Beranda / Pendekar / Pendekar Pedang Dewa / Bab Delapan - Memburu Bandit

Share

Bab Delapan - Memburu Bandit

Penulis: Santri Kelabu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-12 02:37:39

Di malam hari, Chyou Chen masih asyik memberi makan para kuda. Sing Wo mencoba untuk mendekatinya, namun reaksi Chyou Chen sangat dingin terhadapnya.

“Master, apa ada saran supaya nanti di pertandingan aku bisa menang melawan para musuhku,” tanya Sing Wo, dengan wajah yang penuh dengan harapan untuk di bisa jawab.

“Apa tahnik berpedangmu sama dengan Nona Xue?” Jawab Chyou Chen yang mengejutkan semua wajah setiap orang, Xiao Wu tidak habis pikir. Chyou Chen ternyata Master yang mudah di tanyai pendapat.

“Ekhem.. Ekhem.. “ Xiao berdehem sambil mendekati keduanya.

“Kenapa Guru Xiao?” tanya Chyou Chen penasaran.

“Senior, apa aku juga boleh bertanya untuk menu latihanku?” dengan wajah sedikit malu, Xiao Wu berdehem sekali lagi. Dia sedikit risih dengan wajah Sing Wo yang menatapinya dengan wajah berbinar miliknya.

Chyou Chen tertawa dan itu membuat wajah Xiao Wu semakin memerah, bagaimana pun dia adalah seorang Master pedang yang di akui pendekar seluruh daratan dunia.

Untuk bertanya kepada pendekar yang lebih muda darinya, itu merupakan hal yang sangat mengejutkan apalagi bagi LiXue dan Sing Wo. Namun dengan hal ini, membuat Sing Wo menjadi lebih bersemangat lagi untuk belajar darinya.

LiXue menatap Chyou Chen dengan wajah yang kesal, dia sebenarnya juga ingin di berikan sebuah menu latihan seperti Sing Wo dan Guru Xiao. Namun untuk perempuan seperti dirinya, itu akan sangat memalukan.

Jadi dia memasang wajah kesalnya, agar Chyou Chen sadar dan akan menanyainya. “Nona! Aku juga akan memberikan saran untukmu. Jadi tenang saja, jangan menatapku dengan mata seorang pembunuh itu.” Setelah Chyou Chen berkata demikian, barulah wajah LiXue berubah senang.

‘Dasar perempuan,’ batin Sing Wo dan Guru Xiao Wu bersamaan. Saat Chyou Chen memberikan arahan kepada Sing Wo terlebih dahulu, puluhan pendekar dengan wajah yang tertutup mengepung mereka.  

Chyou Chen dan tiga orang lainnya, masih bersikap biasa seakan mereka menganggap ini bukan ancaman. Geram dengan sikap mereka karena tidak terkejut, dengan satu tarikan napas mereka secara bersama hendak melukai ketiganya.

Namun, dalam satu kedipan mata mereka. Tanpa mereka sadari mereka sudah tak sadarkan diri, beberapa orang yang masih bersembunyi untuk memantau terkejut, mereka yang awalnya berencana membuat serangan kedua. Saat sadar jika buruan mereka sangat kuat mereka hendak melarikan diri.

Namun saat mereka hendak pergi Xiao Wu sudah ada di samping mereka dengan meniru posisi mereka bersembunyi. “Sial, akanku bunuh kau pak tua.” 

DUKK! DUKK!

Dengan satu pukulan kerasnya Xiao Wu berhasil membereskannya dengan mudah. Dia segera kembali ke arah rekan-rekannya sambil berjalan santai, “Guru kenapa kau membiarkan satu orang dari mereka lolos?” Tanya Sing Wo penasaran.

“Aku ingin sedikit bermain-main dengan Bos mereka,” jawab Xiao Wu santai.

“Guru memang hebat. Dalam satu gerakan saja, sepuluh orang langsung terbaring tanpa mereka sadari.”

Semua mata menatap Xiao Wu dengan penuh rasa kagum, namun pria tua itu menganggapnya sebagai hal remeh, dia sadar kekuatannya masihlah sangat kecil jika di bandingkan dengan Chyou Chen.

“Master Chen apa sekarang boleh giliranku?” Xiao Wu sangat tidak sabar untuk belajar dari Chyou Chen. Namun, Sing Wo sangat jengkel karena dia saja belum selesai.

Di sisi lain..

Pendekar yang berhasil kabur itu berlari dengan sekuat tenaganya, dia sangat takut salah satu orang yang seharusnya mereka buru. Malah justru mengejarnya dan memburunya, sesampainya bertemu dengan ketua bandit. Dia mencoba untuk berbicara, namun karena napasnya yang belum beraturan setelah berlari, membuatnya sangat susah untuk mengatakan sesuatu.

“Ada apa? Tenangkan napasnya terlebih dahulu. Dimana rekanmu yang lain?” Tanya Pria yang memiliki pedang besar di punggungnya.

“Tetua! Rombongan yang kami buru benar-benar sangat hebat. Aku seperti mengenal salah satu orang yang kita buru tadi.” 

“Siapa itu, cepat katakan!” tetua para Bandit ini sangat marah, karena anak buahnya baru saja di bantai oleh satu orang pria.

“Mereka sepertinya berasal dari kota salju! Dan orang yang menumbangkan semua rekanku sepertinya bernama Xiao Wu,” ucap bandit itu dengan wajah yang begitu panik.

“Kalian bodoh! Wajar saja kalian langsung di tumbangkan olehnya, orang yang berada di kota Salju bukanlah orang biasa. Rata-rata di sana adalah seorang pendekar yang bergelar, apalagi sosok Xiao Wu ini. Dia merupakan pendekar yang di akui dua puluh Master dunia yang saat ini hilang.” Tetua bandit itu menatap tajam ke setiap anak buahnya. 

“Cepatlah bergegas! Mereka orang-orang berbahaya, bawa dan kemas semua barang yang berharga secepatnya. Biarkan semua manusia bodoh ini, mereka sebentar lagi akan memburu kita. Dia sengaja meloloskanmu agar kita semua menyusul untuk di bantai di sana.” Para Bnadit itu segera bergegas untuk kabur dari markas mereka, namun setelah sampai di sepertiga jalan.

Xiao Wu dan Sing Wo sudah menunggu mereka di tengah jalan. “Guru benar, mereka justru akan pergi menghindar dari kita! Kukira mereka justru akan menyerang kita dengan sisa kekuatan besar seperti ini.” 

Semua bandit menggertakkan gigi mereka masing-masing, tebakan tetua mereka sangat tepat. “Tidak ada jalan untuk pergi lagi! Cepat lawan mereka.” 

Dalam waktu yang sangat singkat, para bandit-bandit ini langsung terkapar di atas tanah. Wajah ketua bandit itu semakin memucat, dia bahkan tidak melihat cara kedua orang itu melumpuhkan semua anak buahnya dalam sekejap.

“Sebaiknya kalian cepat menolong murid-murid Sekte lain yang telah kami buru tadi. Mereka akan mati terpanggang di markas kami, yang telah kami bakar.”

“Apa anak buahmu tidak memberi tahu bahwa kami ada empat orang?” Seru Sing Wo dengan wajah meledek.

Wajah tetua bandit ini semakin pias, karena tidak ada pilihan lain ia akhirnya menyerang keduanya dengan perasaan yang sangat putus asa. “Guru biar aku yang menidurkannya.” Setelah mendengar kata-kata itu, pandangannya segera menghitam dan ikut tak sadarkan diri sebelum ia menyadarinya.

Setelah menjatuhkan semua para bandit, Sing Wo di tugaskan mengikat tubuh mereka di batang pohon. Karena jumlah yang tidak sedikit, membuatnya terus membual karena dia harus mengerjakannya seorang diri.

Para pendekar muda yang tertangkap, segera mengambil barang yang telah di ambil paksa para Bandit. Mereka sangat berterima kasih kepada LiXue, meski dia menolong mereka tidak seorang diri, LiXue menjadi wanita yang banyak di kelilingi oleh banyak pria saat ini. Dia menjadi sangat risi karena berulang-ulang kali para Pendekar muda terus memojokkannya.

“Tuan-tuan! Cara kalian berterima kasih sangat mengganggu Nona ini,” seru Xiao Wo mengingatkan, saat sadar jika yang berbicara itu Master pedang yang sangat tersohor. Mereka berganti mengerumuni tetua Xiao Wu, namun Tetua Xiao Wu membalas sikap mereka cukup elegan.

“Cepat kalian bersiap, kita akan ke Sekte Kunlun bersama.”

“Bukannya ini terlalu malam Master, akan lebih baik kita ke sana di pagi hari jika berjalan bersamaan seperti ini. Terus apa kita akan membiarkan para bandit ini di makan hewan buas nanti?” tanya seorang pendekar muda kepada Xiao Wu.

“Kau benar, mereka pasti akan di terkam hewan buas nantinya. Bagaimana Master Chen?” Xiao Wu langsung meminta persetujuannya dari Chyou Chen, Chyou Chen yang asyik memberi makan kuda langsung terkejut karena tiba-tiba Seluruh mata berpaling menatap ke arah dirinya. ‘Master ini sangat muda sekali. Kemampuannya pasti sangat hebat! Dia bahkan membuat sosok Master Xiao Wu sampai bersikap seperti itu. Dan kemudaannya  mungkin dia menggunakan tahnik khusus supaya kemudaannya tetap awet,’ batin seluruh pendekar muda itu.

Chyou Chen terpaksa menggunakan telepatinya. “Guru Xiao Wu, sudahku bilang bersikaplah biasa. Ketika di hadapan orang lain.” 

DEG!

Xiao Wu menjadi berwajah panik, “Maafkan aku! Dia hanya tukang kuda yangku maksud itu Nonaku.” Xiao Wu hampir saja menyinggung perasaan Chyou Chen.

 

 

 

 

 

 

Santri Kelabu

Jangan lupa koment, dan berikan bintang bagusnya yah!

| 2
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Otomosi Warasi
sangat menarik.
goodnovel comment avatar
Yoyok Triono
mahal harga perbabnya
goodnovel comment avatar
Al Qadhi
mahal harga babnya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Sembilan - Pendekar Misterius

    Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya mereka berhasil keluar dari hutan kematian dan sampai di sebuah kota yang berpenduduk padat. Di sana rombongan Chyou Chen dan pendekar yang mereka selamatkan tadi, mulai saling berpisah mereka cukup mengganggu karena sering memperhatikan LiXue dan Guru Xiao Wu.Namun hal itu sangat di maklum bagi Sing Wo dan Chyou Chen, LiXue memang gadis yang dingin namun memiliki kecantikan yang sangat alami namun luar biasa sehingga akan susah bagi para pria biasa untuk tidak memperhatikannya.Sing Wo di tugaskan untuk membawa para penjahat yang mereka tangkap ke pihak berwajib, kalau Xiao Wu tidak berpesan untuk tidak mengambil upah dari pihak berwajib. Sing Wo mungkin akan sangat untung banyak, karena para bandit hutan yang mereka tangkap ternyata. Sangat di buru dan di hadiahkan cukup besar di setiap kepala mereka. Namun, dia mengambil beberapa upah sedikit secara sembunyi-sembunyi karena itu akan sangat di sayangkan jika ia tidak mengambilnya, dia b

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-12
  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Sepuluh - Undangan

    Setelah rombongan pendekar pengacau itu pergi, Xiao Wu segera memesan hidangan yang cukup banyak di rumah makan tersebut. Salah satu dari rombongan pendekar yang bertudung hendak menghampiri mereka.Namun salah satu dari mereka menahannya, sambil dia menunjuk ke arah meja seseorang yang tengah menyuruh salah satu pelayan di sana untuk memberikan sebuah surat. “Bukannya itu Bing An! Cucu pertama dari wakil Sekte Kunlun si Master pedang Phonix.” wajahnya berubah serius, dia terpaksa kembali duduk dan melihat lagi apa yang akan terjadi.Pelayan yang telah di berikan sepucuk surat itu segera menghampiri LiXue dan menyerahkannya. Xiao Wu dan Sing Wo, kembali terkejut. “Surat dari siapa lagi itu Nona?” Tanya Xiao Wu dengan wajah yang geram.LiXue tidak menjawab, dia langsung menyodorkannya di atas meja. Sing Wo segera mengambil kertas surat itu lalu dia membacanya. “Ini undangan makan dari Pendekar Muda yang bernama Bing An.” Mendengar hal itu Xiao Wu tampak memikirkan sebu

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-13
  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Sebelas - Pertengkaran

    Awalnya Bing An berbicara dengan sangat rendah hati, namun setelah selang beberapa lama, ia mulai seakan-akan meremehkan. “Guru Xiao Wu melihat kemampuan para muridmu, aku yakin pendekar muda yang ikut kompetisi ini. Akan kalah oleh Nona LiXue, namun Nona LiXue mungkin akan kesulitan jika nanti berhadapan dengan adikku.”Sing Wo menatapnya dengan geram, “Tuan An, sepertinya Anda terlalu melebihkan kekuatan dari Sekte Kunlun saja. Mungkin tahun lalu Anda memang berhasil menjadi pemenang pendekar muda tahun lalu. Tapi saat ini, sudah banyak Sekte lain yang mulai meningkatkan kekuatan di setiap pendekar muda mereka.” Xiao Wu menatap Bing An dengan mengeluarkan sedikit aura membunuhnya. Bing An masih tetap tersenyum dengan santai, “Kalo Master Xiao Wu berkata demikian, bagaimana jika perwakilan Sekte teratai salju nanti. Di kalahkan oleh para murid Sekte Kunlun? Jika Sekte Kunlun menang, bagaimana kalau sekte kita memulai koneksi pendekatan. Sekte Kunlun memiliki banyak sum

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-14
  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Dua Belas - Pil Surga

    Kakek tua itu bernama Long, ketika Coucou masih bayi dia menemukannya di dalam hutan kematian. Saat dia hendak mencari bahan-bahan untuk membuat sebuah obat.Dia lalu ingin membawa Coucou pulang ke rumahnya, namun tiba-tiba dia tersesat dan menemukan sebuah pohon berlubang besar di sana. Terkejutnya dia, saat tiba-tiba jalannya di hadang oleh seekor harimau putih yang besar, karena ketakutan akhirnya ia dan Coucou yang masih bayi, masuk ke dalam lubanh pohon tersebut.Saat di rasa aman, kakek tua itu hendak pergi keluar dari dalam pohon. Mengejutkannya, ternyata harimau itu justru masih menghadangnya di mulut gua, di tengah-tengah ia sedang gelisah. Sebuah bisikan pertolongan mengganggunya, “Kami akan menolongmu! Asal kau berikan penglihatan dari kedua matamu.”Karena Kakek Long yang sudah tidak bisa melakukan apa-apa lagi, dan sedikit kemungkinan ada jalan hidup baginya di depan hewan buas tersebut. Akhirnya ia pasrah dan setuju dengan bisikan misterius itu. Da

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-16
  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Tiga Belas - Beradu Pedang

    “Master! Malam nanti, kita akan menghadiri undangan jamuan makan dari Master Bing. Apakah Master akan ikut?” entah kenapa kehadiran Chyou Chen di jamuan makan ini, sangat ia harapkan.Tatapan mata Bing Hua di pertemuan awal mereka, membuat Xiao Wu menggigil ketakutan bahkan sampai sekarang. Hanya dengan sebuah tatapan saja, puluhan lingkaran tenaga dalamnya hancur dalam sekejap. Jika ia mengukur kekuatan para Master yang telah mendapatkan gelar di dunia persilatan sampai saat ini.Kekuatan dua puluh Master yang menghilang ini, mungkin sudah bukan lagi ancaman bagi Bing Hua sekarang. ‘Master Hua, mungkin sudah jauh di atas Zou Fan sekalipun,’ Xiao Wu seakan menyesali setiap detik di kehidupannya yang telah ia lalui. Dia sadar jika selama hidupnya di buat untuk bersantai saja, namun itu semua karena usia lanjutnya.“Guru Xiao Wu, aku jelas akan ikut kalian ke mana pun. Karena tugasku untuk mengantar kalian belum selesai,” ucapan Chyou Chen begitu membuat pikiran X

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-17
  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Empat Belas - Duel Kedua

    Selesai mengantar neneknya yang masih histeris, karena kekalahan perdananya. Bing An dan adiknya meninggalkan Neneknya untuk segera istirahat di dalam kamar, masing-masing. Di kamar wanita tua itu masih terbayang detik-detik beradu pedang dengan Chyou Chen.“Mata itu! Begitu mengintimidasi.” Dia masih ingat dengan tatapan, Chyou Chen yang begitu tajam. “Hanya dengan melihat tatapannya saja, aku seperti di tekan olehnya,” Bing Hua terus bergumam di dalam kamarnya.Tiba-tiba ia merasakan kehadiran seseorang, yang menunggunya di sebuah tempat, dengan jarak yang begitu jauh dari kota. “Aura ini, apakah Xiao Wu masih penasaran denganku. Setelah ia mempermalukan aku di hadapan banyak orang. Aku akan menghancurkannya.”Bing Hua segera keluar dari jendela, untuk pergi ke arah seseorang yang menekannya dari jarak yang lumayan jauh tersebut. Saat ia sampai, ternyata di sana Cuma ada Chyou Chen yang berdiri di tengah lapangan sendiri.“Master Bing! Kau mungkin masih penasaran denga

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Lima Belas - Alkemis palsu

    Kakek Long dan cucunya berjalan dengan terburu-buru. Dari malam hari, Kakek Long sulit sekali tidur karena menunggu momen langka ini.‘Semoga saja Master Bing akan menyukai hadiah ini,’ batin Kakek Long dengan senyum bahagianya. Coucou sebagai pemandu arah pun sudah tidak sabar, dengan hadiah yang di janjikan kakek kepadanya.“Coucou, kalo besok kita menang. Hadiah itu buat biaya Coucou nanti sekolah.” Kata-kata itu sudah membuatnya tidak sabar, menunggu pengumuman kemenangan mereka.“Kek! Kita sudah sampai gerbang.” Gerbang aula obat memiliki tinggi delapan meter, gerbang itu berhias dua ekor naga dengan bola api di depan kedua patung naga itu. Berkolaborasi dengan warna merah yang dapat membuat orang yang melihatnya akan terkesima dengan keindahan gapura gerbang tersebut.Keduanya di hadang oleh salah satu penjaga di sana. “Tunggu kakek Long, aula ini boleh di masuki. Hanya untuk Alkemis yang akan ikut partisipasi acara

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-22
  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Enam Belas - Bing Ruyu

    “Hentikan!” suara besar tanpa rupa mengejutkan setiap orang yang tengah melempari Li Tian dengan batu. Aura mencekam mulai terasa saat sebuah awan dari langit turun.“Awan apa itu?” semua orang bertanya-tanya, kecuali para Master yang ada di situ. Menurut Xiao Wu dan Bing Hua, trik seperti itu sangat sederhana bagi mereka.Tapi untuk kebanyakan orang yang hadir di tempat ini, itu merupakan hal yang jarang, bisa mereka lihat setiap saat. Seorang pria sepuh dengan pakaian serba putih mulai terlihat dan menampakkan diri. “Dia merupakan murid penting di Sekte kami, siapa yang sudah sangat berani melukainya. Maka ia akan berhadapan denganku,” kata-kata si tua sepuh itu membuat Chyou Chen tertarik namun di hentikan oleh Xiao Wu.“Master, biarkan Master Bing yang menyelesaikan masalah ini.” Sambil menunjuk Bing Hua yang langsung turun menghadap pria sepuh itu.“Master Ma! Muridmu berlaku curang di acara ini, kalau kau membelannya berarti kau akan berhadapan denganku

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-27

Bab terbaru

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Dua Puluh Satu - Rumput Sihir

    Di depan sebuah bangunan besar, seorang kakek di usir oleh salah satu orang dari bangunan terbesar di kota bulu perak ini. Semua orang yang tidak sengaja melihat dan lewat, terkejut karena pemuda dari bangunan besar itu mengusir kakek tersebut dengan cara tak bermoral serta memakinya dengan keras.Saat Chyou Chen tengah santai berjalan-jalan karena kerumunan di depan jalanya, ia menjadi penasaran dan mendekat ke arah kerumunan itu, di dalam benaknya ia sangat bertanya-tanya apa yang tengah terjadi.“Dasar kakek tidak tahu malu, mau menjual rumput biasa ke rumah Bulan perak.”“Iya, mungkin karena kemiskinannya dia jadi nekat dan gila,” kerumunan orang-orang ini saling berbisik antara satu dengan yang lain, sehingga Chyou Chen akhirnya dapat menebak situasi apa yang tengah terjadi.Dia menerobos paksa untuk masuk ke dalam kerumunan itu, Chyou Chen terkejut dengan sebuah rumput yang mirip tanaman bulu kucing. Namun ia dapat melihat keunikan dari tanaman yang di pegang

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Dua Puluh - Zen

    Gadis pelayan itu bermarga Yu, dia bernama Yu Ling. Lixue mengajak Yu Ling untuk menanyakan hal yang membuatnya penasaran saat ini.“Ada apa Nona? Kenapa Nona memanggil saya ke tempat seperti ini, jika mau berbincang. Kita bisa berbincang di dalam saja,” seru Yu Ling sambil menawarkan Lixue ke dalam ruangannya.“Tidak, aku hanya ingin menanyakanmu hal kecil saja. Memangnya laki-laki yang mirip dengan rekanku tadi sepenting apa bagi kota ini?” Lixue langsung bertanya tanpa basa basi.“Apa Anda hanya menanyakan hal ini?” Tanya lagi Yu Ling yang cukup antusias mendengar pertanyaan Lixue.“Aku hanya menanyakan hal ini saja.”Yu Ling mulai bercerita, jika dulu ada seorang pemuda yang aneh, telah mengubah kota yang dulunya sepi menjadi ramai dan padat seperti sekarang. Kota bulu permata, namanya sangat asing karena kota ini didirikan oleh para tentara-tentara kerajaan yang kabur dari misi mereka, semua ini agar mereka tetap bisa tinggal bersama keluarga kecil mereka m

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Sembilan Belas - Sikap yang Aneh

    Masa Xiao Wu kecil..“Kek.. Kakek! Wu’er mau jadi pendekar hebat suatu saat nanti. Apa kakek tahu caranya.”Pria sepuh yang di panggil kakek itu tersenyum lembut, dia mengelus kepala Xiao Wu dengan menumpahkan kasih sayangnya.“Wu’er suatu saat, jika kamu bertemu dengan pendekar hebat seperti itu. Patuhlah padanya, seperti kamu patuh kepada raja atau orang tuamu.”“Kenapa harus seperti itu kek?”“Karena jika mereka ingin menghancurkan suatu negeri. Mereka akan sangat mudah untuk melakukannya.”Kembali ke masa sekarang.Saat keempatnya beristirahat di dekat sungai, Xiao Wu terlihat tengah melamun sambil memperhatikan air sungai yang mengalir. Sing Wo mendekatinya sambil sesekali bertanya kepada pria yang sudah sepuh itu.“Guru! Kenapa kau sejak tadi melamun.”“Aku memikirkan kisah yang pernah kakekku ceritakan. Saat aku kecil, kakekku pernah bercerita tentang seb

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Delapan Belas - Sergapan dua

    Saat ular raksasa dengan duri-duri raksasa mengeram keras ke arah Chyou Chen, Chyou Chen dengan tatapan datar langsung memberinya sebuah tebasan cepat dan anehnya mampu membuat ular raksasa itu hancur menjadi percikan darah. Wajah Lixue dan Sing Wo sampai ternganga, keduanya sampai mengusap-usap kasar kedua matanya.‘Hanya mengibaskan satu tangan kosongnya, Monster sebesar itu langsung berubah menjadi percikan darah!’ dari arah belakang Lixue dan Sing Wo, keduanya di kejutkan dengan serangan tiba-tiba, oleh dua pendekar yang berpakaian sama dengan pendekar yang menyerang Xiao Wu.Si pendekar bayangan yang sedikit mengalihkan pandangnya dari Xiao Wu, karena terkejut menyaksikan ular raksasa tunggangannya hancur. Dia terkena serangan tapak es milik Xiao Wu sampai muntah darah, itu di jadikan kesempatan emas bagi Xiao Wu sehingga si kakek tua itu berhasil melukainya dengan sangat parah.Kedua rekannya juga berhasil di lukai Xiao Wu dengan tebasan pedangnya, “Jurus pedang badai

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Tujuh Belas - Sergapan

    “Bagaimana kau bisa langsung sadar?” Tanya Chyou Chen sedikit penasaran.“Sejak dulu aku sangat peka dengan kebiasaan orang lain, dari suara meskipun ia mencoba mengubahnya berbeda mungkin. Jika aku pernah mendengar suaranya, maka aku langsung bisa akan menebak dia.”Chyou Chen terdiam seketika, dia menatap gadis di depanya itu dari bawah sampai atas. Dengan wajah yang sangat malu, Bing Hua merasa tubuhnya tengah di telanjangi oleh Chyou Chen. “Jangan terus menatap tubuhku.” Wajahnya sangat memerah. Ini hal pertama baginya, di tatap seorang pria akan sememalukan ini.Saat Chyou Chen hendak mengatakan sesuatu, seorang gadis tiba-tiba memanggil namanya. “Tuan Chyou Chen! Sebaiknya Anda segera bersiap-siap, kita akan segera pergi. Dasar kucing garong,” setelah berbicara, Lixue langsung membuang wajah kesalnya yang tertutup oleh cadar.“Nona, kami baru saja berbicara beberapa kata. Apa sedari kecil, Anda tidak di ajari orang tua Anda untuk tidak mengganggu pembicaraan orang

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Enam Belas - Bing Ruyu

    “Hentikan!” suara besar tanpa rupa mengejutkan setiap orang yang tengah melempari Li Tian dengan batu. Aura mencekam mulai terasa saat sebuah awan dari langit turun.“Awan apa itu?” semua orang bertanya-tanya, kecuali para Master yang ada di situ. Menurut Xiao Wu dan Bing Hua, trik seperti itu sangat sederhana bagi mereka.Tapi untuk kebanyakan orang yang hadir di tempat ini, itu merupakan hal yang jarang, bisa mereka lihat setiap saat. Seorang pria sepuh dengan pakaian serba putih mulai terlihat dan menampakkan diri. “Dia merupakan murid penting di Sekte kami, siapa yang sudah sangat berani melukainya. Maka ia akan berhadapan denganku,” kata-kata si tua sepuh itu membuat Chyou Chen tertarik namun di hentikan oleh Xiao Wu.“Master, biarkan Master Bing yang menyelesaikan masalah ini.” Sambil menunjuk Bing Hua yang langsung turun menghadap pria sepuh itu.“Master Ma! Muridmu berlaku curang di acara ini, kalau kau membelannya berarti kau akan berhadapan denganku

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Lima Belas - Alkemis palsu

    Kakek Long dan cucunya berjalan dengan terburu-buru. Dari malam hari, Kakek Long sulit sekali tidur karena menunggu momen langka ini.‘Semoga saja Master Bing akan menyukai hadiah ini,’ batin Kakek Long dengan senyum bahagianya. Coucou sebagai pemandu arah pun sudah tidak sabar, dengan hadiah yang di janjikan kakek kepadanya.“Coucou, kalo besok kita menang. Hadiah itu buat biaya Coucou nanti sekolah.” Kata-kata itu sudah membuatnya tidak sabar, menunggu pengumuman kemenangan mereka.“Kek! Kita sudah sampai gerbang.” Gerbang aula obat memiliki tinggi delapan meter, gerbang itu berhias dua ekor naga dengan bola api di depan kedua patung naga itu. Berkolaborasi dengan warna merah yang dapat membuat orang yang melihatnya akan terkesima dengan keindahan gapura gerbang tersebut.Keduanya di hadang oleh salah satu penjaga di sana. “Tunggu kakek Long, aula ini boleh di masuki. Hanya untuk Alkemis yang akan ikut partisipasi acara

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Empat Belas - Duel Kedua

    Selesai mengantar neneknya yang masih histeris, karena kekalahan perdananya. Bing An dan adiknya meninggalkan Neneknya untuk segera istirahat di dalam kamar, masing-masing. Di kamar wanita tua itu masih terbayang detik-detik beradu pedang dengan Chyou Chen.“Mata itu! Begitu mengintimidasi.” Dia masih ingat dengan tatapan, Chyou Chen yang begitu tajam. “Hanya dengan melihat tatapannya saja, aku seperti di tekan olehnya,” Bing Hua terus bergumam di dalam kamarnya.Tiba-tiba ia merasakan kehadiran seseorang, yang menunggunya di sebuah tempat, dengan jarak yang begitu jauh dari kota. “Aura ini, apakah Xiao Wu masih penasaran denganku. Setelah ia mempermalukan aku di hadapan banyak orang. Aku akan menghancurkannya.”Bing Hua segera keluar dari jendela, untuk pergi ke arah seseorang yang menekannya dari jarak yang lumayan jauh tersebut. Saat ia sampai, ternyata di sana Cuma ada Chyou Chen yang berdiri di tengah lapangan sendiri.“Master Bing! Kau mungkin masih penasaran denga

  • Pendekar Pedang Dewa   Bab Tiga Belas - Beradu Pedang

    “Master! Malam nanti, kita akan menghadiri undangan jamuan makan dari Master Bing. Apakah Master akan ikut?” entah kenapa kehadiran Chyou Chen di jamuan makan ini, sangat ia harapkan.Tatapan mata Bing Hua di pertemuan awal mereka, membuat Xiao Wu menggigil ketakutan bahkan sampai sekarang. Hanya dengan sebuah tatapan saja, puluhan lingkaran tenaga dalamnya hancur dalam sekejap. Jika ia mengukur kekuatan para Master yang telah mendapatkan gelar di dunia persilatan sampai saat ini.Kekuatan dua puluh Master yang menghilang ini, mungkin sudah bukan lagi ancaman bagi Bing Hua sekarang. ‘Master Hua, mungkin sudah jauh di atas Zou Fan sekalipun,’ Xiao Wu seakan menyesali setiap detik di kehidupannya yang telah ia lalui. Dia sadar jika selama hidupnya di buat untuk bersantai saja, namun itu semua karena usia lanjutnya.“Guru Xiao Wu, aku jelas akan ikut kalian ke mana pun. Karena tugasku untuk mengantar kalian belum selesai,” ucapan Chyou Chen begitu membuat pikiran X

DMCA.com Protection Status