Satria Wicaksono tidak tampak seperti Ki Wicaksono yang sudah tua dan buta seperti yang pertama kali Candaka temui saat dia menginjakan kakinya di Desa Kabut Hitam. Banyak perubahan yang terjadi pada diri Satria Wicaksono. Apa yang dilihat Jayanti adalah pemuda gagah yang masih sangat muda dan tampan, yang berpakaian serba putih, sedang tersenyum kepadanya.“Aku masih ingat pada dirimu Naga Merah ... atau aku bisa panggil kamu sekarang Naga Biru?” ujar Satria Wicaksono padanya.Jayanti masih bingung dan terkejut dengan apa yang dilihatnya. “Tidak mungkin yang kulihat ini adalah Satria Wicaksono yang sama seperti saat pemuda ini ke Hutan Eksotik untuk membaca buku mengenai kelemahan Iblis Naga Hitam ....”“Kenapa melamun, Naga Merah!” celetuk Satria lagi menegurnya membuat Jayanti tersadar dari lamunannya.“Kenapa kamu bisa kembali muda? Terakhir kamu sudah menjadi kakek-kakek yang disebut Ki Wicaksono!” ujar Jayanti setelah tersadar dari kagetnya.“Ki Wicaksono hanya tinggal kenangan
Satria Wicaksono sudah lama mengincar menjadi Pendekar Naga Dewa ini sejak dia masih muda dan masih suka bersenang-senang di istana kerajaan.Dia pernah mendengar tentang entitas naga pertama yang berada di semesta Bumi Karimun yang bisa meningkatkan kemampuan Anak Naga atau yang berdarah naga hingga ke batas maksimal kekuatannya.Di tengah pencariannya atas Iblis Naga Hitam, Satria menemukan sebuah Kampung Misterius yang ternyata berisi entitas ruh naga yang merupakan pencipta nenek moyang naga-naga yang ada di Bumi Karimun selama ini.Ruh Naga ini sedang menyusun kekuatan untuk mengambil alih Bumi Karimun dari manusia yang menurut mereka sudah kelewat batas dan melupakan naga yang seharusnya menjadi panutan mereka.Entitas ini tidak ingin manusia menjadi penguasa utama Bumi Karimun. Mereka ingin mengembalikan kejayaan naga saat manusia belum menghuni Bumi Karimun.Namun saat itu kemampuan Anak Naga Satria tidak memenuhi syarat untuk bersatu dengan ruh naga, sehingga dia harus memper
Kita tinggalkan dahulu Jayanti yang sedang dilema dengan keputusannya untuk membantu Satria Wicaksono atau tidak. Kita kembali ke Candaka yang sedang sibuk mengurusi masalah Naga Kematian dan hilangnya Jayanti.Candaka masih berada di Hutan Eksotik untuk bertemu Ki Nagaswera. Namun kakek naga ini menyarankan Candaka menemui Elder Wyvern di Distrik Kota Pendekar untuk masalah sihir di Kota Naga.“Kami permisi dahulu kek ...!” ujar Candaka yang pamit hendak ke Distrik Kota Pendekar.“Sama kek ... aku permisi dahulu ya!” seru Arjani dengan senyum.“Hati-hati ya ... kakek khawatir Naga Kematian sudah banyak berkeliaran di Lembah Naga selain di Kota Naga!” pesan Ki Nagaswera, "jadi tetap waspada sepanjang perjalanan!"“Aku akan mencari Jayanti kek ... jadi jangan khawatir ya!” teriak Candaka sambil berlalu.“Terima kasih cucuku ...!” teriak Ki Nagaswera, tapi Candaka sudah hilang di ujung jalan.Ki Nagaswera langsung memasang segel sihir naga untuk menutup akses Naga Kematian yang hendak m
Paviliun Lotus sekarang jauh lebih indah dari sebelumnya saat terakhir Candaka ke tempat ini. Bunga-bunga Lotus Putih dan Merah menghiasi kolam yang sudah diperbesar dengan banyaknya ikan-ikan keberuntungan di dalamnya yang berwarna-warni. Pepohonan di ujung paviliun tampak indah sekarang dengan pepohonan baru yang menggantikan pepohonan yang mati saat Candaka berlatih Jurus Pedang Elder di sini.“Sebenarnya ada keperluan apa yang membawa Nak Candaka dan Nak Arjani ke Distrik Pendekar ini?” tanya Elder Wyvern begitu mereka sudah memasuki ruangan dalam bangunan utama Paviliun Lotus.Ruangan dalam paviliun ini tidak kalah indahnya dengan keindahan paviliun ini dari luar. Selain ukiran-ukiran naga yang dilihat Candaka, juga banyak hiasan patung-patung naga yang dipajang di dalam ruangan ini, termasuk juga lukisan naga yang menambah indahnya ruangan ini.“Maafkan kami jika sudah menganggu istirahat Elder ... kami sedang menghadapi serangan Naga Anantabhoga yang mengandalkan Naga Kematian
Arjani tampak terdiam lama sejak Candaka menanyakan keputusan yang akan diambilnya. Keadaan di Kota Naga sudah sangat mendesak ... sedangkan mereka belum menemukan petunjuk sedikitpun untuk mengurung dan mengalahkan naga kematian ini.Menunggu keputusan dari pemimpin naga juga membutuhkan waktu, itu juga kalau ada keputusan yang bisa mengalahkan naga kematian, tapi jika tidak hanya membuang waktu percuma saja.Pergi ke Pulau Naga Biru juga membutuhkan waktu yang lama. Candaka harus ke Dusun Penyamun terlebih dahulu meminta pertolongan Cakrabuana menghubungi putrinya Kanaya atau meminjamkan salah satu kapal transportasinya untuk pergi ke pulau tersebut. Belum tentu juga ada Naga Super Sakti di sana yang selama ini hanya rumor dan cerita dongeng naga belaka.“Berapa lama keputusan pemimpin-pemimpin naga ini bisa kami terima Elder?” tanya Arjani.“Paling lama dua hari dari sekarang ... paling cepat besok siang sudah ada keputusannya. Tapi aku tidak tahu apakah mereka mempunyai cara untuk
Perjalanan mereka akhirnya sampai di pusat pemerintahan Distrik Pendekar ini yaitu sebuah bangunan besar yang sangat megah menjulang ke atas langit di Kota Pendekar.“Wow! Siapa yang bisa membangun sampai setinggi itu! Bahkan ujungnya juga tidak kelihatan, tertutup awan!” seru Candaka.Bangunan yang dilihat Candaka itu adalah Menara Seribu Naga Langit. Konon bangunan ini dibangun oleh Immortal yang berasal dari Klan Naga yang kesaktiannya saat itu melampaui seluruh Immortal, Kultivator, bahkan Pendekar paling sakti sekalipun. Kemungkinan besar juga kehebatannya sudah melebihi dewa.Tidak ada yang tahu asal usul Immortal ini, karena Immortal ini muncul begitu saja di Distrik Pendekar, dan membangun Menara Seribu Naga Langit ini tanpa ada yang bisa mencegahnya. Immortal ini bernama Wu Tian. Kehebatannya bukan hanya di ilmu silatnya saja, melainkan juga di bidang pengobatan, struktur bangunan, magis, serta strategi perang. Tidak mengherankan kalau banyak yang takut kepadanya, dan tidak
Candaka dan Arjani mampir ke kedai makanan dan minuman. Semua makanan dan minuman di Kota Pendekar ini gratis alias tidak perlu bayar. Mungkin semuanya sudah dibayar oleh Elder yang memimpin distrik ini atau memang kedai-kedai makanan dan minuman ini diperuntukkan khusus bagi pendatang di Kota Pendekar yang disediakan oleh pemimpin distrik ini sendiri.“Wuih! Kalau tahu begini enaknya makanan dan minuman di sini, dari dahulu saja aku ke sini!” teriak Arjani yang tampak asyik menikmati makanannya.“Tidak sembarang naga dan pendekar naga bisa masuk ke distrik ini loh! Harus ada rekomendasi dari pemimpin wilayah setempat!” jelas Candaka.“Oh begitu! Kirain bisa langsung masuk ke sini!” kata Arjani dengan santainya.“Tidak bisa! Kita tadi bisa ke sini karena aku mendapat akses dari Elder Wyvern!” ujar Candaka yang asyik dengan minumannya.“Ayo kak ... kita ke kolam air panas! Aku mau rendam sebentar biar segar badanku!” ajak Arjani.“Tumben mau ke kolam air panas ... tadi susah sekali dia
Candaka dan Arjani tidak banyak membuang waktu lagi di Paviliun Lotus, begitu mengetahui bantuan yang mereka harapkan tidak dapat mereka peroleh karena rasa tidak percaya pimpinan naga terhadap mereka.“Kita pergi ke Dusun Penyamun saja. Aku bisa saja menggunakan portal naga, tapi aku tidak pernah membawa siapapun untuk teleportasi!” ujar Candaka.“Tidak apa Kak! Kita lewat jalan biasa saja!” kata Arjani sambil berjalan terlebih dahulu menunjukkan jalan keluar dari Lembah Naga.“Naga-naga kematian itu lagi memusatkan perhatian pada Lembah Naga, jadi situasi di dunia manusia masih aman untuk sementara ini!” seru Arjani lagi.Mereka tiba di lereng sempit di depan Desa Kabut Hitam. Candaka memutuskan memasuki desa untuk sekedar ingin tahu apakah Ki Wicaksono sudah kembali ke Desa Kabut Hitam ini. Teringat olehnya pertama kali bertemu kakeknya ini di sebuah kedai makan di penginapan.“Aku ada perlu sebentar di Desa Kabut Hitam ... kamu tidak keberatan kan kalau kita mampir sebentar?” tany
Salam Pendekar Naga, Terima kasih untuk semua pembaca yang telah mengikuti kisah Candaka dari awal hingga akhir ini. Semoga kisah Candaka bisa memuaskan sahabat-sahabat readers sekalian. Mohon maaf apabila masih ada kata-kata yang salah, atau beberapa kisah yang tidak berkenan di hati pembaca. Kemungkinan kisah Pendekar Naga Biru ini akan dilanjutkan ke Season 2, tapi tidak dalam waktu dekat. Penulis lagi menyiapkan spin off Pendekar Naga Biru mengenai kisah Gandar, Wu Tian, Xian Ling, Rinjani, dan lainnya dari awal agar lebih mudah mengikuti season 2 nantinya yang kemungkinan beberapa bulan lagi baru tayang setelah keseluruhan spin off Pendekar Naga Biru ini selesai. Sekali lagi terima lkasih sebanyak-banyaknya, author sampaikan ke seluruh pembaca Pendekar Naga Biru. Berkat dukungan dan semangat kalian, kisah ini bisa diselesaikan sampai Tamat. Apabila ada yang ingin ditanyakan, bisa mengikuti penuis di ... 1G : zhu.phi F* : zhu phi Salam semuanya ... ^-^ Jakarta, 31 Okto
Alam Kehampaan.Sebuah dunia yang tipis yang berada di antara Dunia Bawah dan Dunia Tengah."Kenapa kamu tidak mencariku, Kanda Candaka?" ujar gadis cantik yang berpakaian biru gelap, yang sedang menatap pernikahan Candaka dari jauh.Iblis Naga Biru yang sekian lama menghilang akhirnya mengembalikan ingatan Jayanti, tapi tidak dengan hawa iblis yang menyelimutinya."Tunggu pembalasanku Kanda, karena telah menelantarkanku! Teganya kamu tidak mencariku dan malahan menikahi perempuan lain!" seru Jayanti yang penuh kekecewaan.Wajah Jayanti yang cantik tidak seperti dahulu lagi yang ceria dan berseri-seri.Wajah gadis ini sekarang pucat dan dipenuhi aura kegelapan yang membuatnya tampak sedikit menyeramkan.*****Alam Kesunyian.Sebuah sunia yang terletak di antara Dunia Tengah dan Dunia Atas."Naga Hitam sudah menghilang! Sudah saatnya aku menguasai Kamandaria!' seru Naga Ashura yang menguasai Alam Kesunyian.Naga Ashura sudah dalam persiapan awal mengirim Naga Immortal memata-matai Naga
Iblis Naga Hitam benar-benar memenuhi janjinya untuk tidak mengacau di Kamandaria lagi. Kehidupan di negeri ini juga sudah berlangsung normal kembali. Candaka akhirnya setuju untuk menerima takdirnya sebagai Pendekar Naga Biru dengan menjadi Raja Kamandaria. Namun Candaka belum menjatuhkan pilihan siapa yang akan menjadi Ratu di Kamandaria, karena dia sudah berjani akan memperistri Rinjani, Alisha, dan Zhian. Seluruh negeri sedang dilanda kebahagiaan karena setelah sekian lama, muncul Pendekar Naga Biru yang akan memerintah di negeri ini dengan arif dan bijaksana. Canda dielu-elukan di seluruh negeri Kamandaria karena dianggap sebagai penyelamat yang akan membuat Kamandaria menjadi kerajaan yang berjaya lagi seperti dahulu. Penobatan Candaka untuk menjadi Raja Kamandaria masih sebulan lagi, tapi jalan-jalan di seluruh sudut Kota Naga Emas dihiasi oleh bunga berwarna-warni. Ada apa gerangan? Ternyata rakyat Kamandaria tengah menyambut pesta pernikahancalon raja dan ratu mereka n
Setelah menempuh perjalanan menembus gurun di Alam Surgawi Naga Hitam ini, Candaka tiba di sebuah goa besar di samping air terjun.Belum jauh kakinya melangkah memasuki goa besar, terdengar suara yang menyambutnya."Selamat datang, Pendekar Naga Biru! Sungguh suatu kehormatan dikunjungi oleh pendekar terskenal di Kamandaria!' "Naga Hitam, aku hanya ingin bertemu denganmu!" seru Candaka sebelum Naga Hitam ini menyerangnya. dengan tiba-tiba."Ada urusan apa kamu jauh-jauh ke sin?" tanya Naga Hitam dari balik goa besar."Aku ingin mengakhiri pertikaian kita dengan cara baik-baik!" ujar Candaka."Kita tidak pernah bermusuhan, Pendekar Naga Biru! Hanya saja, kita berada di pihak yang saling bertentangan!""Aku dengar, Naga Hitam akan kembali lagi ke Kamandaria setelah meningkatkan kekuatan di Alam Surgawi ini!" Candaka masih berusaha melangkah mendekati goa."Berhenti! Cukup langkahmu sampai di situ saja, Pendekar Naga Biru!"Seruan Naga Hitam dari balik goa besar membuat langkah Candaka
Zhian memang naga yang mempunyai kemampuan khusus yang jarang sekali dimiliki naga lainnya.Tidak salah kalau Master Lu Ming berusaha mengekang kemampuan gadis ini, karenna Zhian melampaui seluruh naga untuk kemampuan naganya.Alam Surgawi milik Zhian bahkan jauh lebih besar daripada alam surgawi naga lainnya.Hal unik yang baru diketahui oleh Zhian adalah kalau Alam Surgawi miliknya bisa terhubung dengan alam surgawi lainnya."Kita bisa pergi ke alam surgawi milik naga hitam dari alam surgawi milikku! Kamu siap, Candaka?" tanya Zhian."Aku siap, Zhian!" ujar Candaka.Tubuh Zhian dan Candaka lenyap seketika dari hadapan pendekar-pendekar aliansi pembela kebenaran."Semoga saja Candaka berhasil menemukan Naga Hitam!" ujar Wu Tian."Aku harap begitu sesuai ramalan Kitab Nirvana Surgawi, kalau Candaka akan mengalahkan Naga Hitam dan menjadi Raja Kamandaria yang bijaksana!" sambung Xian Ling."Aku akan menjalin kerja sama dengan Kamandaria apabila Candaka menduduki tahta kerajaan nantinya
Candaka yang mencaari ke seluruh pelosok istana tidak menemukan keberadaan Iblis Naga Hitam."Kemana Iblis Naga Hitam ini pergi? Kenapa tidak ada seorang pendekarpun yang berhasil memergoki kaburnya Iblis Naga Hitam? Lebih baik aku kembali untuk menanyakannya kepada Arkadewi!" ujar Candaka dalam hati.Namun Candaka tidak menemukan Arkadewi.Hanya ada Kanaya yang sedang tersenyum kepadanya."Kemana perginya Arkadewi?' tanya Candaka."Dia sudah pergi, Kak Candaka! Aku membiarkannya pergi!" ujar Kanaya."Kenapa kamu biarkan pergi, Kanaya?" tanya Candaka."Arkadewi memberitahukan lokasi bersembunyinya Iblis Naga Hitam sebagai ganti dibebaskannya dirinya.""Kamu tahu tempat bersembunyi Iblis Naga Hitam?" tanya Candaka."Kata Arkadewi, Iblis Naga Hitam pergi ke Alam Surgawi! Aku tidak tahu tempat apa itu, tapi kata Arkadewi kalau Kak Candaka mengetahuinya!" ujar Kanaya."Aku pernah pergi ke sana bersama Jayanti dan Kumalasari!" Teringat Jayanti membuat hati Candaka kembali bersedih."Di ma
# Pendekar Pulau Nirvana vs Pendekar Tongkat Sakti # Gayatri alias Bai Ling alias Pendekar Tongkat Sakti memiliki hawa iblis naga hitam yang kini berusaha menguasai Alisha."Sebaiknya kamu tidak melawan, agar hawa iblis ini bisa leluasa memasuki tubuhmu! Biarkan saja hawa iblis ini menguasai tubuhmu, makakmau akan hidup abadi dan juga merasakan energi yang luar biasa!" seru Gayatri."Aku tidak sudi diperbudak iblis! Aku bukanlah dirimu, Gayatri!" sahut Alisha."Kalau kamu melawan terus, tubuhmu akan hancur oleh hawa iblis ini! Tentu bukan ini yaang diinginkan oleh Candaka!' seru Gayatri lagi."Tahu apa kamu tentang Candaka!" ujar Alisha yang masih bergelut melepaskan diri dari belenggu hawa kegelapan."Aku tahu Candaka akn meenjadikanmu sebagai salah satu istrinya! Dahulu saat mengenal Caandaka, aku tidak menyangka kalau dia akan banyak disukai oleh gadis-gadis cantik!" ujar Gayatri."Kenapa kamu berpaling dari Candaka? Bukannya Candaka sangat menyayangimu, Gayatri!" ujar Alisha."
Selangkah lagi Candaka akan sampai ke istana kerajaan tempat Iblis Naga Hitam berada.Rinjani sedang bertarung dengan Isyana untuk mengurangi penjagaan terhadap Iblis Naga Hitam.Pendekar-pendekar lainnya masih belum tiba di istana, karena masih sibuk bertarung dengan pengikut Iblis Naga Hitam."Iblis Naga Hitam, keluarlah!" seru Candaka ke dalam aula istana kerajaan."Kamu memang hebat, Candaka! Aku sudah meremehkanmu! Seharusnya kamu kulenyapkan saja dari dulu!" seru suara wanita dari dalam aula istana."Dasar wanbita berhati licik!" seru Kanaya yang memang menyimpan dendam terhadap Arkadewi yang tidak diketahui sebabnya."Kenapa Iblis Naga Hitam tidak berada di dalam aula istana ini? Kemana dia pergi?" pikir Candaka yang tidak melihat sosok yang diincar seluruh pendekar aliansi termasuk dirinya."Naga Hitam sudah pergi, Candaka! Dia tidak sebodoh itu menunggu kalian di dalam istana ini!" seru Arkadewi yang masih saja bisa berkata sombong padahal sudah diambang kekalahan besar."Kem
Candaka dan kawan-kawan meninggalkan Alisha untuk bertarung dengan Gayatri, sedangkan mereka tetap berusaha masuk ke dalam istana. Jalan sempit melingkar berakhir di sebuah aula yang cukup sempit untuk seterusnya ke jalan sempit melingkar lagi. "Jangan lari kamu, pembunuh!" teriak sebuah bayangan putih yang melesat kencang ke arah mereka, terutama ke arah Rinjani yang terkejut juga dengan serangan tiba-tiba ini. Candaka langsung menyerang dengan telapak tangannya yang mengeluarkan sinar merah yang tepat mengenai tangan penyerang Rinjani ini. Bayangan putih ini terpental oleh serangan jurus naga merah Candaka. "Kamu lebih memilih pembunuh ibuku ini daripada diriku, Candaka!" seru bayangan putih ini memperlihatkan wujudnya berupa Iblis Seribu Wajah alias Isyana Mukti. "Isyana! Asmawati tewas karena ulahnya sendiri yang hendak mencelakakan kami! Tidak ada hubungannya dengan Rinjani!" seru Candaka. "Wanita ini membunuh ibuku dengan keji, dan kamu masih membelanya, Candaka? Sampai s