Share

Birek

Author: Kayinkayinn
last update Last Updated: 2024-03-23 13:30:21

Ling Fei melangkahkan kakinya dengan pelan dan datang menghampiri Choi Rim yang tengah membungkukkan tubuhnya.

"Bangunlah, kau dan adikmu tidak bersalah. Kami bisa memaklumi kemarahan dan rasa dendam adikmu. Jika kami ada di posisinya, mungkin kami juga akan melakukan hal yang sama."

Choi Rim tersenyum tipis. Ia menatap wajah Ling Fei dengan tatapan penuh rasa terima kasihnya.

"Terima kasih karena telah memaklumi adikku."

"Oke, lupakan soal kejadian tadi. Lebih baik, sekarang kita beristirahat saja dan cari makanan dulu. Aku sudah lapar sekali. Ayo!"

Lee Gon langsung merangkul Cho Rim dan juga Ling Fei. Ia juga mengajak keduanya pergi untuk mencari makan. Setelah beberapa menit di perjalanan dalam pencarian tempat makan, akhirnya mereka menemukannya juga dan memutuskan untuk menghabiskan makan malam mereka di sebuah tempat makan yang cukup populer di daerahnya.

Tempat makan yang mereka datangi kali ini cukup ramai dengan pengunjung. Suasananya juga begitu hangat layaknya kehidupan nor
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Kalajengking Naga Emas

    Pertemuan kembali Lee Gon dengan sahabat lamanya Birek membuat mereka berdua menghabiskan malam ini dengan minum soju bersama, sambil menikmati pemandangan langit malam yang bertabur bintang."Kau sudah menikah?" tanya Lee Gon sambil menuangkan satu gelas soju kepada sahabatnya itu."Sudah," katanya seraya meneguk sampai habis gelas soju miliknya kemudian menuangkan satu gelas soju kepada Lee Gon, "dia sudah meninggal 5 tahun yang lalu," sambungnya kembali hingga membuat Lee Gon terkejut dan menatap wajah sahabatnya itu."Kenapa?""Setelah melahirkan putra keduaku, In ha menghembuskan napas terakhirnya. Dia mengalami pendarahan," katanya terlihat sedih kemudian menundukkan kepalanya.Melihat sahabatnya yang menangis dan mengingat kembali kematian istrinya, Lee Gon tampak menepuk-nepuk pundak sahabatnya itu seraya berusaha untuk menenangkannya, dan menghiburnya."Besarkan kedua putramu sebaik mungkin. Agar mendiang istrimu senang dan bangga padamu, Birek."Birek menganggukkan kepalanya

    Last Updated : 2024-03-24
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Kekuatan Ryujin

    Pertemuan kembali Lee Gon dengan sahabat lamanya Birek membuat mereka berdua menghabiskan malam ini dengan minum soju bersama, sambil menikmati pemandangan langit malam yang bertabur bintang."Kau sudah menikah?" tanya Lee Gon sambil menuangkan satu gelas soju kepada sahabatnya itu."Sudah," katanya seraya meneguk sampai habis gelas soju miliknya kemudian menuangkan satu gelas soju kepada Lee Gon, "dia sudah meninggal 5 tahun yang lalu," sambungnya kembali hingga membuat Lee Gon terkejut dan menatap wajah sahabatnya itu."Kenapa?""Setelah melahirkan putra keduaku, In ha menghembuskan napas terakhirnya. Dia mengalami pendarahan," katanya terlihat sedih kemudian menundukkan kepalanya.Melihat sahabatnya yang menangis dan mengingat kembali kematian istrinya, Lee Gon tampak menepuk-nepuk pundak sahabatnya itu seraya berusaha untuk menenangkannya, dan menghiburnya."Besarkan kedua putramu sebaik mungkin. Agar mendiang istrimu senang dan bangga padamu, Birek."Birek menganggukkan kepalanya

    Last Updated : 2024-03-24
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Bukit Awan Terbang

    "Yeon~ah!!"Melihat adiknya terkapar di atas tanah, Choi Rim langsung datang menghampirinya dan membantunya untuk berdiri."Yeon~ah, kau tak apa-apa?"Choi Rim terlihat begitu khawatir saat melihatnya adiknya terluka dan mengeluarkan tetesan darah dari mulutnya."Sial! Dia memiliki sihir yang tak biasa. Rim~ah, kau harus berhati-hati dengannya. Dia bukan seperti mahluk yang pada umumnya, dia tak mudah untuk kita kalahkan," katanya dengan suara yang bergetar seraya memegang perutnya yang mulai terasa sakit dan juga mual."Iya, aku tahu itu. Tapi, Yeon~ah, Ryujin telah menculik anak dari sahabat Lee Gon. Kita harus membantu mereka untuk mendapatkan anaknya kembali. Aku tak bisa membiarkan mereka menculik seorang anak kecil yang tak berdosa.""Aku tak mengerti, kenapa dia harus menculik anaknya sahabat Lee Gon? Kenapa tidak langsung saja dibunuh kalau dia mau. Iya, kan? Benar kan apa kataku? Apa lagi, dia adalah mahluk yang sangat kuat. Apa menurutmu ini tak aneh, Rim~ah?"Choi Rim mul

    Last Updated : 2024-03-24
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Identitas 11 Pendekar

    "Maksudmu, Roc?" tanya Choi Yeon tak mengerti."Kalian adalah seorang pendekar Keabadian Chousengdal Boleumdal. Yang artinya pendekar bulan sabit 3 purnama. Kalian semua akan berkumpul menjadi 11 pendekar kesatuan yang akan memberikan kekuatan penuh, dan sebuah kunci untuk menemukan batu merah suci."Tujuan kalian terlahir ke dunia ini adalah untuk membantu Jeonsa goljjagi mencari batu merah suci dan mengembalikkannya ke tempat semula. Menjaganya dan memeliharanya agar tidak jatuh ke orang yang salah."Bai Lu dan yang lainnya terlihat bingung. Ekspresi wajah mereka juga memperlihatkan rasa bingung, tak percaya dengan apa yang mereka dengar, dan ada rasa penasaran yang cukup tinggi tentang kebenaran dari identitas mereka yang sebenarnya.Melihat ekspresi Bai Lu dan yang lainnya masih terlihat bingung, Roc kembali melanjutkan penjelasannya."11 pendekar dari kalian semua akan membuka 11 gerbang awal menuju kehancuran Aeshin, dan 11 lapisan hitam kematian Aeshin. Dalam perjalanan kalian

    Last Updated : 2024-03-24
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Bola Kristal Kebersamaan Dewa

    "Pendekar Han, bisa kita bicara sebentar?"Wiggle Azura menghampiri Bai Lu yang tengah duduk seorang sendiri didekat sungai."Iya, Azura. Ada apa?"Bai Lu mengangkat pantatnya kemudian berdiri, dan membelai kepala Azura dengan lembut."Ini."Azura memberikan sehelai daun yang sudah kering kepada Bai Lu."Apa ini, Azura?" Bai Lu menerima sehelai daun kering itu dengan ekspresi wajah bingungnya."Misi rahasia sebelum berkumpulnya 11 pendekar. Kalian harus menyelesaikannya."Bai Lu memandangi sehelai daun kering itu dengan seksama. Bentuknya hanya seperti daun biasa, kering, kosong, dan aroma daunnya seperti aroma daun kemangi."Misi apa ini yang kau maksud?""Ikut aku, Pendekar Han."Bai Lu mengikuti Wiggle Azura dari belakang, hingga membuat teman-temannya yang lain pun mengikuti mereka dari arah belakang juga."Dewa telah memberikan sebuah misi rahasia untuk aku sampaikan kepada kalian semua, sebelum 11 pendekar berkumpul. Dan, kalian ber7 harus menyelesaikan misi tersebut dalam waktu

    Last Updated : 2024-03-31
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Seekor Monyet dan Si Cantik Yuri

    Rasanya begitu aneh ketika Yeon bisa bertemu lagi dengan Yuri yang merupakan sahabatnya semasa kecil. Tapi, Yeon sudah merasa cukup senang dan begitu puas karena ia bisa diberikan kesempatan kedua untuk bertemu dengannya lagi, meski keadaannya sekarang sudah berubah.Dirinya harus rela dengan perubahan wujudnya yang menjadi seekor monyet, hanya untuk menyelamatkan gadis kecil dari para pemuda jahat itu."Yeon, aku harus pulang sekarang. Orang tuaku pasti akan mencariku jika aku pulang terlambat.""Aku akan mengantarmu."Yeon turun terlebih dahulu ke bawah. Dengan begitu, ia bisa membantu Yuri turun dari atas pohon secara perlahan. Setelah berhasil membantu Yuri turun dari atas pohon, Yeon mengantar Yuri sampai di depan desa Wonju tempat di mana ia tinggal. Desa di mana yang dulunya masih terlihat ramai dan penuh kehangatan akan cinta para warganya.Melihat desa Wonju kembali, Yeon meneteskan air matanya. Ia rindu akan masa lalunya di sebuah desa yang sudah membesarkannya. Namun, desa

    Last Updated : 2024-03-31
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Akhir Kisah Yuri dan Yeon

    Matahari sudah mulai terbit. Desa Wonju juga sudah memulai aktifitasnya seperti biasanya. Choi Yeon yang sejak semalam bersembunyi di sebuah atap rumah penduduk, terlihat sedang mengendap-ngendap dan memperhatikan rumah yang ditinggali Yuri dari kejauhan.Begitu mendapati Yuri keluar dari rumahnya, Yeon melebarkan kedua matanya begitu lebar hingga ia bisa terus memantau Yuri dari kejauhan. Namun, perhatian Yeon langsung teralihkan ketika ia melihat seorang kepala desa, yang merupakan ayahnya di kehidupan pertamanya.Sudah lama sekali Yeon tak melihat ayahnya. Ketika terakhir kali mereka bertemu untuk terakhir kalinya adalah saat ayahnya tewas terbunuh pasukan Segye dan juga Wonam yang merupakan anak buah Aeshin, hingga membuat desa yang menjadi tempat tinggalnya itu pun menghilang entah ke mana.Melihat wajah ayahnya kembali setelah sekian lama tak melihatnya, Yeon begitu merindukan sosok ayah itu. Ia sampai meneteskan air matanya begitu melihat wajah ayahnya yang tampak bersemangat s

    Last Updated : 2024-04-01
  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Rencana Nenek

    Kisah Yuri dan Yeon kini telah berakhir tanpa sebuah penyesalan, dan hanya akan ada kenangan manis yang terkenang saat nama Yuri atau Yeon di sebutkan. Choi Yeon pun kini telah berhasil mendapatkan bola Kristal Kebersamaan Dewa miliknya dan kembali ke dunianya.Kisah selanjutnya dilanjutkan ketika Choi Rim diturunkan kembali ke bumi dalam kehidupan keduanya untuk mendapatkan bola kristal miliknya. Choi Rim kini tepat berada di sebuah rumah yang tak asing untuk dilihatnya. Ia merasa, semua barang dan tempat yang ia datangi kali ini seperti rumah di masa lalunya."Ada di mana aku? Apa aku ada di rumah? Ini seperti rumahku di desa Wonju. Tapi, kenapa tanganku terlihat berkeriput seperti ini?""Nenek, ayo makan!" ujar seseorang yang tiba-tiba saja membuka pintu dan masuk ke dalam sebuah ruangan, di mana Choi Rim berada."Kau??"Choi Rim sangat terkejut begitu ia melihat tubuhnya sendiri di masa lalu. Ia melihat Choi Rim 10 tahun yang lalu ketika desa Wonju yang menjadi desa tempat tinggal

    Last Updated : 2024-04-01

Latest chapter

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Samjoko dan Yong

    "Ada apa, Yuram? Kenapa kau menatap ke arah Yeon dan juga Rim?" Ling Fei menatap ke arah saudaranya yang tengah memandangi Yeon dan juga Rim ketika sedang bertempur dengan pasukan Segye yang mulai menyerang.Bai Lu kembali menatap wajah Ling Fei yang terlihat bingung begitu ia menatapnya. "Fei~ah, aku tak tahu apa aku harus mengatakan ini kepadamu atau tidak. Tapi, aku harus mengatakan hal ini kepadamu."Ekspresi wajah pendekar pedang itu terlihat serius. Ia menatap wajah saudaranya begitu dalam hingga membuat yang ditatap merasa khawatir dan juga gugup."Apa maksudmu?" Ling Fei terlihat bingung.Bai Lu menggenggam kedua tangan Ling Fei dengan begitu erat dan menatap kedua bola matanya dengan tajam."Yeon dan juga Rim memiliki kekuatan yang begitu istimewa, Fei~ah. Kekuatan mereka akan bertambah tiga kali lipat jika mereka terbakar api emosi dan sama-sama menyerang lawan mereka secara bersama-sama.""Mereka berdua?" Ling Fei menatap ke arah Yeon dan juga Rim. Saudaranta menganggukkan

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Bunga Hibiscus

    "Apa kematian itu akan menghampiri kita?" tanya Sora kembali yang merasa mulai takut dengan jawaban Bai Lu barusan."Setiap hal yang kita lakukan akan selalu berjumpa dengan maut, Sora~shii," tutur Bai Lu menjawab sambil menatap wajah Sora dengan begitu lekat.Kang Sora mengalihkan pandangan matanya. Rasa ragu dan kecemasan yang selama ini menyelimutinya mulai muncul kembali."Aku tidak bisa berjumpa dengan maut sebelum aku berhasil mencapai tujuan hidupku, Yuram~shii."Bai Lu berjalan menghampiri Sora dan memegang bahu kanannya."Tujuan hidupmu akan tercapai, Sora~shii. Percayalah padaku. Tapi, kau juga harus ingat karena saat ini kau adalah bagian dari ke -11 pendekar Keabadian. Dan, itu artinya kau juga harus menjalankan kewajibanmu untuk menyelesaikan tugasmu."Saat Bai Lu dan Sora sedang berbicara, tiba-tiba saja angin ribut muncul dan menerbangkan apapun yang berada di sekitarnya dengan begitu kencang."Apa itu?" teriak Yeon sambil menutupi wajahnya dengan tangan kanannya."Pasu

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Misi Pertama

    Jinhwan begitu takjub saat melihat para pendekar Keabadian mulai memperlihatkan identitas asli mereka di sungai Ohi. Bahkan, saat air terjun itu membentuk 11 air terjun yang melingkar, para Dewa di atas langit mulai bermunculan dan menampakkan wujud mereka, serta memberikan restu mereka dengan mengangkat tangan kanan mereka tinggi-tinggi.Restu para Dewa memang sangat diperlukan. Saat para Dewa telah memberikan restunya, air hujan berwarna pelangi turun membasahi alam semesta. Untuk kesekian kalinya, Jinhwan berdecak kagum dan begitu bahagia karena ia bisa melihat keindahan yang cukup langka ini.Sementara itu, di dalam sungai Ohi, ke-11 pendekar Keabadian tampak memejamkan mata mereka seraya membuat sebuah lingkaran dengan duduk bersimpuh di dasar sungai, dengan melipat dan menyilangkan kedua kaki mereka.Dengan konsentrasi tinggi dan tampak begitu fokus, Bai Lu dan yang lainnya mulai saling mentransferkan energi kuat mereka kepada satu sama lainnya. Dengan bekal ilmu tenaga dalam ya

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Babak Baru Pendekar Keabadian

    Semenjak pertarungan dengan suku Moguya dan menghilangnya suku Moguya menjadi serpihan cahaya, Jochen, Kangchul, Kang Sora, dan Jinhwan mulai mengikuti perjalanan Bai Lu dan teman-temannya ke arah Barat untuk bertemu Ogumsha dan mencari batu merah suci.Bai Lu dan juga teman-temannya yang lain pun mulai memasuki babak baru, di mana ke-11 pendekar Keabadian berkumpul dengan formasi yang sudah lengkap."Yuram~ah, apa Jinhwan juga termasuk bagian dari ke-11 pendekar?" Ling Fei sempat melirik ke arah Jinhwan yang berada di belakangnya saat ia sedang berjalan bersama Jochen dan berbincang-bincang dengannya."Tidak, Ling Fei. Jinhwan bukanlah bagian dari ke-11 pendekar Keabadiaan. Ke-11 pendekar Keabadian itu hanya ada aku, dirimu, Lee Gon, Yeonghwan, Asahi, Kang Taeshin, Choi Rim, Choi Yeon, Kangchul, Kang Sora, dan juga Jochen," jawab Bai Lu menjelaskan."Lalu, kenapa Jinhwan ikut bersama kita?" tanya Ling Fei bingung dan kembali menatap ke arah pria bernama Jinhwan.Bai Lu mengikuti arah

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Gabyeoun Ssang

    "Apa yang Jochen dan Yuram lakukan? Kenapa tubuh mereka memancarkan cahaya yang begitu terang?" Yeon menatap ke arah Jochen dan juga Bai Lu yang tiba-tiba saja memancarkan cahaya yang begitu menyilaukan mata.Saat pancaran cahaya itu menerangi tubuh mereka berdua, beberapa anggota suku Moguya merasa lemas dan tak bertenaga sama sekali. Di saat tubuh mereka melemah, Jochen dan Bai Lu mengambil kesempatan itu untuk menyerang mereka.Bai Lu membuat sebuah pergerakan menyilang dengan menggunakan pedang Hayeongsan miliknya. Sementara Jochen, ia muncul di belakang tubuhnya dengan membuat sebuah gerakan seperti gelombang air yang membentuk huruf S dengan cambuk naga 3 api miliknya, hingga membuat para suku Moguya menghilang menjadi serpihan cahaya."Mereka menghilang menjadi serpihan cahaya!" Yeongwan terlihat takjub saat melihat suku Moguya tiba-tiba saja menghilang dan menjadi serpihan cahaya."Itu adalah Gabyeoun Ssang!" Ling Fei juga sepertinya terlihat takjub begitu melihat sinar cahaya

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Suku Moguya

    Kangchul menganggukkan kepalanya. Ia beranjak berdiri kemudian menatap ke arah Selatan. "Iya, mereka pernah menggagalkan rencana partai Seribu Pengemis 1 bulan yang lalu untuk merampok salah satu pejabat besar di kerajaan yang melakukan tindakan korupsi.""Suku Moguya juga selalu ingin menguasai hutan Yeongdam yang merupakan tempat tinggalku dan pernah membunuh penghuni hutan Yeongdam secara beringas 25 tahun yang lalu. Ternyata, sekarang mereka ingin menyerang kita." Asahi terdengar menggeram. Ia memang memiliki dendam pribadi kepada suku Moguya yang pernah membunuh setengah penghuni dari hutan Yeongdam.Asahi memang tidak pernah bisa mengalahkan mereka karena kekuatan suku Moguya sangatlah luar biasa. Kekuatan mereka berasal dari senjata pedang misterius milik mereka. Selama mereka memegang senjata, mereka tak akan pernah bisa terkalahkan.Suku Moguya adalah sekelompok manusia yang desanya diserang oleh Rokasur; monster dari alam bawah tanah. Desa yang ditinggali suku Moguya adalah

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Tersirat Perasaan yang Aneh

    Kang Taeshin berdiri seorang diri di dekat sebuah batu besar sambil memandang ke arah Barat yang tampak begitu jauh dari pandangan matanya. Hatinya akhir-akhir ini selalu terlihat gelisah. Ia banyak sekali memikirkan banyak hal setelah ia mengetahui kebenaran-kebenaran kehidupannya yang tersembunyi selama ini.Melihat keresahan hati yang dialami oleh Taeshin selama ini, Bai Lu datang menghampirinya saat mereka semua tengah beristirahat sebelum memulai kembali perjalanan mereka."Kau merasa gelisah?" Bai Lu membuka suara setelah beberapa menit membiarkan Taeshin tenggelam dalam pikirannya."Han Yuram? Sejak kapan kau berdiri di sini?" tanyanya tampak terkejut begitu melihat Bai Lu yang tiba-tiba berdiri di dekatnya."Kau sampai tak menyadari kehadiranku di sini? Apa yang kau pikirkan, Kang Taeshin?"Taeshin menundukkan kepalanya dan memalingkan wajahnya. "Aku tak memikirkan apa-apa.""Jangan berbohong padaku. Aku bisa merasakannya dan aku tahu apa yang sedang kau resahkan saat ini. Apa

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Sebuah Ritual

    "Tunggu dulu, Kang Sora. Aku harus menelaah setiap kalimat yang kau lontarkan padaku. Apa maksud perkataanmu yang mengatakan bahwa adikmu bersama Wonam?" tanya Bai Lu yang masih tak mengerti hingga membuat Taeshin dengan yang lainnya menghampiri ke arah mereka berdua."Ada apa, Yuram? Apa ada masalah?" tanya Taeshin sambil menatap ke arah Bai Lu dan juga Kang Sora silih berganti.Kang Sora menatap wajah Bai Lu dengan tatapan cemasnya. Selama ini, ia tidak pernah membicarakan masalah ini kepada siapa pun. Bahkan, Rim dan Yeon yang sudah lebih awal mengenalnya pun hanya tahu kalau dirinya sedang mencari seseorang dan tidak tahu lebih jelasnya seperti apa."Pada saat pemberontakan Dinasto Goryeo, aku melihat adikku sedang bersama Wonam didekat Lembah Air terjun suci. Mereka seperti sedang melakukan suatu ritual.""Ritual? Ritual apa maksudmu?" Ling Fei langsung menarik tangan Sora dan menatapnya dengan tajam.Kang Sora terlihat ragu untuk mengatakannya. Tapi, ia terus didesak oleh Ling F

  • Pendekar Pedang Bulan Sabit   Rahasia Kang Sora

    Bai Lu terdiam sejenak dan mencoba untuk menelaah dengan apa yang telah dijelaskan dan dijabarkan oleh Kangchul dan juga Kang Sora tadi. Sejak memberi tahukan rahasia tentang Aeshin, banyak sekali hal yang dipikirkan olehnya. Apa semua misteri ini sedikit demi sedikit akan menemukan titik temunya?"Jangan jadikan ilmu pedangmu untuk melukai orang lain, tapi gunakanlah untuk melindungi orang lain." Kang Sora tiba-tiba bersuara hingga membuat Lee Gon menatap wajahnya untuk beberapa saat, "pendekar sejati tak akan pernah menyerah dan tak akan mudah putus asa. Aku mungkin tidak tahu tujuan kalian sebenarnya apa, tapi kita semua di sini ternyata memiliki musuh yang sama. Walau tujuan hidup kita berbeda, tapi kita mengejar orang yang sama demi kehancurannya, dan untuk membela kebenaran."Lee Gon menatap wajah Kang Sora dengan rasa kagum. Dia adalah salah satu manusia yang bisa dikatakan berumur panjang dan awet muda karena telah diberi anugerah oleh Dewa Bumi. Lee Gon mungkin tidak tahu tuj

DMCA.com Protection Status