Candaka tidak menyangka kalau akan sesulit ini untuk menemui Naga Jingga. Semula dia berpikir hanya tinggal memasuki Kota Seribu Wajah saja, dia sudah bisa menemui Naga Jingga di bangunan Jingganya.Cara itu yang tersirat dari mimpi yang dialaminya untuk bertemu Naga Jingga ini.Namun kenyataannya sangat berbeda antara mimpi dan kenyataan.Kota Seribu Wajah bukanlah tempat tinggal Naga Jingga beserta penghuni lainnya karena pusaran dimensi yang begitu kuat di kota ini.Naga Jingga dan seluruh penduduk Kota Seribu Wajah tinggal di dalam Kota Tersembunyi yang terlindungi Perisai Cahaya.Jika yang memasuki kota ini tidak diharapkan maka otomatis perisai cahaya ini akan membakar habis tubuh mereka tanpa sisa.Tapi jika yang masuk adalah sang Terpilih maka dia tidak akan merasakan apapun saat menembus Perisai Cahaya.Itulah yang dialami Candaka sekarang saat berusaha memasuki Kota Tersembunyi.Berkat keyakinanya, Candaka berhasil melewati perisai cahaya ini, namun bahaya masih bisa saja me
“Apa semua Kitab Naga ditingkatkan seperti Kitab Naga Putih ini ya?” gumam Candaka di dalam hatinya.Pendekar Naga ini melanjutkan perjalanannya memasuki hutan kecil di depannya.“Semoga tidak ada lagi halangan yang bisa membuatku terhambat untuk menemui Naga Jingga di kediamannya.” ujar Candaka dalam hati.Harapan Candaka tinggal harapan saja baginya.Belum lama memasuki hutan kecil ini, sudah menghadang Naga Merah di depannya.“Salam Naga Merah ...” ujar Candaka mencoba bersikap sopan.“Kamu tentunya sudah tahu tujuanku ini Pendekar Naga!” seru Naga Merah ini.“Aku tidak keberatan kalau Naga Merah mau mengujiku,” kata Candaka sambil tetap memberi salam hormat.“Kebangkitan Iblis Naga Hitam yang makin meresahkan semua Naga ini mengharuskan aku harus mengujimu Pendekar Naga,” lanjut Naga Merah.“Kami harus tahu kamu pantas atau tidak mendapatkan Kitab Naga Jingga ... “ lanjut Naga Merah, “Jadi aku harus benar-benar yakin kalau memang kamulah Pendekar Naga Biru terpilih!”“Jadi itu ala
Candaka termasuk Pendekar Naga yang sangat beruntung.Walaupun menderita kekalahan dari Naga Merah, tapi tetap Kitab Naga Merah Sakti diberikan padanya.Bukan hanya Jurus 9 Naga saja yang diberikan oleh Naga Merah ini kepada Candaka.Golok Naga Merah beserta Kitab Ilmu Golok Naga juga diberikan kepada Candaka untuk dipelajari olehnya.“Aku harus belajar sama Zhian cara membuka Alam Hampa untuk menyimpan semua senjataku ini agar tidak berat dibawanya,” ujar Candaka dalam hatinya.Candaka berhasil melewati hutan di Kota Tersembunyi ini tanpa halangan apapun lagi.“Semoga sudah tidak ada halangan lagi. Seharusnya Naga Hijau sudah tidak muncul karena Kitab Ilmu Silatnya sudah lengkap. Atau masih ada yang belum diberikan oleh Naga Hijau ini?” pikir Candaka sambil terus melanjutkan perjalanannya ke arah kota.*****“Pendekar Naga Biru ... Ketemu lagi sama Greenie!” teriak suara yang sudah dikenalnya ini.Gadis mungil dan cantik muncul di hadapannya yang menghalangi jalannya menuju ke kota.
Candaka akhirnya berhasil juga mencapai kediaman Naga Jingga di Kota Tersembunyi yang berada di dalam Kota Seribu Wajah.Rintangan-rintangan yang dihadapinya membuatnya lebih dewasa dan lebih bertanggung jawab terhadap amanat yang diberikan Klan Naga kepadanya.“Iblis Naga Hitam memang sudah bangkit dan berhasil merampungkan Jurus Iblis Racunnya, tapi untuk benar-bebar bangkit dia masih memerlkukan waktu yang cukup lama. Pukulan Naga dari Pendekar Naga Dewa benar-benar telah melukainya parah sekali,” ujar Naga Jingga.“Pendekar Naga Dewa?” tanya Candaka.“Kamu belum tahu ya?” tanya Naga Jingga yang merasa heran.“Maafkan aku kalau aku benar-benar tidak tahu siapa Pendekar Naga Dewa ini ...” ujar Candaka.“Pendekar ini belum lama muncul tapi sudah meresahkan Iblis Naga Hitam. Sayangnya kami tidak berhasil menghubungi pendekar ini untuk minta bantuannya,” kata Naga Jingga menjelaskannya.“Setahuku yang melukai Iblis Naga Hitam adalah Ki Wicaksono. Tapi kalau ada Pendekar Naga Dewa yang
Hutan Kegelapan yang sangat menyeramkan yang menjadi tempat tinggal Drauger ini harus dilewati Candaka.Beruntung bagi Candaka, waktu di Kota Seribu Wajah ini sama sekali tidak berjalan sehingga hari masih siang saat dia dan Kumalasari tiba di Hutan Kegelapan (Darkness Forest).Sesuai dengan namanya, hutan ini benar-benar memiliki hawa kegelapan di dalamnya yang bisa membuat sesak nafas dan bahkan pingsan kalau tidak kuat menahan hawa kegelapan ini.Hal ini yang juga menjadi pertimbangan pelintas jalan tidak lagi mau menggunakan jalan darat untuk pergi ke Kota Naga Emas.Mereka lebih memilih jalur laut yang langsung membawa mereka ke pelabuhan Kota Naga Emas.Jalur laut ini dipelopori oleh Cakrabuana yang memiliki beberapa kapal yang dibuatnya sebagai penghasilannya menghidupi penduduk di Dusun Penyamun.Makhluk mitos yang menghuni hutan ini yang menjadi alasan mereka tidak mau melintas lagi lewat jalur darat.Bangkitnya Iblis Naga Hitam memang membawa beberapa bencana besar yang men
Candaka dan Kumalasari tidak menyadari kalau Drauger yang berada di Darkness Forest adalah semacam makhluk mitos yang sangat dipuja-puja oleh penduduk Desa Mitos bagaikan dewa mereka.Sejak desa berdiri setelah bangkitnya Iblis Naga Hitam, tidak ada satupun pelintas jalan yang pernah berhasil mencapai Kota Naga Emas.Jika mereka selamat dari sergapan Drauger di Darkness Forest, maka mereka tidak akan selamat dari penduduk Desa Mitos yang merupakan makhluk mitos atau eksotik yang bisa berubah menyerupai manusia.Makhluk mitos penghuni Desa Mitos ini disebut juga sebagai Aswang.Wujud asli Aswang cukup mengerikan. Perawakannya mirip manusia tapi lebih besar dengan kulit tubuh yang tampak seperti kulit manusia yang sudah lanjut usia. Giginya yang tajam dan runcing membuatnya tampak mengerikan, belum lagi lidahnya yang panjang menjulur dengan mata merahnya yang menyala di kegelapan.Aswang muncul dari retakan Bumi Karimun saat Kebangkitan Iblis Naga Hitam. Makhluk mitos purba yang sudah la
Desa Mitos tampak meriah dengan banyaknya penduduk desa yang mengelu-elukan mereka seakan mereka ini dewa penolong yang barusan datang ke desa mereka.Beberapa penduduk terus mengikuti mereka, membuat Candaka kesulitan komunikasi dengan Kumalasari untuk memberitahukan gadis ini mengenai kecurigaannya terhadap penduduk Desa Mitos.Kumalasari tampak sangat bahagia dengan penyambutan penduduk Desa Mitos. Dia tidak menyadari keanehan yang mereka hadapi, karena mereka bukan siapa-siapa tapi disambut dengan meriah.Tampak oleh Candaka meja besar sudah disiapkan oleh penduduk desa ini, seakan mereka sudah mengetahui kedatangan mereka sebelumnya.Candaka dan Kumalasari dijamu oleh penduduk Desa Mitos layaknya tamu agung yang sedang berkunjung ke desa mereka.Tawa dan canda semua penduduk desa yang duduk di meja panjang dan besar ini terdengar ke mana-mana.Candaka dan Kumalasari seolah-olah menjadi bagian dari keluarga mereka yang hilang dan kembali lagi ke Desa Mitos ini.Suguhan di atas mej
Sekelebat bayangan putih langsung melesat masuk ke dalam goa tempat Candaka dan Kumalasari berada.Candaka bersiap menghadapi serangan dari bayangan putih ini, namun tidak ada serangan yang diarahkan padanya.Belum hilang rasa terkehjutnya terdengar suara perempuan lagi.“Pendekar Naga Biru seharusnya siap menghadapi apapun!”Suara ini sangat dirindukan Candaka selama ini.“Gayatri?”Sekelebat bayangan hijau juga melesat dengan cepat memasuki goa membuat Candaka dan Kumalasari bersiap menghadapi yang terburuk.Ternyata bayangan putih dan bayangan hijau yang masuk ke dalam goa adalah Pasangan Pendekar Zhu Fei si Ksatria Naga Phoenix dan Bai Ling si Pendekar Tongkat Sakti.“Bagaimana kabarmu saudara Candaka? Baik-baik sajakah?” tanya Zhu Fei sambil tersenyum.“Baik-baik saja saudara Zhu Fei!” jawab Candaka yang terkejut melihat kemunculan Zhu Fei.“Ada apa gerangan, saudara Fei datang ke sini bersama Gayatri?”“Bai Ling, saudara Candaka. Gayatri sudah mati di Kamandaria,” jawab Zhu Fei.
Salam Pendekar Naga, Terima kasih untuk semua pembaca yang telah mengikuti kisah Candaka dari awal hingga akhir ini. Semoga kisah Candaka bisa memuaskan sahabat-sahabat readers sekalian. Mohon maaf apabila masih ada kata-kata yang salah, atau beberapa kisah yang tidak berkenan di hati pembaca. Kemungkinan kisah Pendekar Naga Biru ini akan dilanjutkan ke Season 2, tapi tidak dalam waktu dekat. Penulis lagi menyiapkan spin off Pendekar Naga Biru mengenai kisah Gandar, Wu Tian, Xian Ling, Rinjani, dan lainnya dari awal agar lebih mudah mengikuti season 2 nantinya yang kemungkinan beberapa bulan lagi baru tayang setelah keseluruhan spin off Pendekar Naga Biru ini selesai. Sekali lagi terima lkasih sebanyak-banyaknya, author sampaikan ke seluruh pembaca Pendekar Naga Biru. Berkat dukungan dan semangat kalian, kisah ini bisa diselesaikan sampai Tamat. Apabila ada yang ingin ditanyakan, bisa mengikuti penuis di ... 1G : zhu.phi F* : zhu phi Salam semuanya ... ^-^ Jakarta, 31 Okto
Alam Kehampaan.Sebuah dunia yang tipis yang berada di antara Dunia Bawah dan Dunia Tengah."Kenapa kamu tidak mencariku, Kanda Candaka?" ujar gadis cantik yang berpakaian biru gelap, yang sedang menatap pernikahan Candaka dari jauh.Iblis Naga Biru yang sekian lama menghilang akhirnya mengembalikan ingatan Jayanti, tapi tidak dengan hawa iblis yang menyelimutinya."Tunggu pembalasanku Kanda, karena telah menelantarkanku! Teganya kamu tidak mencariku dan malahan menikahi perempuan lain!" seru Jayanti yang penuh kekecewaan.Wajah Jayanti yang cantik tidak seperti dahulu lagi yang ceria dan berseri-seri.Wajah gadis ini sekarang pucat dan dipenuhi aura kegelapan yang membuatnya tampak sedikit menyeramkan.*****Alam Kesunyian.Sebuah sunia yang terletak di antara Dunia Tengah dan Dunia Atas."Naga Hitam sudah menghilang! Sudah saatnya aku menguasai Kamandaria!' seru Naga Ashura yang menguasai Alam Kesunyian.Naga Ashura sudah dalam persiapan awal mengirim Naga Immortal memata-matai Naga
Iblis Naga Hitam benar-benar memenuhi janjinya untuk tidak mengacau di Kamandaria lagi. Kehidupan di negeri ini juga sudah berlangsung normal kembali. Candaka akhirnya setuju untuk menerima takdirnya sebagai Pendekar Naga Biru dengan menjadi Raja Kamandaria. Namun Candaka belum menjatuhkan pilihan siapa yang akan menjadi Ratu di Kamandaria, karena dia sudah berjani akan memperistri Rinjani, Alisha, dan Zhian. Seluruh negeri sedang dilanda kebahagiaan karena setelah sekian lama, muncul Pendekar Naga Biru yang akan memerintah di negeri ini dengan arif dan bijaksana. Canda dielu-elukan di seluruh negeri Kamandaria karena dianggap sebagai penyelamat yang akan membuat Kamandaria menjadi kerajaan yang berjaya lagi seperti dahulu. Penobatan Candaka untuk menjadi Raja Kamandaria masih sebulan lagi, tapi jalan-jalan di seluruh sudut Kota Naga Emas dihiasi oleh bunga berwarna-warni. Ada apa gerangan? Ternyata rakyat Kamandaria tengah menyambut pesta pernikahancalon raja dan ratu mereka n
Setelah menempuh perjalanan menembus gurun di Alam Surgawi Naga Hitam ini, Candaka tiba di sebuah goa besar di samping air terjun.Belum jauh kakinya melangkah memasuki goa besar, terdengar suara yang menyambutnya."Selamat datang, Pendekar Naga Biru! Sungguh suatu kehormatan dikunjungi oleh pendekar terskenal di Kamandaria!' "Naga Hitam, aku hanya ingin bertemu denganmu!" seru Candaka sebelum Naga Hitam ini menyerangnya. dengan tiba-tiba."Ada urusan apa kamu jauh-jauh ke sin?" tanya Naga Hitam dari balik goa besar."Aku ingin mengakhiri pertikaian kita dengan cara baik-baik!" ujar Candaka."Kita tidak pernah bermusuhan, Pendekar Naga Biru! Hanya saja, kita berada di pihak yang saling bertentangan!""Aku dengar, Naga Hitam akan kembali lagi ke Kamandaria setelah meningkatkan kekuatan di Alam Surgawi ini!" Candaka masih berusaha melangkah mendekati goa."Berhenti! Cukup langkahmu sampai di situ saja, Pendekar Naga Biru!"Seruan Naga Hitam dari balik goa besar membuat langkah Candaka
Zhian memang naga yang mempunyai kemampuan khusus yang jarang sekali dimiliki naga lainnya.Tidak salah kalau Master Lu Ming berusaha mengekang kemampuan gadis ini, karenna Zhian melampaui seluruh naga untuk kemampuan naganya.Alam Surgawi milik Zhian bahkan jauh lebih besar daripada alam surgawi naga lainnya.Hal unik yang baru diketahui oleh Zhian adalah kalau Alam Surgawi miliknya bisa terhubung dengan alam surgawi lainnya."Kita bisa pergi ke alam surgawi milik naga hitam dari alam surgawi milikku! Kamu siap, Candaka?" tanya Zhian."Aku siap, Zhian!" ujar Candaka.Tubuh Zhian dan Candaka lenyap seketika dari hadapan pendekar-pendekar aliansi pembela kebenaran."Semoga saja Candaka berhasil menemukan Naga Hitam!" ujar Wu Tian."Aku harap begitu sesuai ramalan Kitab Nirvana Surgawi, kalau Candaka akan mengalahkan Naga Hitam dan menjadi Raja Kamandaria yang bijaksana!" sambung Xian Ling."Aku akan menjalin kerja sama dengan Kamandaria apabila Candaka menduduki tahta kerajaan nantinya
Candaka yang mencaari ke seluruh pelosok istana tidak menemukan keberadaan Iblis Naga Hitam."Kemana Iblis Naga Hitam ini pergi? Kenapa tidak ada seorang pendekarpun yang berhasil memergoki kaburnya Iblis Naga Hitam? Lebih baik aku kembali untuk menanyakannya kepada Arkadewi!" ujar Candaka dalam hati.Namun Candaka tidak menemukan Arkadewi.Hanya ada Kanaya yang sedang tersenyum kepadanya."Kemana perginya Arkadewi?' tanya Candaka."Dia sudah pergi, Kak Candaka! Aku membiarkannya pergi!" ujar Kanaya."Kenapa kamu biarkan pergi, Kanaya?" tanya Candaka."Arkadewi memberitahukan lokasi bersembunyinya Iblis Naga Hitam sebagai ganti dibebaskannya dirinya.""Kamu tahu tempat bersembunyi Iblis Naga Hitam?" tanya Candaka."Kata Arkadewi, Iblis Naga Hitam pergi ke Alam Surgawi! Aku tidak tahu tempat apa itu, tapi kata Arkadewi kalau Kak Candaka mengetahuinya!" ujar Kanaya."Aku pernah pergi ke sana bersama Jayanti dan Kumalasari!" Teringat Jayanti membuat hati Candaka kembali bersedih."Di ma
# Pendekar Pulau Nirvana vs Pendekar Tongkat Sakti # Gayatri alias Bai Ling alias Pendekar Tongkat Sakti memiliki hawa iblis naga hitam yang kini berusaha menguasai Alisha."Sebaiknya kamu tidak melawan, agar hawa iblis ini bisa leluasa memasuki tubuhmu! Biarkan saja hawa iblis ini menguasai tubuhmu, makakmau akan hidup abadi dan juga merasakan energi yang luar biasa!" seru Gayatri."Aku tidak sudi diperbudak iblis! Aku bukanlah dirimu, Gayatri!" sahut Alisha."Kalau kamu melawan terus, tubuhmu akan hancur oleh hawa iblis ini! Tentu bukan ini yaang diinginkan oleh Candaka!' seru Gayatri lagi."Tahu apa kamu tentang Candaka!" ujar Alisha yang masih bergelut melepaskan diri dari belenggu hawa kegelapan."Aku tahu Candaka akn meenjadikanmu sebagai salah satu istrinya! Dahulu saat mengenal Caandaka, aku tidak menyangka kalau dia akan banyak disukai oleh gadis-gadis cantik!" ujar Gayatri."Kenapa kamu berpaling dari Candaka? Bukannya Candaka sangat menyayangimu, Gayatri!" ujar Alisha."
Selangkah lagi Candaka akan sampai ke istana kerajaan tempat Iblis Naga Hitam berada.Rinjani sedang bertarung dengan Isyana untuk mengurangi penjagaan terhadap Iblis Naga Hitam.Pendekar-pendekar lainnya masih belum tiba di istana, karena masih sibuk bertarung dengan pengikut Iblis Naga Hitam."Iblis Naga Hitam, keluarlah!" seru Candaka ke dalam aula istana kerajaan."Kamu memang hebat, Candaka! Aku sudah meremehkanmu! Seharusnya kamu kulenyapkan saja dari dulu!" seru suara wanita dari dalam aula istana."Dasar wanbita berhati licik!" seru Kanaya yang memang menyimpan dendam terhadap Arkadewi yang tidak diketahui sebabnya."Kenapa Iblis Naga Hitam tidak berada di dalam aula istana ini? Kemana dia pergi?" pikir Candaka yang tidak melihat sosok yang diincar seluruh pendekar aliansi termasuk dirinya."Naga Hitam sudah pergi, Candaka! Dia tidak sebodoh itu menunggu kalian di dalam istana ini!" seru Arkadewi yang masih saja bisa berkata sombong padahal sudah diambang kekalahan besar."Kem
Candaka dan kawan-kawan meninggalkan Alisha untuk bertarung dengan Gayatri, sedangkan mereka tetap berusaha masuk ke dalam istana. Jalan sempit melingkar berakhir di sebuah aula yang cukup sempit untuk seterusnya ke jalan sempit melingkar lagi. "Jangan lari kamu, pembunuh!" teriak sebuah bayangan putih yang melesat kencang ke arah mereka, terutama ke arah Rinjani yang terkejut juga dengan serangan tiba-tiba ini. Candaka langsung menyerang dengan telapak tangannya yang mengeluarkan sinar merah yang tepat mengenai tangan penyerang Rinjani ini. Bayangan putih ini terpental oleh serangan jurus naga merah Candaka. "Kamu lebih memilih pembunuh ibuku ini daripada diriku, Candaka!" seru bayangan putih ini memperlihatkan wujudnya berupa Iblis Seribu Wajah alias Isyana Mukti. "Isyana! Asmawati tewas karena ulahnya sendiri yang hendak mencelakakan kami! Tidak ada hubungannya dengan Rinjani!" seru Candaka. "Wanita ini membunuh ibuku dengan keji, dan kamu masih membelanya, Candaka? Sampai s