“Siapa yang berani main-main denganku. Keluarlah kalau berani untuk berhadapan langsung denganku. Jangan seperti pengecut yang sembunyi di balik hutan gelap ini!”, teriak Bagaskara lagi. Tidak ada jawaban apa-apa dari dalam hutan membuat Bagaskara gusar. “Aku harus menuntaskan dahulu urusanku dengan kakek ini, baru nanti aku cari penyusup yang membuat tanganku mati rasa ini", ujarnya Saat berpaling dia tidak melihat lagi Ki Nagaswera. Bagaskara berteriak sekencang-kencangnya karena rasa kesalnya membiarkan Ki Nagaswera berhasil meloloskan diri. “Tidak mungkin kakek ini bisa selamat setelah menerima pukulan iblisku tadi. Pasti ditolong sama penyusup yang menotokku tadi. Baiknya aku segera menuntaskan pekerjaan Naga Hitam biar diajarkan jurus yang lebih sakti lagi” Bagaskara memasuki pondokan yang tadi mereka awasi ini tapi tidak ada seorang pun di dalamnya. “Pasti ada jalan rahasia di pondokan ini sehingga mereka berhasil meloloskan diri. Tapi biarkan saja, aku harus mengutamakan mis
“Kanda Candaka..kakek tidak ikut masuk?”, tanya Jayanti begitu melihat lorong rahasia ini telah tertutup sementara Ki Nagaswera tidak kelihatan olehnya “Kakek mau mengulur-ulur waktu agar kita bisa secepatnya keluar dari lorong rahasia ini sebelum musuh yang berada di luar pondok mengetahuinya”, jelas Candaka “Tapi harusnya kan kita lawan saja kanda..Aku kan punya pedang Naga Langit ini sekarang, jadi bisa melawan musuh apapun. Kenapa kita melarikan diri dari mereka sementara kita bisa melawan mereka?” “Adinda dapat darimana pedang pusaka ini?”, tanya Candaka lagi “Naga Draconta yang memberikannya saat aku tersesat masuk ke dalam dimensi kegelapan. Sekarang aku bisa Jurus Naga Biru kanda, juga ilmu Pedang Naga Langit ini”, jawab Jayanti “Kakek khawatir dengan kondisi Mala, makanya beliau menyarankan kita membawa Mala ke kabin di ujung lorong rahasia ini”, lanjut Candaka Perjalanan keduanya membawa tandu Kumalasari membuat Jayanti agak sedikit kelelahan karena panjangnya lorong ra
Pendekar Naga Biru akhirnya berhasil menembus 100 Bab dan 100 ribu kata.Terima Kasih kepada semua teman-teman Readers yang sudah setia membaca novel ini.Juga untuk Vote GEMS, komentarnya, dan follow Author.Tanpa kalian, novel ini bukan apa-apa dan Author juga bukan siapa-siapa.Semoga Author bisa menyelesaikan novel ini sampai tamat dan tidak mengecewakan teman-teman sekalian. Mohon doanya ya dikasih badan yang sehat dan lancar dalam kehidupan real life sehingga banyak ide yang bisa dituangkan dalam novel ini.Jangan pernah bosan membaca novel ini ya...Jika ada saran dan kritik pasti Author terima untuk perbaikan di Chapter berikutnya.Jika masih ada keterlambatan update, Author minta maaf. Selalu diusahakan yang terbaik untuk pembaca setia.Salam...
Drago dan Asmawati yang sedang berdebat tentang masalah Kumaladewi tiba-tiba dikejutkan oleh suara yang memerintahkan mereka untuk keluar dari persembunyiannya. “Lagian kenapa aku harus bersembunyi bersama Drago yang aneh ini? Belum tentu yang menegur kami itu pendekar yang sakti”, pikir Asmawati keheranan dengan tindakan yang diambilnya tadi Asmawati keluar dari persembunyiannya untuk melihat sosok yang menegur mereka. Tampak olehnya seorang pria setengah baya yang berjubah putih dan memegang sebuah tongkat panjang. “Sepertinya pria ini buta”, pikirnya. “Hei..kakek buta..Kenapa kamu bisa berada di Hutan Eksotik ini?”, tanya Asmawati yang sudah tidak khawatir lagi. Tadinya dia pikir yang menegur mereka adalah Ksatria yang ditakuti Drago yaitu Zhu Fei. Begitu melihat kakek buta ini, Asmawati malahan meremehkannya. “Aku tadi mendengar kalian menyebutkan Kumaladewi masih hidup? Dimana dia sekarang? Kamu anaknya Kumaladewi?”, tanya kakek buta ini bertubi-tubi kepada Asmawati “Kakek tu
Sudah seharian Candaka dan Jayanti menyusuri seluruh wilayah yang penuh keindahan ini tapi mereka tidak menemukan sama sekali jalan keluar dari Alam Surgawi ini. Sepanjang mata memandang hanya terlihat pepohonan dan pegunungan dengan sungai-sungai air jernih yang mengalir berkelok-kelok membelah beberapa hutan dan hamparan tanaman yang luas. Sepanjang kaki melangkah selalu disuguhi kesejukan dan keindahan panorama alam yang tidak tertandingi oleh alam manapun. Satu-satunya jalan masuk mereka juga sudah di periksa kembali. Candaka bahkan telah berusaha menyingkirkan reruntuhan yang menutupi jalan masuk sebelumnya, namun tidak tampak adanya lorong rahasia yang ada sebelumnya yang merupakan jalan akses masuk mereka ke Alam Surgawi ini.. Sepertinya tanpa mereka sadari kalau mereka telah melewati jalur multidimensi saat memasuki lorong rahasia yang dibuat oleh Ki Nagaswera karena jalan itu sekarang juga sudah tidak ada lagi. Jayanti memilih untuk menikmati segarnya udara di tempat ini. Ta
Setelah dua bulan lamanya berada di Alam Surgawi, Candaka memutuskan untuk melatih Jurus Tapak Naga Sakti yang ada di dalam Kitab Tapak Naga Sakti yang diberikan Ki Nagaswera padanya. Pesan Ki Nagaswera sudah jelas. Jika dia tidak muncul-muncul maka Candaka berhak mempelajari sendiri jurus-jurus selanjutnya di dalam kitab yang belum dipelajari Candaka ini.Jayanti dan Kumalasari masih belum kembali normal dari rasa kesal mereka terhadap Candaka. Mereka memilih selalu pergi berdua menyusuri Alam Surgawi meninggalkan Candaka sendirian.“Kesempatan buatku mempelajari Kitab Tapak Naga Sakti”, pikir Candaka yang kemudian mulai membuka Kitab ini di Jurus yang keenam yaitu Naga Batu.Jurus Naga Batu berfungsi untuk melindungi tubuh dari senjata tajam seperti pedang jika lawan yang dihadapi menggunakan pedang. Candaka mulai mengikuti arahan pertama jurus ini yaitu menekan pernafasan yang diarahkan semuanya ke bagian perut untuk memperkuat chi ke seluruh tubuh yang akan membuat tubuh keras sep
Saat kembali ke kabin tampak 2 gadis cantik ini sudah selesai menyiapkan makan malam untuk Candaka. Tidak tampak lagi kekesalan di hati mereka sebelumnya. Terlihat keduanya sangat akur dalam menyiapkan makanan.“Kanda..Silahkan makan dahulu. Ada sup kacang, tumis sayur, dan minuman sari buah yang kami bikin sendiri”, teriak Jayanti saat melihat Candaka yang mendekati kabinKumalasari hanya tersenyum-senyum saja melihat Jayanti yang begitu bersemangat menyambut Candaka. “Kak Candaka..Jangan lupa komentar ya enak atau tidak sayur bikinan Mala dan kak Yanti”, sapanya saat Candaka sudah berada di kabinKehidupan di Alam Surgawi tidak mengenal yang namanya malam hari yang gelap, karena suasana akan terus terang setiap hari. Hanya bedanya kalau malam hari di alam ini tidak terdengar suara makhluk-makhluk yang sering terdengar saat pagi hari karena makhluk-makhluk ini sudah beristirahat.Candaka juga mulai kelelahan setelah berlatih Tapak Naga Sakti seharian. Setelah memuji masakan Kumalasar
Setelah bertemu Zhian di Alam Mimpi, Candaka dikembalikan Zhian ke mimpinya sendiri. Kali ini Candaka bermimpi yang cukup aneh. Dia berada di sebuah pulau yang diselubungi kabut hitam dan hawa kegelapan sangat terasa menusuk seluruh tubuhnya seakan hendak meledakkannya begitu saja. Beruntung dia mempunyai aliran chi yang tinggi yang bisa menetralisir hawa kegelapan ini. Kabut hitam yang menyelubungi pulau ini tampak berusaha melahap apa saja yang tersentuh olehnya. Candaka berhati-hati melindungi dirinya dengan Perisai Naga sambil berusaha menghindari kabut hitam yang seakan hidup di pulau ini. “Aku ingat pulau ini. Tapi kenapa sekarang berbeda sekali saat terakhir aku berada di sini melihat Drago dan Zhian”, kata Candaka dalam hati.Pulau Mistis atau sebagian manusia menyebutnya Pulau Misterius adalah pulau yang tidak terpetakan dalam peta manusia maupun naga. Manusia hanya pernah mendengar keberadaan pulau ini berdasarkan cerita-cerita nelayan yang kapalnya kebetulan terseret mende
Salam Pendekar Naga, Terima kasih untuk semua pembaca yang telah mengikuti kisah Candaka dari awal hingga akhir ini. Semoga kisah Candaka bisa memuaskan sahabat-sahabat readers sekalian. Mohon maaf apabila masih ada kata-kata yang salah, atau beberapa kisah yang tidak berkenan di hati pembaca. Kemungkinan kisah Pendekar Naga Biru ini akan dilanjutkan ke Season 2, tapi tidak dalam waktu dekat. Penulis lagi menyiapkan spin off Pendekar Naga Biru mengenai kisah Gandar, Wu Tian, Xian Ling, Rinjani, dan lainnya dari awal agar lebih mudah mengikuti season 2 nantinya yang kemungkinan beberapa bulan lagi baru tayang setelah keseluruhan spin off Pendekar Naga Biru ini selesai. Sekali lagi terima lkasih sebanyak-banyaknya, author sampaikan ke seluruh pembaca Pendekar Naga Biru. Berkat dukungan dan semangat kalian, kisah ini bisa diselesaikan sampai Tamat. Apabila ada yang ingin ditanyakan, bisa mengikuti penuis di ... 1G : zhu.phi F* : zhu phi Salam semuanya ... ^-^ Jakarta, 31 Okto
Alam Kehampaan.Sebuah dunia yang tipis yang berada di antara Dunia Bawah dan Dunia Tengah."Kenapa kamu tidak mencariku, Kanda Candaka?" ujar gadis cantik yang berpakaian biru gelap, yang sedang menatap pernikahan Candaka dari jauh.Iblis Naga Biru yang sekian lama menghilang akhirnya mengembalikan ingatan Jayanti, tapi tidak dengan hawa iblis yang menyelimutinya."Tunggu pembalasanku Kanda, karena telah menelantarkanku! Teganya kamu tidak mencariku dan malahan menikahi perempuan lain!" seru Jayanti yang penuh kekecewaan.Wajah Jayanti yang cantik tidak seperti dahulu lagi yang ceria dan berseri-seri.Wajah gadis ini sekarang pucat dan dipenuhi aura kegelapan yang membuatnya tampak sedikit menyeramkan.*****Alam Kesunyian.Sebuah sunia yang terletak di antara Dunia Tengah dan Dunia Atas."Naga Hitam sudah menghilang! Sudah saatnya aku menguasai Kamandaria!' seru Naga Ashura yang menguasai Alam Kesunyian.Naga Ashura sudah dalam persiapan awal mengirim Naga Immortal memata-matai Naga
Iblis Naga Hitam benar-benar memenuhi janjinya untuk tidak mengacau di Kamandaria lagi. Kehidupan di negeri ini juga sudah berlangsung normal kembali. Candaka akhirnya setuju untuk menerima takdirnya sebagai Pendekar Naga Biru dengan menjadi Raja Kamandaria. Namun Candaka belum menjatuhkan pilihan siapa yang akan menjadi Ratu di Kamandaria, karena dia sudah berjani akan memperistri Rinjani, Alisha, dan Zhian. Seluruh negeri sedang dilanda kebahagiaan karena setelah sekian lama, muncul Pendekar Naga Biru yang akan memerintah di negeri ini dengan arif dan bijaksana. Canda dielu-elukan di seluruh negeri Kamandaria karena dianggap sebagai penyelamat yang akan membuat Kamandaria menjadi kerajaan yang berjaya lagi seperti dahulu. Penobatan Candaka untuk menjadi Raja Kamandaria masih sebulan lagi, tapi jalan-jalan di seluruh sudut Kota Naga Emas dihiasi oleh bunga berwarna-warni. Ada apa gerangan? Ternyata rakyat Kamandaria tengah menyambut pesta pernikahancalon raja dan ratu mereka n
Setelah menempuh perjalanan menembus gurun di Alam Surgawi Naga Hitam ini, Candaka tiba di sebuah goa besar di samping air terjun.Belum jauh kakinya melangkah memasuki goa besar, terdengar suara yang menyambutnya."Selamat datang, Pendekar Naga Biru! Sungguh suatu kehormatan dikunjungi oleh pendekar terskenal di Kamandaria!' "Naga Hitam, aku hanya ingin bertemu denganmu!" seru Candaka sebelum Naga Hitam ini menyerangnya. dengan tiba-tiba."Ada urusan apa kamu jauh-jauh ke sin?" tanya Naga Hitam dari balik goa besar."Aku ingin mengakhiri pertikaian kita dengan cara baik-baik!" ujar Candaka."Kita tidak pernah bermusuhan, Pendekar Naga Biru! Hanya saja, kita berada di pihak yang saling bertentangan!""Aku dengar, Naga Hitam akan kembali lagi ke Kamandaria setelah meningkatkan kekuatan di Alam Surgawi ini!" Candaka masih berusaha melangkah mendekati goa."Berhenti! Cukup langkahmu sampai di situ saja, Pendekar Naga Biru!"Seruan Naga Hitam dari balik goa besar membuat langkah Candaka
Zhian memang naga yang mempunyai kemampuan khusus yang jarang sekali dimiliki naga lainnya.Tidak salah kalau Master Lu Ming berusaha mengekang kemampuan gadis ini, karenna Zhian melampaui seluruh naga untuk kemampuan naganya.Alam Surgawi milik Zhian bahkan jauh lebih besar daripada alam surgawi naga lainnya.Hal unik yang baru diketahui oleh Zhian adalah kalau Alam Surgawi miliknya bisa terhubung dengan alam surgawi lainnya."Kita bisa pergi ke alam surgawi milik naga hitam dari alam surgawi milikku! Kamu siap, Candaka?" tanya Zhian."Aku siap, Zhian!" ujar Candaka.Tubuh Zhian dan Candaka lenyap seketika dari hadapan pendekar-pendekar aliansi pembela kebenaran."Semoga saja Candaka berhasil menemukan Naga Hitam!" ujar Wu Tian."Aku harap begitu sesuai ramalan Kitab Nirvana Surgawi, kalau Candaka akan mengalahkan Naga Hitam dan menjadi Raja Kamandaria yang bijaksana!" sambung Xian Ling."Aku akan menjalin kerja sama dengan Kamandaria apabila Candaka menduduki tahta kerajaan nantinya
Candaka yang mencaari ke seluruh pelosok istana tidak menemukan keberadaan Iblis Naga Hitam."Kemana Iblis Naga Hitam ini pergi? Kenapa tidak ada seorang pendekarpun yang berhasil memergoki kaburnya Iblis Naga Hitam? Lebih baik aku kembali untuk menanyakannya kepada Arkadewi!" ujar Candaka dalam hati.Namun Candaka tidak menemukan Arkadewi.Hanya ada Kanaya yang sedang tersenyum kepadanya."Kemana perginya Arkadewi?' tanya Candaka."Dia sudah pergi, Kak Candaka! Aku membiarkannya pergi!" ujar Kanaya."Kenapa kamu biarkan pergi, Kanaya?" tanya Candaka."Arkadewi memberitahukan lokasi bersembunyinya Iblis Naga Hitam sebagai ganti dibebaskannya dirinya.""Kamu tahu tempat bersembunyi Iblis Naga Hitam?" tanya Candaka."Kata Arkadewi, Iblis Naga Hitam pergi ke Alam Surgawi! Aku tidak tahu tempat apa itu, tapi kata Arkadewi kalau Kak Candaka mengetahuinya!" ujar Kanaya."Aku pernah pergi ke sana bersama Jayanti dan Kumalasari!" Teringat Jayanti membuat hati Candaka kembali bersedih."Di ma
# Pendekar Pulau Nirvana vs Pendekar Tongkat Sakti # Gayatri alias Bai Ling alias Pendekar Tongkat Sakti memiliki hawa iblis naga hitam yang kini berusaha menguasai Alisha."Sebaiknya kamu tidak melawan, agar hawa iblis ini bisa leluasa memasuki tubuhmu! Biarkan saja hawa iblis ini menguasai tubuhmu, makakmau akan hidup abadi dan juga merasakan energi yang luar biasa!" seru Gayatri."Aku tidak sudi diperbudak iblis! Aku bukanlah dirimu, Gayatri!" sahut Alisha."Kalau kamu melawan terus, tubuhmu akan hancur oleh hawa iblis ini! Tentu bukan ini yaang diinginkan oleh Candaka!' seru Gayatri lagi."Tahu apa kamu tentang Candaka!" ujar Alisha yang masih bergelut melepaskan diri dari belenggu hawa kegelapan."Aku tahu Candaka akn meenjadikanmu sebagai salah satu istrinya! Dahulu saat mengenal Caandaka, aku tidak menyangka kalau dia akan banyak disukai oleh gadis-gadis cantik!" ujar Gayatri."Kenapa kamu berpaling dari Candaka? Bukannya Candaka sangat menyayangimu, Gayatri!" ujar Alisha."
Selangkah lagi Candaka akan sampai ke istana kerajaan tempat Iblis Naga Hitam berada.Rinjani sedang bertarung dengan Isyana untuk mengurangi penjagaan terhadap Iblis Naga Hitam.Pendekar-pendekar lainnya masih belum tiba di istana, karena masih sibuk bertarung dengan pengikut Iblis Naga Hitam."Iblis Naga Hitam, keluarlah!" seru Candaka ke dalam aula istana kerajaan."Kamu memang hebat, Candaka! Aku sudah meremehkanmu! Seharusnya kamu kulenyapkan saja dari dulu!" seru suara wanita dari dalam aula istana."Dasar wanbita berhati licik!" seru Kanaya yang memang menyimpan dendam terhadap Arkadewi yang tidak diketahui sebabnya."Kenapa Iblis Naga Hitam tidak berada di dalam aula istana ini? Kemana dia pergi?" pikir Candaka yang tidak melihat sosok yang diincar seluruh pendekar aliansi termasuk dirinya."Naga Hitam sudah pergi, Candaka! Dia tidak sebodoh itu menunggu kalian di dalam istana ini!" seru Arkadewi yang masih saja bisa berkata sombong padahal sudah diambang kekalahan besar."Kem
Candaka dan kawan-kawan meninggalkan Alisha untuk bertarung dengan Gayatri, sedangkan mereka tetap berusaha masuk ke dalam istana. Jalan sempit melingkar berakhir di sebuah aula yang cukup sempit untuk seterusnya ke jalan sempit melingkar lagi. "Jangan lari kamu, pembunuh!" teriak sebuah bayangan putih yang melesat kencang ke arah mereka, terutama ke arah Rinjani yang terkejut juga dengan serangan tiba-tiba ini. Candaka langsung menyerang dengan telapak tangannya yang mengeluarkan sinar merah yang tepat mengenai tangan penyerang Rinjani ini. Bayangan putih ini terpental oleh serangan jurus naga merah Candaka. "Kamu lebih memilih pembunuh ibuku ini daripada diriku, Candaka!" seru bayangan putih ini memperlihatkan wujudnya berupa Iblis Seribu Wajah alias Isyana Mukti. "Isyana! Asmawati tewas karena ulahnya sendiri yang hendak mencelakakan kami! Tidak ada hubungannya dengan Rinjani!" seru Candaka. "Wanita ini membunuh ibuku dengan keji, dan kamu masih membelanya, Candaka? Sampai s