioda juga berusaha berteriak agar suaranya terdengar oleh Zero.

"Siap, Guru!" Zero akhirnya merasakan bagaimana rasanya menggunakan pedang yang sesungguhnya. Padahal pedang itu cukup berat, namun ternyata ketika Zero mengayunkannya terlihat seperti sangat ringan.

Zero memusatkan pikirannya untuk fokus menyerang Gogon. Karena jika Gogon kalah, sudah pasti semua anak buahnya akan takut kepada orang yang mengalahkannya.

'Jurus Kedua...!' gumam Zero.

Gogon yang tadi dapat menahan serangan pertama Zero, kali ini ia merasa terkejut.

'Jurus apa lagi ini? Gila! Aku harus benar-benar membunuh Bocah ini! Pasti akan sangat merepotkan kalau ia sudah tumbuh dewasa! Cih!' gumam Gogon.

Zero terus menyerang Gogon menggunakan kedua pedangnya. Dan yang tak disangka lagi oleh Gogon ketika ia melihat ternyata tangannya ada beberapa bekas luka sayatan pedang.

"Kurang ajar! Anak ini memang harus dimusnahkan sekarang juga!" Dengan ada rasa sedikit malu, Gogon tetap kembali maju untuk menyerang Zero.

Namun rasa malu itu berubah menjadi amarah karena Gogon tidak berhasil menyerang Zero. Gogon kembali mengayunkan pedangnya beberapa kali lalu ia tebaskan ke arah Zero.

"Jurus Pedang Sakti...!" teriak Gogon.

Ketika pedang milik Gogon ditebaskan, ada aura berwarna putih yang menyelubunginya dan tebasan itu melesat ke arah Zero.

"Jurus Kedua!" Zero dengan tenang menahan serangan Gogon.

Boom, boom!

Kedua serangan itu beradu dan menghasilkan suara dentuman. Padahal mereka hanya menebaskan pedang, tapi kenapa sampai menghasilkan suara dentuman? Itulah hebatnya Master Pedang.

Sampai sepuluh menit kemudian barulah terlihat siapa yang lebih unggul. Ternyata Zero lah yang lebih unggul. Sejak tadi Zero tiada hentinya menyerang Gogon menggunakan Jurus Keduanya. Entah kenapa, rasanya Zero sangat yakin kalau ia mampu mengalahkan Gogon dengan Jurus Keduanya itu.

Brak...!

Zero berhasil memukul lengan Gogon sehingga pedang yang Gogon pegang terlepas dari genggamannya .

Zero langsung bergerak mengambil pedang milik Gogon yang terlepas itu. Nampaknya Zero justru tertarik dengan pedang milik Gogon.

"Nah, kalau begini, aku jadi memiliki dua pedang."

Bab terkait

  • Pendekar Pedang Terhebat   11. Pedang baru

    Zero akhirnya mendapatkan satu pedang sungguhan yang ia rebut dari Gogon. Saat ini Zero yang sedang memegang dua pedang sungguhan mencoba menebaskannya ke arah sebatang pohon yang ukuranya sangat besar dengan menggunakan jurus pertamanya."Jurus Pertama!" ucap Zero.Sring...!Ketika Zero menebaskan pedangnya, pada gerakan terakhir munculah bayangan kepala naga berwarna merah yang terlihat seperti meraung."A-apa itu?" kedua mata Vivi terbelalak."Hah?" Begitu pula dengan Kioda, ia sama terkejutnya seperti Vivi.Saat kekuatan yang dihasilkan oleh tebasan pedang Zero itu menyentuh batang pohon, pohon itu seketika langsung terpotong. Tebasan pedang Zero itu terlihat sangat mudah saat menebas sebatang pohon yang berdiameter sebesar tiga meter itu."Wah...? Aku berhasil! Guru..., Vivi, kalian lihat itu? Aku berhasil melakukannya...! Hahaha...!" Zero berteriak dengan girang ketika merasa berhasil menggunakan jurus pertama yang pertama kalinya menggunakan dua pedang sungguhan. Sayangnya, satu

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-16
  • Pendekar Pedang Terhebat   12. Rahasia pedang

    Pedang milik Zero memiliki rahasia atau kekuatan khusus yang belum terungkap. Berikut adalah beberapa kemungkinan:1. Pedang Hidup: Pedang Zero mungkin lebih dari sekedar benda mati. Mungkin pedang ini memiliki kesadaran sendiri atau semacam kehidupan spiritual di dalamnya yang bisa berkomunikasi atau berinteraksi dengan Zero.2. Pedang Transformasi: Pedang Zero mungkin memiliki kemampuan untuk berubah bentuk atau ukuran, memberinya fleksibilitas dalam pertempuran. Misalnya, pedang ini bisa berubah menjadi tombak, panah, atau bahkan perisai jika diperlukan.3. Pedang Elemen: Pedang Zero mungkin memiliki kekuatan elemen tertentu, seperti api, air, angin, atau petir. Ini bisa memberinya keuntungan dalam pertempuran, tergantung pada situasi atau lawan yang dia hadapi.4. Pedang Penyembuh: Pedang Zero mungkin memiliki kemampuan untuk menyembuhkan atau memulihkan energi. Ini bisa sangat berguna dalam pertempuran yang panjang atau ketika Zero atau teman-temannya terluka.5. Pedang Legendaris

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Pendekar Pedang Terhebat   13. Pedang Legedaris

    Zero membuka peti itu. Dan kedua mata Zero sangat berbinar setelah melihat isinya. Dalam peti itu terdapat banyak sekali perhiasan emas."Guru, Vivi, lihatlah apa yang aku temukan!" Zero berteriak dengan girang."Yah, kita simpan saja semua barang berharga ini. Tapi sepertinya stok makanan yang mereka miliki tidak terlalu banyak. Terpaksa nanti kita akan berburu hewan di dalam hutan untuk bekal kita ke depannya," jawab Kioda."Guru, aku juga menemukan sesuatu!" Kini gantian Vivi yang berteriak sangat antusias.Ternyata Vivi menemukan satu pedang yang berada di dalam sebuah karung. Pedang itu terlihat dibalut oleh kain sutra berwarna putih. Karena merasa sangat senang, Vivi tanpa sadar langsung langsung meraihnya."Argh...!" Namun Vivi malah berteriak seperti orang yang kesakitan. Setelah itu tatapannya terasa buram."Vivi, ada apa...!" Zero langsung bergegas mendekati Vivi. Begitu pula dengan Kioda.Dan Zero menambah kecepatan berlarinya karena melihat Vivi yang tubuhnya terkulai. Untu

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Pendekar Pedang Terhebat   14. Tragedi di masa lalu

    Vivi merasa sangat asing dengan tempat di mana ia berada saat ini.Sedangkan Zero, ia terlihat sangat khawatir dengan Vivi."Guru, apakah benar Vivi baik-baik saja?" tanya Zero."Tenanglah. Aku berani bertaruh apapun, Vivi memang baik-baik saja. Nanti ketika ia sadar kita dengarkan saja cerita pengalamannya ke dimensi lain," jawab Kioda."Baiklah, aku percaya dengan Guru. Tapi Guru, bisakah aku juga pergi ke dimensi lain seperti yang Guru katakan tadi?" Ternyata Zero merasa sedikit iri dengan Vivi.Zero iri tetapi tidak dengki. Ia merasa iri karena ada rasa penasaran juga dengan ucapan gurunya tentang dimensi lain."Suatu saat aku yakin kau pasti bisa pergi ke sana. Oleh sebab itu, kau harus lebih giat lagi berlatih sesuai apa yang ada pada Kitab Legendarismu itu. Dan sekali lagi aku mengingatkanmu, jangan pernah memberitahu siapapun tentang kitab dan juga pedangmu," ujar Kioda."Baik, Guru. Tenang saja, aku tidak akan memberitahukan pada siapapun tentang hal ini kecuali kita bertiga,

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Pendekar Pedang Terhebat   15. Zero gelisah

    Ketika mendengarkan kisah tentang Master Pedang, semangat Zero langsung membara. Sebab, Zero sering kali berangan-angan kalau dirinya menjadi Master Pedang. Dan kebetulan, Master Pedang yang ada dalam cerita gurunya itu adalah ayahnya sendiri."Guru, apakah aku benar-benar bisa menjadi pendekar yang hebat seperti Ayahku?" tanya Zero."Zero, aku sangat yakin kalau nanti kau bukan hanya bisa hebat seperti Ayahmu saja. Tapi kau akan jauh lebih hebat dan melampaui Ayahmu. Aku sangat yakin akan hal itu, Zero." Kioda menjawab sambil mengendalikan kereta kuda yang mereka kendarai.Dan tak terasa, akhirnya langit pun hampir terlihat gelap. Mumpung masih sore hari, Kioda akhirnya memutuskan untuk mencari tempat beristirahat mereka bertiga nanti malam. Nampaknya perjalanan mereka sudah separuh perjalanan.Lalu Zero dan Kioda kembali membenahi barang-barang yang mereka butuhkan. Dan setelah semuanya selesai, Zero masih merasa khawatir dengan keadaan Vivi karena saat ia melihat kondisinya ternyat

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-20
  • Pendekar Pedang Terhebat   16. Pertarungan tak dapat dihindari

    Ketika Kioda bertanya ke arah seseorang yang melemparkan pisau kecil tadi, pertanyannya Kioda itu, justru hanya dijawab dengan beberapa pisau kecil yang kembali melesat ke arahnya. Sepertinya pisau kecil itu juga memiliki racun pada bagian ujungnya. Kioda dapat merasakan adanya racun pada pisau kecil itu menggunakan indera penciumannya yang sudah berada di level tertinggi."Kalian asal menyerang saja! Tidakkah kalian bertanya terlebih dahulu kepada kami?! Apa kami pernah mengganggu atau berbuat kesalahan terhadap kalian?!" Kioda masih menahan kekuatannya karena ia juga merasakan orang-orang ini tidaklah memiliki aura kegelapan. Biasanya, jika orang-orang ini pembunuh maka aura kegelapan yang mereka miliki akan terasa dengan jelas. Itulah sebab Kioda mencoba untuk mengajak mereka berbicara terlebih dahulu.Akan tetapi, mereka tidak mau menjawab. Kioda akhirnya mengambil kuda-kuda untuk bertarung, begitu pula dengan Zero."Guru, kalau mereka ingin bertarung, biar aku saja yang meladeni

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-21
  • Pendekar Pedang Terhebat   17. Tuan Putri

    Hampir saja Kioda menabrak orang yang tiba-tiba berada di hadapannya ini."Ketua!" Dan dengan serentak orang-orang yang berpakaian serba hitam dan bertopeng itu langsung berhenti lalu menundukkan tubuh mereka tanda memberi hormat kepada orang yang mereka sebut Ketua itu."Maafkan kelancangan kami, Master Kioda!" Dan ternyata, pria tersebut langsung berlutut kepada Kioda. Ia juga tahu dengan nama Kioda."Kalian semua dihukum!" Teriak Vivi.Zero dan Kioda langsung mengalihkan pandangannya ke arah suara orang yang mereka kenali, Vivi. Tentu saja mereka berdua terlihat bingung dengan situasi yang saat ini mereka alami."Vi-vivi...?" Tapi Zero langsung berlari mendekati Vivi dan tidak perduli dengan apapun yang tengah terjadi saat ini."Tenanglah, Zero." Vivi merasa sangat senang dan tersenyum manis."Apakah kau baik-baik saja? Kapan kau terbangun? Apakah kau merasa lapar? Oh iya, tunggu! Aku dan Guru sudah menyiapkan makanan untukmu." Nampaknya Zero terlihat sangat senang juga melihat Vivi

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-21
  • Pendekar Pedang Terhebat   18. Penyusup mengintai

    Ternyata ada satu penyusup yang menyamar menjadi pengawal kepercayaan Raja. Dan kali ini, penyusup itu nampaknya akan menyelesaikan misi yang ia dapatkan. Misi itu adalah misi yang mengatakan untuk membunuh Putri Vivi.Penyusup itu melompat ke sana kemari dari atas pepohonan mengikuti kereta kuda yang dikendarai oleh Kioda bersama dua muridnya. Kioda sebenarnya merasakan adanya seseorang yang mengintai mereka. Tapi ia sengaja tidak memberitahu Zero dan Vivi..Kioda memiliki strategi sendiri untuk menjebak pengintai itu.'Sebenarnya apa yang diinginkan oleh orang itu? Kenapa ia terus mengikuti kami? Kalau aku lihat dari auranya, orang ini memiliki aura kegelapan yang cukup kental. Itu tandanya ia sering melakukan pembunuhan. Atau bisa jadi orang ini adalah pembunuh bayaran,' gumam Kioda dalam hati.Sepertinya Kioda akan membutuhkan bantuan Zero kali ini."Zero, kita sedang diikuti oleh satu orang. Kau bersiaplah untuk melindungi Vivi. Sepertinya yang diincar memang Vivi." Kioda memberi t

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-21

Bab terbaru

  • Pendekar Pedang Terhebat   165. Akhir

    Dengan memusatkan kekuatannya pada telapak tangan, Orion mengumpulkan energinya kemudian ia langsung melancarkan serangan terkuatnya ke arah Thanos. Saat tubuh Thanos yang terkena serangan Orion, tubuhnya langsung hilang menjadi serpihan debu."Sepertinya aku hanya bisa melakukan sebatas ini saja, Zero. Kalau begitu aku akan kembali beristirahat." Orion kemudian kembali masuk ke dalam pedang.Akan tetapi, baru saja Zero merasa senang bahwa satu musuhnya telah berhasil dikalahkan oleh Orion, Raja Kegelapan akhirnya muncul!Suasana jadi terasa lebih mencekam saat sosok Raja Kegelapan hadir di tempat itu. Bahkan, kedua kaki Zero terasa seperti ada tekanan yang beratnya seperti gunung saat merasakan tekanan yang sangat kuat yang sengaja dipancarkan oleh Raja Kegelapan."A-apa ini?" tanya Zero pada dirinya sendiri, dengan posisi wajahnya saat ini menatap ke lantai.Beberapa detik kemudian terdengarlah suara tawa Raja Kegelapan yang menggema. Mendengar suara tawa dari Raja Kegelapan, membuat

  • Pendekar Pedang Terhebat   164. Thanos yang licik

    Saat situasi semakin sulit dan Nino serta Ratu Vivi terluka parah, Zero merasa perlu untuk mengambil tindakan yang tepat untuk menyelamatkan mereka. Setelah mempertimbangkan beberapa opsi, dia memutuskan untuk membawa Nino dan Ratu Vivi ke dalam dimensi lain yang ada pada pedangnya.Dalam dimensi tersebut, Zero dapat memberikan perawatan medis yang lebih baik dan memastikan bahwa Nino dan Ratu Vivi pulih sepenuhnya dari luka-luka mereka. Meskipun memasukkan teman-temannya ke dalam dimensi tersebut memerlukan kekuatan dan energi yang besar, Zero yakin bahwa itu adalah keputusan yang tepat untuk menyelamatkan nyawa mereka. Ketika tinggal Zero dan Panglima perang kegelapan dalam pertempuran, Zero menatap musuhnya dengan tajam dan penuh kemarahan. Dia merasa sangat marah besar karena teman-temannya telah terluka dan musuhnya telah mengancam nyawa Vivi.Zero mengeluarkan suara yang tegas dan penuh keberanian, dia mengatakan, "Kau telah melakukan kesalahan besar dengan mengancam nyawa Istri

  • Pendekar Pedang Terhebat   163. Tak sadarkan diri

    Pertarungan antara Zero, Ratu Vivi, Nino, dan para Orge yang dihidupkan kembali sangat sengit. Para Orge terus menerus menyerang dengan kekuatan dan kecepatan yang luar biasa, membuat pertempuran semakin sulit.Zero menggunakan pedangnya untuk melawan Orge yang menyerang dari jarak dekat, sedangkan Ratu Vivi menggunakan sihirnya untuk memanipulasi elemen dan menyerang dari jarak jauh. Nino juga menggunakan kekuatan Kutukan Klan Kupu-kupu Surga untuk memberikan perlindungan dan kekuatan tambahan kepada teman-temannya.Namun, mereka tidak hanya berjuang melawan para Orge. Mereka juga harus menghadapi Necromancer yang berbahaya. Necromancer itu menggunakan sihir hitam untuk menyerang dan mencoba mengendalikan pikiran mereka.Setelah bertarung dengan gigih, akhirnya mereka berhasil mendekati Necromancer. Akan tetapi, tiba-tiba mereka diserang dari arah lain oleh pasukan kegelapan yang dipimpin oleh seorang panglima perang yang nampak sangat kuat. Terlihat jelas bahwa Panglima perang itu m

  • Pendekar Pedang Terhebat   162. Orge

    Setelah pertempuran yang sengit, Zero, Ratu Vivi, dan Nino berhasil mengalahkan semua musuh yang dikirim oleh Thanos. Namun, ketika mereka sedang bernapas lega dan mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan mereka, tiba-tiba tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga di tubuh Nino memancarkan cahaya yang sangat terang.Cahaya ini memenuhi seluruh area sekitar dan membuat semua musuh yang tersisa langsung lenyap tanpa bekas. Zero, Ratu Vivi, dan Nino terkejut dengan apa yang terjadi dan terus memandang ke arah cahaya itu.Setelah cahaya redup, Nino berkata, "Apa yang terjadi? Apa itu yang baru saja terjadi?"Zero dan Ratu Vivi melihat ke arah Nino, dan mereka terkejut melihat bahwa tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga telah mengeluarkan kekuatan yang sangat besar dan mematikan.Ratu Vivi berkata, "Itu adalah kekuatan yang luar biasa. Tanda kutukanmu telah memberikan kita perlindungan dan kekuatan yang luar biasa selama perjalanan kita, Nino. Terima kasih."Zero menambahkan, "Tapi kita tetap

  • Pendekar Pedang Terhebat   161. Tanda kutukan

    Nino, yang awalnya merasa terbebani oleh tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga, kini mulai melihatnya sebagai anugrah. Dia menyadari meskipun kutukan ini mungkin memiliki sisi negatif, kekuatan dan bantuan yang telah diberikan oleh kutukan ini telah menjadi berkat bagi mereka semua dalam perjalanan mereka.Dengan senyum di wajahnya, Nino berkata, "Kau benar, Zero. Aku tidak pernah menyangka bahwa kutukan ini akan membantu kita sebanyak ini. Aku merasa bersyukur bahwa kita bisa menggunakannya untuk kebaikan."Ratu Vivi, yang juga merasa terharu oleh perubahan sikap Nino, menambahkan, "Kadang-kadang, kekuatan sejati kita terletak pada kemampuan kita untuk mengatasi rintangan dan menggunakan semua sumber daya yang kita miliki, bahkan jika itu berasal dari tempat yang tidak terduga. Nino, kutukanmu telah membantu kita dalam banyak cara, dan aku yakin kita akan berhasil."Dengan dukungan dan kepercayaan dari Zero dan Ratu Vivi, Nino merasa lebih kuat dan lebih termotivasi untuk melanjutkan pe

  • Pendekar Pedang Terhebat   160. Peta

    Saat mereka dalam perjalanan, Nino tiba-tiba merasa sakit dan jatuh ke tanah. Zero dan Ratu Vivi bergegas ke sampingnya, melihat bahwa tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga di tubuh Nino mulai memancarkan cahaya yang kuat dan tampaknya menyakitinya.Zero, yang tahu sedikit tentang kutukan Klan Kupu-kupu Surga, memahami bahwa ini adalah tanda bahwa kutukan itu mulai aktif. Dia tahu bahwa kutukan ini bisa sangat berbahaya dan mereka harus segera mencari bantuan.Ratu Vivi, yang merasa khawatir tentang keadaan Nino, segera bergegas untuk mencari penyembuh terdekat. Sementara itu, Zero mencoba menenangkan Nino dan meyakinkannya bahwa mereka akan menemukan cara untuk membantu dia.Saat menunggu penyembuh tiba, Zero berusaha sebaik mungkin untuk merawat Nino dan meringankan rasa sakitnya. Ia berdoa dan berharap bahwa Nino akan pulih dan bisa melanjutkan perjalanan mereka.Ketika obat penyembuh tiba, Vivi segera memeriksa Nino dan memastikan bahwa dia bisa mengatasi kutukan Klan Kupu-kupu Surga

  • Pendekar Pedang Terhebat   159. Siapa Dalangnya?

    Setelah Zero membawa Razgor ke istana, dia diserahkan kepada penjaga kerajaan yang akan mengawasinya sementara persiapan pengadilan dilakukan. Ratu Vivi, yang telah diselamatkan oleh tindakan berani Zero, mengucapkan terima kasih kepadanya dan memerintahkan agar pengadilan diadakan secepat mungkin.Pengadilan diadakan di hadapan Ratu Vivi, para pejabat kerajaan, dan warga yang tertarik untuk menyaksikan proses hukum. Razgor dihadapkan dengan tuduhan berencana untuk membunuh Ratu Vivi dan berbagai kejahatan lain yang telah dia lakukan selama masa jabatannya sebagai pemimpin pembunuh bayaran.Selama pengadilan, jaksa menghadirkan bukti dan kesaksian yang menunjukkan kejahatan Razgor. Sementara itu, Razgor diberi kesempatan untuk membela diri dan menjelaskan alasannya melakukan tindakan jahat tersebut.Setelah semua bukti dan kesaksian telah disajikan, Ratu Vivi mempertimbangkan seluruh informasi dan memutuskan hukuman yang pantas untuk Razgor. Mengingat kejahatan serius yang telah dia l

  • Pendekar Pedang Terhebat   158. Trinitas Harmoni

    Zero yang telah melihat banyak pertempuran dan musuh, tidak terkejut oleh serangan bayangan Razgor. Dia telah belajar dari pengalaman masa lalu bagaimana cara menghadapi musuh yang mengandalkan bayangan dan tipu muslihat. Dia tahu bahwa dia harus tetap tenang dan fokus, dan tidak boleh terpancing oleh serangan bayangan Razgor.Saat Razgor menggunakan "Bayangan Menyerang," Zero menggunakan jurus "Cahaya Penyembuh" untuk melindungi dirinya dari serangan bayangan. Cahaya dari pedangnya menerangi area sekitarnya, mengungkap bayangan dan membuatnya lebih mudah untuk dihindari.Ketika Razgor mencoba menggunakan "Bayangan Kembar," Zero menggunakan jurus "Angin Badai" untuk mendorong bayangan itu pergi. Angin kencang dari pedangnya mampu memecah bayangan dan mengungkap posisi sebenarnya dari Razgor.Razgor, yang awalnya merasa yakin dengan kemenangannya, sekarang mulai merasa terpojok. Dia menyadari bahwa Zero bukanlah lawan yang bisa dia remehkan, dan bahwa dia mungkin telah meremehkan kekua

  • Pendekar Pedang Terhebat   157. Pembunuh bayaran

    Setelah mendapatkan Gleaming Scepter, Zero merasa lebih yakin dan siap untuk kembali ke istana dan melaporkan pencapaiannya kepada Ratu yang tak lain istrinya sendiri. Dia juga sangat berterima kasih kepada Tigreal, Eldrakon, dan Arion atas dukungan dan persahabatan mereka selama perjalanan ini.Untuk Tigreal, Eldrakon, dan Arion, mereka memutuskan untuk kembali bersemayam di dalam ketiga pedang yang Zero miliki saat ini. Mereka ingin tetap bersama Zero, membantunya dalam pertempuran dan memberinya petunjuk saat dia membutuhkannya. Zero merasa terharu oleh keputusan mereka dan berjanji untuk selalu menghormati kekuatan mereka. Dia berkata, "Terima kasih, teman-teman. Aku berjanji akan menggunakan kekuatan kita dengan bijaksana dan tentunya akan aku gunakan hanya untuk melindungi semua orang dari kejahatan. Mari kita bersatu untuk menghadapi kejahatan."Dengan perasaan gembira dan penuh harapan, Zero bersiap kembali ke istana, membawa ketiga pedang legendaris bersamanya. Sekarang, deng

DMCA.com Protection Status