Home / Fantasi / Pendekar Pedang Bulan Sabit / Detik-detik Kematian

Share

Detik-detik Kematian

Author: Kayinkayinn
last update Last Updated: 2024-04-04 16:33:36

Setelah pertemuannya kembali setelah belasan tahun lamanya tak berjumpa, kini Lee Gon di masa lalu menjanjikan bahwa dirinya akan menikahi Ahn Yeri yang merupakan cinta pertamanya. Setelah mengantar Yeri sampai di kediaman tempat Gisaeng, Lee Gon di masa lalu berpelukan kembali dengan sang pujaan hati seperti tak ingin berpisah dengannya.

"Ada apa, Gon~ah?"

Yeri membalas pelukan hangat Lee Gon. Ia dapat merasakan kalau rasa sayang dan cinta yang di miliki oleh Lee Gon untuknya begitu dalam dan juga besar.

"Tunggu aku, yah? Kau jangan ke mana-mana dan tunggulah aku di sini."

"Mmhh, aku akan menunggumu, Gon~ah."

Lee Gon melepaskan pelukannya kemudian pergi dengan melepaskan genggaman tangannya secara perlahan. Setelah berpisah dengan Lee Gon di masa lalu, Yeri kembali masuk ke dalam rumah hiburan tempat para Gisaeng bekerja. Di dalam kamarnya, Yeri kembali tersadar kalau dirinya bukanlah Ahn Yeri yang sebenarnya, dia hanya terjebak di dalam tubuh gadis yang sangat ia cintai di masa lalu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Masa Depan

    Kekuatan Aeshin benar-benar menghancurkan pertahanan diri Ahn Yeri yang hanya seorang manusia biasa. Kecintaannya yang begitu besar untuk Lee Go, mengharuskannya untuk menyelamatkan jiwa sang kekasih hingga ia mengorbankan nyawa dirinya sendiri sampai maut datang menghampirinya.Hanya sekali tebasan dari cakaran maut kuku-kuku Aeshin yang panjang, membuatnya tewas seketika. Melihat Ahn Yeri tewas terbunuh, jiwa Lee Gon yang berada di dalam tubuh Yeri keluar begitu saja, dan kembali masuk pada raga Lee Gon di masa lalu."Yeri~ah!!"Lee Gon berteriak memanggil nama kekasihnya berulang-ulang kali hingga suaranya hampir terputus. Melihat penderitaan Lee Gon, Aeshin tertawa begitu puas, hingga ia pergi dengan kebahagiaan kemudian hilang entah ke mana."Yeri~ah, bangunlah. Bukankah kau berjanji akan menikah denganku, Yeri~ah."Air mata Lee Gon menetes dan terjatuh di atas tubuh Yeri hingga tubuhnya mengeluarkan sebuah cahaya yang begitu terang."Aku akan selalu mencintaimu, Gon~ah. Di kehi

    Last Updated : 2024-04-05
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Kitab Han Ling Gon

    Setelah percakapannya dengan Han Yuram, Ling Fei memandangi kitab Han Ling Gon dengan seksama. Han Yuram sebelumnya pernah mengatakan sesuatu padanya, bahwa ada 3 lembar kitab Han Ling Gon yang hilang 50 tahun yang lalu.Jika ini kejadian 300 tahun yang lalu, maka lembaran itu pasti masih ada. Selama ini, Ling Fei tidak pernah memeriksa isi dari kitab Han Ling Gon dengan teliti. Namun, karena merasa penasaran 3 lembar apakah yang hilang itu, Ling Fei pun mulai memeriksanya dan mencari tahu sendiri.Saat membuka kitab tersebut, kedua bola mata Ling Fei membelalak saat ia melihat 3 lembar yang dikatakan Yuram hilang, ternyata masih ada di dalam kitab tersebut dengan utuh.Dan, isi dari 3 lembar yang hilang itu adalah tentang Aeshin, kekuatannya, dan para pengikutnya. Bahkan, tentang 11 pendekar yang dibahas oleh Wiggle Azura dan Roc tempo lalu pun, ternyata tertera dengan sangat jelas dalam kitab tersebut."Luar biasa, jadi ini alasannya Yuram yang sangat ingin sekali mencari 3 lembar d

    Last Updated : 2024-04-05
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Masa Depan yang Terbaca

    Dalgyal gwishin langsung menyerang Han Yuram serta menyekik lehernya dengan penuh amarah besar, dan juga dendam membara dari arah atas, hingga membuat perlawanan Yuram sedikit goyah dan pertahanan benteng kakinya sedikit terdorong."Aku tak akan pernah membiarkan kau untuk hidup tenang, Yuram!" Dalgyal gwishin kembali menyekik leher Yuram dengan begitu kuat, hingga membuat kedua bola mereka berdua pun memerah."Yuram~ah!"Yeonseok berlari ke arah mereka berdua dengan menggunakan teknik lompatan serigala mengaum. Ia melompat ke arah bahu dalgyal gwishin, kemudian menarik kepalanya dan menjatuhnya ke tanah, seraya memberikan cakaran maut dari kuku-kukunya yang panjang, hingga membuat wajah dalgyal gwishin yang mengenai cakaran Yeonseok memerah dan juga menyala.Dalgyal gwishin pun tak menyerah begitu saja. Ia membalikkan tubuh Yeonseok ke dasar tanah dan menyeretnya bagaikan bangkai binatang. Namun, Yeonseok mempertahankan tubuhnya agar tak terseret begitu jauh dengan kuku-kukunya yang

    Last Updated : 2024-04-05
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Kebenaran Tentang Han Yuram

    "Apa maksud dari perkataanmu, Ling Fei?"Lee Gon menatap wajah saudaranya itu dengan bingung. Apa lagi maksud dari perkataannya itu? Karena setiap kali Ling Fei membicarakan sesuatu hal yang tak ia mengerti dan menurutnya sangat asing, itu akan menjadi hal yang sangat penting di kemudian hari."Bola Kristal Kebersamaan Dewa itu aku pernah mendengarnya dari seseorang yang berada di Lembah Cheonbuldong. Menurutnya, bola kristal itu memiliki suatu energi besar yang bisa menciptakan satu senjata kesatuan baru untuk seorang pendekar yang memilikinya. "Han Yuram menatap wajah Ling Fei dari masa lalu dengan kedua bola matanya yang terlihat sedang memikirkan sesuatu. Ia paham dan mengerti apa yang dibicarakan oleh saudaranya tersebut. Tapi, ia tak ingin memberitahukan soal ini kepada saudaranya terlebih dahulu.Menurutnya, ini belum waktu tepat. Karena jika waktunya sudah tepat, Ling Fei akan mengerti makna daei Bola Kristal Kebersamaan Dewa yang akan sangat penting di kehidupan 11 pendekar

    Last Updated : 2024-04-06
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Kitab 4 Naga Sakti

    Setelah perjalanan Ling Fei dalam pencarian bola Kristal Kebersamaan Dewa berakhir, kini Kang taeshin memulai perjalanannya untuk mendapatkan bola kristal miliknya.Dalam perjalanannya kali ini, Kang Taeshin tetap menjadi dirinya sendiri. Namun, ada sedikit yang berbeda dari dirinya. Taeshin terlihat lebih muda dan ia seperti berada di kerajaan Dewa Langit."Kerajaan Dewa Langit? Kenapa aku bisa ada di sini? Apa jangan-jangan, aku berada di moment saat . . . ""Taeshin~ah!!" teriak seseorang hingga membuat Taeshin langsung menoleh ke belakang begitu namanya dipanggil."Dewa 3 api??" seru Taeshin yang tampak begitu terkejut saat ia melihat wajah seseorang yang sangat tak asing untuk ia lihat.Dewa 3 api tersenyum lebar saat melihat Taeshin datang mengunjungi dirinya di Kerajaan Langit. Sudah lama sekali Taeshin tak melihat wajah Dewa 3 api setelah sekian lamanya.Dewa 3 api, dia adalah Shin Myeon, Dewa yang memiliki kekuatan terbesar di Kerajaan Langit. Tanpa izin dan restu dari Dewa 3

    Last Updated : 2024-04-06
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Pasukan Haneul Sin dan Pria Bertopeng Tengkorak Hitam

    Taeshin memandangi kitab suci 4 Naga Sakti saat ia kembali turun ke bumi dan berada di rumahnya. Di masa lalu, sebelum tragedi yang mengenaskan itu terjadi, ia mengubur dan menenggelamkan kitab suci ini di sungai Okue dengan menyegelnya, agar tak seorang pun bisa mengambil atau membacanya.Namun, ada beberapa kejadian yang sempat terlupakan olehnya karena kejadian itu sudah lama sekali berlalu. 55 tahun yang lalu, ada perang yang terjadi antara pasukan Ordio, pasukan Gumshin, dan pasukan Haneul Sin.Pasukan Haneul Sin adalah utusan Dewa Langit. Sebuah pasukan di mana mereka semua adalah utusan para Dewa yang dapat menghakimi setiap mahluk mitos dan manusia jika melakukan hal yang di luar nalar dari buku peraturan jiguwa haneul (Bumi dan Langit).Saat kejadian itu terjadi, pasukan Ordio di bawah kepemimpinan Lee Inhwan, telah melanggar sebuah peraturan besar yang berada di dalam buku peraturan jiguwa haneul (Bumi dan Langit). Di mana, Lee Inhwan memerintahkan anak buahnya untuk membunu

    Last Updated : 2024-04-06
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Dewa 3 Api

    Kedua bola mata Kang Taeshin dan Sin Myeon saling bertemu. Kali ini bukan sorot mata tanda persahabatan lagi yang terlihat, akan tetapi kedua bola mata yang penuh pertanggung jawaban dan juga membela keadilan.Sepasang mata itu terlihat sendu. Mata yang terlihat sunyi dalam sepi, begitu teriris tak menepi. Suara hentakan kakinya pun terdengar tanpa bunyi. Dan, dalam hatinya pun seperti menangis tanpa arti."Kang Taeshin!" Suara teriakan Dewa 3 api itu menggema dengan lantang, "aku akan membunuhmu karena kau telah lalai dalam tugasmu sebagai penghakiman dalam pasukan Ordio. Tunggu kau di sana!"Sin Myeon berlari dengan mengangkat kapak berkepala 3 naganya untuk membunuh temannya itu dengan tangannya sendiri. Walau ini terasa berat, tapi inilah tanggung jawabnya sebagai salah satu pasukan Haneul Sin. Harus membela yang benar dan menghakimi yang salah. Tidak ada lagi rasa persahabatan, yang ada hanya rasa tanggung jawabnya.Taeshin membalas serangan Sin Myeon yang sudah mulai saling bera

    Last Updated : 2024-04-07
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Identitas Kye Ryong

    Perjalanan Kang Taeshin untuk mendapatkan bola Kristal Kebersamaan Dewa telah berakhir. Kini, perjalanan terakhir dari 7 pendekar akan di lakukan oleh Choi Bai Lu.Bai Lu terlihat kebingungan saat dirinya berada di gunung Halla. Ia sebelumnya tidak pernah ke sini, karena selama ini ia menghabiskan hari-harinya dalam perjalanan, hanya untuk menemui Ogumsha serta mencari keberadaan batu merah suci.Ketika ia berada di gunung Halla, Bai Lu bertemu dengan Kye Ryong yang merupakan perwujudan seekor hibrida dari ayam dan juga naga. Berkepala ayam jantan, namun bertubuh naga sakti. Kye Ryong juga merupakan sahabat sejati yang selama ini selalu menemani Han Yuram beribu-ribu tahun lamanya."Kau siapa?" Bai Lu menatap wajah Kye Rong yang tengah memandanginya dengan tatapan mata yang terlihat sangat sulit diartikan."Kau reinkarnasi sahabatku, Han Yuram. Benar, kan?""Kau tahu diriku?" Bai Lu menunjuk dirinya sendiri dan tampak terkejut begitu sosok Kye Ryong mengetahui tentang dirinya yang seb

    Last Updated : 2024-04-07

Latest chapter

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Samjoko dan Yong

    "Ada apa, Yuram? Kenapa kau menatap ke arah Yeon dan juga Rim?" Ling Fei menatap ke arah saudaranya yang tengah memandangi Yeon dan juga Rim ketika sedang bertempur dengan pasukan Segye yang mulai menyerang.Bai Lu kembali menatap wajah Ling Fei yang terlihat bingung begitu ia menatapnya. "Fei~ah, aku tak tahu apa aku harus mengatakan ini kepadamu atau tidak. Tapi, aku harus mengatakan hal ini kepadamu."Ekspresi wajah pendekar pedang itu terlihat serius. Ia menatap wajah saudaranya begitu dalam hingga membuat yang ditatap merasa khawatir dan juga gugup."Apa maksudmu?" Ling Fei terlihat bingung.Bai Lu menggenggam kedua tangan Ling Fei dengan begitu erat dan menatap kedua bola matanya dengan tajam."Yeon dan juga Rim memiliki kekuatan yang begitu istimewa, Fei~ah. Kekuatan mereka akan bertambah tiga kali lipat jika mereka terbakar api emosi dan sama-sama menyerang lawan mereka secara bersama-sama.""Mereka berdua?" Ling Fei menatap ke arah Yeon dan juga Rim. Saudaranta menganggukkan

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Bunga Hibiscus

    "Apa kematian itu akan menghampiri kita?" tanya Sora kembali yang merasa mulai takut dengan jawaban Bai Lu barusan."Setiap hal yang kita lakukan akan selalu berjumpa dengan maut, Sora~shii," tutur Bai Lu menjawab sambil menatap wajah Sora dengan begitu lekat.Kang Sora mengalihkan pandangan matanya. Rasa ragu dan kecemasan yang selama ini menyelimutinya mulai muncul kembali."Aku tidak bisa berjumpa dengan maut sebelum aku berhasil mencapai tujuan hidupku, Yuram~shii."Bai Lu berjalan menghampiri Sora dan memegang bahu kanannya."Tujuan hidupmu akan tercapai, Sora~shii. Percayalah padaku. Tapi, kau juga harus ingat karena saat ini kau adalah bagian dari ke -11 pendekar Keabadian. Dan, itu artinya kau juga harus menjalankan kewajibanmu untuk menyelesaikan tugasmu."Saat Bai Lu dan Sora sedang berbicara, tiba-tiba saja angin ribut muncul dan menerbangkan apapun yang berada di sekitarnya dengan begitu kencang."Apa itu?" teriak Yeon sambil menutupi wajahnya dengan tangan kanannya."Pasu

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Misi Pertama

    Jinhwan begitu takjub saat melihat para pendekar Keabadian mulai memperlihatkan identitas asli mereka di sungai Ohi. Bahkan, saat air terjun itu membentuk 11 air terjun yang melingkar, para Dewa di atas langit mulai bermunculan dan menampakkan wujud mereka, serta memberikan restu mereka dengan mengangkat tangan kanan mereka tinggi-tinggi.Restu para Dewa memang sangat diperlukan. Saat para Dewa telah memberikan restunya, air hujan berwarna pelangi turun membasahi alam semesta. Untuk kesekian kalinya, Jinhwan berdecak kagum dan begitu bahagia karena ia bisa melihat keindahan yang cukup langka ini.Sementara itu, di dalam sungai Ohi, ke-11 pendekar Keabadian tampak memejamkan mata mereka seraya membuat sebuah lingkaran dengan duduk bersimpuh di dasar sungai, dengan melipat dan menyilangkan kedua kaki mereka.Dengan konsentrasi tinggi dan tampak begitu fokus, Bai Lu dan yang lainnya mulai saling mentransferkan energi kuat mereka kepada satu sama lainnya. Dengan bekal ilmu tenaga dalam ya

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Babak Baru Pendekar Keabadian

    Semenjak pertarungan dengan suku Moguya dan menghilangnya suku Moguya menjadi serpihan cahaya, Jochen, Kangchul, Kang Sora, dan Jinhwan mulai mengikuti perjalanan Bai Lu dan teman-temannya ke arah Barat untuk bertemu Ogumsha dan mencari batu merah suci.Bai Lu dan juga teman-temannya yang lain pun mulai memasuki babak baru, di mana ke-11 pendekar Keabadian berkumpul dengan formasi yang sudah lengkap."Yuram~ah, apa Jinhwan juga termasuk bagian dari ke-11 pendekar?" Ling Fei sempat melirik ke arah Jinhwan yang berada di belakangnya saat ia sedang berjalan bersama Jochen dan berbincang-bincang dengannya."Tidak, Ling Fei. Jinhwan bukanlah bagian dari ke-11 pendekar Keabadiaan. Ke-11 pendekar Keabadian itu hanya ada aku, dirimu, Lee Gon, Yeonghwan, Asahi, Kang Taeshin, Choi Rim, Choi Yeon, Kangchul, Kang Sora, dan juga Jochen," jawab Bai Lu menjelaskan."Lalu, kenapa Jinhwan ikut bersama kita?" tanya Ling Fei bingung dan kembali menatap ke arah pria bernama Jinhwan.Bai Lu mengikuti arah

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Gabyeoun Ssang

    "Apa yang Jochen dan Yuram lakukan? Kenapa tubuh mereka memancarkan cahaya yang begitu terang?" Yeon menatap ke arah Jochen dan juga Bai Lu yang tiba-tiba saja memancarkan cahaya yang begitu menyilaukan mata.Saat pancaran cahaya itu menerangi tubuh mereka berdua, beberapa anggota suku Moguya merasa lemas dan tak bertenaga sama sekali. Di saat tubuh mereka melemah, Jochen dan Bai Lu mengambil kesempatan itu untuk menyerang mereka.Bai Lu membuat sebuah pergerakan menyilang dengan menggunakan pedang Hayeongsan miliknya. Sementara Jochen, ia muncul di belakang tubuhnya dengan membuat sebuah gerakan seperti gelombang air yang membentuk huruf S dengan cambuk naga 3 api miliknya, hingga membuat para suku Moguya menghilang menjadi serpihan cahaya."Mereka menghilang menjadi serpihan cahaya!" Yeongwan terlihat takjub saat melihat suku Moguya tiba-tiba saja menghilang dan menjadi serpihan cahaya."Itu adalah Gabyeoun Ssang!" Ling Fei juga sepertinya terlihat takjub begitu melihat sinar cahaya

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Suku Moguya

    Kangchul menganggukkan kepalanya. Ia beranjak berdiri kemudian menatap ke arah Selatan. "Iya, mereka pernah menggagalkan rencana partai Seribu Pengemis 1 bulan yang lalu untuk merampok salah satu pejabat besar di kerajaan yang melakukan tindakan korupsi.""Suku Moguya juga selalu ingin menguasai hutan Yeongdam yang merupakan tempat tinggalku dan pernah membunuh penghuni hutan Yeongdam secara beringas 25 tahun yang lalu. Ternyata, sekarang mereka ingin menyerang kita." Asahi terdengar menggeram. Ia memang memiliki dendam pribadi kepada suku Moguya yang pernah membunuh setengah penghuni dari hutan Yeongdam.Asahi memang tidak pernah bisa mengalahkan mereka karena kekuatan suku Moguya sangatlah luar biasa. Kekuatan mereka berasal dari senjata pedang misterius milik mereka. Selama mereka memegang senjata, mereka tak akan pernah bisa terkalahkan.Suku Moguya adalah sekelompok manusia yang desanya diserang oleh Rokasur; monster dari alam bawah tanah. Desa yang ditinggali suku Moguya adalah

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Tersirat Perasaan yang Aneh

    Kang Taeshin berdiri seorang diri di dekat sebuah batu besar sambil memandang ke arah Barat yang tampak begitu jauh dari pandangan matanya. Hatinya akhir-akhir ini selalu terlihat gelisah. Ia banyak sekali memikirkan banyak hal setelah ia mengetahui kebenaran-kebenaran kehidupannya yang tersembunyi selama ini.Melihat keresahan hati yang dialami oleh Taeshin selama ini, Bai Lu datang menghampirinya saat mereka semua tengah beristirahat sebelum memulai kembali perjalanan mereka."Kau merasa gelisah?" Bai Lu membuka suara setelah beberapa menit membiarkan Taeshin tenggelam dalam pikirannya."Han Yuram? Sejak kapan kau berdiri di sini?" tanyanya tampak terkejut begitu melihat Bai Lu yang tiba-tiba berdiri di dekatnya."Kau sampai tak menyadari kehadiranku di sini? Apa yang kau pikirkan, Kang Taeshin?"Taeshin menundukkan kepalanya dan memalingkan wajahnya. "Aku tak memikirkan apa-apa.""Jangan berbohong padaku. Aku bisa merasakannya dan aku tahu apa yang sedang kau resahkan saat ini. Apa

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Sebuah Ritual

    "Tunggu dulu, Kang Sora. Aku harus menelaah setiap kalimat yang kau lontarkan padaku. Apa maksud perkataanmu yang mengatakan bahwa adikmu bersama Wonam?" tanya Bai Lu yang masih tak mengerti hingga membuat Taeshin dengan yang lainnya menghampiri ke arah mereka berdua."Ada apa, Yuram? Apa ada masalah?" tanya Taeshin sambil menatap ke arah Bai Lu dan juga Kang Sora silih berganti.Kang Sora menatap wajah Bai Lu dengan tatapan cemasnya. Selama ini, ia tidak pernah membicarakan masalah ini kepada siapa pun. Bahkan, Rim dan Yeon yang sudah lebih awal mengenalnya pun hanya tahu kalau dirinya sedang mencari seseorang dan tidak tahu lebih jelasnya seperti apa."Pada saat pemberontakan Dinasto Goryeo, aku melihat adikku sedang bersama Wonam didekat Lembah Air terjun suci. Mereka seperti sedang melakukan suatu ritual.""Ritual? Ritual apa maksudmu?" Ling Fei langsung menarik tangan Sora dan menatapnya dengan tajam.Kang Sora terlihat ragu untuk mengatakannya. Tapi, ia terus didesak oleh Ling F

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Rahasia Kang Sora

    Bai Lu terdiam sejenak dan mencoba untuk menelaah dengan apa yang telah dijelaskan dan dijabarkan oleh Kangchul dan juga Kang Sora tadi. Sejak memberi tahukan rahasia tentang Aeshin, banyak sekali hal yang dipikirkan olehnya. Apa semua misteri ini sedikit demi sedikit akan menemukan titik temunya?"Jangan jadikan ilmu pedangmu untuk melukai orang lain, tapi gunakanlah untuk melindungi orang lain." Kang Sora tiba-tiba bersuara hingga membuat Lee Gon menatap wajahnya untuk beberapa saat, "pendekar sejati tak akan pernah menyerah dan tak akan mudah putus asa. Aku mungkin tidak tahu tujuan kalian sebenarnya apa, tapi kita semua di sini ternyata memiliki musuh yang sama. Walau tujuan hidup kita berbeda, tapi kita mengejar orang yang sama demi kehancurannya, dan untuk membela kebenaran."Lee Gon menatap wajah Kang Sora dengan rasa kagum. Dia adalah salah satu manusia yang bisa dikatakan berumur panjang dan awet muda karena telah diberi anugerah oleh Dewa Bumi. Lee Gon mungkin tidak tahu tuj

DMCA.com Protection Status