Arjani yang berubah menjadi Naga Air Kuno yang merupakan spesialisasinya segera berenang ke dasar samudra ini menuju ke arah pusaran air yang akan membawanya ke Negeri Malaka.Gadis ini berusaha berkomunikasi dengan Gandar melalui telepati naga tapi belum mendapatkan jawaban dari kakaknya ini. Arjani berusaha meminta Gandar untuk membuka segel sihir yang dilakukannya sebelumnya untuk membendung Naga Kematian mengunjungi Negeri Malaka, agar dia bisa memasuki Negeri Malaka.Naga Arjani terus berenang meliuk-liuk dengan cepat menuju ke arah pusaran air. Tapi tanpa disadarinya sepasang mata sedang mengawasinya dari balik tebing karang di dasar samudra ini saat Naga Arjani ini melintas melewati tebing karang.Makhluk yang besarnya melebihi dua kali besar tubuh Naga Arjani ini terus mengikuti Naga Arjani dengan kecepatan tinggi. Makhluk ini adalah Naga berkepala tiga yang lebih dikenal dengan nama Hydra. Sebenarnya Naga Hydra hanya ada di Dunia Naga Kuno tapi entah kenapa ada satu Naga Hydr
Arjani yang berusaha mencari bantuan dari Gandar yang sekarang menjadi Penguasa Tiga Dunia di Negeri Malaka, akhirnya berhasil juga memasuki Negeri Malaka ini walaupun sebelumnya sempat beradu cepat dengan Naga Hydra atau Hydragon yang hendak menerobos masuk. Gandar melihat ke arah Arjani yang sekarang tumbuh dewasa dan bijaksana dengan cepat. Sangat berbeda dengan Arjani yang manja dan hanya mementingkan dirinya sendiri sebelumnya. Tentu saja sebagai Penguasa Tiga Dunia yaitu Dunia Naga, Dunia Pendekar, dan Dunia Demonic saat ini Gandar sangat senang melihat perkembangan diri adik perempuannya yang bisa menjadi kepercayaannya kelak untuk memimpin negeri ini selain Gentala tentunya. "Bagaimana Kak Gandar? Aku harap Kak Gandar bisa membantu kami secepatnya, karena keadaan sangat kritis bagi kapal Perompak Rajawali!" kata Arjani memohon kepada Gandar.“Iya ... pasti Kak Gandar bantu! Aku juga berhutang budi dengan Cakrabuana dan Kanaya yang sangat membantuku untuk kembali menjadi Peng
Samudra Nusantara merupakan samudra yang masuk wilayah bebas, yang artinya tidak ada satupun negeri yang memiliki kedaulatan atas samudra ini termasuk Negeri Nusantara yang berbatasan langsung dengan samudra ini.Jadi apapun yang terjadi di Samudra Nusantara ini tidak akan melibatkan negeri manapun yang turut ikut campur, termasuk pertempuran antara Perompak Rajawali dengan Perompak Tengkorak yang akan terjadi sebentar lagi.Kapal Perompak Rajawali masih melaju kencang untuk menyambut lima kapal Perompak Tengkorak yang mengejar kapal mereka sebelumnya.Kali ini Perompak Rajawali yang memutuskan tidak akan tiba pada waktunya di pusaran air samudra ini, memutuskan menghadapi langsung Perompak Tengkorak ini dengan langsung menyerangnya terlebih dahulu.Kapal Perompak tengkorak juga tampak mulai memperlambat laju kapal mereka, begitu mereka melihat kapal Perompak Rajawali malahan sekarang denga kecepatan penuh menuju ke arah mereka.Tentu saja perubahan ini membuat Perompak Tengkorak mena
Kanaya dibuat terkejut oleh selubung mantera sihir yang sekarang menutupi kapal besar pimpinan Perompak Tengkorak sehingga tidak bisa diserang lagi oleh mereka.“Bagaimana ini Kak Candaka? Strategi kita gagal total untuk menyerang kapal pemimpin mereka terlebih dahulu ... bahkan sekarang kapal besar pemimpin Perompak Tengkorak ini tidak bisa disentuh sama sekali!” ujar Kanaya.“Jangan putus asa, Kanaya ... kita serang dahulu kapal pendukungnya!” kata Candaka memberi semangat.“Pasukan meriam ... tembak beruntun empat kapal yang tidak diselubungi perisai cahaya, masing-masing satu meriam!” perintah Candaka.“Kenapa tidak kita tenggelamkan satu kapal terlebih dahulu?” tanya Kanaya.“Aku mau membuat semua pasukan di empat kapal ini semangatnya menurun karena kapal mereka rusak!” ujar Candaka, "jika semangat bertempur mereka menurun maka akan lebih mudah untuk dikalahkan!"“Bersiap menghindar ...!” teriak Kanaya saat melihat kapal musuh juga mulai menembaki meriam lagi ke arah mereka.“Pa
Kapal Perompak Tengkorak sudah tidak menyerang kapal Rajawali Sakti sama sekali. Jika Perompak Rajawali tidak menyerang kapal mereka, maka kapal Perompak Tengkorak hanya mengepung kapal Rajawali Sakti saja.Kesempatan ini digunakan Kanaya dan Candaka untuk mempersiapkan rencana yang lebih baik dan memobilasi pasukan Rajawali agar tidak luntur semangatnya.Pasukan tetap disiagakan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Tapi keputusan Kanaya tetap untuk sementara tidak menyerang kapal Perompak Tengkorak dan menunggu kemunculan Gandar saja, untuk mengurangi korban di pihak mereka.“Aku rasa kamu ada benarnya Kak Candaka!” kata Kanaya saat Perompak Rajawali dan Perompak Tengkorak dalam status diam dan tidak saling menyerang.“Maksudmu ada benarnya itu, apa Kanaya?” tanya Candaka.“Iya ... ada benarnya kalau seseorang di dalam kapal pemimpin Perompak Tengkorak itu sedang menunggu kemunculan Gandar!” ujar Kanaya.“Aku tahu kemampuan Gandar sekarang ... saat bertemu dengannya di Kota
Candaka masih mengamati pusaran air yang semakin lama semakin melebar memperlihatkan sebuah lubang yang besar dan dalam. Menurut Arjani, kapal Gandar akan muncul dari lubang pusaran air ini. Tapi pusaran air yang sudah melebar hingga semakin mendekati kapal mereka, tapi tanda-tanda kemunculan kapal dari Negeri Malaka masih belum kelihatan sama sekali. Kapal Perompak Tengkorak akhirnya tercerai berai menyingkir dari tempat mereka mengepung kapal Rajawali Sakti sebelumnya, untuk menghindari pusaran air yang makin lama makin kencang putarannya yang bisa menyeret apa saja masuk ke dalamnya, termasuk kapal di dekatnya jika tidak segera menyingkir jauh dari pusaran air ini. Kanaya langsung memerintahkan agar kapal Rajawali Sakti melaju kencang menjauh dari pusaran air kencang yang masih misterius ini. “Kamu yakin kalau pusaran air itu berasal dari kapal Gandar yang hendak ke permukaan?” tanya Kanaya yang mulai tidak yakin dengan perkataan Arjani. “Benar ...! Tapi aku juga heran kenapa k
Keputusan Kanaya yang tidak keluar dari samudra Nusantara akhirnya membawa hasil yang menggembirakan bagi Perompak Rajawali.Pusaran air yang terus ditembaki meriam dan dihujani anak panah dari kapal Perompak Tengkorak ini mulai memperlihatkan apa yang sedang berada di bawahnya.Tampak beberapa kapal yang sangat megah mulai naik ke atas permukaan mengikuti pusaran air ini.Duuumm ...! Byaaarr ...! Duaaarr ...!Kapal yang berasal dari pusaran air ini langsung menembakkan senjata andalan mereka yang membuat kapal Perompak Tengkorak hancur berantakan hanya dalam sekejab saja.Pasukan Perompak Tengkorak yang sempat melompat dari kapal yang hancur dan meledak ini, masih berada di dalam air samudra tapi tidak lama karena langsung tersedot oleh pusaran air yang masih cukup kencang ini.Sebentar saja, ketiga kapal Perompak Tengkorak ini hancur berantakan oleh tembakan meriam dari kapal megah yang berasal dari dalam pusaran air misterius, yang kemungkinan besar adalah kapal tempur dari Kerajaa
Kapal besar yang megah dengan kecepatan tinggi menuju ke arah Kapal Rajawali Sakti yang diputuskan pemimpin Perompak rajawali untuk tetap berada di tempat semula di samudra Nusantara, melihat apa yang sedang terjadi sebenarnya. Melihat laju kapal besar ini yang hendak menabrak mereka membuat Kanaya agak menyesali keputusannya ini. Arjani yang berusaha berkomunikasi dengan Gandar juga tidak menemukan adanya naga di kapal besar ini. “Wah ... gawat Kak Candaka! Kak Gandar tidak berada di dalam kapal besar megah ini!” ujar Arjani. “Lebih baik kita segera menyelamatkan diri sebelum terlambat!” “Jadi bukan Gandar yang berada di dalam kapal besar ini? Kalau bukan Gandar, lalu siapa yang memimpin ratusan kapal dan beberapa naga ini?” ujar Candaka yang makin tidak mengerti dengan kemisteriusan samudra Nusantara ini. Candaka merasa harus mengambil keputusan dengan cepat untuk menyudahi misteri di samudra Nusantara ini. Kanaya kurang bisa diharapkan dalam situasi seperti ini. Ambisi Kanaya un
Salam Pendekar Naga, Terima kasih untuk semua pembaca yang telah mengikuti kisah Candaka dari awal hingga akhir ini. Semoga kisah Candaka bisa memuaskan sahabat-sahabat readers sekalian. Mohon maaf apabila masih ada kata-kata yang salah, atau beberapa kisah yang tidak berkenan di hati pembaca. Kemungkinan kisah Pendekar Naga Biru ini akan dilanjutkan ke Season 2, tapi tidak dalam waktu dekat. Penulis lagi menyiapkan spin off Pendekar Naga Biru mengenai kisah Gandar, Wu Tian, Xian Ling, Rinjani, dan lainnya dari awal agar lebih mudah mengikuti season 2 nantinya yang kemungkinan beberapa bulan lagi baru tayang setelah keseluruhan spin off Pendekar Naga Biru ini selesai. Sekali lagi terima lkasih sebanyak-banyaknya, author sampaikan ke seluruh pembaca Pendekar Naga Biru. Berkat dukungan dan semangat kalian, kisah ini bisa diselesaikan sampai Tamat. Apabila ada yang ingin ditanyakan, bisa mengikuti penuis di ... 1G : zhu.phi F* : zhu phi Salam semuanya ... ^-^ Jakarta, 31 Okto
Alam Kehampaan.Sebuah dunia yang tipis yang berada di antara Dunia Bawah dan Dunia Tengah."Kenapa kamu tidak mencariku, Kanda Candaka?" ujar gadis cantik yang berpakaian biru gelap, yang sedang menatap pernikahan Candaka dari jauh.Iblis Naga Biru yang sekian lama menghilang akhirnya mengembalikan ingatan Jayanti, tapi tidak dengan hawa iblis yang menyelimutinya."Tunggu pembalasanku Kanda, karena telah menelantarkanku! Teganya kamu tidak mencariku dan malahan menikahi perempuan lain!" seru Jayanti yang penuh kekecewaan.Wajah Jayanti yang cantik tidak seperti dahulu lagi yang ceria dan berseri-seri.Wajah gadis ini sekarang pucat dan dipenuhi aura kegelapan yang membuatnya tampak sedikit menyeramkan.*****Alam Kesunyian.Sebuah sunia yang terletak di antara Dunia Tengah dan Dunia Atas."Naga Hitam sudah menghilang! Sudah saatnya aku menguasai Kamandaria!' seru Naga Ashura yang menguasai Alam Kesunyian.Naga Ashura sudah dalam persiapan awal mengirim Naga Immortal memata-matai Naga
Iblis Naga Hitam benar-benar memenuhi janjinya untuk tidak mengacau di Kamandaria lagi. Kehidupan di negeri ini juga sudah berlangsung normal kembali. Candaka akhirnya setuju untuk menerima takdirnya sebagai Pendekar Naga Biru dengan menjadi Raja Kamandaria. Namun Candaka belum menjatuhkan pilihan siapa yang akan menjadi Ratu di Kamandaria, karena dia sudah berjani akan memperistri Rinjani, Alisha, dan Zhian. Seluruh negeri sedang dilanda kebahagiaan karena setelah sekian lama, muncul Pendekar Naga Biru yang akan memerintah di negeri ini dengan arif dan bijaksana. Canda dielu-elukan di seluruh negeri Kamandaria karena dianggap sebagai penyelamat yang akan membuat Kamandaria menjadi kerajaan yang berjaya lagi seperti dahulu. Penobatan Candaka untuk menjadi Raja Kamandaria masih sebulan lagi, tapi jalan-jalan di seluruh sudut Kota Naga Emas dihiasi oleh bunga berwarna-warni. Ada apa gerangan? Ternyata rakyat Kamandaria tengah menyambut pesta pernikahancalon raja dan ratu mereka n
Setelah menempuh perjalanan menembus gurun di Alam Surgawi Naga Hitam ini, Candaka tiba di sebuah goa besar di samping air terjun.Belum jauh kakinya melangkah memasuki goa besar, terdengar suara yang menyambutnya."Selamat datang, Pendekar Naga Biru! Sungguh suatu kehormatan dikunjungi oleh pendekar terskenal di Kamandaria!' "Naga Hitam, aku hanya ingin bertemu denganmu!" seru Candaka sebelum Naga Hitam ini menyerangnya. dengan tiba-tiba."Ada urusan apa kamu jauh-jauh ke sin?" tanya Naga Hitam dari balik goa besar."Aku ingin mengakhiri pertikaian kita dengan cara baik-baik!" ujar Candaka."Kita tidak pernah bermusuhan, Pendekar Naga Biru! Hanya saja, kita berada di pihak yang saling bertentangan!""Aku dengar, Naga Hitam akan kembali lagi ke Kamandaria setelah meningkatkan kekuatan di Alam Surgawi ini!" Candaka masih berusaha melangkah mendekati goa."Berhenti! Cukup langkahmu sampai di situ saja, Pendekar Naga Biru!"Seruan Naga Hitam dari balik goa besar membuat langkah Candaka
Zhian memang naga yang mempunyai kemampuan khusus yang jarang sekali dimiliki naga lainnya.Tidak salah kalau Master Lu Ming berusaha mengekang kemampuan gadis ini, karenna Zhian melampaui seluruh naga untuk kemampuan naganya.Alam Surgawi milik Zhian bahkan jauh lebih besar daripada alam surgawi naga lainnya.Hal unik yang baru diketahui oleh Zhian adalah kalau Alam Surgawi miliknya bisa terhubung dengan alam surgawi lainnya."Kita bisa pergi ke alam surgawi milik naga hitam dari alam surgawi milikku! Kamu siap, Candaka?" tanya Zhian."Aku siap, Zhian!" ujar Candaka.Tubuh Zhian dan Candaka lenyap seketika dari hadapan pendekar-pendekar aliansi pembela kebenaran."Semoga saja Candaka berhasil menemukan Naga Hitam!" ujar Wu Tian."Aku harap begitu sesuai ramalan Kitab Nirvana Surgawi, kalau Candaka akan mengalahkan Naga Hitam dan menjadi Raja Kamandaria yang bijaksana!" sambung Xian Ling."Aku akan menjalin kerja sama dengan Kamandaria apabila Candaka menduduki tahta kerajaan nantinya
Candaka yang mencaari ke seluruh pelosok istana tidak menemukan keberadaan Iblis Naga Hitam."Kemana Iblis Naga Hitam ini pergi? Kenapa tidak ada seorang pendekarpun yang berhasil memergoki kaburnya Iblis Naga Hitam? Lebih baik aku kembali untuk menanyakannya kepada Arkadewi!" ujar Candaka dalam hati.Namun Candaka tidak menemukan Arkadewi.Hanya ada Kanaya yang sedang tersenyum kepadanya."Kemana perginya Arkadewi?' tanya Candaka."Dia sudah pergi, Kak Candaka! Aku membiarkannya pergi!" ujar Kanaya."Kenapa kamu biarkan pergi, Kanaya?" tanya Candaka."Arkadewi memberitahukan lokasi bersembunyinya Iblis Naga Hitam sebagai ganti dibebaskannya dirinya.""Kamu tahu tempat bersembunyi Iblis Naga Hitam?" tanya Candaka."Kata Arkadewi, Iblis Naga Hitam pergi ke Alam Surgawi! Aku tidak tahu tempat apa itu, tapi kata Arkadewi kalau Kak Candaka mengetahuinya!" ujar Kanaya."Aku pernah pergi ke sana bersama Jayanti dan Kumalasari!" Teringat Jayanti membuat hati Candaka kembali bersedih."Di ma
# Pendekar Pulau Nirvana vs Pendekar Tongkat Sakti # Gayatri alias Bai Ling alias Pendekar Tongkat Sakti memiliki hawa iblis naga hitam yang kini berusaha menguasai Alisha."Sebaiknya kamu tidak melawan, agar hawa iblis ini bisa leluasa memasuki tubuhmu! Biarkan saja hawa iblis ini menguasai tubuhmu, makakmau akan hidup abadi dan juga merasakan energi yang luar biasa!" seru Gayatri."Aku tidak sudi diperbudak iblis! Aku bukanlah dirimu, Gayatri!" sahut Alisha."Kalau kamu melawan terus, tubuhmu akan hancur oleh hawa iblis ini! Tentu bukan ini yaang diinginkan oleh Candaka!' seru Gayatri lagi."Tahu apa kamu tentang Candaka!" ujar Alisha yang masih bergelut melepaskan diri dari belenggu hawa kegelapan."Aku tahu Candaka akn meenjadikanmu sebagai salah satu istrinya! Dahulu saat mengenal Caandaka, aku tidak menyangka kalau dia akan banyak disukai oleh gadis-gadis cantik!" ujar Gayatri."Kenapa kamu berpaling dari Candaka? Bukannya Candaka sangat menyayangimu, Gayatri!" ujar Alisha."
Selangkah lagi Candaka akan sampai ke istana kerajaan tempat Iblis Naga Hitam berada.Rinjani sedang bertarung dengan Isyana untuk mengurangi penjagaan terhadap Iblis Naga Hitam.Pendekar-pendekar lainnya masih belum tiba di istana, karena masih sibuk bertarung dengan pengikut Iblis Naga Hitam."Iblis Naga Hitam, keluarlah!" seru Candaka ke dalam aula istana kerajaan."Kamu memang hebat, Candaka! Aku sudah meremehkanmu! Seharusnya kamu kulenyapkan saja dari dulu!" seru suara wanita dari dalam aula istana."Dasar wanbita berhati licik!" seru Kanaya yang memang menyimpan dendam terhadap Arkadewi yang tidak diketahui sebabnya."Kenapa Iblis Naga Hitam tidak berada di dalam aula istana ini? Kemana dia pergi?" pikir Candaka yang tidak melihat sosok yang diincar seluruh pendekar aliansi termasuk dirinya."Naga Hitam sudah pergi, Candaka! Dia tidak sebodoh itu menunggu kalian di dalam istana ini!" seru Arkadewi yang masih saja bisa berkata sombong padahal sudah diambang kekalahan besar."Kem
Candaka dan kawan-kawan meninggalkan Alisha untuk bertarung dengan Gayatri, sedangkan mereka tetap berusaha masuk ke dalam istana. Jalan sempit melingkar berakhir di sebuah aula yang cukup sempit untuk seterusnya ke jalan sempit melingkar lagi. "Jangan lari kamu, pembunuh!" teriak sebuah bayangan putih yang melesat kencang ke arah mereka, terutama ke arah Rinjani yang terkejut juga dengan serangan tiba-tiba ini. Candaka langsung menyerang dengan telapak tangannya yang mengeluarkan sinar merah yang tepat mengenai tangan penyerang Rinjani ini. Bayangan putih ini terpental oleh serangan jurus naga merah Candaka. "Kamu lebih memilih pembunuh ibuku ini daripada diriku, Candaka!" seru bayangan putih ini memperlihatkan wujudnya berupa Iblis Seribu Wajah alias Isyana Mukti. "Isyana! Asmawati tewas karena ulahnya sendiri yang hendak mencelakakan kami! Tidak ada hubungannya dengan Rinjani!" seru Candaka. "Wanita ini membunuh ibuku dengan keji, dan kamu masih membelanya, Candaka? Sampai s